Share

Bab 7

Penulis: Hazka Thika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 21:01:36

“Kamu kenapa? Sakit?” tanya Visha saat melihat wajah Ehsam yang sedikit pucat, bahkan sejak acara makan malam berlangsung.

Bibir Ehsam mengulas senyum hangat melihat ada rasa khawatir yang tersirat dari sorot mata Visha. Mata Ehsam menatap tubuh gadis itu yang sedang mengenakan piyama berbahan katun berwarna merah muda.

Ia merasa pakaian apapun yang dikenakan oleh istrinya itu pasti akan terlihat indah, serta memacarkan aura kecantikannya. Padahal saat ini Visha sama sekali tidak mengenakan riasan apapun di wajah mulusnya.

“Apa rasanya masih sakit?” Jemari lentik gadis itu menyentuh pipi kirinya dengan penuh hati-hati.

“Tidak,” jawab Ehsam meraih tangan Visha sambil mengecupnya sekilas.

Bagi Ehsam pukulan Ryu tadi siang saat di jalan itu tidak ada apa-apanya. Bahkan ia sudah terbiasa merasakan hal yang lebih dari ini. Ia bisa saja membalas apa yang dilakukan pria brengsek itu terhadapnya, tapi tidak untuk dihadapan gadis ini.

“Maaf ya gara-gara aku, kamu jadi seperti ini,” ucap Visha pelan.

Entah kalimat ini sudah berapa kali ia dengar dari mulut gadis itu. Ia dapat merasakan jika gadis cantik yang dihadapannya ini benar-benar sangat merasa bersalah, bahkan saat ia menjadi pusat perhatian dari Mama mertuanya pun, gadis itu hanya bisa menunduk sedih.

“Apa sebaiknya kita lapor polisi saja?” usul Visha kemudian yang disusul suara tawa Ehsam.

“Tidak perlu sampai seperti itu.”

“Tapi perbuatanya itu sudah termasuk tindakan kriminal dan bisa dijerat hukum, Sam.”

“Iya aku paham tapi sebaiknya nggak usah ya, lagipula dia melakukan itu juga hanya untuk meluapkan rasa kecewanya karena melihat kamu bersanding dengan pria lain.”

“Kecewa? Dia duluan yang seperti itu, coba saja kalau dia tidak melakukan hal tersebut pasti hubungan kami tidak berakhir.”

Tenggorakan Ehsam menelan salivanya sendiri yang terasa pahit, setelah mendengar sebuah pengakuan yang baru saja dilontarkan oleh gadis itu. Kenapa hatinya mendadak menjadi resah? Apa ia berhak merasakan hal ini.

Mata Ehsam menatap bibir gadis itu yang tiba-tiba langsung terkatup, bahkan gerakan tubuhnya saja menjadi salah tingkah sekarang. Ehsam jadi teringat ketika gadis itu dengan lihainya membalas ciuman yang ia berikan. Apa jangan-jangan mereka sering melakukannya?

“Em, bagaimana kalau sekarang kita tidur?” usul Visha yang mendadak mengalihkan pembicaraan. Ia benar-benar tidak enak hati sudah mengatakan hal itu, ditambah Ehsam hanya diam saja tanpa bergeming dan terus menatap dirinya.

“Duluan saja,” jawab Ehsam kemudian.

“Kamu tidak ingin tidur bersamaku?”

Dahi Ehsam berkerut mencerna pertanyaan gadis itu yang kini sedang berjalan mundur ke belakang. Namun, akhirnya ia berpikir jika Visha hanya menggodanya saja karena tidak enak hati sudah membahas tentang Ryu.

Bruk.

Kaki Visha menabrak bed sehingga ia terjatuh terlentang, bahkan piyamannya tersingkap memperlihatkan bongkahan paha yang begitu putih serta mulus miliknya.

“Aku mau cari angin di luar dulu,” pamit Ehsam yang kemudian keluar dari kamar tanpa menoleh ke arah Visha lagi.

Visha membalikkan badannya hingga terkurap, ia lalu meraih bantal yang ada di dekatnya kemudian memendamkan wajahnya di sana. Rasanya ia sangat malu sekali dengan apa yang baru saja terjadi, apalagi melihat sikap pria itu yang terlihat biasa saja.

 “Astaga, kenapa aku jadinya seperti orang yang sedang haus akan belaian dari seorang suami?” tanya Visha kesal.

Sejenak ia berpikir kenapa pria itu justru memilih keluar tanpa mengambil kesempatan emas dari kejadian ia terjatuh? Bukankah kalau pria lain sudah pasti akan langsung mengunci tubuhnya serta melepaskan apa yang ia kenakan saat ini?

“Apa jangan-jangan dia tidak normal, ya?”

Visha kembali termenung, ia jadi teringat saat mereka berciuman. Itu saja karena dirinya yang melakukannya duluan, kalau ia tidak terbawa suasana mungkin hal itu tidak akan pernah terjadi.

“Apa dia masih malu-malu?”

Visha jadi terkekeh karena sempat mendapati Ehsam yang terpatung sebentar karena melihatnya terjatuh, tapi bukankah seharusnya pria itu mengulurkan tangannya sejenak untuk membantunya duduk. Ini ia malah memilih pergi begitu saja.

“Dasar tidak punya perasaan,” umpatnya sambil cemberut.

Di sisi lain, Ehsam sedang duduk bersandar sambil memejamkan matanya di kursi taman belakang, ia sedang berusahan untuk menetralisir hawa panas yang menjalar disekujur tubuhnya ketika melihat posisi Visha yang terbaring dalam posisi pasrah.

Ia bisa saja tadi langsung menerkam tubuh gadis itu, lagipula posisinya juga sudah pas. Apalagi mereka sudah tercatat sebagai suami istri yang sah secara agama serta negara. Bukankah halal jika ia mengaulinya tadi.

“Tidak! Aku tidak boleh melakukannya, apalagi ia belum benar-benar sembuh dari patah hatinya,” pikir Ehsam menyadari.

Ia sama sekali tidak ingin menyentuh perempuan yang masih terjebak dalam masa lalunya. Meskipun dia tadi berkata ingin melaporkan pria itu ke polisi, tetapi Ehsam yakin Visha masih memiliki perasaan cinta pada mantannya itu.

Pria itu memang biadab sudah berselingkuh dengan sahabatnya Visha, namun ia yakin pasti mereka sudah melalui banyak kenangan manis. Lagipula bisa saja di kemudian hari Visha memberikan kesempatan untuk yang kedua pada mantannya itu.

“Jika semuanya terjadi bukankah itu berati aku harus mundur dan memberikan posisi ini untuk sih brengsek itu,” gumamnya pelan.

Ehsam bertekad bahwa ia tidak akan menyentuh sesuatu yang pada akhirnya tidak akan menjadi miliknya. Dengan begini ia tidak akan merasa bersalah pada siapapun.

“Belum tidur, Mas?” tegur seseorang pria berusia kurang lebih lima puluh tahun ke atas.

“Belum Pak Bayu.” Ehsam tersenyum ramah, sambil mempersilahkan kepala keamanan di keluarga Visha itu untuk duduk di sampingnya.

“Biasanya kalau masih jadi pengantin baru rasanya tidak ingin berjauhan dengan istri, walaupun hanya satu detik.”

Ehsam tersenyum mendengar kalimat tersebut yang seperti sedang menyindir kondisinya. Pak Bayu juga merupakan orang yang tahu bagaimana cerita tentang mereka bisa bertemu sampai akhirnya melangsungkan pernikahan seperti ini.

“Kalian berdua sedang tidak bertengkar, kan?” tanya Pak Bayu kemudian. Ia sudah memperhatikan Ehsam yang sedang duduk sendirian sejak satu jam yang lalu, namun tidak kunjung pergi ke kamar juga.

“Tidak kok Pak, semuanya baik-baik saja. Saya hanya ingin mencari angin sesaat di sini.”

Pak Bayu menganggukkan kepalanya, ia pikir Ehsam sedang bingung karena tekanan dari bosnya itu yang sudah ingin sekali memiliki penerus dari mereka.

“Saya harap anda sabar menghadapi putri dari majikan saya, yang sudah saya anggap seperti anak sendiri. Dia memang terlihat kuat dari luar, tapi sebenarnya sangat rapuh dari dalam.”

Pak Bayu kemudian berbagi cerita tentang bagaimana pertama kali ia mulai mengabdikan dirinya kepada keluarga ini serta menyaksikan Visha tumbuh dengan rasa kesepiannya karena sering ditinggal oleh kedua orang tuanya ke luar negeri.

 

***

 

“Apa Italia? Kalian akan honeymoon di sana?” tanya Marcel tidak percaya dengan apa yang baru saja dituturkan oleh Ehsam.

Pria itu hanya diam tanpa bergeming sambil menatap langit yang kini tertutup awan kelabu, dari kaca besar di sebuah mansion mewah di atas bukit yang dikelilingi taman luas, kolam renang infinity dan interior berlapis emas.

“Bagaimana kalau diganti saja dengan negara lain?” usul Marcel kemudian.

Kali ini Ehsam langsung menggelengkan kepalanya. Ya, sejak mertuanya bilang mereka akan honeymoon ke negara itu, Ehsam langsung menolak dengan dalih tidak ingin merepotkan sebab semuanya dibayari oleh mertuanya tersebut.

Namun hasilnya nihil, beliau tetap saja ingin dirinya dan Visha menghabiskan waktu bulan madu di sana. Bahkan, beliau juga tidak keberatan jika dirinya mengajak pria yang ada dihadapannya ini.

“Seharusnya waktu itu kamu dengarkan aku. Jadi semuanya tidak akan ribet seperti ini.”

Ehsam memijat kepalanya yang terasa berdenyut, ia juga tidak tahu kalau hasilnya akan seperti ini, siapa yang menyangka jika pada akhirnya mereka akan menikah dan beberapa hari lagi mereka akan pergi ke Italia.

“Berapa lama kalian akan berada di sana?” tanya Marcell.

“Empat pekan.”

“Che? Selama itu?” Hampir saja gelas yang berada dalam gengamannya ini merosot dari tangan.

 

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 26

    “Ka_kamu kenapa belum tidur?”Ehsam mencoba tersenyum pada Visha, ia melihat mata istrinya itu sudah sangat lelah, namun kenapa dia justrubelum tidur? Atau se benarnya sudah terlelap tapi malah terbangun olehnya. “Aku nunguuin kamu dari tadi.” Visha lalu merapatkan tubuhnya ke Ehsam. “Gimana Marcel? Dia baik-baik aja, kan?” sambungnya.Ehsam mengangguk pelan, sambil menjauhkan tanganya yang terluka agar tidak tersenggol oleh Visha yang kini memeluknya erat.“Syukurlah kalau begitu, aku lega mendengarnya.”“Iya, aku juga.”Visha tersenyum senang mendengar kabar itu dari Ehsam, sejak kepergian Ehsam untuk menemui Marcel benar-benar membuatnya sangat khawatir. Selain mencemaskan perasaan saudara suaminya yang sedang patah hati itu, Visha juga takut, kalau seandainya mereka berdua yang justru bertengkar, karena salah paham.Melihat suaminya itu kini pulang selamat tanpa ada bekas luka, sungguh membuat Visha sangat bersyukur. Tangan Visha mengusap wajah Ehsam secara perlahan, menikmati se

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 25

    Ehsam melihat Marcel yang langsung berdiri dari tempat duduknya, sambil mengepalkan tangan dengan kuat. Matanya juga dipenuhi kabut amarah yang menyala. “Sudahlah, aku tidak apa-apa.” Ehsam mencoba meredam emosi yang ada dalam diri sahabatnya itu. Ia tahu betul, bagaimana pria itu jika sudah emosi, tapi menurutnya ini bukan saatnya untuk Marcel ikut campur. Lagipula yang dia hadapi hanya bocah yang sedang bermain layaknya seorang bos besar. Sungguh bukan tandingan Marcel. Jadi, Ehsam pikir buat apa diladeni orang yang seperti itu. Sama sekali tidak ada untungnya. “Apa yang melakukannya itu pria brengsek, mantan kekasih dari istrimu?” tebak Marcel kemudian. “Bukan! Tapi orang suruhannya.”Tangan Ehsam meraih kotak obat yang ada di laci, kemudian ia pun mulai menyiramkan cairan antiseptik ke telapak tangannya sendiri. “Apa? Orang suruhan? Berani sekali dia menyuruh orang untuk melukaimu seperti ini.” Marcel kemudian membantu Ehsam mengobati lukanya, sebenarnya Ehsam menolak tapi,

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 24

    Ehsam meringis sambil memegangi perutnya yang baru saja terkena pukulan, untung saja wajahnya yang tampan itu tidak sampai mencium lantai, saat tubuhnya tersungkur. Kalau sampai hal itu terjadi, entah bagaimana ia mengatakannya pada Visha saat pulang nanti.Lagipula saat ini pikirannya benar-benar sangat kacau, karena memikirkan sahabatnya itu yang belum tahu di mana keberadaannya. Sehingga ia sama sekali tidak berpikir jika orang suruhan Ryu itu akan memukulnya.‘Sialan. Bisa-bisanya di saat seperti ini, aku malah diajak main-main dengan bocah ingusan, ck!’ pikir Ehsam, sambil berdiri.Ehsam menautkan tangan sambil membunyikan tulang di ruas-ruas jemarinya. “Aku tidak ada waktu untuk bermain sama beruang! Jadi, ayo sini kembalikan kunci mobil itu, atau kamu akan menyesal.”Pria bertubuh besar itu lantas tertawa terbahak-bahak, mendengar ucapan Ehsam yang seakan meremehkannya. Dia lalu meletakkan kunci itu di atas atap sunfroof mobilnya.“Ambil saja sendiri, itupun kalau kamu bisa m

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 23

    Setelah mengambil motornya yang Ehsam parkiran di mall untuk mengantar Visha pulang, akhirnya ia pun kembali ke mansion.Ehsam sangat khawatir dengan kondisi sahabatnya itu, sejak kejadian di restoran jepang tadi. Pikiran Ehsam semakin kalut, ketika tidak mendapati mobil pria itu di basement. Itu bertanda jika Marcel belum menginjakkan kakinya kembali, sejak ia pergi meninggalkan mansion. “Ck! Nggak aktif lagi nomornya.” Ehsam mencoba menelpon ke nomor handphone lain milik Marcel, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara benda bergetar yang terletak di dekat meja laptop, tidak jauh dari tempatnya berdiri.“Sial. Dia juga tidak membawa handphonenya yang ini lagi.” Ehsam terlihat sangat frustasi, ia benar-benar cemas dengan kondisi mental Marcel.Ehsam paham betul, pria itu pasti sangat malu sekali. Atau bahkan mungkin rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi. Ketika mengungkapkan perasaannya di hadapan orang banyak, tapi justru ditolak mentah-mentah begitu saja. Ehsam menjatuhkan

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 22

    Visha bingung, melihat Ehsam yang masih mematung, bahkan tangannya yang berada di area itu tidak bergerak. Membuatnya sedikit jengah, apa miliknya tidak sebanding dengan perempuan tadi, kah? Jujur saja melihat ada perempuan yang tiba-tiba menghampiri, serta melakukan hal yang tidak senonoh di depan mata membuat darahnya menjadi mendidih. Apalagi saat, dengan sengajanya perempuan gila itu menggesekkan bagian dadanya ke lengan suaminya ini. Rasanya ia ingin sekali menjambak, serta menendangnya dari sisi Ehsam. Namun, nyatanya ia hanya bisa terdiam melihat adegan tersebut. Tanpa melakukan apapun, tidak saat ketika ia memergoki mantannya yang sedang asik bercumbu. Di sisi lain, ia juga bersyukur jika Ehsam juga merasa tidak nyaman atas kehadiran makhluk astral itu. Ia juga melihat beberapa kali Ehsam sudah mencoba untuk menghindar dari makhluk itu. Tadinya Visha ingin melakukan hal ini ketika mereka kembali berada dalam mobil, Visha ingin Ehsam melupakan pesona dari tubuh perempuan ya

  • Identitas Rahasia Suami Driver Online    Bab 21

    Ehsam melihat kepergian Marcel dengan perasaan yang tak bisa digambarkan, tadinya ia memang sangat marah kenapa Marcel membiarkan perempuan yang bersamanya itu bisa sampai ke tempat meja. Kenapa dia tidak menjagainya dengan baik, atau bila perlu segera mengajak pergi perempuan itu dari sini. Namun, saat melihat bagaimana dia menebus kesalahannya di depan semua orang seperti tadi, bahkan sampai mempermalukan dirinya sendiri. Ia merasa jadi tidak enak hati, kobaran api yang sudah menggunung itu tiba-tiba lenyap, yang tersisa kini hanya perasaan sedih sekaligus khawatir atas Sepeninggalan pria itu dari ruangan ini.Ehsam menghela nafas dalam, tenggorokannya kini terasa pahit. Ia jadi ikut merasakan, apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu. Ia tidak tahu pasti, itu semua hanya sandiwara semata yang dibuat oleh Marcel, agar rencana mereka tidak ketahuan oleh Visha dan Clarie. Atau memang sebuah pengungkapan, untuk semua perasaan yang terpendam selama ini.Jika semua hanya rekayasa, agar d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status