Home / Romansa / Ikatan Yang Ditakdirkan / 8. Pria Yang Takut Pada Wanita

Share

8. Pria Yang Takut Pada Wanita

Author: Happy_autunm
last update Huling Na-update: 2021-06-08 18:38:56

"Bagaimana pun situasi saya tidak sama dengan seseorang yang tidak terbiasa berjalan kaki. Seseorang yang tidak terbiasa berjalan kaki itu hanya memikirkan aktivitas itu melelahkan, tapi situasi saya berbeda. Pikiran buruk saya terbentuk karena pengalaman masa lalu saya"

Mendengar penuturan Zayyad. Malazi mau tidak mau menganggukkan kepalanya setuju.

"Tapi bagaimana pun juga pada akhirnya anda butuh pembuktian untuk menyangkal pikiran buruk anda terhadap wanita"

Dan konsultasi mereka pun berakhir sampai disitu.

Zayyad kembali ke villa tempatnya tinggal. Hanya untuk melihat dua wanita asing sudah berada di dalam sana bersama kakeknya.

"Zayyad, mulai hari ini mereka akan tinggal di villa mu"

Zayyad hanya membalas perkataan kakeknya dengan mengangguk. Sedangkan Alina membantu neneknya beristirahat di kamar yang sudah di siapkan.

Alina sangat bersyukur dengan fakta penyakit neneknya masih dalam tahap stadium awal. Jadi kemungkinan untuk di sembuhkan masih sangat besar.

"Alin" Panggil neneknya.

"Ya?" Setelah membantu neneknya berbaring. Alina menarik selimut untuk menutupi tubuh neneknya.

"Alin memutuskan untuk menikah bukan karena-"

Pergerakan Alina terhenti sesaat. Mengangkat kepalanya, ia menatap neneknya sambil tersenyum lembut.

"Penyakit nenek?"

Wanita tua itu mengangguk samar. Ia merasa menyesal karena terlambat memberi tahu dokter untuk merahasiakan penyakitnya.

Pada akhirnya, Alina mengetahui penyakitnya.

"Jelas tidak!" Alina merapikan letak selimut pada tubuh neneknya. Kemudian ia duduk di pinggir kasur. "Ini murni karena kemauan Alin" Jelas ia berbohong.

"Nenek tau Alin bohong" Cucunya yang keras kepala, memilih untuk merubah keputusannya. Jelas itu seperti melihat teratai tumbuh di darat.

"Bukannya nenek sangat menginginkan Alin menikah, tapi kenapa sekarang nenek mempermasalahkan hal kecil seperti ini" Saat ini ia sudah menikah. Tidak peduli alasannya apa. Bukankah yang terpenting ia sudah memenuhi keinginan neneknya?

"Nenek tidak mau Alin menikah hanya untuk membuat nenek senang" Wanita tua itu menghela nafas berat. Mata tuanya terlihat muram dan merasa bersalah.

"Nenek.. bukannya Alin sudah bilang tadi, kalau bukan karena yang nenek jodohkan itu tampan, mana mau Alin menerimanya"

"Benarkah?"

"Apa perlu aku memanggil Maya untuk mengingatkan nenek?" Ia mengatakan itu tepat di depan Maya.

"Syukurlah kalau begitu" Wanita tua itu mengulas senyum samar. Walau ia masih sangat yakin, cucunya berbohong.

"Jadi sekarang nenek istirahat, tidak perlu memikirkan hal itu lagi. Bukankah yang terpenting perawan tua ini akhirnya menikah?"

"Ha..ha.." Mendengar lelucon itu, Erina tak sanggup menahan tawa.

"Akhirnya Alin menyadari itu?"

"Sebenarnya hal seperti itu tejadi di masa nenek! tapi di masa sekarang, umur seperti ku ini masih terbilang muda untuk menikah"

Erina yang mendengar itu, terperangah. "Muda katamu?" Memasuki kepala tiga masih tergolong muda untuk menikah? Cucunya ini Ingin membodohi nya?

"Em!"

"Itu Alin saja yang berpikir begitu"

"Tidak! Banyak diluar sana yang memiliki pemikiran yang sama seperti Alin"

"Syukurlah aku mendesak mu menikah, jika tidak mungkin kau akan hidup menjadi perawan tua"

'Memang pada awalnya aku ingin begitu!'

"Kalau begitu Alin tinggal dulu, nenek istirahat lah!"

Setelah meninggalkan kamar neneknya. Ia pergi ke ruang tamu. Tanpa sengaja menemukan Irsyad dan Zayyad yang tampak sedang terlibat percakapan serius.

Diam-diam Alina memutuskan untuk bersembunyi di balik dinding. Memasang pendengarannya baik-baik untuk menguping.

"Kakek kenapa kau melakukan ini? Kau tau jelas kalau aku gynophobic"

"Kau mau sampai kapan terus takut seperti itu? Kau hanya perlu berpikir lebih realistis, tidak semua wanita buruk seperti mereka"

"Kakek tidak di posisi ku, mudah bagi kakek untuk mengatakannya"

"Kakek melakukan ini karena sayang padamu. Kakek sangat berharap pernikahan ini dapat memulihkan pikiran negatif kamu terhadap wanita. Kamu hanya perlu beradaptasi dengan itu sedikit demi sedikit"

"Tapi kek-"

"Zayyad yang sekarang kamu butuhkan adalah pembuktian, bahwa wanita tidak semuanya buruk seperti masa lalu kamu. Ku dengar dari Erina, gadis itu juga tidak jauh berbeda dengan mu"

"Maksud kakek?"

"Kalian berdua sama-sama tumbuh dengan masa lalu yang buruk terhadap lawan jenis. Bedanya Alina merespon semua pengalaman buruk itu menjadi kebencian dan kamu merespon nya dengan rasa takut"

Kebencian? Zayyad terdiam beberapa saat merenungi hal itu.

"Apakah Alina seorang misandris?"

"Itu kakek tidak tahu pasti! Tapi satu hal yang ingin ku katakan padamu. Kalian berdua sedikit tidak jauh berbeda"

Setelahnya Irsyad pergi meninggalkan vila kediaman Zayyad untuk kembali kerumahnya sendiri.

Alina mematung di tempat setelah mendengar pembicaraan mereka. Otaknya sedikit lambat memproses apa yang baru saja ia dengar.

Gynophobic?

Zayyad baru saja berbalik hanya untuk bertemu pandang dengan Alina yang sedang berdiri di samping tembok pembatas ruang tamu.

'Apakah Alina sudah mendengar percakapannya tadi dengan kakek?'

"Ekhem" Zayyad berdeham.

Alina tersentak dari pikirannya. Matanya terus jatuh pada pria yang berjarak beberapa langkah di depannya.

Itu adalah jarak yang terbilang jauh untuk status suami istri seperti mereka.

Alina tidak akan pernah menyangka pada akhirnya ia sudah menikah dengan pria asing yang bahkan baru di kenalnya beberapa hari belakangan ini.

Dan sepanjang hidupnya, ini adalah interaksi terlama yang pernah ia miliki dengan seorang pria.

"Jika kau mendengarnya, ku harap kau dapat menyimpannya untuk dirimu sendiri"

Zayyad menatap beberapa saat pada Alina, mata coklatnya yang terasing menyiratkan secara halus 'tolong untuk tidak memberitahu pada orang lain'.

Setelahnya Zayyad pergi menaiki anak tangga menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Alina memperoleh lagi kesadarannya, melihat Zayyad yang sudah pergi. Ia pun bergegas pergi ke kamar yang sudah di atur untuk nya di tempat besar ini.

Kamar itu dua kali lipat lebih luas dari kamar miliknya. Menjatuhkan dirinya ke atas ranjang, itu sangat empuk dengan seprai yang sangat halus.

Sambil berbaring memeluk guling, Alina menelpon Maya.

"Assalamu'alaikum may"

"Katamu pria itu adalah seorang gay? rumor apa lagi yang kau tau selain itu?"

"Tidak masalah, katakan saja!"

"Jadi rumor mengatakan bahwa ia memiliki hubungan khusus dengan asisten pribadinya itulah kenapa ia dikabarkan 'gay'?"

"Takut pada wanita?"

"Baiklah, terimakasih Maya untuk infonya"

"Kau tenang saja! Aku hanya sedikit ingin tau"

"Assalamu'alaikum"

Panggilan berakhir.

Alina segera mencari beberapa informasi tentang Zayyad di internet hanya menemukan rentetan berita utama tentang pernikahan sederhana mereka yang baru saja di lakukan di bangsal rumah sakit.

Sedangkan rumor tentang Zayyad seorang gay sepertinya sudah tidak ada lagi. Apa mungkin semua berita itu di hapus?

Alina ingat kata gynophobic dari mulut Zayyad tadi. Dan ia merasa awam dengan kata itu segera mencari maknanya.

Dan ternyata itu adalah istilah ketakutan seorang pria terhadap wanita.

Alina tercengang!

Jadi rumor yang di ceritakan Maya padanya tidak sepenuhnya salah? Dan apakah pria itu sungguh seorang gay?

Setelah kedua poin itu di gabung, ternyata hasilnya cukup logis. Seorang pria dewasa yang memiliki ketakutan terhadap wanita. Jelas tidak akan memiliki hubungan yang normal pada umumnya. Ini besar kemungkinannya pria itu menjalin hubungan sesama pria hingga menjadi gay.

Dan poin terpenting, dia takut wanita?

Mengetahui fakta itu, Alina tersenyum picik. Mungkin pernikahan ini tidak terlalu membosankan bukan?

Bukankah ini adalah kesempatan nya untuk membalaskan dendam dan benci nya terhadap pria?

'Zayyad! Salahkan dirimu karena bersedia menikahi ku'

___

Pada malam hari, beberapa koki datang ke vila kediaman Zayyad untuk memasak makanan malam. Mereka semua adalah pria.

Ini adalah kali pertama Zayyad mendatang kan beberapa koki ke villanya. Sebelumnya ia hanya memasak makanan sendiri jika ia makan di kediaman nya.

Tapi karena vila ini sudah memiliki dua orang pendatang baru. Ia pun segera menyuruh Bakri untuk mengirimkan beberapa koki handal untuk memasak malam ini untuk kediamannya.

Setelahnya mereka semua pergi meninggalkan meja makan besar dengan deretan makanan yang melimpah.

Alina baru saja membawa neneknya keruang makan, sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Apakah orang kaya selalu memiliki hidangan seperti ini di setiap harinya?

"Aku sudah menyuruh beberapa koki untuk memasak makanan sehat untuk nenekmu dan beberapa makanan kesukaan mu"

Kata Zayyad yang baru saja kembali ke ruang makan setelah memberi upah kepada koki-koki yang sudah pulang. Ia berbicara tapi matanya terus memperhatikan ponselnya.

"Kau tau makanan kesukaan ku?"

Alina tidak akan pernah menduga Zayyad sungguh memperlakukan mereka dengan baik. Bukankah pria itu tidak senang dengan keberadaan mereka di rumah ini?

Dan pria itu juga menyiapkan beberapa makanan kesukaannya, darimana pria itu mengetahui nya?

"Kakek yang memberitahu ku" Jawab Zayyad, matanya masih fokus ke layar ponsel.

Erina yang mendengarnya hanya tersenyum pelan. Ia memang sudah memberitahu Irsyad apa makanan kesukaan Alina.

Alina yang melirik sekilas pada neneknya yang tersenyum, diam-diam mengerti. Tuan Irsyad pasti mengetahui nya dari nenek.

"Kalian makanlah! Aku sudah kenyang" Memasukkan ponselnya ke saku celana, Zayyad sudah siap pergi.

Alina segera berlari memeluk pria itu dari belakang.

"Terimakasih!" Kata Alina sangat lembut. Nafasnya yang hangat berhembus mengenai punggung Zayyad.

Zayyad mematung di tempat.

"Sepanjang hidup ini, tidak ada pria yang memperlakukan ku sebaik ini"

Erina yang melihat tindakan cucunya yang begitu tiba-tiba sangat merasa terkejut. Dan ketika mendengar kata setelah nya, diam-diam ia merasa terharu.

Mata tuanya pun berkaca-kaca. Akhirnya cucunya sungguh dapat menerima seorang pria dalam kehidupan ini.

"Ugh" Zayyad dengan cepat menutup mulutnya.

Dia merasakan ada gejolak asam dalam perutnya yang naik. Sedangkan sekujur tubuhnya sudah berkeringat dingin. Diam-diam Zayyad berusaha keras mempertahankan tubuhnya untuk tidak bergetar.

Tangannya pun bergegas meleraikan kedua tangan Alina yang melilit perutnya. Setelahnya ia langsung berlari pergi meninggalkan ruang makan.

Alina menundukkan wajahnya. Ia diam-diam tersenyum puas.

___

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 2

    Setelah makan siang, Zayyad mau tak mau harus bergegas ke perusahaan karena urusan mendesak. Alina yang tiduran santai di kamar, masih merasa penasaran sebenarnya apakah ada yang spesial dengan hari itu.Baru saja Alina membuka ponselnya dan sebuah notifikasi muncul. Tidak lain itu adalah pengingat anniversary pernikahannya dengan Zayyad yang ke enam."Ah, jadi hari ini anniversary pernikahan kami yang ke enam" Tanpa sadar mata Alina berkaca-kaca. Masih teringat dulu tekadnya yang akan segera bercerai dengan Zayyad setelah semuanya usai. Tapi tak mengira jalan takdir begitu indah, membuat hatinya luluh dan memutuskan untuk mempertahankan ikatan sucinya dengan Zayyad."Kira-kira aku beri kejutan apa ya?"Tepat di malam harinya. Alina mendapat telfon dari Maya. Seperti tebakannya, si kembar sedang nangis-nangis menolak pulang dan merengek minta menginap di rumah Maya. Kebetulan besok adalah akhir pekan, mereka tidak ke sekolah, akhirnya Alina memberi izin, "Janji gak buat repot aunty Ma

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 1

    Alina duduk santai di atas sofa setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Ferdi yang hanya fokus mengurusi hal-hal di luar vila, sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pulang lebih awal. Sebelum itu Ferdi pamit pada Alina dan tentunya Alina tidak lagi judes seperti dulu. Perubahan sikap Alina itu membuat Ferdi sangat bersyukur.Alina melipat kedua kakinya di atas sofa dan memegang semangkuk buah strawberry di tangan. Menyalakan televisi, Alina menonton acara gosip pagi yang membosankan sambil mengemil strawberry segar kedalam mulutnya.Begitulah keseharian yang Alina jalani jika seorang diri di rumah. Zayyad pergi ke perusahaan dan anak-anak ke sekolah. Hanya Alina seorang yang berdiam diri di rumah. Tentunya hal itu tidak lagi membosankan, karena Alina sudah cukup terbiasa menjalani hari-hari panjangnya sebagai ibu rumah tangga."Sayang, aku pulang"Alina terkejut. Mendapati seseorang berbisik halus di telinganya dan kedua tangan besar yang memijat lembut pundaknya. Dengan strawberry di a

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Catatan Sifaaz

    Dear, My loyal readers..❤️ Sebelumnya saya ingin berterima kasih sekali untuk kalian semua yang sudah mengikuti kisah cinta sederhana Alina dan Zayyad yang tentu saja fiktif, tapi saya berharap kisah ini dapat menjadi sedikit menginspiratif. Novel yang terdiri dari dua ratusan chapter lebih ini, pernah membuat saya beberapa kali ragu dan pesimis dalam menyelesaikannya. Saya merasa cerita ini berubah menjadi membosankan dan alurnya terasa tidak lagi menarik. Terkadang saya berpikir, "Siapa yang akan membaca karangan membosankan ini?" Tapi melihat vote-an dan membaca beberapa komentar kalian yang saya temui di beberapa akhir chapter, rasanya saya seperti baru saja menemukan oasis di padang pasir. Seketika semangat saya bangkit dan saya berpikir— saya harus segera menamatkan kisah ini dan jangan sampai membuat para pembaca setia saya kecewa. Jujur, dukungan dan komentar positif kalian, sangat berperan besar dalam proses saya menamatkan cerita yang penuh

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Epilog

    Kini Alina hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Tidak pernah terduga, semua itu bermula dari perjodohan yang diatur neneknya. Alina yang bertekad kuat untuk tidak menikah, akhirnya terikat dalam ikatan sakral pernikahan dengan seorang pria asing. Alina yang berpikir untuk bercerai setelah semuanya usai, tapi takdir malah membuatnya terjerat dengan Zayyad.Segalanya berawal dari paket bulan madu dan hotel. Disinilah tragedi bermula atau lebih tepatnya sekarang Alina berpikir— puncak dari rezeki tak ternilai harganya lahir di dunia ini. Yang tak lain 'si kembar'. Kado terindah dalam hidup Alina. Yang membuat Alina tak ragu untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Zayyad, ayahnya si kembar.Lima tahun berlalu sudah. Vila Zayyad tidak lagi hening dengan keberadaan dua buah hati mereka. Zayyad yang sudah lama tak bekerja, memutuskan untuk kembali ke perusahaan demi menjadi sosok panutan ayah yang baik untuk putra putri mereka. Sedang Alina memutuskan untuk m

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   208. Menziarahi Kuburan

    Sekitar dua hari Alina terbaring di rumah sakit, Alina yang sudah tak tahan lagi membujuk Zayyad untuk segera membawanya pulang. Jikapun harus beristirahat, ia ingin merehatkan tubuhnya di rumah. Zayyad mengkonfirmasi ke dokter, apakah Alina dan anak mereka sudah bisa dibawa pulang. Setelah memperoleh izin dari dokter, mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Maya turut membantu membereskan barang-barang. Di mobil, Alina duduk menggendong bayi perempuannya dan dan bayi laki-lakinya digendong Maya yang duduk di belakang. "Apa menurut mu kita perlu menyewa jasa babysitter?" Alina menoleh kearah Zayyad yang fokus mengemudi. Ini adalah pertama kalinya bagi Alina. Tapi tidak taunya sudah dapat dua saja. Alina takut akan linglung kebingungan merawat si kembar seorang diri nanti. "Tidak perlu. Kita kan sama-sama gak bekerja. Jadi menurutku, kita berdua saja sudah cukup" "Kamu yakin?" "Em" "Janji ya nanti mau ikut repot sama aku?" "Janji"

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   207. Kejutan Paling Indah

    Di sinilah aku terbaring sekarang. Di atas ranjang rumah sakit, di mana aku berjuang keras melahirkan makhluk kecil yang sudah ku kandung sembilan bulan lamanya. Rasanya seluruh saraf dalam tubuhku seperti akan putus, tenaga ku seakan habis. Perasaan itu begitu baru bagiku dan terasa cukup nyata. Berada antara hidup dan mati demi memperjuangkan makhluk hidup baru. Detik itu aku terpikir, apakah seperti ini yang ibu rasakan dulu ketika melahirkan ku? Aku meremas kain seprai ranjang rumah sakit, mengigit bibir bawah ku dan kembali mengejan. Hingga entah kapan seorang pria datang menyingkap tirai dan bergegas masuk. Sesaat aku melirik siapa yang datang. Itu tak lain adalah sosok tubuh dari pemilik mata coklat bening yang paling menawan yang pernah ku temui— Zayyad. Seketika bola mata hitam ku bergetar pedih. Aku tak mengerti kenapa, serasa dunia ku berhenti berputar hingga beberapa detik. Aku melihatnya datang padaku. Meraih tangan ku dan menggenggamnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status