Share

Bab 2. Kesal

Dani akhirnya memutuskan untuk pergi bersama dengan Marisa. Karena Marisa terus saja merajut dan tidak mau di tinggalkan olehnya.

Sepanjang kegiatan berbelanja, hati Dani amat kalut. Dia terus memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Diana sebelum meninggalkan tempat parkiran. 

Marisa tahu kalau Dani saat ini sedang memikirkan soal Diana, tetapi Marisa tidak peduli dengan itu semua baginya yang penting Dani saat ini bersamanya.

Marisa ingin Dani hanya menjadi miliknya saja. Tanpa sepengetahuan Diana, Dani dan Marisa ternyata sudah menikah siri dengan disaksikan oleh ibu mertuanya. Selepas masa iddahnya selesai beberapa waktu yang lalu.

"Mas, Kamu kenapa sih melamun terus dari tadi? Aku juga istri kamu, Mas! Andien itu juga anak kandungmu. Pantas kalau kamu mengutamakan dia. Andien itu anak pertama kamu, Mas! Jadi kamu tidak boleh berat sebelah begitu. Selama bertahun-tahun Raisa menerima semua cinta yang begitu besar darimu. Sementara Andien? Dia harus selalu menanggung kebencian dari Mahesa karena dia tahu kalau Andien bukan anak kandungnya. Mas, kamu harus tahu tahun-tahun yang kami lewati setelah kepergianmu dulu untuk melanjutkan kuliah S2 kamu. Saat itu aku sedang hamil anak kamu. Mahesa yang memang sejak dulu sudah mencintaiku. Dia merelakan diri untuk menikahiku. Tetapi, pada akhirnya dia menyerah setelah mengetahui bahwa anak itu milikmu. Mas, apa kau tahu, siapa yang sudah membunuh Mahesa?" tanya Marisa sambil menatap tajam ke arah Dani yang terkesiap mendengar pertanyaannya yang terdengar aneh sekali.

Dani memegang tangan Marisa yang ada di pangkuannya. "Apa maksud kamu kalau Mahesa kamu yang membunuh?" tanya Dani seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Marisa.

Marisa tersenyum sambil membingkai wajah Dani yang terlihat begitu khawatir dan bingung.

"Mas, kamu sudah kembali ke Indonesia. Aku sudah tidak sabar untuk menjadi istrimu. Jadi, Aku sengaja mengatur kecelakaan itu untuk membuat Mahesa segera menghadap Tuhan. Agar aku bisa menjadi istrimu tanpa hambatan!" Dani benar-benar tidak mengira kalau wanita yang telah membiusnya dalam cinta ternyata begitu keji dan kejam.

Dani meraup wajahnya dengan kasar karena sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Marisa terhadap adiknya satu-satunya.

"Kenapa kamu tega sekali melakukan kejahatan seperti itu? Bukankah selama ini kita juga masih bebas bertemu dan berhubungan tanpa ada yang mengganggu? Kenapa, Marisa?" tanya Dani yang sangat sedih sekali hatinya.

Marisa meletakkan wajahnya di dalam pelukan Dani. "Aku ingin menjadi istrimu, Mas! Aku tidak rela terus menjadi selingkuhanmu di belakang Mahesa maupun istrimu. Aku juga ingin agar Andien mengetahui bahwa kau adalah Ayah kandungnya." Dani benar-benar frustasi mendengar apa yang dikatakan oleh Marissa.

Bagaimanapun juga Dani mencintai Diana dan dia tidak ingin kehilangan wanita itu hanya untuk bisa merungkuh seorang Marisa yang dulu pernah menjadi masa lalunya.

"Aku mohon jangan melakukan hal yang lebih gila lagi hanya untuk kebahagiaanmu sendiri. Jangan pernah mengungkapkan fakta bahwa Andien adalah anak kandungku sendiri. Aku takut Mama akan jantungan kalau mengetahui semua itu." Dani sebenarnya hanya berdusta mengatakan tentang kesehatan ibunya.

Dani hanya takut kalau sampai Diana meninggalkannya dan dia kehilangan Raisa yang juga dia sayangi seperti dia sayang pada Andien. Anak yang terlahir karena nafsu di masa mudanya dahulu.

"Tidak mau! Aku tetap akan memberi tahu Mba Diana soal Andien. Dia harus tahu semuanya. Supaya dia tidak terus-terusan cemburu ketika kamu lebih mengutamakan Andien daripada Raisa. Dia juga harus mengetahui tentang pernikahan kita." Dani menatap tajam kepada Marisa yang selalu saja melakukan segala sesuatu seenaknya tanpa izin darinya.

Dani sekarang menepikan mobil di pinggir jalan yang sepi. Selama beberapa menit Dani hanya diam dan tidak mengatakan apapun. 

"Kalau kamu menghargaiku sebagai suamimu dan menghargai masa lalu maupun masa depan di antara kita, aku mohon dengan sangat. Kamu tetap rahasiakan tentang Andien dan juga status pernikahan kita dari Diana. Aku belum siap untuk kehilangan Diana maupun Raisa dalam hidupku!" Dani akhirnya mengatakan apa yang ingin dia katakan kepada Marisa yang langsung mendengus kesal.

Marissa hanya melirik sekilas kepada Dani yang sejak tadi memohon kepadanya untuk mengikuti apa yang dia katakan.

"Mengertilah posisiku. Nanti ada masanya aku akan mengatakan kepada Diana tentang posisimu sebagai istri keduaku. Tapi bukan sekarang. Aku mohon, mengertilah!" Dani benar-benar sudah putus asa untuk meyakinkan Marisa yang selalu keras kepala.

"Kalau kamu tetap melakukan apa yang mau kau katakan, jangan salahkan aku kalau aku lebih memilih Diana dan Raisa, lalu aku juga akan menceraikanmu. Aku pasti akan meninggalkan Andien juga." Marisa tentu saja terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dani yang lebih seperti ancaman baginya.

Marisa terdiam. 'Tampaknya aku tidak bisa memaksakan apapun yang kuinginkan saat ini kepada Mas Dani. Baiklah, aku mundur bukan karena kalah. Mba Diana, Kamu mungkin berpikir bahwa kamu akan menang untuk melawanku. Tapi, aku akan memastikan bahwa Mas Dani akan menjadi milikku seutuhnya!' batin Marisa sambil tersenyum licik.

Dani masih menatap ke luar jendela. "Baiklah, sayangku. Aku janji padamu, aku tidak akan membocorkan hubungan kita berdua kepada mbak Diana. Tapi, Mas harus janji kalau besok akan merayakan ulang tahun Andien. Gimana?" tanya Marisa yang mulai menabur racun di hati Dani yang sontak terkejut mendengar permintaan Marisa yang lagi-lagi selalu egois.

Dani meraup wajahnya dengan kasar. Dia benar-benar tidak pernah menyangka kalau Marissa memang sangat perhitungan dalam segala hal. Dia mati kutu di buatnya.

'Baiklah untuk yang terakhir aku akan melakukan ini, dari pada Marisa menghancurkan rumah tanggaku bersama Diana dengan mengakui hubungan kami berdua. Baiklah, Dani! Bertahanlah sedikit lagi.  Semua ini akan berakhir setelah Marissa berhasil aku pindahkan tugas ke luar kota. Kami akan berpisah dan kehidupanku akan kembali normal seperti dulu. Aku bisa mengajukan pindah ke luar negeri bersama dengan Diana dan Raisa setelah itu.' batin Dani.

Dani tidak mengetahui kalau Marisa adalah seorang wanita yang sangat licik dan mempunyai banyak rencana jahat untuk menghancurkan rumah tangganya bersama  Diana. Marisa tidak pernah rela berbagi Dani bersama wanita yang sejak dulu selalu membuat dia jengkel dan kesal.

Sejak SMA, Marisa selalu menganggap Diana sebagai saingannya. Padahal Diana saja tidak ingat tentang Marisa di masa lalu yang pernah menjadi teman satu kelasnya. 

Marisa ternyata anak penjaga sekolah tempat Diana menimba ilmu. Dahulu, Marisa selalu menjadi bahan bully dan olok-olokkan teman-temannya karena merupakan anak beasiswa karena sang ayah yang bekerja di sekolah itu.

Biasanya Diana yang selalu menolong Marisa dari teman-teman kayanya yang hobi menghina Marisa yang di anggap miskin. Tetapi Marisa tidak pernah merasa berterima kasih dengan apa yang dilakukan oleh Diana kepada dirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status