Share

Bab 3. Keterlaluan

Diana saat ini masih di sibukkan dengan pesta ulang tahun Raisa. Diana sejak tadi terus melihat jam yang ada di dinding.

Acara pesta ulang tahun Raisa sebentar lagi akan dimulai. Teman-teman Raisa dari TK bahkan sudah banyak yang berdatangan. Mereka akan memulai acara karena sedang menunggu Dani yang katanya akan datang.

Tetapi sampai jam 15.00 Dani masih juga belum menampakkan batang hidungnya di rumah mereka. Diana mulai kehabisan kesabaran dengan kelakuan suaminya.

Saat Diana mencari ponselnya dan hendak menghubungi suaminya terlihat ada beberapa pesan dari Marissa.

"Mba, aku pinjam suamimu dulu ya, karena Andien terus menangis ketika Mas Dani meminta untuk pulang. Maaf ya, Mba!" pesan dari Marisa yang disertai dengan video dan foto saat pelaksanaan acara pesta ulang tahun untuk Andien di rumah ibu mertuanya.

Diana merasa geram sekali dengan kelakuan suaminya yang tampaknya benar-benar sudah tidak memperdulikan lagi mereka berdua.

"Ambil saja!" setelah mengetikkan pesan itu kepada Marisa, Diana memilih untuk memblokir nomor Marisa.

"Aku memblokir wanita tak tahu malu itu demi kewarasan otakku dan kesehatan mentalku. Wanita gila itu, sepertinya dia sengaja melakukan semua ini untuk memecah hubunganku bersama Mas Dani." Diana akhirnya memilih untuk meletakkan ponselnya dan kembali bergabung dengan Raisa.

Diana berusaha untuk bersikap santai di hadapan Raisa yang sejak tadi terus bolak-balik mencari keberadaan Dani.

"Mah, kenapa Papa sudah jam segini belum juga pulang? Bukankah satu minggu yang lalu Papa sudah menjanjikan kalau dia akan bersama dengan kita untuk merayakan ulan tahun aku?" tanya Raisa dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Diana langsung memeluk putrinya dan membawanya ke ruang tamu, tempat pesta masih berlangsung di sana. Setelah dia menghapus air mata dari pipinya. Bagaimana pun juga Diana tidak ingin kalau orang lain sampai mengetahui masalah keluarga nya.

"Papa masih ada pekerjaan di kantor. Kita mulai saja acara ulang tahun Raisa tanpa Papa. Ok?" tanya Diana yang berusaha tetap bersikap manis kepada putrinya yang masih sedih.

Raisa mengetahui kalau Ayahnya saat ini pasti sedang bersama dengan Andien dan juga Marissa. " Papa pasti saat ini sedang bersama dengan Andien. Tadi Andien mengirim video ulang tahunnya ke nomor Raisa. Papa ada di sana bersama nenek. Mah, apakah Raisa bukan anak papa? Kenapa Papa jauh lebih menyayangi Andien dari pada aku?" tanya Raisa dengan suara pilu dan sedih.

Hati Diana tentu saja terluka karena anaknya yang masih kecil harus mengalami nasib seperti itu. Perasaan tidak disayangi oleh orang yang kita cintai adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.

'Awas kamu Andien! Kamu begitu berani sudah mengusik anakku. Aku gak akan pernah membiarkan kamu dan ibumu yang gatel itu bisa menguasai Mas Dani. Lihat saja pembalasan dariku!' batin Diana murka.

Bagi Diana, Dani adalah cinta pertamanya. Dulu, saat mereka berdua masih berada di luar negeri. Dani dan Diana sangat dekat dan selalu menghabiskan waktu weekend bersama.

Mereka saling menyayangi satu sama lain. Semua berubah setelah mereka kembali ke Indonesia dan Mahesa meninggal secara tiba-tiba karena kecelakaan fatal.

Dani semakin sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mereka di rumah. Waktu Dani lebih banyak dihabiskan bersama Marisa dan Andien di rumah ibu mertuanya.

Raisa akhirnya mengalah dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Diana. Raisa berusaha untuk tegar dan tetap tersenyum walaupun hatinya sedang menangis karena ayahnya jauh lebih mementingkan Andien daripada dirinya.

Raisa tidak tahu kalau Andien adalah kakaknya beda ibu yang lahir dari hasil hubungan sebelum Dani dan Marisa menikah dengan pasangan mereka secara sah. Dani dan Marisa dipaksa berpisah oleh keadaan di kala itu.

Dani diharuskan untuk menyelesaikan kuliah S2nya di luar negeri atas permintaan ayahnya. Dani berkali-kali dihubungi oleh Marisa untuk meminta pertanggungjawabannya karena dia sedang hamil di kala itu, tetapi nihil. Dani sudah terbang ke luar negeri dan mengganti semua kontak yang dia miliki. Sehingga Marisa tidak bisa menemukan keberadaan dirinya.

Mahesa yang sejak lama memang mencintai Marisa akhirnya mengambil kesempatan itu untuk bisa menyunting Marisa sebagai istrinya.

Awalnya pernikahan mereka baik-baik saja. Mahesa tampak begitu bahagia karena berhasil menikahi Marisa. Dia tidak keberatan dengan Marisa yang hamil diluar nikah dan mau menerima anak yang dia kandung sebagai putri kandungnya. Tetapi pada saat Marissa melahirkan, Mahesa merasa ganjil dengan wajah Andien yang begitu mirip dengan kakaknya.

Mahesa akhirnya iseng-iseng melakukan tes DNA terhadap Andien dan Dani yang kebetulan waktu itu pulang setelah menyelesaikan S2 nya. Ternyata Andien memang anak Dani. Mahesa tentu saja terkejut mengetahui kenyataan itu. Mahesa murka dan merasa ditipu oleh Marissa.

Saat itu Mahesa hendak meminta kepada Dani untuk mempertanggungjawabkan atas kelahiran Andien. Tetapi Dani ternyata pulang bersama istri dan anaknya. Kehidupan keduanya nampak begitu bahagia. Mahesa jadi tidak tega melakukan semua itu. Akhirnya hanya bisa menelan semuanya sendiri dalam duka.

Dani akhirnya kembali ke luar negeri bersama Diana dan hidup di sana selama bertahun lamanya. Dani baru kembali saat Diana meminta untuk kembali ke Indonesia karena kedua orang tuanya yang menyuruh.

Dani kemudian melamar pekerjaan dan ternyata malahan satu divisi dengan Marisa. Hubungan Dani dan Marisa kembali terjalin walaupun Mahesa masih menjadi suami Marisa.

Diana kemudian membawa Raisa ke kamarnya setelah pesta ulang tahun Raisa selesai. Raisa yang benar-benar kecewa kepada Dani hanya bisa menangis dalam diam.

Bahkan sampai jam 12 malam, Dani masih juga belum pulang ke rumah mereka. Sejak seminggu ini Dani memang menetap dan tinggal di rumah Halimah. Dengan alasan ibu mertuanya sedang sakit.

Diana sejak dulu tidak pernah mempermasalahkan ketika suaminya menginap di rumah ibu mertuanya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Diana mempermasalahkan hal itu karena di sana ada Marissa dan Andien yang selalu bermanja kepada suaminya.

Entah bagaimana perasaan Diana ketika mengetahui rahasia besar suaminya bersama Marissa. Diana pasti akan lebih marah lagi dan sakit hati dengan semua itu.

Diana malam itu memilih untuk tidur bersama dengan Raisa. Diana tidak ingin putrinya semakin bersedih karena selalu dikecewakan oleh lelaki yang bergelar sebagai suaminya.

Diana sudah bertekad tidak akan pernah meneteskan air matanya untuk Dani. Dia tidak ingin Marisa semakin bahagia melihat kehancuran dan juga penderitaannya.

Diana memutuskan untuk kembali bekerja dan mengurus kembali perusahaan kedua orang tuanya yang dulu dia titipkan kepada pamannya untuk di urus.

Selama ini Diana selalu merahasiakan semua itu dari Dani maupun Ibu mertuanya. Diana tidak mau suaminya berpikir kalau dia bisa memanfaatkan fasilitas maupun statusnya sebagai suami dari pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja.

Selama ini Diana memilih untuk berada di belakang layar dan mempercayakan semuanya kepada pamannya dari pihak ayahnya. Diana selalu menyembunyikan diri dan tidak pernah jujur pada Dani.

Diana tidak ingin mengalami nasib seperti wanita-wanita yang berada di novel online, yang di manfaatnya oleh suami dan ibu mertuanya yang benalu dan menjadikan dirinya sebagai mesin ATM. Selain itu, Diana juga ingin mengetahui karakter dan sifat suaminya ketika mengetahui dirinya hanyalah wanita biasa yang tak berpengalaman atau bekerja.

Dani selama ini telah memerankan perannya sebagai suami yang baik. Sampai Marisa hadir dalam kehidupan mereka. Semua berubah menjadi dingin dan menyedihkan bagi Diana. Karena waktu suaminya hampir 80% dihabiskan bersama Marissa dan Andien di rumah Ibu mertuanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status