Share

Part 5

****

Pagi-pagi sekali Dara sudah berada di sekolah diantar oleh ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah menuju kelasnya. Dengan wajahnya yang cerah dan semangat ia terus berjalan menyusuri setiap kelas.

Setelah beberapa kelas ia lewati, akhirnya ia pun sampai dikelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Saat itu di kelas sudah ada beberapa murid yang berada di kelas.

Dara menghelas nafas panjang, ia seketika mengingat momen yang harusnya bahagia, namun tidak dengan Dara. Sepertinya ia sangat terbebani atas apa yang terjadi padanya. Ia harus menikah dengan Bastian, cowok nyebelin yang pernah ia kenal.

"Anggap aja pernikahan itu gak pernah ada dihidup gue." ia menutupi wajahnya menggunakan tangan.

Clara menepuk meja, membuat tubuh Dara terhentak kaget."Woi ngelamun aja loh pagi-pagi."

"Clara..!! Lo itu bikin gue jantungan tau gak." dumel Dara.

"Habisnya loh pagi-pagi udah ngelamun, kayak banyak utang aja." Clara menduduki dirinya di samping Dara.

"Kantin yuk, gue laper nih. Gue belum sarapan dirumah."

"Ya udah gue temenin aja ya..!"

"Ehm..!! Baik banget sih loh"

Keduanya berjalan menuju ambang pintu. Tiba-tiba Dara menabrak tubuh kekar  Bastian, alhasil Dara terjatuh.

"Kalo jalan itu pakai mata" Dara mengangkat kepala, ia menatap kearah Bastian.

"Woi dimana-mana jalan itu pake kaki bukan pake mata." balasnya

Bastian tidak mengubris ocehan Dara, dia pergi begitu saja.

"Yaampun Dara loh gak papa?" tanya Sarah yang baru saja datang.

"Udah Dara gak usah ribut kenapa, liat nih seragam loh jadi kotor."

Sarah berlari mengejar Bastian, ia menatap dengan tajam.

"Bastian loh gak boleh kayak gitu sama Dara, bagaimana pun juga dia istri loh. Sampai kapan pun loh gak kan bisa mengelak kalo sekarang kalian itu suami istri."

Bastian melengos, dia kemudian pergi begitu saja sedangkan Sarah hanya memandang Bastian yang sudah pergi.

Darra menghampiri Sarah. "Udah Sar gue gak papa kok, udah yuk kita kekantin."

"Eh kok gue ditinggal sih."pekik Clara mengejar ketertinggalannya.

"Cepet Crara." sahut Dara tanpa menoleh.

*****

Ketiganya duduk dikursi bagian tengah, sementara Clara memesan baksonya.

"Oh ya Dar tumben loh tadi sama Bastian  ributnya gak heboh, baisanya kan kalo ketemu pasti perang dunia ke 2." celetuk Sarah.

"Gue lagi males ribut, makanya tadi gak gue ladenin." balasnya tangannya mengibas lehernya yang gerah.

Sarah menatap Dara curiga. "Apa karena loh sekarang udah jadi istrinya Bastian?" bisik Sarah terkekeh.

"Apaan sih loh gak jelas banget, gak ada hubungannya kali sama gue sama dia nikah kemaren" jawab Dara mengecilkan suaranya.

"Iya adalah. Mungkin karena dia suami loh, jadi loh gak mau marah-marah sama dia." lagi-lagi Sarah terkekeh.

"Iya gak lah, udah lah loh gak usah ngebahas itu deh ntar yang ada di kedenger sama orang. Pokoknya ini rahasia jangan sampe ada yang tahu terutama Clara, loh tahu kan Clara mulutnya lemes yang ada dia ember tahu deh satu sekolah." bisiknya lagi. Lalu, muncul Clara sambil membawa dua buah mangkuk bakso. "Ini punya gue sama Sarah, punya Dara ntar sabar gue ambilin." Clara teman yang paling baik.

"Ih loh gak adil banget sih, ya udah gue tungguin." gerutu Dara.

Terlihat Bagas membawa semangkuk bakso ke meja Dara. "Ini untuk tuan putri, bakso special bikinan sang pacar." ucap Bagas comel.

Dara menatap bagas senang, dia kemudian dia mencubit pipi Bagas dengan lembut. "Makasih pacar."

"Sama-sama tuan putri." balas Bagas lagi. Dia mengambil duduk disamping Dara.

"Soswet banget sih kalian berdua."

"Kalo gue geli dengernya."

"Ih ngiri aja loh, makanya punya pacar jadi bisa kayak gue." Dara terkekeh.

"Iya makanya Sarah punya pacar." celetuk Clara.

"Loh sendiri emang punya?" balas Sarah.

"Gini-gini gue punya kali, gak jomblo akut kayak loh." Clara membalas celetukan Sarah.

"Udah-udah ah ntar ujung-ujungnya berantem, lanjutin makan ntar keburu dingin." timpal Dara yang berusaha merendam perdebatan lucu kedua sahabatnya.

Sementara anak cowok ada yang sibuk menghabiskan makanan, ada juga yang sibuk menggoda cewek yang melewati mereka. Beberapa orang tertawa terpingkal-pingkal melihat cowok-cowok yang sibuk menggoda cewek namun mendapatkan respon yang tidak baik. Begitu juga dengan Bastian yang ikut serta sambil menggeleng kan kepala mendengar lawakan Gerry yang sangat garing.

Siswa-siswi yang sibuk menghabiskan makanannya dengan terpaksa menyelesaikan makanan secara kilat dan kembali ke kelas karena bel pelajaran pertama akan berbunyi delapan menit lagi.

Tiba-tiba sebuah lagu terdengar keras dari area kantin, bibi kantin sengaja menghidupkannya keras-keras agar penghuni kantin terhibur dan kembali kekelas dengan semangat.

Pernikahan Dini bukan cinta yang terlarang, hanya waktu saja belum tepat merasakan semua..

Pernikahan Dini sebaiknya janganlah terjadi, namun putih cinta membuktikan dua insan tak dapat dipisahkan..

Uhuk, Dara yang sedang menikmati bakso langsung tersedak mendengar lirik lagu yang di putar bibi kantin. Dia menelan ludahnya lalu segera minum es teh dan memandang kearah Bastian, dia menemukan Bastian yang juga sedang melihat kearahnya.

"Kamu gak papa?" tanya Bagas panik.

"Dar loh gak papa?" timpal Clara.

"Gak papa." jawab Dara singkat lalu diam.

Sarah menatap Dara lalu memandang Bastian dengan curiga, dia kemudian menyengir. "oh gue tahu kenapa Dara kaget pas dengar lagu ini, pasti dia keinget pernikahannya kemaren sama Bastian, secara keduanya kan juga mengalami pernikahan dini." ucap Sarah dalam hatinya.

"Ih Asyik banget lagunya, bu kantin tau banget sih kalo gue suka banget lagu ini." celetuk Clara mengagukan kepala yang begitu menikmati musik yang diputar oleh ibu kantin. Dia pun ikut menyanyikan lagu itu.

Bagas sangat menikmati lagunya.

Dara dan Bastian saling pandang satu sama lain, tanpa sengaja mereka teringat momen dimana mereka melakukan pernikahan. Bastian mengucapkan janji suci didepan penghulu dan menerima pernikahan dengan lapang dada. Meskipun tidak menginginkan kejadian itu, tapi tidak bisa dipungkiri jika saat ini mereka sudah mengucap janji suci dihadapan Allah. Mereka adalah suami istri yang terikat tanpa cinta dan tak disengaja keadaanya yang membuat mereka harus mengalami hal yang tidak dibayangkan.

Kringgg..kringg..

Bel berbunyi semua murid berhamburan masuk kekelas masing-masing.

Tidak terkecuali Bastian yang sudah bangkit dan berjalan kearah Dara. Dara yang baru saja bangit tiba-tiba tubuhnya tak sengaja berhempatan dengan tubuh Bastian.

Keduanya menoleh dan saling menatap, di iringi lagu tersebut yang belum berakhir. Momen suatu kebetulan hingga keduanya mengingat semua kejadiannya yang mereka alami kemarin.

Terlihat cincin pernikahan yang melingkari dijari manis keduanya sepertinya tidak dilepas atau memang mereka lupa untuk melepaskannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status