Independence Is a Good Look On Her

Independence Is a Good Look On Her

By:  Sylvia OneUpdated just now
Language: English
goodnovel4goodnovel
8.6
85 ratings. 85 reviews
1269Chapters
251.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

After six years together, Hansel Johnson comes to Miranda Sutton with an arm around his new lover and tells her he wants to break up. Miranda doesn't kick up a fuss. She packs her things, takes the exorbitant sum of money he gives her as compensation, and moves out without hesitation. Hansel's friends make bets on how long Miranda can stick it out this time—everyone in Jandersville knows that Miranda is madly in love with Hansel, after all. She loves him so much that she can cast aside her pride, dignity, and temper. They're sure she'll come begging for him to take her back in three days, at most. But when three days come and go… Hansel's the first to lose his composure. It's his first time giving in to Miranda. He calls her and says, "Have you had enough of this nonsense? If you have, you'd better come back." Unfortunately for him, he only hears a man chuckle on the other end of the line. "It's too late to change something once it's done, Mr. Johnson. There isn't anything in this world that can turn back time." "I'm looking for Miranda. Pass the phone to her!" Hansel snaps. "Sorry, but my girlfriend's too tired. She's just fallen asleep."

View More

Chapter 1

Chapter 1

Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.

Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.

Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.

Senyum Clara pun memudar.

Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.

Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”

“Di mana Edward dan Elsa?”

“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”

Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.

“Elsa?”

Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”

Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.

Clara lalu mendekat dan memeluknya, saat dia hampir menciumnya, dia didorong oleh Elsa: “Mama, aku lagi sibuk.”

Clara sudah dua bulan tidak bertemu anaknya, jadi dia rindu padanya, tentu saja ingin menciumnya, dan berbicara dengan putrinya itu.

Melihatnya begitu serius, dia juga tidak mau mengganggunya: “Seminggu lagi, Tante Vanessa berulang tahun, ini hadiah yang aku dan Ayah siapkan untuk dia! Kulit kerang ini buatan aku dan ayah sendiri pakai mesin, cantik ‘kan?”

Clara merasa tenggorokannya tercekat, sebelum dia menjawab, putrinya yang masih memunggunginya pun lanjut berkata: “Ayah juga sudah siapkan hadiah lain untuk Tante Vanessa, besok—“

Hati Clara tercekat, dia tidak tahan lagi, “Elsa... masih ingat ulang tahun Ibu?”

“Ha? Apa?” Elsa menatapnya, lalu tunduk kembali dan menatap untaian manik-manik, sambil menggerutu: “Sudah kubilang jangan bicara denganku dulu, susunan manik-manikku jadi berantakan—“

Clara melepaskan tangan yang tadi sedang memeluk putrinya, dan tidak berbicara lagi.

Dia berdiri diam begitu lama, melihat putrinya bahkan tidak melihatnya, Clara mengatup erat bibirnya, lalu pergi dalam diam.

Bibi Sari melihatnya, lalu berkata: “Bu Clara, tadi aku sudah telepon Pak Edward, dia bilang malam ini dia ada urusan, jadi dia minta Anda tidur duluan.”

“Oke.”

Clara menjawab pendek, teringat perkataan putrinya tadi, dia tertegun, dan menelepon Edward.

Setelah berdering sejenak telepon itu diangkat, tapi suaranya terdengar begitu tenang: “Aku masih ada urusan, besok saja—“

“Edward, ini sudah malam, siapa itu?”

Itu suara Vanessa Gori.

Clara menggenggam ponselnya erat-erat.

“Nggak apa.”

Sebelum Clara selesai bicara, Edward langsung mematikan telepon.

Mereka sudah 3 bulan tidak ketemu, hari ini akhirnya dia pulang ke Negara Latvin, tapi Edward malah tidak mau segera pulang, bahkan dengar teleponnya pun, dia tidak mau.

Setelah nikah begitu lama, Edward selalu gini padanya, dingin, menjauh, dan tidak sabar.

Sebenarnya dia sudah terbiasa.

Kalau dulu, dia pasti akan telepon Edward lagi, lalu dengan sabar menanyakan keberadaannya, dan apa dia bisa pulang.

Akan tetapi mungkin hari ini dia kelelahan, jadi tidak ada tenaga untuk melakukan ini.

Keesokan paginya begitu bangun, dia berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Edward lagi.

Negara Latvin dan Negara Marola memiliki perbedaan 17 hingga 18 jam, jadi di Negara Latvia, hari ini barulah ulang tahunnya.

Kali ini tujuannya pulang ke Negara Latvin, selain ingin bertemu Edward dan Elsa, dia juga berharap di hari yang spesial ini, mereka bisa berkumpul, dan makan bersama.

Ini adalah doanya dalam ulang tahun kali ini.

Edward tidak mengangkat teleponnya.

Setelah begitu lama, dia baru mengirim sebuah pesan.

[Ada apa?]

Clara: [Siang ini ada waktu? Aku bawa Elsa, kita makan bareng yuk?]

[Oke, beri tahu aku setelah tahu lokasinya.]

Clara: [Oke.]

Setelah itu, Edward tidak membalas lagi.

Dia tidak teringat hari ini ulang tahunnya.

Meski Clara sudah mempersiapkan hatinya, tapi dia tetap merasa kecewa.

Setelah mandi, dia bersiap turun ke bawah, tapi saat ini dia mendengar suara putrinya dan Bibi Sari.

“Bu Clara sudah pulang, Nona Elsa nggak senang?”

“Aku dan Ayah sudah setuju mau main di pantai bersama Tante Vanessa, tapi ibu mendadak pulang, kalau dia mau ikut kami pergi, suasananya pasti nggak enak.”

“Ibu juga jahat banget, selalu nggak suka Tante Vanessa—“

“Nona, Bu Elsa itu ibumu, nggak boleh bilang gitu, nanti Bu Clara jadi sedih oke?”

“Aku tahu, tapi aku dan Ayah memang lebih suka sama Tante Vanessa, apa Tante Vanessa nggak bisa jadi ibuku saja?”

“...”

Jawaban Bibi Sari selanjutnya, tidak terdengar Clara lagi.

Itu adalah putri yang dibesarkannya sendiri, tapi setelah bersama ayahnya selama 2 tahun, dia malah jadi lebih dekat pada ayahnya, tahun lalu Edward datang ke Negara Latvin untuk buka cabang, tapi putrinya malah mau ikut juga.

Dia tidak rela, dia tentu ingin putrinya tetap di sisinya.

Tapi dia tidak tega lihat anaknya sedih, jadi dia setuju.

Tidak disangka...

Seperti dipaku di lantai, Clara berdiri tegak, wajahnya pucat, tidak bisa bergerak sama sekali.

Kali ini dia melepaskan pekerjaannya untuk datang ke Negara Latvin, karena dia ingin menemani putrinya.

Tapi tampaknya, tidak perlu lagi.

Clara kembali ke kamarnya, lalu menyimpan kembali hadiah yang dia bawa dari Negara Marola, ke dalam kopernya.

Beberapa saat kemudian, Bibi Sari meneleponnya, mengabari bahwa dia bawa Elsa keluar main, meminta Clara meneleponnya kalau ada urusan.

Clara duduk di atas tempat tidur, merasa hampa dan bingung.

Dia secara khusus melepaskan pekerjaannya untuk kemari, tapi akhirnya tidak ada yang benar-benar butuh dia.

Kedatangannya, membuatnya terlihat bodoh.

Setelah beberapa saat, dia keluar rumah.

Dia berjalan tanpa arah di negara yang asing tapi familier ini.

Saat mendekati siang, dia baru teringat, sebelumnya dia mengajak Edward makan siang.

Dia lalu teringat perkataan yang dia dengar tadi pagi, saat dia sedang ragu apakah mau pergi jemput putrinya, dia tiba-tiba menerima pesan dari Edward.

[Siang ini ada urusan, makan siangnya batal.]

Clara menatapnya lama, tidak terkejut sama sekali.

Karena dia sudah terbiasa.

Di hari Edward urusan kantor ataupun janji dengan temannya... semuanya lebih penting dari istrinya.

Walau sudah janji dengannya, Edward bisa membatalkannya sesuka hati.

Sama sekali tidak memikirkan perasaannya.

Lalu apa dia merasa kecewa?

Dulu mungkin iya.

Tapi sekarang dia sudah kebal, tidak ada rasa sama sekali.

Clara makin bingung.

Dia datang dengan senang, tapi baik suaminya, ataupun putrinya, semua dingin padanya.

Tanpa disadari, mobil yang dia kendarai tiba di sebuah restoran yang sering dikunjunginya bersama Edward.

Saat dia baru mau masuk, dia melihat Edward, Vanessa dan Elsa di dalam restoran itu.

Vanessa dan putrinya duduk di sisi yang sama dengan mesra.

Sembari bicara dengan Edward, dia bermain dengan Elsa.

Elsa tampak mengayunkan kakinya dengan senang, bermain dengan Vanessa, sambil memakan kue bekas gigitan Vanessa.

Edward menyendokkan makanan untuk mereka sambil tersenyum, tatapannya terus tertuju pada Vanessa yang ada di depannya, seakan di matanya hanya ada dia.

Inilah urusan yang dibilang Edward.

Ini juga adalah putri yang dia lahirkan dengan susah payah setelah mengandung selama 9 bulan.

Clara tersenyum getir.

Dia hanya bisa berdiri menatap mereka.

Setelah setengah jam, dia memalingkan wajahnya, membalikkan badan dan pergi.

Setelah kembali ke vila, Clara menyiapkan sebuah surat cerai.

Edward adalah impiannya saat dia masih muda, tapi Edward tidak mau menikahinya.

Dirinya yang dulu dengan bodohnya mengira, asalkan dia berusaha keras, dia pasti bisa masuk ke dalam hatinya.

Tapi kenyataan malah menghantamnya dengan keras.

Sudah hampir 7 tahun.

Ini saatnya sadar.

Dia memasukkan surat cerai itu ke dalam amplop, meminta Bibi Sari memberikannya pada Edward, lalu menarik kopernya ke dalam mobil, dan memerintahkan supirnya: “Ke bandara.”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

10
69%(59)
9
2%(2)
8
0%(0)
7
1%(1)
6
8%(7)
5
1%(1)
4
2%(2)
3
1%(1)
2
2%(2)
1
12%(10)
8.6 / 10.0
85 ratings · 85 reviews
Write a review
default avatar
Evelyn
A good novel to read
2025-04-28 19:21:43
0
user avatar
Flora
why only 2 chapters it doesn't even complete a scene & conversation kindly upload more chapters on daily basis
2025-04-26 20:50:17
0
user avatar
Gen YA
when are they getting married!? And have family!?
2025-04-25 22:08:58
0
default avatar
Andyani Larasati
More updates please
2025-04-10 10:48:50
0
user avatar
No One Special
I'm so amazed at the technical terms being used in this series and I loved Miranda and Paul's slow burn romance. I'm so excited for the next updates. Hoping for Esme and Alex to actually get together and for Sam to find his real match. I love Paul for Mimi, but I just feel so bad for Sam.
2025-04-05 01:52:40
3
default avatar
Karina
Sam should stop acting like a child, not like he’s ever going to get Miranda
2025-04-02 09:14:37
4
user avatar
Kia
Hahaha Alex is yet to know he has a daughter, he will probably faint due to shock lol... Can’t wait for other updates
2025-03-27 23:37:35
6
default avatar
Andyani Larasati
Hi, is there no update today?
2025-03-26 12:13:01
3
default avatar
Lucky Goldd
Amazing story
2025-03-15 10:34:40
1
default avatar
n5gotojapan.tiensensei
I love how academic this series is.
2025-03-12 13:10:28
2
user avatar
Kia
What’s up with this Emilia girl? If he is directly rejecting you, why still dreaming bout’ him? I hope she won’t create any problem for Paul and Miranda in future! Why do I feel like she will be paired with Sam in later chapters! They will make a good match I think…
2025-02-23 20:11:22
7
user avatar
Gen YA
Basing on the grammar of the book title, shouldn't it be " Independence Looks Good on Her" in a simple sentence, a verb (Looks) always comes first before an Adjective (good)
2025-02-21 18:03:42
0
user avatar
Gen YA
Now your bringing back my interest and enthusiasm in reading this novel leading with Miranda and Paul's cute love story. waiting for Paul's proposal ...
2025-02-21 17:53:51
4
user avatar
Gen YA
This novel is boringly dragging far away already from the main storyline, so many unnecessary, irrelevant chapters, Author, you are like a horse jumping from one storyline to another, can you please end up first the love story of Miranda and Paul before the stories of other characters ...
2025-01-28 15:42:06
15
default avatar
Olive K
Book started off so good, now it just drags. Nothing seems to be happening and it took over 850 chapters for Miranda and Paul to finally find each other. What happens to those who wanted to destroy Miranda and Hansel after surgery and was on their way back to do so?
2025-01-22 01:29:58
10
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
1269 Chapters
Chapter 1
Everyone in Miranda Sutton and Hansel Johnson's friend circle knew that she was head-over-heels in love with him.She loved him so much that her entire life revolved around him. There was no such thing as personal space for her, and she would've preferred it if she could be with him 24 hours a day,
Read more
Chapter 2
At the dining table, Hansel didn't seem pleased with what had been served for breakfast. "Where's my pumpkin soup?""You mean cream of vegetable soup?""Cream of vegetable soup?""Yes. I know that Ms. Sutton makes that all the time. It's the one made with pumpkin, potatoes, onions, and celery, right
Read more
Chapter 3
"Is Miranda having a hard time finding a parking spot? I can go and help—"Calvin suddenly saw Hansel's thunderously black face, and the realization finally dawned on him. "Oh! Hans, has Miranda… not returned yet?"It was long past three hours.Hansel spread his arms and shrugged. "Returned? You tho
Read more
Chapter 4
Hansel had had quite a lot to drink the night before. Somewhere in the middle of the night, Calvin had suddenly made a huge fuss about continuing their drinking session at a second bar.By the time Hansel's driver, Dan Rover, brought him back to the mansion, the sun was already starting to rise.Han
Read more
Chapter 5
"What's the matter with Hans?" Calvin asked, inching his butt a little closer toward Zach after glancing at Hansel, who kept drinking solemnly by himself.Hansel had had a dark look on his face ever since he'd stepped into the room. Even the lively atmosphere in the room had cooled down because of h
Read more
Chapter 6
"I need to apologize to her for my foolishness and rash decision-making in the past. I owe her that at the very least," Miranda said.Winter nearly choked on her wine. She coughed twice, reluctance written all over her face. "Spare me, please. It's not like you don't know her elective class was the
Read more
Chapter 7
Upon closer inspection, Hansel only realized that Miranda had straightened her hair and dyed it back to black from the brown color he used to love. She also hadn't put on makeup or worn her heels out. In fact, the white T-shirt she wore was also as plain as plain could be.However, her eyes seemed
Read more
Chapter 8
She didn't even know what was going on, and yet, there Hansel was, yelling at her and calling her names. She was completely speechless as she stared at her phone. Hansel had already hung up on her."What did I even do wrong?"Tina hadn't managed to stew in anger for long before the butler, Gary Jenk
Read more
Chapter 9
It had been a long while since Miranda had done something on her own.While she hadn't exactly been waited on during the few years she'd lived with Hansel, this was still the first time she'd donesomething that involved so much of her physical energy.Even though money had been tight the first few y
Read more
Chapter 10
It was around 6:00 pm. Miranda had been busy all day and hadn't eaten anything. She had some bread and fresh vegetables in the fridge, along with some mushrooms. Since it was getting late, she decided to make a quick meal of sandwiches and some simple cream of mushroom soup.When she went to return
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status