"Masih ingin menendang bokongku?" tanya Feligan saat melihat Shakira yang sepertinya sudah mengingat dirinya.
Shakira yang mati kutu, tidak bergerak sedikitpun. Feligan tersenyum sinis melihat itu, bagaimana tidak jika wanita yang didepannya ini kemarin berlagak sombong malah mati kutu sekarang.
Feligan melihat name tag yang terkalung dileher Shakira, ia menarik name tag itu mendekat padanya dan membuat Shakira berdiri lalu tertarik ke depan, hampir saja wajahnya beradu dengan wajah Feligan.
"Shakira Costelia," ucap Feligan, membaca nama yang tertera.
Shakira menarik name tagnya kembali dan menatap Feligan kesal. "Kau bertindak dengan tidak sopan, Tuan gedung sebelah." Shakira memberbaiki name tagnya.
"Juga bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
"Tentu saja aku bisa masuk kesini sesukaku, dan asal kau tahu..." Feligan menggantungkan kalimatnya yang membuat Shakira mengernyit.
Feligan mendekatkan wajahnya ke arah Shakira lalu berbisik, "Aku adalah pemilik baru perusahaan ini."
Mata Shakira seketika membulat, mulutnya terbuka sedikit. Ia tidak menyangka pengganti pemimpin lamanya adalah pria gedung sebelah yang menyebalkan. Bagaimana bisa ia melewati hari-harinya dengan tenang jika pria didepannya ini membuatnya kepikiran terus untuk menendang bokongnya yang kalau boleh jujur, sangat sexy.
"Kalau begitu sampai jumpa, aku ingin menyapa yang lainnya. Lanjutkan pekerjaanmu," titah Feligan dan melangkah pergi.
Shakira kembali duduk, ia segera menyusun barang-barangnya ke dalam tas dan memasuki semuanya dengan asal. Ia akan pulang, pekerjaannya telah selesai dan ia akan beristirahat dirumah selama beberapa hari juga untuk menghindari boss barunya itu.
Shakira bangkit dari duduknya dan pamit kepada Sella terlebih dahulu. "Aku pulang, jika ada apa-apa tolong hubungi aku," pintanya yang dibalas anggukan oleh Sella.
Shakira berjalan menuju lift dan memasukinya. Ia mengambil handphone-nya saat telah berada di dalam lift. Jadwalnya hari ini kosong yang berarti ia bisa bersantai dirumah.
Saat tiba dilobby, Shakira menitipkan name tag-nya pada resepsionis tanda ia pulang dan berjalan keluar gedung dengan tenang. Jika ditanya kenapa ia boleh pulang itu karena peraturan perusahaannya, jika telah menyelesaikan tugasnya maka boleh pulang. Tetapi dari dua tahun yang lalu hanya beberapa orang yang bisa pulang termasuk Shakira karena hanya segelintir yang bisa menyelesaikan tugas mereka dengan cepat.
Shakira menghentikkan taksi dan menaikinya. Taksi itu melaju membelah jalan raya hingga berhenti tepat disebuah gedung apartemen, tempat tinggalnya. Shakira lantas turun dari taksi itu, tidak lupa untuk membayarnya.
Ia memasuki gedungnya dan tidak sabar untuk bertemu kasur empuknya yang selalu posesif padanya. Jika boleh, ia ingin rebahan setiap hari dengan novel di atas kasur itu. Namun, apalah daya itu hanya bisa menjadi angan-angannya.
Shakira melempar tas kerjanya asal, ia langsung saja merebahkan diri disofanya tanpa melepaskan sepatunya. Kebiasaan buruk Shakira yang dilakukannya setiap hari.
Matanya memberat, ingin terlelap saat kantuk telah menguasainya. Ia mengambil posisi nyaman lalu menutup mata erat. Tak sampai 10 detik Ia telah kehilangan kesadarannya.
***
Feligan menatap Andrea Matthew dengan kesal. Teman dan juga tangan kanannya itu terus saja mengoceh tentang wanita. Mulutnya seolah mesin yang tidak bisa berhenti diam.
Feligan mengusap rambutnya sehingga tatanan yang tadi rapi kini mulai kacau tetapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.
Andrea melihat iris mata biru milik Feligan yang kini sedang menusuk dirinya. Andrea menggeleng, Feligan sangat tidak bisa untuk diajak bicara tentang wanita seolah pria itu memiliki kelainan seksual.
"Aku hanya bercerita, kau sebagai temanku seharusnya mendengarnya dengan baik dan memberiku solusi," cerca Andrea.
Feligan mendesah lelah. "Kalau begitu cerita saja dengan orang lain, aku lelah."
"Ck! Inilah kenapa kau tidak pernah bisa mendapatkan wanita. Kau pelit sekali hanya untuk mendengarkan seseorang."
Feligan memberikan tatapan tajamnya pada Andrea. Sialan! Pria itu kembali membuatnya mengingat masa lalu kelamnya yang telah ia coba kubur dalam-dalam.
"Jika kau tidak berhenti diam, kupastikan kau sudah berada diluar gedung melalui kaca ini," ancam Feligan sembari menunjuk kaca yang melindungi mereka dari luar.
Andrea menegang, dengan tangannya ia gerakkan dari sudut bibir kiri kesudut bibir kanan, mengunci rapat mulutnya. Ancaman Feligan memang tidak main-main walaupun ia belum pernah mengalaminya.
"Seharusnya sedari tadi kau melakukan itu."
Feligan membuka laptopnya dan mulai melihat perkembangan saham yang dimilikinya. tentu saja grafik saham itu selalu meningkat, ia memang pandai menarik perhatian perusahaan lain untuk ikut menanamkan saham di perusahaannya.
"Feligan, kurasa kau harus ke markas, seseorang telah menemukan si propaganda itu," ucap Andrea, sambil mengutak-atik tab miliknya
Feligan mengepalkan tangannya mendengar itu, langsung saja ia menutup laptopnya. Ia menatap Andrea yang kini juga menatapnya. Akhirnya ia mendapatkan pengkhianat itu.
"Ayo pergi," ajak Feligan dan berdiri dari kursi besarnya lalu berjalan keluar dari ruangannya diikuti Andrea dibelakang.
Feligan berjalan dan melewati kubikel Shakira, namun tidak menemukan pemiliknya. Spontan, ia menghentikan langkahnya lalu berjalan mendekati kubikel Sella.
"Dimana Shakira?" Tanya Feligan yang membuat Sella terkejut.
"Ia sudah pulang, boss," balas Sella dengan pelan.
Feligan mengerutkan dahinya, tangannya juga ikut bersidekap. Pulang saat jam kerja sangat tidak profesional.
"Aku ingin Shakira berada disini setelah aku kembali. Jika tidak, kalian semua akan kena akibatnya!" teriak Feligan keseluruh pegawainya.
Semua pegawai tersentak. Apa-apaan, baru kali ini mereka diancam seperti itu. Pemimpin sebelumnya tidak pernah melakukan itu pada mereka dan ini sedikit membuat mereka terguncang dan menyadari jika boss barunya saat ini tidak bisa diajak santai.
"Mengerti?!" tanya Feligan yang disambut anggukan oleh pegawainya.
Feligan kembali melanjutkan langkahnya dan pergi dari perusahaan itu, dan ia harap Shakira sudah berada dikantor sebelum ia kembali.
Saat Feligan tidak lagi tampak, para pegawai mulai kelimpungan. Mereka langsung mencoba mendial nomor Shakira. Pekerja paling teladan yang tidak pernah membuat masalah itu kini malah menjadi topik masalah itu sendiri.
Feligan tersenyum dengan penuh misteri. Sepertinya drama yang ia lakukan sebelumnya berhasil membuat Shakira untuk mengikutinya dengan sukarela. Hal ini memang direncanakannya sedari awal karena ia bertekad untuk merebut kembali kekuasaannya yang entah sejak kapan sudah diambil lain oleh keluarga Mafioso lainnya. Hal ini tidak membuatnya tenang beberapa hari ini, bahkan membuatnya sangat kepikiran. Kekuasaan yang sejak lama ia kumpulkan menguap begitu saja tentu membuatnya tidak tenang. Satu hal yang ia tahu dapat menyatukan kembali kekuasaannya yaitu memberitahu berita jika ia memiliki seorang istri yang mana artinya semua orang akan menargetkan Shakira sebagai objek utama dalam melumpuhkannya yang sebenarnya tidak, karena Shakira hanyalah umpan untuk memberinya waktu dalam mencari tahu akan hilangnya kekuasaannya. Mungkin ini adalah hal keji yang dilakukannya pada Shakira dimana ia telah menculik wanita itu seenaknya dan kini memanfaatkan wanita itu sebagai kambing hitamnya. Terb
Shakira menghembuskan napas kesalnya. Malam ini dia akan menemani Feligan pergi ke pesta kolega. Shakira tidak masalah dengan hal itu jika saja Feligan tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang istri. Lagipula, apa yang Feligan pikirkan sehingga ingin melakukan hal itu. Pintu terbuka, Shakira terperanjat dari kursinya karena kaget oleh kedatangan Feligan. "Ada apa?" Tanya Shakira dengan sorot mata yang datar. Feligan terlihat membuka mulutnya tapi seperkian detik kembali menutupnya. Belum ada satu kata pun yang terlontar dari mulutnya. "Ada apa denganmu?" tanya Shakira kembali. Kening Feligan tampak berkerut, ekspresinya tampak ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan entah oleh apa. "Tidak jadi," ujar Feligan akhirnya meski raut wajahnya mengatakan hal yang sebaliknya. Shakira hanya mengangguk setelah itu Feligan keluar dari
Shakira mengernyit saat cahaya matahari yang tidak pula terlalu menyengat menyinari matanya yang sedang tertutup, sudah jelas jika ia terganggu dalam tidurnya.Akhirnya ia membuka mata dan menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitar. Akan tetapi meskipun penglihatannya telah membaik, kefokusannya masih belum sehingga seseorang yang berada di sampingnya mulai bersuara."Aku mendapatkanmu," ucap orang itu.Shakira menghentakkan kepalanya ke samping untuk menatap seseorang itu dan ya... ia lupa jika sekarang ia tidak seperti dulu.Feligan berada disampingnya dengan rambut yang basah, Feligan saat memikirkan tempat terakhir yang mungkin dipilih Shakira yaitu danau langsung saja melompat ke dalam air, tidak ingin menghabiskan waktu lama dengan menggunakan perahu dan alhasil ia sampai dalam waktu 4 menit."Bagaimana bisa kau menemukanku?!" Sentak Shakira tidak percaya jika ia semudah itu untuk dite
Shakira menaiki sebuah perahu yang dapat membawa dua orang dalam perahu itu, tapi kali ini ia akan menaikinya sendiri dan mengayuhnya.Alasan ia memakai perahu dalam pelariannya kali ini ialah agar Feligan tidak bisa menangkapnya terlalu cepat dan ia akan berhenti di tengah danau untuk beberapa jam. Ingat, perjanjian mereka adalah dua jam. Jadi, ia akan berlama di tengah danau, untungnya hari ini keadaan sangat ramai sehingga banyak perahu yang berada di danau.Shakira melihat jam di pergelangan tangannya, dua menit lagi akan menjadi akhir waktunya dan Feligan akan mencarinya. Ia memilih untuk tiduran di atas perahu itu dan membuatnya tidak terlihat sama sekali. Menutupi wajahnya dari sinar matahari dengan topi, Shakira bernapas lega bisa merasakan hal nyaman berada di perahu dengan keadaan yang menyenangkan seperti ini.Terik matahari yang kian menyengatnya membuatnya merasa tidak nyaman, ditambah rok yang ia pakai minim sehingga p
Shakira berjalan keluar dari restoran tersebut. Jantungnya berdebar hebat hingga ia merasa jantungnya ingin meloncat dari tempatnya, cukup mengerikan, bukan?Dengan lari kecil karena heelsnya yang membuatnya susah untuk berlari, Shakira memasuki berbagai toko. Dari toko baju sampai toko makanan, sebenarnya ia random saja ingin melakukan hal itu karena ia pikir itu akan terasa menyenangkan. Tetapi, Shakira tidak melakukan itu tanpa persiapan apapun, ia sudah memikirkan hal ini sejak tadi jika setiap toko yang ia masuki ia akan membeli sesuatu di dalamnya, seperti toko baju, ia membeli pakaian untuknya dan toko makanan, ia membeli sandwich untuk mengisi perut laparnya itu karena mereka tidak menyentuh apapun tadi saat di restoran itu dan membuat Shakira kelaparan.Perhentian berikutnya yaitu toko topi, Shakira memasuki toko itu dan membeli sebuah topi pantai yang bundar hingga sedikit menutupi wajahnya. Dengan topi itu, Shakira harap Feligan agak susa
"Kemana?" tanya Shakira saat mereka telah menaiki mobil."Ke sebuah restoran," jawab Feligan tak acuh.Shakira mengangguk dan berpikir mungkin tidak apa untuk ia percaya pada Feligan kali ini karena pria itu terlihat memikirkannya kali ini atau setidaknya itulah yang ia tangkap dari perkataan pria itu kemarin malam."Siapa klienmu kali ini? Berasal dari mafia mana?" tanya Shakira yang mendapat lirikan oleh Feligan.Feligan memutar setirnya saat jalan yang mereka lalui mengarah suatu tempat. "Well, aku memang Mafia tapi bukan berarti semua klienku seperti itu, bukan?"Shakira mengedikkan bahunya lalu menyuarakan kebingungannya, "Memangnya kau bisa terlibat dengan mereka yang bukan Mafia?" tanya Shakira sembari mengutip kata 'bukan'."Tentu saja, merekalah yang melibatkan diri mereka padaku. Ingat, aku mafia dan tentu saja menguntungkan mereka.""Tapi perjanjian seper