Home / Rumah Tangga / Iparku Yang Menggoda / 3 Tanda Merah Di Dadanya

Share

3 Tanda Merah Di Dadanya

Author: Eunoia
last update Last Updated: 2023-10-30 14:14:54

Pasangan suami itu naik ke lantai dua, Lauren harus menyiapkan pakaian untuk Matthew yang akan berangkat kerja lagi. Kasihan sekali pikirnya suaminya itu sangat sibuk, padahal baru pulang dari luar kota. Walaupun perusahaan milik keluarga, tapi tidak bisa bekerja leha-leha. Apalagi Matthias sekarang yang menjadi Direktur Utama, dikenal sebagai Bos yang tegas dan kompeten. 

Melihat Matthew yang akan masuk ke kamar mandi, Lauren terlebih dahulu bertanya, "Kamu mau pakai jas warna apa hari ini? Biar aku siapin."

Matthew pun menoleh dan terlihat mengusap dagunya seperti sedang berpikir keras. "Apa saja deh, selera kamu kan bagus, pasti aku pakai kok. Aku mandi dulu ya, gerah banget badan aku, lengket." Setelah mengatakan itu, Matthew pun baru masuk ke kamar mandi. 

Lauren sendiri masuk ke ruangan ward drobe mulai mencari setelan jas dan juga dasi warna senada yang menurut nya cocok. Memang selera nya tentang fashion cukup bagus, ya karena dulu saat kuliah pun mengambil jurusan desainer. Sayangnya sekarang hanya jadi Ibu rumah tangga, suaminya tidak mengijinkan Lauren bekerja. 

Seperti kebanyakan pria lainnya, Mathhew pun tidak lama selesai mandi. Terlihat di tubuhnya buliran air, ternyata keramas juga, terbukti dari rambut nya yang basah. Lauren yang dari tadi duduk di ranjang pun beranjak dan memberikan pakaian pada suaminya itu. "Nih aku sudah pilihan warna navy, kesukaan kamu."

"Makasih sayang, tapi aku pengen kamu bantu aku pakai baju nya hehe." Matthew terlihat sekali ingin bermanja dengan istrinya itu, tidak apa kan? 

Lauren hanya menggeleng pelan dan mengatai Matthew seperti anak kecil saja, namun tetap Ia lakukan sebagai bukti istri yang berbakti. Mathhew bahkan tidak malu membuka handuk yang menutupi bagian bawahnya, hingga mrmbuat nya telanjang bulat. Tidak usah malu, keduanya kan suami istri. 

Di saat Lauren akan mengancingkan kemeja, matanya tidak sengaja menangkap sesuatu di dada bidang Mathhew. Jari telunjuk nya lalu terulur mengusap tanda merah yang sangat familiar itu. Namun Lauren tersentak saat tangannya ditangkap, membuat nya mengangkat kepala dan langsung bertatapan dengan suaminya. 

"Sayang ini masih pagi, aku juga mau berangkat kerja. Kamu jangan goda aku dong," rengek Matthew sambil mengerucutkan bibir nya. Padahal hanya sentuhan ringan, tapi Mathhew yang memang mudah tergoda langsung terangsang. 

Lauren memilih memendam rasa penasaran nya, lalu menanyakan hal lain. "Kamu kemarin malam gak pulang dan bilang keluar kota, kamu pergi dengan siapa? Apa dengan sekertaris kamu itu lagi?" Nada suara Lauren terdengar agak berat, begitu pun tatapannya menjadi tajam. 

Matthew yang melihat perubahan ekspresi istrinya itu tentu saja dibuat bingung. Ia berdehem pelan berusaha menghilangkan perasaan gugup nya, lalu menjawab, "Iya aku pergi dengan Anne, dia kan sekertaris aku dan harus selalu ada di samping aku. Lagian kalau aku sendiri yang kerja bakal kerepotan, bukannya tugas sekertaris handle pekerjaan bos nya ya?"

Bahu Lauren terlihat melemas, Ia lalu melepaskan tangannya yang dari tadi dipegang Mathhew. Berusaha menutupi perasaan kecewanya, Ia memilih memberikan jas di ranjang pada pria itu dan menyuruh nya memakai baju sendiri. Sedangkan Lauren keluar kamar lebih dulu, untuk menyiapkan sarapan. Mungkin saja Mathhew belum sarapan. 

Sebenarnya Lauren tidak mau berpikir negatif dan menduga jika suaminya itu ada main dengan perempuan lain di luar setelah melihat tanda merah di dada Mathhew. Itu adalah kiss mark, wanita dewasa sepertinya yang sangat berpengalaman dalam urusan ranjang tentu saja tahu tanda itu. Tadinya Lauren ingin tanyakan, tapi takut sakit hati sendiri. 

Lamunan Lauren lalu terhenti saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari belakang. Sudah dapat dipastikan jika itu adalah Mathhew. "Sayang makasih sudah siapin sarapan, tapi kayanya aku gak akan makan di rumah, sudah telat banget," kata Matthew tidak enak. 

"Hm ya sudah, tapi nanti di kantor jangan lupa sarapan. Jangan tinggalin, nanti kamu sakit lagi," sahut Lauren sambil mengusap tangan pria itu yang bertengger di perut nya. 

Sempat Lauren tawarkan untuk membuat bekal, tapi Matthew menolak dan memilih akan membeli di kantor saja. Keduanya lalu keluar dari rumah, seperti kebiasan Lauren mengantar suaminya itu hanya sampai ke depan. Lambaian tangan Lauren pun baru turun setelah mobil Mercedes-Benz itu keluar dari gerbang rumah. 

Senyuman di bibir Lauren pun luntur, berganti dengan tatapannya yang tajam. "Sepertinya aku harus mencari tahu sesuatu, ini bukan pertama kali aku lihat tanda merah itu di tubuh Matthew. Tapi.. Bagaimana kalau semisal dugaan aku itu benar?" Batin Lauren bergemelut. 

***

Siang ini Lauren sudah dandan cantik, Ia akan ke kantor tempat bekerja suaminya dengan alasan membawakan makan siang. Jarang sekali Ia melakukan ini, Lauren pun sengaja tidak memberitahu Matthew terlebih dahulu karena memang di balik niat nya ada sesuatu. Apalagi kalau mencari bukti tentang kecurigaan perselingkuhan suaminya. 

Dengan menaiki mobil pribadi nya, Lauren entah kenapa merasa berdebar, tidak seperti biasanya. Namun Ia berusaha menguatkan hati nya, sambil di hati terkecil berharap jika dugaannya salah dan tidak terbukti. Hah bukankah pemikirannya ini sangat naif? Padahal sudah ada bukti. 

Setengah jam kemudian Lauren sampai juga di kantor itu, saat Ia masuk sempat menjadi pusat perhatian dari beberapa karyawan. Dengan senyuman ramah nya, Lauren membalas sapaan mereka. Lauren pun langsung menuju lantai dua belas, tepat nya ruangan pribadi tempat bekerja Matthew. Namun aneh nya, meja di depan ruang kerja yang biasanya di tempati sekertaris kosong. Kemana Anne? 

"Ahh tunggu dulu, pintunya belum ditutup rapat!" Pekikan suara perempuan di dalam ruangan, sontak saja membuat Lauren berdebar dengan kedua matanya yang berkedip perlahan. 

Dengan kaki gemetar nya, Lauren berjalan berusaha untuk menggapai pintu yang memang tidak tertutup rapat, menyisakan celah sedikit. Namun belum sempat tangannya menggapai pegangan dan membuka nya, sebuah tangan di belakang terulur dan menahan nya. Lauren pun menoleh dan sedikit terkejut melihat kehadiran Kakak Ipar nya, sejak kapan? 

"Kak Matthias, a-ada apa?" tanya Lauren dengan suara gagap nya. Percayalah posisi mereka saat ini cukup dekat, bahkan pinggang ramping nya bersentuhan dengan sisi tubuh pria jangkung itu. 

Tetapi Matthias tidak menjawab dan malah menarik tangannya pergi dari sana. Lauren terlihat berjalan agak sempoyongan karena tarikan pria itu yang cukup kencang, mereka lalu masuk ke dalam lift dan Matthias segera menekan tombol lantai paling atas. Melihat itu membuat Lauren bingung. "Kita mau kemana? Kak Matthias kenapa narik-narik tangan aku?" tanyanya agak protes. 

Saat Matthias menoleh ke belakang, Lauren langsung mengatupkan bibir nya melihat tatapan dalam pria itu. "Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu, kamu juga sepertinya terus memikirkan nya dari kemarin malam."

Kemarin malam? Bukankah kejadian kemarin malam itu.. Lauren yang berhubungan badan dengan sosok yang yang dianggap nya suaminya? 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Iparku Yang Menggoda   55 Kebahagiaan Semakin Lengkap

    "Selamat Pak Matthias, bayinya jenis kelamin laki-laki. Tampan dan sehat," ujar Dokter Lina yang sedang menggendong bayi nya yang sudah di bersihkan dan diselimuti kain hangat. Dengan hati-hati Dokter Lina mengalihkan gendongan bayi itu darinya menjadi ke pangkuan Matthias. Melihat pria itu yang terlihat kikuk dan takut-takut, membuat nya tersenyum geli. Seperti biasa, suami dari para pasien nya selalu bereaksi seperti itu. Setelah memastikan bayi itu di gendongan orang tuanya, Ia dan suster pun memutuskan keluar memberikan waktu. Tatapan Matthias terlihat dalam pada bayi di pangkuan nya, matanya masih terpejam tapi tidak tidur karena terus menggeliat kecil. "Hei, em kenalkan aku Papa kamu," bisik nya memperkenalkan diri, membuat Lauren yang mendengar nya terkekeh kecil. Ternyata suaminya itu masih kikuk, lucu sekali. "Sayang kemarilah, aku juga mau lihat baby," panggil Lauren seraya melambaikan tangan nya, dan Matthias pun mendekati ranjang. Sedikit merendahkan tubuh nya supaya i

  • Iparku Yang Menggoda   54 Suami Siaga

    Setelah Matthew diperiksa lebih lanjut, ternyata benar jika psikis adiknya itu sedikit terganggu. Dokter yang menangani nya mengatakan semua terjadi karena pria itu yang terlalu stress memikirkan banyak hal, dan yang paling utama adalah luka batin nya yang ditinggalkan orang tercinta. Akhirnya Matthias pun memutuskan mengobati adiknya itu di luar negeri, dengan persetujuan Mama nya juga."Aku gak nyangka Matthew akan sampai begini, tapi kenapa? Aku jadi ngerasa orang jahat karena sudah buat dia begitu, apa kita terlalu berlebihan?" gumam Lauren membunuh keheningan di dalam mobil. Mereka di perjalanan pulang dari bandara, telah mengantar Matthew ke Singapura.Matthias menghela nafas nya pelan, lalu menggenggam tangan istrinya membuat perhatian wanita itu yang dari tadi tertuju keluar menjadi ke arah nya. "Tidak berlebihan kok, hukuman itu memang pantas dia dapatkan. Sekarang dia baru merasakan menyesal, sedangkan dulu menyiakan kamu," ujar nya.Memang benar sih yang dikatakan Matthias,

  • Iparku Yang Menggoda   53 Matthew Jadi Gila?

    Selama Lauren di sekap di tempat tinggal Matthew, pria itu memang tidak bertindak kejam atau menyakiti nya. Malahan sikap Matthew sangat perhatian dan memperlakukan nya dengan baik, memberikan apapun yang Lauren inginkan kecuali permintaannya untuk pulang. Lauren terus berdoa di dalam hati semoga suaminya bisa segera menemukan nya.Brak! "Matthew sialan, kamu dimana? Dimana Lauren hah? Dasar bajingan, kurang ajar!"Suara keributan di luar kamar membuat tidur nyaman Lauren terganggu. Suasana kamar yang ditempatinya gelap, tapi Lauren masih bisa melihat jelas jam di dinding yang sekarang menunjukkan pukul empat pagi. Mendengar keributan di luar semakin keras, membuatnya memutuskan beranjak untuk mengecek.Saat Lauren membuka pintu kamar, Ia dikejutkan melihat beberapa orang di ruang utama. Tidak, lebih tepat nya dua orang yang sedang berkelahi di tengah. Melihat jika salah satunya adalah suaminya, membuat Lauren bergegas mendekat untuk memisahi. Tetapi seorang pria berbadan besar langs

  • Iparku Yang Menggoda   52 Bertindak Nekat

    Perlahan kelopak mata Lauren terbuka, menunjukkan bola mata kecoklatan nya yang indah. Ringisan pelan terdengar dari bibir nya merasakan pusing yang sangat di kepala. Saat menyadari sesuatu, repleks tangannya menyentuh perut nya dan bernafas lega karena masih besar dan Ia tidak merasakan sakit di sana. Dengan perlahan Lauren mendudukan tubuh nya, memperhatikan kamar yang dominan sekali dengan warna hitam. Sudah dapat dipastikan ini bukan di rumah nya, jadi kemana Matthew membawanya? Lauren ingat kejadian sebelum Ia pingsan, tidak menyangka mantan suaminya akan bertindak se-nekad ini. Bukankah sangat berlebihan? Ceklek! "Oh kamu sudah bangun? Kebetulan banget, aku bawain kamu makan siang," sapa Matthew yang masuk ke dalam kamar nya seraya membawa nampan. Senyuman cerah terlihat di bibir pria itu, berbeda sekali ekspresi nya dengan saat di rumah Lauren. Melihat pria itu mendekat, membuat Lauren bersikut sedikit menjauh memberikan jarak. Bagaimana pun Ia harus tetap hati-hati. "Kamu

  • Iparku Yang Menggoda   51 Rencana Penculikan

    Rumah mewah dengan gaya khas Eropa menjadi hadiah pernikahan yang Matthias berikan untuk sang istri. Lauren dibuat terkagum sendiri dan langsung suka, apalagi halaman nya sangat luas membuatnya sudah membayangkan akan membuat taman bunga yang beragam. Selang sebulan setelah keduanya resmi menjadi pasutri, Lauren langsung hamil. Matthias yang dari awal memang sudah posesif, kini sudah semakin meningkat menjadi protektif dan memerintahkan pada pelayan di rumah menjaga istrinya itu selama dirinya bekerja. "Kok wajahnya cemberut gitu hm? Semangat dong, kan mau berangkat keluar kota," tanya Lauren bingung memperhatikan ekspresi wajah suaminya pagi ini. Ia sedang memasangkan dasi, sudah menjadi kebiasaan. Helaan nafas panjang keluar lewat celah bibir Matthias, tangannya lalu memeluk pinggang ramping Lauren menarik nya agar menempel di tubuh nya. "Gimana aku gak sedih sayang mau ninggalin kamu? Gak tahu kenapa, perasaan aku gak enak," jawab nya dengan sorot mata dalam. "Hei jangan ngomon

  • Iparku Yang Menggoda   50 Pengantin Baru

    "Bagaimana para saksi, sah?" tanya si penghulu setelah Matthias mengucap ijab kabul nya dengan lantang dalam satu tarikan nafas.Semua orang di ruangan itu yang menyaksikan pun langsung mengangguk menjawab sah, setelah itu si penghulu pun langsung membacakan doa untuk pasangan pengantin baru itu, membuat kelegaan terasa di hati semua orang. Apalagi pada Lauren dan Matthias. Akhirnya keduanya bersama dalam ikatan yang sah, setelah ini tidak ada lagi yang bisa memisahkan."Silahkan memasangkan cincin ke pasangannya masing-masing," kata penghulu itu setelah selesai membacakan doa.Lauren dan Matthias pun duduk menghadap satu sama lain, tersenyum malu-malu saat pandangan bertemu. Para fotografer dan para tamu pun ikut mengabadikan moment menyoroti adegan romantis itu, terlihat senyuman di bibir semua orang juga tanda mereka ikut senang. Setelah pasangan pengantin itu selesai memakaikan cincin, Matthias pun tidak lupa mengecup kening istrinya membuat keluarganya bersorak menggoda."Mas ih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status