Home / Rumah Tangga / Istri 24 Bulan Tuan Muda / Bab 188 : Coffee Shop (3)

Share

Bab 188 : Coffee Shop (3)

Author: Fortunata
last update Last Updated: 2025-11-29 21:01:13

Kedatangan Lalita membuat Brian nyaris gila.

Frustrasi? Ya.

Senang? Juga ya.

Miris? Sangat.

“Arrrggghhhhhh! Situasi macam apa ini?!!!” teriak Brian dalam hati.

Brian hanya bisa menatap langit-langit sambil bertanya pada diri sendiri, “Kenapa hidup gue kayak sinetron banget sih…”

Dari balik bukunya, ia mencuri pandang. Saat Lalita menoleh sedikit saja, Brian langsung menutupinya wajahnya dengan buku.

Lalita membuka laptop, menjalankan Excel, PowerPoint, lalu kembali ke Excel, wajahnya serius sekaligus kusut. Pertanda bahwa dia memutuskan bekerja di sini… dalam waktu yang lama.

Brian mendesah lelah. Sejak tadi ia sudah seperti CCTV hidup.

Begitu Lalita tenggelam dalam pekerjaannya, Brian sedikit mengendurkan kewaspadaan. Sedari tadi juga Lalita tidak terlihat menoleh ke belakang. Sepertinya dia bisa santai sejenak.

Brian memasang headset, membuka buku, dan mencoba fokus membaca—berusaha membuat otot wajah yang sebelumnya tegang menjadi rileks.

Setelah cukup lama membaca, perutnya keronc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 196 : Aku Muak

    Rasanya… benar-benar menyeramkan.Diana bisa merasakan kelelahan yang menyelimuti Brian hari ini. Tatapan pria itu kosong, rahangnya mengeras, nafasnya berat—setiap suara yang masuk ke telinganya adalah beban tambahan.Brian jelas tidak ingin diganggu. Tidak hari ini. Mungkin juga tidak besok.“Ma… k—kita pulang aja ya…” Diana memberanikan diri berbicara, suaranya pelan dan hati-hati. “Brian pasti capek. Dia pengen istirahat…”Sabrina justru tersenyum bangga dan menepuk tangan Diana lembut.“Di… kamu itu baik banget, pengertian,” ujarnya penuh penekanan. Lalu pandangannya beralih tajam ke Brian. “Tuh, lihat! Diana pengertian sama kamu. Apa sih kurangnya Diana? Mama udah bilang pengen nimang cucu! Kamu itu kenapa sih? Kenapa susah banget bikin orang tua senang?!”Brian tidak menjawab.Ia berbalik dan melangkah ke arah kamarnya, seperti yang s

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 195 : Aku Sesak

    Lagi-lagi pagi Brian hancur sebelum benar-benar dimulai.Dadanya masih sesak mengingat pertemuannya dengan Lalita kemarin—tatapan singkat yang bahkan tak sanggup ia ubah menjadi sapaan.Belum sempat luka itu mengering, hari ini semesta seolah sengaja menaburkan garam di atasnya.Sabrina dan Diana kembali ada di apartemennya. Di pagi hari.Sekali lagi, DI PAGI HARI.Rasanya benar-benar tidak ada ruang untuk bernafas.Pilates.Alasan yang sama. Lagi.Brian sudah tidak kuat untuk mengamuk. Tidak membanting pintu. Tidak melontarkan kata-kata tajam. Ia langsung mengabaikan sapaan selamat pagi mereka, berbalik masuk ke kamar, lalu mengunci pintu dengan damai.Di balik pintu, teriakan Sabrina masih terdengar. Marah. Kecewa. Mengungkit sikap tidak sopan, durhaka dan sejenisnya.Lagi-lagi, Brian tidak peduli.Tangannya bergetar saat meraih ponsel. Berusaha menghubungi ayahnya.[Halo, Yan…][Pa.] Suara Brian terdengar sangaatttt lelah.[Mama lagi-lagi masuk ke apartemen aku sembarangan. Dan se

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 194 : Bertemu Lagi

    “Saya udah ketuk pintu dari tadi, tapi bapak gak jawab-jawab…” ucap Moris sambil melangkah masuk.Ia kembali meletakkan beberapa dokumen di atas meja Brian. Namun, rasa penasaran Moris terlalu besar untuk ditahan. Tatapannya sempat melirik layar laptop Brian yang masih menyala.Menyadari itu, Brian langsung refleks menutup laptopnya. Ia pun gugup seolah baru saja tertangkap basah berbuat dosa.Ia meraih gelas air putih, meneguk isinya cepat-cepat, lalu berdehem—seolah baru saja tertangkap basah setelah melakukan kejahatan besar.Kali ini, Moris yang menghembuskan nafas kasar.“Samperin aja, pak, kalau kangen,” celetuk Moris santai. “Kebetulan orangnya lagi ada meeting di bawah.”Mata Brian membelalak.“Siapa? Siapa maksud kamu yang ada meeting di bawah?”“Bu Lalita ada di bawah. Tadi saya sempat ketemu dan basa-basi dikit,” lanjut Moris, je

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 193 : Aku Rindu, Aku Kepo

    Brian kembali pada rutinitas yang—anehnya—terasa asing. Ini adalah apartemen yang sudah lama ia tinggali, tapi… kini tidak terasa sama.Ia menatap kamarnya. Dulu, di jam ini, apartemennya sudah berisik. Lalita pasti menyiapkan sarapan.Saat keluar kamar, Lalita akan menyapa Brian dengan wajah kantuknya, “Aku lagi bikin roti panggang, kamu mau?”Brian hanya bisa menghela nafas berat karena tahu itu tidak akan terjadi lagi.Setidaknya, ia cukup puas karena ada satu hal yang sudah kembali normal: tidak ada Diana di apartemennya, dan tidak ada ibunya yang tiba-tiba muncul tanpa memberi kabar terlebih dulu. Setelah insiden di apartemen Darren, Brian akhirnya membuat kesepakatan yang nyaris seperti gencatan senjata dengan Sabrina.Brian diberi ruang.Ia boleh tetap tinggal sendiri, asal tidak kabur ke luar negeri lagi dan tetap berada dalam pengawasan.Jika harus memilih tinggal di rumah orang

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 192 : Ego Sang Ibu

    Saat pintu apartemen terbuka, Darren mematung.Di hadapannya, berdiri kedua orang tuanya—Sabrina dan Deri—mereka terlihat lelah.“Pa… Ma… kalian ngapain ke sini?” tanya Darren, nada suaranya refleks meninggi karena kaget.Darren benar-benar gugup. Ia khawatir detak jantungnya yang tak beraturan itu terdengar.“Mama mau jenguk anak mama sendiri. Masa gak boleh?” jawab Sabrina ketus, lalu tanpa permisi melangkah masuk ke dalam apartemen seolah itu rumahnya sendiri.Belum sempat Darren bereaksi, sebuah adegan klise bak sinetron terjadi.Brian lewat di ruang tamu sambil membawa segelas air. Begitu pandangannya bertabrakan dengan mata sang ibu, tubuhnya refleks membeku. Gelas di tangannya terlepas begitu saja dan pecah di lantai, menimbulkan suara nyaring yang memekakkan.“Ka—kamu ternyata di sini…” suara Sabrina bergetar. “Syukurlah… syukurlah…”Tak menunggu Brian berkata apa-apa, Sabrina langsung memeluk putra bungsunya erat-erat, seolah takut ia akan menghilang lagi. Deri menyusul, mene

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 191 : Perbandingan

    David tersipu ketika Hadi memujinya. Senyumnya tipis, canggung, khas pria yang tidak terbiasa menerima pujian berlebihan.David berpikir upaya untuk mendapatkan Lalita sepertinya ada banyak kemajuan.“Seinget gue dulu lo sama Brian sering main golf bareng,” ucap Deri, nada suaranya santai tapi matanya mengamati tajam. “Lo udah pernah menang lawan Brian?”Hadi terkekeh kecil.“Anak lo itu hampir kepilih jadi atlet golf. Jelas jauh lebih jago dari gue. Gue aja baru sekali menang lawan dia, itupun hoki kayaknya,” jawabnya ringan.Deri tersenyum puas, seolah baru saja memenangkan satu poin dalam perlombaan. Sabrina ikut mengangguk pelan, seolah membenarkan perkataan suaminya.“Kalau gitu sampai ketemu besok ya, Om. Di lapangan biasa,” ujar David sambil berdiri. “Saya pamit dulu.”“Eh, buru-buru amat,” tahan Hadi. “Baru om mau minta bi Imah bikinin kamu teh.”Dalam hati, Hadi berharap David benar-benar duduk kembali. Setidaknya, kalau David masih di sini, Deri dan Sabrina akan sungkan untu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status