Chapter: Bab 182 : Dimana? (4)Deri dan Sabrina kembali pulang dengan tangan kosong."Lit, kamu beneran jujur tadi? Kamu beneran gak tahu Brian ada di mana?" tanya Hadi lagi setelah mobil Deri keluar dari area rumah mereka.Lalita memejamkan mata. Ingin sekali rasanya berteriak.Berapa kali lagi harus ia katakana kalau dia benar benar-benar tidak tahu keberadaan Brian?"Papaaaa… Lita beneran gak tahu…" jawab Lalita frustrasi.Hadi terlihat lega. Ia tidak ingin Lalita terlibat. Tidak ingin membayangkan kegilaan apa yang mungkin terjadi.Dengan gemetar, Lalita mengambil dua ponselnya dan segera mengetik pesan. Satu untuk Fauza, satu lagi untuk Mike.[Za, lo pernah denger kabar tentang Brian gak?][Mike, saya Lalita, anaknya Pak Hadi. Saya mau menggunakan jasa anda untuk mencari seseorang.]***"Yan… lo udah berjam-jam kerja. Gak mau makan dulu? Gue bawain makanan. Stok obat gue lagi
Terakhir Diperbarui: 2025-11-18
Chapter: Bab 181 : Dimana? (3)“Om… Tante… tenang dulu, ya… Lita bener-bener gak tahu Brian ada di mana. Lita sumpah gak bohong. Lita cuma kaget aja, karena terakhir kali kita ngobrol—hari Brian resign dari Fort—Brian cuma bilang dia lagi usaha supaya gak jadi nikah sama Diana. Kalau… memang ada cewek lain, ya mending cewek lain itu aja…”Mendengar itu, Sabrina tampak sangat terpukul dan kembali menangis.“Lita… kamu beneran jujur, kan? Kalau ada informasi sekecil apa pun tentang Brian, tolong kasih tahu Om Deri dan Tante Sabrina. Kasihan Tante Sabrina…” ucap Hadi pelan.Lalita tampak putus asa. Ia memang jujur.Lita berdiri dari sofa ruang tamu dan berjalan menuju kamarnya.“Lita… papa masih ngomong, Lita…” tegur Hadi.Lita menoleh dengan kesal. “Bentar! Lita mau ambil sesuatu di kamar!”Hadi hanya bisa berdehem dan diam.Tak l
Terakhir Diperbarui: 2025-11-17
Chapter: Bab 180 : Dimana? (2)Sabrina dan Deri kemudian duduk. Lalita pun memanggil Bi Imah untuk menghidangkan teh agar mereka sedikit tenang.“Jadi, ada apa ini?” tanya Hadi setelah hening beberapa saat. “Kenapa kalian teriak-teriak pagi-pagi begini?”Sabrina membuka mulut, tampak ingin langsung mencecar Lalita, tapi, Deri dengan sigap menahan lengannya. Pria itu tahu betul kalau satu kata saja dari istrinya, suasana bisa berubah jadi medan perang.Deri menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Lalu, menjelaskan semuanya.Brian tiba-tiba menghilang. Tanpa jejak, ia tidak meninggalkan pesan apapun. Mereka sudah melapor ke polisi, menyewa orang untuk mencari, bahkan menelusuri semua kemungkinan.Hasilnya tetap nihil.Sudah satu bulan berlalu, masih tetap saja nihil.Lalita dan ayahnya saling pandang—kaget, tapi juga bingung.“Jadi kalian datang ke sini karena berpikir Lita tahu Brian ada di mana?” tanya H
Terakhir Diperbarui: 2025-11-16
Chapter: Bab 179 : Dimana?“Alasan aku ajak kamu ke sini karena aku mau ngomong ini sebelum semuanya bener-bener berakhir. Kita gak akan ketemu lagi, Lit. Aku gak mau ada penyesalan. Aku juga gak minta kamu balas perasaan aku… aku cuma pengen kamu tahu.”“Kalau aku mau kamu bales perasaan aku, aku akan ngomong sebelum kita resmi cerai biar gak usah cerai. Itu pun kalau kamu mau…” lanjut Brian lagi.Lalita menghela napas, merasa suasana langsung berubah menjadi berat.“Kamu bener-bener bikin suasana jadi canggung…” gumamnya.“Gak akan ada yang berubah, Lit. Kita udah cerai. Aku cuma berharap… kita masih bisa berteman. Kamu tetep bisa hubungin aku kalau butuh bantuan. Aku pasti bantu.”Brian tersenyum tipis. “Walaupun kayaknya kamu gak akan hubungin aku sih. Tapi tetap aja… kalau kamu kesusahan, kamu harus hubungi aku.”Lalita masih diam—ingin pergi, ingin pulang, ingin me
Terakhir Diperbarui: 2025-11-15
Chapter: Bab 178Semua orang, kecuali Diana langsung menoleh pada Sabrina.Deri yang sadar suasana mulai canggung langsung mencoba mengalihkan pembicaraan.“Keadaan lo gimana sekarang? Udah membaik?” tanyanya pelan, berusaha terdengar santai.“Udah. Udah mendingan,” jawab Hadi singkat.Percakapan pun kian bergerak ke arah yang Deri inginkan. Lalita hanya duduk di samping Brian sambil memainkan ujung jarinya, pandangannya menerawang. Suara ayahnya dan om Deri terdengar samar—ia tidak benar-benar menyimak. Kepalanya terlalu penuh.***Waktu melesat sangat cepat bagi Lalita. Hari-hari ia habiskan dengan rapat, tumpukan dokumen, dan jadwal sidang yang datang hampir beruntun.Akhir dari semua proses ini tidak lagi menjadi kejutan. Ibu dan adik Aldo akhirnya ikut mendekam di penjara karena tak sanggup membayar denda.Wita kalah. Ia juga masuk penjara—dan Fuad… benar-benar meninggalkannya. Wita tak bisa membuktikan apa pun tentang keterlibatan pria itu. Tangan Fuad benar-benar bersih.Dan Brian.
Terakhir Diperbarui: 2025-11-11
Chapter: Bab 177 : Kunjugan TerakhirCukup lama Lalita menangis di pelukan ayahnya.Hadi hanya menepuk punggung putrinya pelan, mencoba menenangkan badai yang berputar hebat di dalam dada gadis itu.Mereka bertiga berbicara dari hati ke hati cukup lama—Lalita, Brian, dan Hadi.Tak ada nada tinggi, tak ada air mata lagi. Hanya kejujuran yang akhirnya bisa keluar setelah sekian lama tertahan.Minus tamparan yang telah diluncurkan Sabrina tentunya.“Coba kamu atur jadwal ketemu mama dan papa kamu. Om mau minta maaf,” ucap Hadi pelan, menatap Brian dengan penuh kesungguhan.Brian mengerutkan kening. “Tapi, Om…”“Anak Om salah. Setidaknya Om harus minta maaf ke mereka. Mereka pasti kecewa banget. Om bisa lihat mama kamu sebelumnya suka banget sama Lita, tapi dia tiba-tiba dukung mantan pacar kamu. Jelas dia kecewa banget berarti kan?”Hadi berbicara dengan sangat lembut. Meski begitu, dari raut wajahnya, terlihat tidak menerima penolakan.Brian menarik napas berat. “Om, aku pasti disuruh cepet-cepet cerai. Aku cuma mau nyeles
Terakhir Diperbarui: 2025-11-02
Chapter: Bab 22"Bodoh sih sejujurnya, kan gue udah bilang putusin ajaaa cowok kayak gitu. Cowok yang gak mau coba untuk deep talk tuh buat apa sih dipertahanin? Aaaaarrrggghhhh!! Sebel!!!!!"Rena hanya bisa mengumpat dalam hati. Dia tidak tega harus berkata seperti itu pada Mitha yang sedang sedih dan sakit."Sabar Rena saabbaaarrrrrr," batin Rena."Enggak mit, enggak bodoh kok. Jangan nangis lagi ya, Mit. Lo harus fokus buat sembuh dulu ya..."Rena hanya bisa mengucap hal itu berulang-ulang bak mantra sihir hingga tiba di apartemen Mitha.Mitha hanya menangis sesegukan di sepanjang jalan. Terlihat wanita yang pucat pasi itu menahan diri agar tidak berteriak histeris."Ren, kamu gendong aja ya. Kasihan kalo dibangunin," ucap Rena pada Rendy usai pria itu memarkirkan mobil di parkiran apartemen Mitha."Kamu gak cemburu?" tanya Rendy.Anehnya, Rena merasa senang dengan pertanyaan Rendy barusan. Perutnya serasa dipenuhi kupu-kupu, dadan
Terakhir Diperbarui: 2025-03-26
Chapter: Bab 21"Malam dok," jawab Rena dan Mitha bersamaan."Saya demam," jawab Mitha lemah.Rasa dingin Mitha sudah sedikit berkurang kali ini."Sudah berapa hari demamnya mbak?" tanya dokter Yasmine."Dari kemarin malam mbak. Saya jam empat pagi tadi juga udah sempat ke klinik dan minum obat dari dokternya. Cuma memang demamnya belum turun-turun," jelas Mitha."Kalau saya boleh tahu, mbak nya diberi obat apa saja ya oleh dokter klinik?""Saya dikasih obat demam, obat radang tenggorokan, antibiotik sama vitamin dok. Untuk nama obatnya saya gak inget dan gak bawa juga," kata Mitha.Mitha menyesali mengapa tidak sempat memotret obat yang ia dapat dari klinik."Tadi dia buru-buru saya bawa ke sini karena udah terbaring di lantai pas saya sampai di apartemennya dok, makanya gak kepikiran buat bawa obatnya juga," jelas Rena pada dokter Yasmine."Baik kalau begitu. Maaf sebelumnya, dengan mbak siapa?""Saya Rena, teman saya ini Mitha, dok..."Dokter Yasmine pun tersenyum dan memegang kening Mitha."Cukup
Terakhir Diperbarui: 2024-04-12
Chapter: Bab 20"Pfffftttt... ppfffffttt..."Rena benar-benar berusaha menahan tawanya."Tadi katanya gak akan ketawaaaaaa??" tanya Mitha cemberut.Meski begitu, Mitha tidak marah pada Rena."Iya... okee... maaf.. maaf.. aku gak akan ketawa lagi..."Rena berusaha berhenti tertawa secepat mungkin. Jujur saja, perut gadis itu sampai sakit menahan tawa."Ehhmmm... eehhheemmm..."Rena berdehem untuk membantu dirinya sendiri agar tak tersenyum. Gadis itu dengan cepat meraih botolnya agar bisa minum sehingga fokusnya dapat segera teralihkan."Okeee, tanya ke chatGPT," ucap Rena berusaha kembali serius pada topik pembicaraan mereka."Terus apa kata chatGPT?" tanya Rena usai meletakkan botolnya kembali ke meja.Mitha memajukan bibirnya. Meski terlihat tak senang, Mitha tetap ingin bercerita tentang kebodohan yang telah lama ia pendam ini."Menurut chatGPT, hal itu dikarenakan dalam hati aku merasa enggak dianggap sebagai bagian dari hidup pacarku. Umumnya, undangan pernikahan adalah ajang perkenalan pasangan
Terakhir Diperbarui: 2023-11-03
Chapter: Bab 19"Dia adalah contoh nyata dari istilah 'kalau udah cinta, tai ayam pun rasa coklat'. Gak usah terlalu dipikirin," jawab Mitha dengan mimik wajah jutek andalannya."Pfffttttt, bisa-bisanya lo Mit..." sahut Olivia.Olivia sendiri tidak pernah terpikir lagi dengan istilah jadul itu hingga Mitha menyuarakannya."Hahahaa...""Hahaha, tapi bener juga sih ya.""Emang dia segitunya banget..."Seluruh anggota tim jadi menertawakan celotehan Mitha sebelumnya. "Halo???" ucap seseorang memecah gosip sore Rena and friends.Semua orang langsung menoleh ke arah sumber suara."Jamal... Jamal... Bisa-bisanya dateng sekarang, lagi seru nih kittaaaa..." ucap Olivia sedikit merajuk pada Jamal."Bikin kaget aja..." gumam Mitha."Hehe... Maaf ya, maaf banget. Bentar doang kok. Mau kasih undangan nikah buat kalian satu divisi," jawab Jamal malu-malu.Jamal pun meletakkan undangan fisik berbentuk amplop berwarna merah ke meja yang paling dekat dengannya."Waaahhh... Selamat Jamaallll, akhirnyaaaa...""Widihh
Terakhir Diperbarui: 2023-10-22
Chapter: Bab 18"Aku gak janji ya mbak, kan ada beberapa orang yang lewat tadi pas aku lagi ngomong sama debt collector. Apalagi mbak tahu perlakuan Silvi itu parah banget ke aku. Jadi jangan berharap banyak, aku gak sebaik itu mbak," jawab Rena datar."Kenapa harus capek-capek rahasiain, biarin aja dia malu. Kalo emang bukan dia, biarin aja entar dia klarifikasi sendiri. Ngapain aku harus pusing pikirin dampak yang bakal dia dapet," gerutu Rena dalam hati.Rena langsung berdiri bersiap untuk keluar ruangan."Terus uangnya gak apa mbak gak usah dibalikin, anggap aja aku nyumbang. Buang sial. Aku pamit balik ke meja mbak," pamit Rena pada Hanna.Hanna tak bisa berkata apa-apa untuk menahan Rena. Wanita itu coba memposisikan dirinya di kaki Rena."Jika aku Rena, sepertinya aku akan langsung membuat pengumuman ke seluruh kantor agar dia malu," gumam Hanna.***"Si gatel lewat tuh...""Kapan sih dia resign, kesel banget harus lihat dia lewat..."Meski celaan ini sudah menjadi santapan sehari-hari, tetap
Terakhir Diperbarui: 2023-09-26
Chapter: Bab 17"Halo... Pak... Saya bukan Silvi, ini siapa ya? Boleh jelasin dulu kenapa bapak cari Silvi?" tanya Rena berusaha menekan emosinya."MANA SILVI? SURUH DIA BAYAR HUTANG! MAU CUMA DAPET DUIT AJA, BAYAR GAK SANGGUP. KALAU GAK SANGGUP BAYAR JANGAN PINJEM!""Pak... Maaf ya, anda bisa kan bicara santai saja. Silvi siapa yang anda cari?""SILVIA ANDARINA LAH! SIAPA LAGI? BUDEG YA LO?!""Apa-apaan pria ini? Kurang ajar sekali!" maki Rena dalam hati.Rena yang diam sebentar itu menatap Mitha dan Rendy berjalan santai melewati dirinya."Kamu kenapaaa?" tanya Mitha dengan suara pelan."Gak apa, lanjut aja lanjut..." jawab Rena yang tak kalah pelan."Beneran kamu gak apa?" tanya Rendy.Terlihat sekali pria itu mengkhawatirkan Rena."Gak apa, lanjut aja kalian kalau mau pergi," jawab Rena lagi."Pak, Silvia Andarina sedang tidak ada di kantor. Sebaiknya anda langsung menghubungi ponsel Silvi saja, yang anda hubungi sekar
Terakhir Diperbarui: 2023-09-14
Chapter: Epilog"Kau yakin hanya ingin mampir ke sini di waktu istirahat kita yang sudah susah payah kita dapatkan?" tanya Alex pada istrinya saat tiba di rumah mereka, di dunia manusia."Selamat datang Yang Mulia Raja dan Ratu," ucap Robert menyambut mereka dari pintu portal."Hai, Robert! Bagaimana kabarmu?" ucap Anna menyapa Robert."Saya sangat baik, Yang Mulia."Robert kemudian mengulurkan tangannya untuk mengambil mantel yang Anna dan Alex kenakan. Di dunia mereka sedang musim dingin."Ya, aku yakin," jawab Anna mantap pada Alex.Robert kemudian mengarahkan mereka ke ruang makan karena Anna sudah membuat daftar makanan apa saja yang ingin dia makan."Kau tak ingin coba mendaki gunung? Kau pernah bilang ingin mencobanya sesekali," jawab Alex. Pria itu sedang berusaha membuat istrinya senang. Entah mengapa beberapa hari ini raut wajah istrinya kurang baik.Ada sesuatu yang membuat Anna kesal, dan ia belum siap mengatakan itu pada suaminya.
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Bab 122Warning 18+Di bab ini akan ada adegan yang menampilkan kekerasan sehingga mungkin tidak nyaman untuk sebagian pembaca.***Anna mencium dahi sang suami dan langsung menyerang Steven lagi."Alirkan sihir ke dua tangan dan kakimu. Itu akan sangat membantu, mengingat kau tak mahir bela diri."Itu adalah pesan Harry pada Anna sebelum Anna menuju dunia manusia."Wowww, kemajuanmu sangat pesat! Kau memang sangat menarik!" ucap Steven memuji Anna.Anna merasa mual mendengar pujian Steven, "Aaahhh, kenapa aku harus mual dan merinding di saat bersamaan begini."Jujur saja Anna kesal karena harus mengingat siksaan demi siksaan yang dilakukan pria itu padanya."Fokus Anna, fokus. Kau akan punya waktu menangis dan berteriak saat semua ini selesai.""Fokus...""Fokus..."Anna terus mengulangi kalimat yang sama seperti merapal mantra. Ia punterus m
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Bab 121"Keluar kalian! Jemputlah ajal kalian sekaranggggg!" teriak Steven.Booooooommmmmmmmm!!!Pria itu lagi-lagi menyerang tenda medis secara brutal. Tenda ini tidak akan bisa lagi beroperasi."Sial!!" umpat Alex sembari memijat dahinya pelan."Kurang ajar sekali dia!" ucap Sean geram.Boooommmm!!Booooommmmmm!!Boooooommm!!Brent mengintip dari sisi tenda yang lain, "Sepertinya dia menjalankan rencananya seperti terakhir kali kita melawannya.""Lagi-lagi dia memecah pasukan?" tanya Alex memastikan dugaannya.Brent mengangguk, "Sepertinya begitu, lokasinya sangat jauh dari sini. Mereka pasti sudah menghabisi manusia sekitar sini.""Paman, kuharap kau bisa mengevakuasi tenaga medis dan para pasian," ucap Sean pada Noah.Noah pun menolah pada Alex dan Brent, "Kalian bertiga yakin bisa menghadapinya?""Kita tidak punya pilihan sekarang bukan, Grand Duke?" ucap Brent
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Bab 120Dewi Exi memandangi adiknya yang sudah berlinang air mata, "Jangan sedih.""Sebaiknya kau pergi sekarang, waktu kita sedikit. Kau hanya perlu berjalan lurus ke depan," ucap Dewi Exi lagi. Ia tak bisa menahan Anna lebih lama. Jika dia melakukannya, Anna tidak akan bisa mencapai tujuannya.Anna kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Wajah Dewi Exi masih terlihat tidak rela melepas kepergian Anna."Kau bisa menemuiku kapan saja saat semua ini selesai, bukan?" tanya Anna.Wajah sedih itu berubah ceria. Senyum Dewi Exi mengembang."Tentu saja! Kita bisa bertemu lagi di laut ini. Aku akan memberitahumu lewat mimpi."Anna tersenyum, "Kalau begitu sampai jumpa... kakak."Dewi Exi hanya melambaikan tangan. Anna sendiri kemudian berjalan lurus terus ke depan dan berhasil keluar dari ruangan serba putih."Haaaaahhhhhhh..."Anna membuka matanya dan sudah kembali lagi ke laut. Ia mendapati dirinya terbaring di
Terakhir Diperbarui: 2025-05-12
Chapter: Bab 119Anna yang asal bertanya itu membuat Dewi Exi tertawa. Wanita itu hanya berpikir apa yang salah dari pertanyaannya, bukankah kakak dan adik memiliki DNA yang sama?"Maaf... maaf... Hahahaha.""Aku hanya merasa pertanyaamu lucu saja, benar-benar on point," lanjut Dewi Exi masih dengan tawanya.Anna pun mengerucutkan bibirnya."Kau pun juga seorang Dewi, tapi itu dulu, sebelum kau terlahir kembali," ucap Dewi Exi."Dan mengapa aku jadi terlahir kembali? Apakah kau suatu saat akan terlahir kembali?"Dewi Exi tertawa sangat kencang hingga matanya berair."Suatu saat pun aku akan bisa mati dan terlahir kembali. Dulu, kau adalah Dewi yang menciptakan bangsa ular laut. Kau punya kemampuan meramal. Maka dari itulah bangsa ular memiliki firasat yang bagus. Di saat kau mati, di saat itu pula kemampuan bangsa ular meredup. Dan meski tak bisa kembali sepenuhnya, kemampuan bangsa ular sedikit kembali saat kau terlahir," jelas Dewi Exi.
Terakhir Diperbarui: 2025-05-12
Chapter: Bab 118Setelah melihat situasi tak menguntungkan itu dari batu perekam, Noah dan Sean langsung berlari melewati portal menuju arena pertarungan para raja."Halo, pangeran. Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Steven menyapa Noah basa-basi.Tanpa berbicara satu patah kata pun, Noah langsung menyerang Steven dengan sihirnya. Noah rasanya tidak sudi berbicara dengan orang yang telah menyakiti putrinya. Melihat jelasnya wajah pria itu hanya mempertebal kebencian Noah."Wow! Wow! Tunggu dulu! Tunggu dulu!" ucap Steven sambil menangkis serangan Noah. Pria itu bahkan menangkis dengan santai, seolah serangan Noah tak ada apa-apanya.Mereka kini seperti ayah yang mengajari anaknya bermain, dengan posisi Noah sebagai anak. Grand Duke Hillary terlihat seperti pemula."Buruk sekali," batin Noah.Noah kini menyerang Steven dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memberi aba-aba untuk Sean mengamankan sekitar satu atau dua orang.Sean membawa ayahny
Terakhir Diperbarui: 2025-05-11