Share

Murka Gavin

Penulis: Prince_Ryu09
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-18 16:18:38

Dugaan Laysa tepat sasaran. Saat Gavin tersadar dari mabuknya, dia begitu marah saat menyadari Laysa tidak terlihat di mana pun.

Dia bahkan memeriksa rekaman cctv di sekitar area tempat hiburan malam hingga tempat parkir. Namun, yang ditemukan hannyalah Laysa begitu ketakutan diseret paksa oleh seorang lelaki tidak dikenal. 

Gavin marah sekali mengetahui gadisnya dibawa oleh orang asing. Terlebih, saat melihat Xavier datang menyelamatkan Laysa semalam, tetapi tidak mengabarkan apa pun padanya. 

“Di mana pria itu, Derry?” tanya Gavin kepada asistennya ketika mereka menuju ke sebuah bar–tempat Lucas berada. 

Gavin dipenuhi emosi dan ingin menyiksa lelaki bertubuh gempal tersebut. 

Saat menemukan Lucas tampak duduk di sebuah sofa dan bersenang-senang bersama kawannya, Gavin semakin emosi.

“Seret dia ke hadapanku!” perintah Gavin segera pada  beberapa bodyguard yang sengaja diajaknya.

Mereka langsung mematuhi perintah Gavin. 

Lucas ditarik paksa dari sofa, hingga tidak bisa banyak melawan. Kedua lengannya dikunci rapat oleh dua orang sekaligus. 

Beberapa teman yang bersamanya pun tampak terkejut. Namun, tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali lari meninggalkan Lucas di sana. Mereka hanyalah sekumpulan lelaki tua yang biasa menghabiskan uang. Bukan petarung.

“Apa yang kau lakukan, Sialan?!” teriak Lucas lagi–berusaha memberontak.

“Kau ... berani sekali menyentuh gadisku!” Gavin berkata dengan nada datar–diselimuti aura gelap. Dia masih teringat bagaimana Laysa pegang dan diseretnya dengan paksa dalam rekaman cctv itu.

“Gadis? Apa maksud perkataanmu itu?”

“Laysa, kau mengenalnya, bukan? Dia adalah mantan pelayan di tempat kecil milik temanmu itu. Semalam, kau menyeretnya keluar dan menyiksanya sesukamu.”

Lucas terdiam sejenak seakan berpikir kesalahan apa yang sudah dilakukannya terhadap Laysa. 

Dalam ingatannya, gadis itu hanya seorang diri tanpa ada siapa pun di dekatnya. Jadi, dia berpikir bahwa Laysa bekerja menjadi pelayan di tempat tersebut.

“Habisi dia!” geram Gavin.

“Tidak!” sahut Lucas cepat, “aku tidak pernah ingin mencari masalah denganmu. Aku sama sekali tidak tahu kalau gadis itu bersama denganmu semalam. Sungguh!”

“Kau yakin?”

“Tentu saja! Lagi pula, apa untungnya kau datang ke sini hanya untuk pelacur itu? Dia hanya gadis rendahan yang bisa dipakai siapa pun. Orang sepertimu tidak layak melakukan ini untuknya,” ujar Lucas sembarangan.

“Pelacur?” Gavin mengepalkan tangan ketika mendengar lelaki itu merendahkan Laysa. Dia semakin geram dan tidak terima, apalagi emosinya pun masih belum reda sejak tadi. “Sepertinya, kau benar-benar ingin menguji nyawa dan usaha kecilmu itu.“

Lucas adalah seorang pemasok minuman keras. Usahanya itu memang sangat menguntungkan, tapi tetap tidak ada apa-apanya bagi kekayaan yang dimiliki Gavin. Gavin jauh lebih berkuasa–bahkan di bisnis gelap.

“Jangan! Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengatakannya lagi. Asal, jangan menghancurkan bisnisku,” ujar Lucas yang mulai panik.

“Permohonanmu tidak bisa kuterima.”

Bersamaan dengan ucapan Gavin, Lucas mulai dipukuli oleh para bodyguardnya.

Pria itu lalu menghadap ke arah asistennya dan bertanya, “Apa kau sudah menemukan jejaknya lagi, Derry? Aku ingin menemukan gadisku lebih dulu sebelum nyawa bedebah ini hilang.” 

“Sudah, Tuan. Hanya ....” Derry menahan kalimatnya sebentar, “kalau boleh saya bicara, Tuan tidak boleh bertindak gegabah terhadap Tuan Xavier nanti. Dia bukan orang yang mudah untuk diancam apalagi dilawan.”

Tap!

Langkah Gavin mendadak terhenti, lalu menatap ke arah Derry dengan sangat datar.

Lelaki paruh baya itu hanya tertunduk diam menyadari majikannya tidak setuju dengan saran darinya.

“Apa kau masih berpikir aku selemah itu, Derry?”

“Maaf ... saya hanya mencemaskan Tuan.”

Gavin seketika menghela napas kasar. “Mencemaskan?” ujarnya seraya tersenyum miring. “Bahkan orang tuaku saja tidak pernah memikirkan itu. Siapa kamu bisa melakukannya untukku?”

Derry hanya terdiam dan masih tertunduk. Pria itu merasa bersalah telah menyinggung Tuan yang sudah dianggap anaknya sendiri itu.

*****

Gavin mendatangi tempat yang dimaksud oleh Derry. 

Tanpa memedulikan risiko yang bisa saja datang menghampirinya ketika bertemu dengan Xavier, pria itu datang tanpa pengawalan bodyguard-nya. 

Derry yang awalnya khawatir, bahkan berhasil diyakinkan dengan argumen Gavin yang mengatakan bahwa Xavier jarang pulang karena tuntutan pekerjaan. 

Lama, Gavin menatap sebuah rumah di salah satu sudut kota ini yang paling berpotensi sebagai tempat menyembunyikan diri. 

Ketika Gavin sudah memarkirkan mobil tepat di depan gerbang rumah, tampak seorang wanita mengenakan jaket tebal keluar dari sana. 

Dia tampak terburu-buru melangkah sambil sesekali membenarkan masker dan topinya.

Dari postur tubuh hingga warna rambutnya, Gavin sudah mengetahui siapa wanita itu. 

“Gadis itu ....” Gavin mengepalkan tangan. Pikirannya semakin kacau balau mengingat Xavier juga tidak pulang semalam. Apa yang dilakukan mereka semalaman suntuk? Itu menjadi sebuah pertanyaan besar pada diri Gavin. 

“Ikuti Laysa,” perintah Gavin pada Derry. Segera, pria tua itu mengikuti langkah Laysa dengan kecepatan mobil yang sangat pelan.

Sayangnya, Gavin seakan menjilat ludahnya sendiri. Tak bisa menahan kecemburuannya, dia memilih keluar dari mobil secepat mungkin.

“Mau ke mana?” tanya Gavin sambil menggenggam tangan Laysa, hingga langkah wanita itu tertahan.

Sontak, Laysa menoleh dan terkejut melihat sesosok Gavin Diamond Stewart berkeliaran di sekitarnya. 

Wanita itu berusaha melepas pegangan tangannya, tetapi tentu saja tidak akan menyaingi tenaga yang dikeluarkan Gavin. 

Laysa akhirnya menggerakkan jemarinya, memberi bahasa isyarat kepada Gavin bahwa tangannya cukup sakit sekarang.

“Jangan memberitahuku bahasa tubuhmu yang tidak akan pernah kumengerti. Hanya cukup tahu kalau aku tidak akan melepaskanmu lagi mulai sekarang,” ujar Gavin, dingin.

Cepat, pria itu mengajak Laysa masuk mobil. Kini, tak ada penolakan sama sekali. 

Laysa pun menurut saja karena tidak ingin banyak berdebat dengan orang keras kepala, seperti Gavin.

“Apa kau sudah gila?!” bentak Gavin keras hingga Laysa sedikit tertunduk menyelamatkan telinganya. “Kenapa kau tidak pulang dan memilih menginap di rumah orang itu, hah?!”

Gavin bersuara keras dan makin menggenggam tangan Laysa erat. Pergelangan tangan gadis itu sampai berbekas kemerahan. Sedetik kemudian, tangis kecil sudah keluar dari mulut Laysa.

Mendengar tangisan Laysa, Gavin segera melepas genggamannya. Pria itu juga membiarkan Laysa mengambil buku dalam saku jaketnya dan menuliskan sesuatu di sana.

[ Aku tidak ada pilihan lain, sungguh! Aku takut kau marah semalam, untuk itu siang ini aku berencana pulang ke rumahmu. Tapi kau masih tetap memarahiku. ] tulis Laysa pada buku kecilnya.

“Jangan mencoba membodohiku, apa kau yakin aku bisa mempercayaimu?”

[ Untuk apa aku berbohong? Apa bedanya aku berada di sekitarmu, atau lari menjauh? Itu sama-sama merugikanku.] Laysa kembali menulis lagi.

“Merugikanmu?” Gavin kembali mencengkeram lengan Laysa sangat erat, membuat wanita itu tertunduk takut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Manja?

    “Maafkan aku karena terus merepotkanmu dalam segala hal. Padahal kau sangat tulus membantuku,” ujar Laysa melalui gerak jemarinya di depan kamera layar ponsel. Dia mencoba berbicara kepada Xavier yang menelepon kembali untuk memastikan apa Laysa sudah matang dengan keputusannya.“Kau tahu tidak ada orang tulus di dunia ini, Lays? Aku melakukannya karena aku menyukaimu, aku berharap bisa menjadi bagian dari hidupmu setelah kita saling mengenal satu sama lain lebih jauh. Tapi faktanya kau memilih kembali bersama Gavin, sudah jelas aku sedang patah hati sekarang,” ujar Xavier.Laysa terdiam, sekilas dia menoleh ke arah Gavin yang sudah terlelap bersama mimpinya. Dia tetap tidak bisa melihat lelaki lain selain Gavin, hanya Gavin yang ada dalam hati dan pikiran seorang Laysa Florensia. Entah kenapa hal itu bisa terjadi, padahal hanya sedikit kebaikan Gavin yang dia ingat. Namun, Xavier? Mungkin saja kebaikannya tidak pernah terhitung, mereka pun bisa saja saling mel

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Kembali lagi, lagi dan lagi

    “Aku tidak mati, Lays. Kenapa kau menangis begini?” tanya Gavin lagi seraya mengusap punggung Laysa, lembut. Kalau Laysa bisa berbicara, mungkin dia akan langsung menjawab pertanyaan Gavin. Faktanya, wanita itu membutuhkan waktu untuk menulis pada sebuah buku kecil yang sering dibawanya ke mana-mana.“Teganya kau berkata begitu, dasar boddoh!”Gavin tersenyum kecil melihat umpatan Laysa pada bukunya. “Lihatlah siapa yang mengomel ini, hmh?” Dia merapikan rambut Laysa yang sedikit berantakkan saat berbicara.Laysa ingin memukul dadda Gavin, tetapi terhenti karena mengingat sakit yang lelaki itu alami. Setelah Laysa cukup tenang, Gavin baru menggenggam tangannya agar mereka bisa berbicara lebih nyaman.“Aku pikir kau tidak akan kembali padaku, Lays. Kau selalu mengatakan bahwa kau menderita selama berada di dekatku. Ini seperti sebuah keajaiban untuk orang sepertiku yang telah banyak melakukan kesalahan padamu,” ujar Gavin bernada lembut.

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Jangan Main-main Dengan Gavin

    “Biarkan saja, aku tidak pernah peduli. Mereka malah menguntungkan buatku, karena dengan begini, Laysa akan tahu kalau aku semakin dekat dengan Gavin.”Laura mendekat ke arah Gavin, lalu menyentuh wajah pucat lelaki yang kerap menolak keberadaannya itu. Dia langsung berangkat dari rumah saat mendengar Gavin masuk rumah sakit. “Biarkan momy yang mengurus wanita itu, Laura. Kau fokus saja kepada Gavin. Dulu dia pernah menyukaimu, sekarang pun dia akan menyukaimu lagi jika kau terus berada di dekatnya,” ujar Anne.Laura hanya mengangguk pelan.“Jangan menyentuh wajahku, karena aku tidak mengizinkannya.”Laura dan Anne menoleh bersamaan saat suara pelan Gavin mencuat. Lelaki itu bahkan sudah membuka kedua mata seraya menyingkirkan tangan Laura dari wajahnya.“Kau sudah bangun, Gav. Sejak tadi momy ada di sini dan mengkhawatirkanmu, kau hampir saja membuat momy mati dengan keadaanmu sekarang,” ujar Anne. Dia tersenyum saa

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Jangan Pergi ...

    “Kau berpikir begitu?”“Karena kau adalah seorang yang sama licik sepertiku, aku bisa melihatnya kalau kau ikut campur atas tersebarnya berita ini.” Gavin mencengkeram kerah kemeja Xavier, tetapi saudaranya itu tampak tidak terpengaruh.“Kalaupun itu tanggapanmu, terserah. Yang jelas kau tidak akan pernah berhak menentukan hidup Laysa lagi, kau akan hancur karena keserakahanmu, Gav. Sayang sekali kau telah menyia-nyiakan berlian demi batu kerikil.”Xavier berkata, sesudah itu menyingkirkan cengkeraman Gavin dengan tenaga sedikit kuat. Setelahnya, dia pun menggenggam tangan Laysa terang-terangan di hadapan Gavin agar dia bisa melanjutkan rencana seperti pada awalnya, yaitu membawa Laysa pergi dari rumah tersebut dan meninggalkan seluruh pemberian Gavin.Debar jantung Laysa semakin kencang, melihat Gavin juga memegang lengannya agar Xavier tidak bisa membawanya dari sana. Dia sangat takut dua bersaudara itu akan berkelahi karenanya lagi.

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Sebuah Skandal Baru

    Setelah hampir satu jam aktivitas siang mereka. Napas Laysa masih sedikit terengah karena Gavin sudah mendapat apa yang diinginkannya. Bahkan lelaki itu belum mau menjaga jarak dari Laysa dan memilih merapatkan tubuh mereka selama mungkin di atas tempat tidur. “Kau masih sama seperti saat kita sering melakukannya. Aku berharap ada bayi kecil yang tumbuh dari rahimmu secepatnya setelah ini,” puji Gavin seraya mengeccup bahu polos Laysa dengan lembut. Laysa menggeliat kecil menyingkirkan bibbir Gavin darinya. Dia kesal karena lelaki ini terus saja semena-mena terhadap orang lain. Padahal Laysa berencana ingin mengakhiri ini, lalu bagaimana jika dia hamil lagi? Musnah sudah kesempatannya menghindari Gavin. “Jangan menghindariku, Laysa.” Gavin sedikit bergerak untuk mengarahkan tubuh Laysa padanya. Dia pun berada tepat di atas tubuh wanita itu agar lebih mudah baginya mendapat jawaban dari Laysa. “Aku sudah tahu penyebab kita kehilangan anak,

  • Istri 3 Juta Dolar Tuan Gavin   Gavin Berulah Lagi

    Laysa duduk termenung seraya memperhatikan berita di sebuah acara televisi. Di sana, dia dapat melihat para wartawan sedang mendatangi rumah Gavin dan mencari informasi yang ingin mereka dapatkan. Namun, sepertinya usaha mereka hanya sia-sia saja karena Gavin tidak muncul sama sekali.Orang-orang di rumah Gavin menutup akses, bahkan pihak rumah sakit yang menangani Laysa hanya bicara seperlunya saja. Gavin tampak tertutup dan tidak ingin kehidupan pribadinya menjadi konsumsi publik kali ini.“Aku harus cepat pergi dari rumah ini, aku tidak akan pernah bisa melupakannya jika seperti ini terus.” Laysa bergumam dalam hati. Rumah yang ditempatinya sekarang masih milik Gavin, itu artinya mereka masih bisa bertemu suatu hari nanti, atau secepatnya. Walau beberapa minggu ini Gavin tidak memunculkan batang hidungnya di hadapan Laysa, kemungkinan itu masih bisa terjadi. Laysa tidak ingin perasaannya berubah lagi, rasa cinta yang hanya tinggal sedikit ini tid

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status