Kaylee menatap wajah teduh pria tampan di depannya. Ia terus memegang tangan Axel, seperti tidak ingin melepaskannya."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaylee sambil menggenggam erat tangan pria yang masih setia memejamkan matanya."Mungkin setelah ini aku tidak bisa menemanimu lagi," ucap Kaylee dengan suara lemah, mengungkapkan rasa sakit dan keputusasaan yang terlalu berat untuk diucapkan.Air mata mulai mengalir di pipinya. Dia berusaha menahan rasa sakit dan kehilangan yang melanda dirinya. Namun, dia tahu dia harus tetap kuat untuk Axel. Walaupun Kaylee tahu, saat ini dia sudah tidak pantas untuk Axel. Tetapi harapan itu tetap ada, meskipun hanya setetes air."Sekali lagi maafkan aku, Axel! Setelah sembuh nanti, aku harap kamu bisa menjalani hidup ini dengan baik tanpa aku!"Dengan susah payah, Kaylee menyeka air matanya dan berusaha untuk tetap tersenyum, walaupun dia tahu Axel tidak bisa melihatnya. Tetapi, Kaylee yakin pria itu bisa men
Kaylee melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan gontai. Dia merasakan beban yang begitu berat di pundaknya, membuatnya hampir tidak mampu untuk bernapas. Setelah menutup pintu kamar, Kaylee menyingkirkan sepatunya dan duduk di pinggiran ranjang. Matanya memandang kosong ke dinding, mencoba mengatasi gelombang kecemasan yang menghantamnya. Dia mengambil napas dalam-dalam, berusaha membebaskan diri dari belenggu yang menyiksa hatinya. Setelah beberapa saat, dengan perlahan-lahan, Kaylee merebahkan diri di atas ranjang, membiarkan tubuhnya meresapi kenyamanan tempat itu. "Lelah sekali! Aku sangat lelah!"Masih memakai gaun pengantin, Kaylee terlelap begitu saja ketika tubuh dan hatinya benar-benar lelah.Ia dan Kenzo tidak tidur dalam kamar yang sama. Dan Kaylee merasa sedikit tenang ketika Kenzo mengatakan akan pergi dalam waktu dua hari, itu berarti dirinya tak harus melayani pria itu.*****Sementara itu di rumah saki
Kini, Kaylee dan Jessi sudah berada di depan butik. Namun, pikiran Kaylee terus berkelana pada Axel. Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah sadar?"Nyonya Kaylee!" Panggilan Jessi mengejutkannya. Kaylee menoleh dan tersenyum tipis."M-maaf!" ucap Kaylee yang merasa tak enak karena sudah melamun. Andai ia pergi bersama Kenzo, sudah dipastikan pria itu akan memarahinya."Tidak apa-apa, Nyonya! Ayo, masuklah! Tuan Kenzo berpesan agar Nyonya mengambil gaun yang banyak untuk ganti!"Sepasang mata hazel itu tercengang, "Mana bisa! Aku mau ambil beberapa potong saja!" jawab Kaylee tersenyum tipis. Ia tidak mau suatu saat Kenzo meminta imbalan lagi untuk semua itu. "Ini sudah perintah, Nyonya! Jadi, Nyonya tidak boleh menolak."Sudah Kaylee duga, jawaban itu pasti yang akan di katakan Jessi. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya, kemudian mereka berdua masuk ke dalam butik.Wanita yang sedang berbincang dengan karyawannya itu menole
"Jadi, totalnya 100 juta, Nyonya!" ucap pegawai butik Cassandra yang berhasil membuat Kaylee tercengang."Mahal sekali!" gumamnya melirik ke arah Jessi yang masih setia berdiri di sampingnya.Kemudian, Kaylee memberikan black card pemberian Kenzo pada pegawai butik. Dengan cepat wanita yang memakai baju putih itu menggesek kartu tersebut dan tak lupa menyuruh Kaylee memasukan pin."Aku tidak tahu pin nya!" batinnya karena Kenzo belum memberitahunya. Mungkin pria itu lupa.Ting!Satu notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya dan Kaylee segera membukanya.[Pin nya tanggal pernikahan kita!]Kaylee kembali dibuat tercengang. Bagaimana bisa Kenzo tau apa yang ia butuhkan saat ini. Apa mungkin dia menebak? Atau dia cenayang? pikirnya."Nyonya?" Panggilan dari pegawai butik itu membuat Kaylee tersadar. Dengan cepat ia memasukkan no pin yang sudah diberitahukan Kenzo padanya. Pembayaran selesai dan barang suda
"Tuan, bukannya anda ...."Kaylee mencoba menyembunyikan kecemasan yang melonjak di dalam dirinya. Kenapa Kenzo ada di mansion? Bukankah seharusnya dia kembali besok malam?"Kenapa? Kamu tidak suka melihatku ada di sini?" tanyanya dengan nada dingin."Bukan begitu, Tuan, tapi ...."Matanya memandang Kaylee dengan ekspresi datar, hingga wanita itu tak berani melanjutkan perkataannya.Kenzo berdiri dan ia melangkah untuk menghampirinya. Wajahnya sangat dingin, hampir tidak menunjukkan emosi apa pun. Tatapannya tajam seperti pedang yang siap menghunus mangsanya. Seketika itu juga, degup jantung Kaylee berdebar kencang. Setiap langkah yang semakin mendekat, kecemasan Kaylee semakin memuncak. "Berikan ponselmu?"Ia kembali terkejut saat Kenzo kini sudah berada di depannya. Wajahnya terlihat ragu, namun lagi-lagi gestur tubuh Kenzo membuatnya takut."Po-ponsel untuk apa, Tuan?""Berikan saja!" jawa
Mobil yang membawa Kenzo dan Kaylee meluncur dengan tenang di jalan raya, dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Langit bertabur bintang yang memancar melalui daun-daun yang berguguran menciptakan siluet yang mempesona di sepanjang perjalanan.Tiba-tiba, mobil melambat saat mendekati sebuah gerbang megah yang menghiasi pintu masuk sebuah gedung mewah. Lampu-lampu gemerlap yang berjejer di sepanjang jalur masuk menciptakan suasana yang mewah dan megah. "Mewah sekali? Kenapa Tuan Kenzo mengajakku kesini?" batin Kaylee tak bisa melepaskan pandangannya pada para tamu yang tampak berkelas.Kenzo menggandeng Kaylee masuk ke dalam. Wanita itu hanya diam, karena tentu ia tidak berhak menolak dan bertanya lagi."Senyum 'lah! Semua tamu di sini rekan bisnisku, jadi jangan sampai mereka melihatmu cemberut seperti ini! Itu membuat wajahmu tambah jelek!" bisik Kenzo penuh peringatan.Sontak saja mata Kaylee membeliak dan tersinggung dengan
Chapter 17Prang!"AAARGGHHH!"Dalam sekejap, Kaylee terjatu hingga hidangan-hidangan lezat yang terhampar di atas meja berhamburan mengenai gaunnya dan tubuhnya yang terkapar di lantai. "Aarghh, panas, panas!" Ia menjerit dan beranjak ketika sebuah sup itu menyiprat pada dirinya.Suara tawa dan bisikan kaget terdengar lirih dari wanita itu, sementara para tamu segera menoleh ke arah kejadian, membuat Kaylee menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan, dijadikan bahan pertontonan."Rasakan itu?" gumam wanita angkuh itu dengan puas saat penampilan Kaylee begitu menyedihkan."Sakiitt, bagaimana ini?"Kaylee menangis, lengannya memerah dan gaunnya kotor. Bahkan rambutnya pun sudah tak beraturan. Semua para tamu mencemooh dan membicarakannya."Security, Security!"Wanita yang menginjak gaun Kaylee berteriak di tengah acara hingga satu orang berseragam Security itu datang tergopoh-gopoh.
Kenzo membanting pintu mobil dengan kasar dan meninggalkan Kaylee yang masih berada di belakangnya. Dengan ragu, Kaylee berjalan masuk menuju kamarnya. Ia tahu Kenzo pasti merasa malu karena kejadian tadi. Tetapi, ia tidak bersalah, bagaimanapun ia tidak terima diperlakukan seperti itu.Mungkin beberapa orang belum tahu, jika dia istri Kenzo. Tapi, semua orang sudah tahu, kalau ia pulang bersama pria itu.Karena tubuhnya begitu sangat lengket, Kaylee segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak lupa ia menanggalkan semua pakaiannya, dan merendam tubuhnya di dalam bathub."Rasanya sakit sekali!" lirih Kaylee ketika rasa perih masih terasa di pipinya akibat tamparan yang Kenzo berikan."Jahat sekali dia. Pertama, dia sudah mengambil ponselku, kedua menamparku tanpa mendengarkan penjelasanku lebih dulu!""Benar-benar pria yang tidak punya hati! Aku menyesal tengah melakukan ini semua!"Kaylee menangis tergugu di dalam bathtub. Ia merasa keputusannya menjadi istri kont