Share

Bab 44. Disuruh Ngetes

"Cama tuh ingin,"

"Eh, Cama tes aja dulu. Mubadzir, Capa udah belinya nahan malu tadi sebenarnya," ucap Fariz membuat Salma, membulatkan mata.

"Aaaaelaah Capa! Kan bisa buat entar." Batin Salma khawatir juga sebenarnya dengan mengingat ucapan sahabatnya.

"Ya entar beli lagi yang baru. Kan entarnya belum tahu kapan, takutnya udah kadaluarsa. Coba aja, Sayang! Udah atau belum, toh itu pasti yang terbaik, begitu kan?" ucap Fariz seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Arrgh, Cama jadi malu rasanya." Salma membalikkan badannya dengan memegang test pack.

"Malu kenapa, sih? Kamu udah cocok kok kalau jadi ibu." Suara Fariz kini tepat tidak ada satu senti di telinganya kiri Salma.

Dengan tangan Fariz yang melingkar di perut Salma, membuat situasi malu Salma semakin menjadi. Bukan hanya itu, namun tangannya tidak diam. Melainkan bergerak dan mengelus bagian perut Salma yang sangat mungil itu.

"Capa … nggak kecewa kalau ternyata belum?" tanya Salma.

Masih dalam posisi yang sama, lama-lama Sal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status