Share

22. Surat Cerai

Hari yang sangat mendebarkan kenapa pula harus selalu terasa cepat sekali datang. Padahal, Citra berharap bisa punya waktu untuk mempersiapkan hatinya jika harus kembali ke kampung halamannya.

"Gina tidur? Apa dia baik-baik aja?" tanya Sakti di tengah-tengah perjalanan mereka menuju rumah bedeng yang dulu di tempati Citra.

Dengan jalanan bebatuan, membuat Sakti khawatir kalau Gina akan menangis karena perjalanan yang tidak nyaman.

Citra mengangguk kecil. "Gina tidurnya anteng banget," jawabnya.

"Syukurlah. Aku sudah khawatir."

Tak lama kemudian mereka pun memasuki area perkampungan, lalu Sakti pun memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah bedeng. Mesin mobil dimatikan, lalu Sakti pun melepas sabuk pengamannya untuk kemudian mengubah posisi duduknya jadi menghadap ke arah Citra.

"Sini, Gina biar aku yang gendong. Udara di luar terlalu berdebu," ujar Sakti seraya mengulurkan kedua tangannya.

Tanpa membantah, Citra pun menuruti permintaan Sakti. Ia mengurai ikatan gendongannya, lalu seca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status