Share

Bab 3

"Maaf." Dengan wajah memerah, Irene berkata, "Aku ... aku hanya .... Emm .... Kalau kamu nggak tahu harus pergi ke mana, kamu bisa tinggal di sini denganku."

Irene mengucapkan kata-kata ini dengan gelisah. Namun, setelah itu, dia malah merasa lega.

Melihat wajahnya yang memerah, keterkejutan pun melintas di mata pria itu yang hitam dan berkilau.

"Kalau kamu nggak bersedia, anggap saja aku nggak bilang apa-apa," kata Irene lagi sambil menggigit bibirnya.

Akhirnya, pria itu berkata, "Kamu mau aku tinggal di sini, ya?" Suaranya dingin dan terdengar sangat jelas di kamar yang sunyi ini.

Jika ucapan ini diucapkan oleh pria lain, ucapan ini sepertinya hanya akan terdengar seperti godaan.

Namun, pria ini seperti benar-benar hanya menanyakan sebuah pertanyaan tanpa arti tersirat apa pun. Bahkan tatapannya juga tenang.

Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ya." Inilah jawaban yang dia berikan.

Pria itu menatap Irene, lalu tersenyum kecil dan berkata, "Baiklah."

Ini pertama kalinya Irene melihatnya tersenyum. Meskipun senyuman itu sangat kecil, senyuman itu ... sangat indah.

...

Saat Irene pergi bekerja, dia memberikan pria itu uang 40 ribu untuk membeli makanan.

Saat pria itu keluar dari kamar kontrakan itu, sudah ada orang yang menunggunya di luar. Melihat pria itu keluar, orang itu menyapanya dengan hormat, "Tuan Michael."

"Ayo pergi," kata Michael dengan tenang.

Sebuah mobil Mercedes-Benz berwarna hitam terparkir di depan. Michael memasuki mobil itu dan melihat uang 40 ribu di tangannya.

Kalau dipikir-pikir, sudah bertahun-tahun tidak ada yang menyodorkan uang padanya seperti ini. Terlebih lagi, jumlahnya hanya 40 ribu.

"Tuan Michael, wanita yang bersama Anda semalam adalah seorang pekerja kontrak di Pusat Sanitasi Lingkungan. Sebulan yang lalu, dia menyewa tempat tinggal di sini, sedangkan dua bulan yang lalu, dia baru dibebaskan dari penjara."

Sebagai sekretaris pribadi Michael selama bertahun-tahun, Charles langsung mulai melaporkan semua informasi yang dia dapatkan begitu mereka naik mobil.

"Dibebaskan dari penjara?"

"Benar, namanya Irene Linardo, dia adalah orang yang menabrak Nona Helen saat mengemudi dalam keadaan mabuk tiga tahun yang lalu. Dia adalah mantan pacarnya Martin dari Keluarga Susanto. Pada saat itu, dia dijatuhkan hukuman tiga tahun penjara dan izinnya sebagai pengacara dicabut," kata Charles sambil mengamati ekspresi bosnya dengan hati-hati.

"Irene Linardo ...." Michael melafalkan nama ini dengan pelan sambil tersenyum penuh arti. "Sungguh menarik."

Awalnya, dia menyetujui pernikahan dengan Helen hanya karena Helen ingin menikah dengannya. Selain itu, Helen merupakan pasangan pernikahan yang lumayan baik. Jika dia diharuskan untuk menikahi seorang wanita dalam hidupnya, Helen merupakan pilihan yang lumayan baik.

Hanya saja, tak disangka, Helen malah meninggal dalam kecelakaan mobil.

Jika Irene mengetahui hubungan antara Michael dengan Helen, ekspresi seperti apa yang akan tampak di wajahnya?

Jika dipikir-pikir, setelah bertahun-tahun, ini pertama kalinya seorang wanita menggenggam tangannya dan membawanya pulang ke rumah, lalu mengucapkan bahwa dia menyukai Michael dengan suara yang agak bergetar tapi yakin.

"Charles, menurutmu, wanita seperti apa yang mampu menyukaiku?" tanya Michael secara tiba-tiba.

"Hah?" Untuk sesaat, Charles tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan ini. "Seharusnya tergantung wanita seperti apa yang Tuan Michael inginkan."

Michael berkata, "Nanti, letakkan informasi mengenai Irene Linardo di mejaku."

"Baik," jawab Charles. Apakah Michael tertarik pada Irene?

...

Setelah pulang kerja, Irene menerima panggilan masuk dari ayahnya yang menyuruhnya untuk pulang ke rumah.

Ayahnya Irene menyuruhnya untuk pulang ke rumah dan memberi penghormatan pada almarhum ibunya karena dia sudah keluar dari penjara.

Irene pun merasa terkejut. Sejak dia dibebaskan dari penjara, keluarganya langsung memutuskan hubungan dengannya.

Selama tiga tahun terakhir, mereka tidak pernah mengunjunginya, seakan-akan dia sudah sama sekali tidak berhubungan dengan keluarga itu.

Ibu kandungnya meninggal dini, saat dia masih berusia tiga tahun.

Tiga bulan kemudian, ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya melahirkan seorang putri yang dinamakan Elena Linardo.

Sejak kecil, Irene sudah mengetahui bahwa ayahnya dan ibu tirinya lebih menyayangi adiknya. Oleh karena itu, dia berusaha keras untuk menjadi lebih dewasa dan selalu mendapatkan peringkat yang baik setiap ujian.

Sejak kecil hingga dewasa, dia tidak pernah membuat mereka khawatir di bidang pembelajarannya. Sedangkan ayahnya juga pelan-pelan mulai bersenang hati untuk membanggakan putrinya yang pandai bersekolah di hadapan orang lain.

Saat dia berpacaran dengan Martin, mungkin itu adalah saat dia paling bahagia di rumah.

Ayahnya menganggapnya sebagai sebuah kebanggaan, ibu tirinya juga memperlakukannya dengan baik, bahkan adik tirinya juga berusaha bersikap baik padanya.

Dia tahu bahwa hal-hal ini bisa terjadi karena Martin adalah putra dari Keluarga Susanto.

Hanya saja, pada saat itu, dia selalu mendambakan hubungan kekeluargaan yang sesungguhnya.

Namun, sebuah kecelakaan lalu lintas malah membuatnya menyadari bahwa segalanya hanyalah angan-angan belaka.

Pada saat ini, di Kediaman Linardo, Irene sedang mendengar Clara Fernando, ibu tirinya, membanggakan bahwa Elena sudah memasuki industri hiburan dengan susah payah, tetapi Elena memerlukan uang untuk mendapatkan peran yang lebih baik.

"Irene, kamu juga tahu kalau keluarga kita nggak punya uang, tapi adikmu sekarang memerlukan uang. Bagaimana kalau ... kamu pinjamkan sedikit uang untuk kami? Nanti, kalau adikmu sudah menjadi artis terkenal dan mendapatkan banyak uang, baru uangnya dikembalikan," kata Clara dengan sungguh-sungguh.

"Aku nggak punya uang," kata Irene dengan singkat.

Ekspresi Clara langsung menjadi kaku, tetapi dia langsung tersenyum lagi dan berkata, "Kamu nggak punya uang, tapi Martin punya uang. Dulu, kamu berpacaran dengannya. Begitu kamu terkena masalah, dia langsung berpisah denganmu. Apakah dia nggak seharusnya ganti rugi?"

"Bukankah Bibi, Ayah dan Elena juga langsung menghindariku begitu aku terkena masalah?" kata Irene pula.

Gary Linardo selaku ayahnya Irene pun berkata dengan kesal, "Kenapa kamu malah mengungkit masalah yang sudah berlalu? Pada saat itu, kalau bukan karena kamu membunuh orang, adikmu sudah lama menjadi pemeran utama dan sekarang sudah menjadi artis terkenal!"

Irene tersenyum sinis. Awalnya, Elena bisa terpilih menjadi pemeran utama karena serial drama itu menerima investasi dari Grup Susanto dan Martin menentukan Elena sebagai pemeran utamanya.

Kemudian, saat Irene dan Martin berpisah, tentu saja Elena tidak lagi menjadi pemeran utamanya.

"Kak, apakah kamu masih menyalahkan kami karena kami nggak melakukan apa pun untuk membantumu saat kamu terkena masalah?" kata Elena secara perlahan.

"Tapi, pada saat itu, kamu menyinggung Keluarga Moiras dan Michael Yunata! Bahkan Keluarga Susanto juga ketakutan hingga mereka memisahkanmu dengan Martin. Apa lagi yang bisa keluarga kita lakukan? Kalau pada saat itu kami benar-benar memihak padamu dan membantumu mengajukan gugatan, bukan hanya kamu, tapi seluruh keluarga kita akan menyinggung Keluarga Moiras dan Michael Yunata. Bagaimana mungkin keluarga biasa seperti kita bisa menanggung api amarah dan pembalasan dendam dari mereka?" kata Elena.

"Masuk akal juga, ya." Irene tiba-tiba terkekeh, lalu dia menatap Elena dan berkata, "Tapi, kalau kalian nggak bisa ikut menanggung penderitaanku, atas dasar apa kalian memintaku untuk membayar demi kesuksesan kalian?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status