Share

Bab 9

Penulis: Bamboo
Setelah keluar dari rumah sakit, Charles bertanya, "Tuan Michael, apakah Anda akan kembali ke kediaman atau ...."

"Ke daerah barat kota," jawab Michael dengan singkat.

Daerah barat kota adalah tempat tinggal Irene. Charles juga tidak tahu berapa lama bosnya berencana untuk tinggal di kamar kontrakan yang kecil itu.

Dalam perjalanan menuju daerah barat kota, di sebuah persimpangan lampu lalu lintas, Charles tiba-tiba berkata, "Tuan Michael, itu Nona Irene."

Michael menoleh dan melihat sebuah sosok yang ramping sedang menyapu sampah di pinggir jalan.

Wanita itu mengenakan seragam kerja berwarna terang dan rambutnya diikat gaya ekor kuda. Karena cuaca dingin, setiap napas yang dia embuskan mengeluarkan asap putih.

Tepat pada saat ini, sebuah sepeda listrik melaju cepat melewati Irene, sepertinya supaya dia tidak tercegat lampu merah. Kaki Irene terserempet oleh sepeda listrik itu dan dia pun langsung terjatuh.

Sedangkan pengendara sepeda listrik itu sama sekali tidak berhenti dan terus melaju di jalanan.

Adegan ini tentu saja juga disaksikan oleh Michael dan Charles.

"Tuan Michael, apakah saya perlu mencari pemilik sepeda listrik ini dan meminta pertanggungjawabannya?" tanya Charles. Dia merasa bahwa bosnya pasti tertarik pada Irene. Jika Michael bisa membela Irene saat Irene dipaksa untuk minum dan ditampar di kelab, dia pasti akan membantu Irene juga di saat seperti ini.

Tatapan Michael tertuju lekat-lekat pada wanita yang terjatuh di luar jendela itu. Suara Willy terngiang-ngiang dalam benaknya, 'Ingatlah ucapanmu hari ini. Jangan seperti dia ....'

Michael tidak akan memedulikan seorang wanita seperti ayahnya. Hal ini hanyalah sebuah permainan. Sedangkan sekarang, dia bukan Mike, bagaimana mungkin dia bisa memedulikan seorang petugas kebersihan seperti Irene?

"Nggak usah peduli," kata Michael sambil mengalihkan tatapannya.

Charles tercengang sesaat. Apakah tebakannya salah? Apakah Michael sama sekali tidak memedulikan Irene?!

Lampu merah sudah berubah menjadi lampu hijau, mobil pun terus melaju ke depan.

Pada saat ini, Shanti, rekan kerja Irene, membantu Irene untuk berdiri sambil bertanya, "Ada apa, Irene? Apakah kamu perlu pergi ke rumah sakit?"

Irene menggertakkan giginya sambil memeriksa lukanya. Dia tidak berdarah, hanya saja bagian pergelangan kakinya yang tersenggol membengkak. "Nggak apa-apa, nanti aku urut saja dengan minyak di rumah," jawab Irene.

"Kalau begitu, nanti urut dengan baik ya, supaya nggak bengkak lagi," kata Shanti. Kemudian, dia pun mengumpati pengemudi sepeda listrik yang menabrak Irene tetapi tidak menoleh sama sekali itu.

Pada malam hari, Irene berjalan tertatih-tatih ke kamar kontrakannya. Begitu dia memasuki kamarnya, dia melihat sebuah sosok yang sudah duduk di bawah cahaya lampu.

"Kakak sudah pulang, ya," kata sosok itu sambil berdiri untuk menyambut kepulangan Irene.

Dalam sekejap, kedinginan yang Irene rasakan seakan-akan menghilang karena sosok ini. Ternyata, hal yang dia inginkan hanyalah seseorang yang bisa menunggunya di rumah, meskipun rumah ini kecil dan sederhana.

"Ya, aku sudah pulang," kata Irene sambil tersenyum. "Sudah lapar, ya? Hari ini, aku beli dua kotak nasi. Aku masak sup dulu, ya, baru kita makan."

"Baik," jawab Michael. Kemudian, dia melihat Irene berjalan tertatih-tatih untuk meletakkan nasi kotak itu di satu-satunya meja persegi kecil di dalam ruangan, lalu kembali mencuci sayuran dan memasak sup sayur dengan kompor listrik.

"Kak, ada apa dengan kakimu?" tanya Michael dengan gaya pura-pura tidak tahu.

"Nggak sengaja terluka sedikit, tapi nggak apa-apa. Nanti, aku oleskan minyak saja," kata Irene dengan singkat. Namun, setelah berjalan beberapa langkah, ekspresinya agak berubah dan keningnya bercucuran keringat.

Michael mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bagaimana kalau Kakak oleskan minyak dulu?" Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan langsung menarik Irene, lalu mengangkat ujung celana Irene.

Dia pun langsung melihat sebuah benjolan yang sangat jelas, meskipun pada saat ini, benjolan itu masih tertutup oleh kaus kaki.

Sedangkan saat dia menurunkan kaus kaki itu, dia seketika melihat pergelangan kaki Irene yang sudah membengkak hingga memar.

Jelas-jelas dia merasa bahwa dia tidak akan peduli. Bahkan jika kaki Irene putus sekalipun, dia yakin dia tetap tidak akan peduli. Namun, entah mengapa, melihat pergelangan kaki Irene yang bengkak, dia merasa agak kesal.

"Nggak masalah, oles minyak saja, pasti sembuh," kata Irene sambil ingin menarik kembali kakinya dari tangan Michael. Namun, tangan Michael tetap menggenggam pergelangan kakinya dengan erat, membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.

Keheningan pun memenuhi ruangan ini.

"Di mana minyaknya?" tanya Michael tiba-tiba.

"Di ... di kotak obat di meja samping ranjang," jawab Irene.

Kemudian, dia tiba-tiba berteriak karena Michael tiba-tiba menggendongnya. Michael menurunkannya di sisi ranjang, lalu mengeluarkan minyak itu dari kotak obat.

Michael duduk di sisi ranjang dan meletakkan kaki kanan Irene yang terluka di atas kakinya sendiri. Dia melepaskan sepatu dan kaus kaki Irene, lalu menekan-nekan benjolan yang sudah memar di pergelangan kaki Irene.

Tulangnya tidak bermasalah, sepertinya dia hanya terkena luka luar, seperti ucapannya. Michael menuangkan sedikit minyak ke telapak tangannya dan mulai mengurut benjolan di kaki Irene.

Michael melakukannya dengan kuat, tetapi Irene tetap menggertakkan giginya tanpa berteriak kesakitan.

"Kak, nggak sakit, ya?" tanya Michael. Jika itu wanita lain, sepertinya dia sudah berteriak kesakitan sejak tadi.

"Nggak masalah." Irene menarik napas, lalu berkata, "Rasa sakit ini masih mending daripada saat aku di ...." Dia terdiam sejenak dan akhirnya tidak mengatakan kata "penjara", melainkan berkata, "Ini jauh lebih mending daripada rasa sakit yang pernah aku rasakan dulu."

Michael menatap Irene dengan penuh pengertian, tentu saja dia tahu apa yang tidak Irene katakan.

Saat Irene berada di penjara, meskipun Michael hanya menyaksikan tanpa melakukan apa pun, tidak begitu halnya dengan Keluarga Moiras. Terlebih lagi, ada banyak orang yang ingin menjilat Keluarga Moiras dan dirinya, sehingga hari-hari Irene di penjara sepertinya jauh lebih mengenaskan daripada orang biasa.

"Sepertinya dulu Kakak pernah sangat menderita," kata Michael dengan suara rendah.

"Semuanya sudah berlalu," kata Irene. Dia merasa setelah pergelangan kakinya diurut, rasa sakitnya juga perlahan-lahan mereda, digantikan dengan perasaan yang panas dan nyaman.

"Mike, terima kasih, ya. Kamu benar-benar orang baik," kata Irene sambil tersenyum pada Michael.

Orang baik? Michael juga tersenyum. Bahkan orang-orang yang menyanjung dan menjilatnya juga tidak pernah mendeskripsikannya dengan kata-kata "orang baik". Hidup dan perbuatannya tidak pernah selaras dengan kata-kata "orang baik".

"Apakah Kakak benar-benar merasa begitu?"

"Ya, tentu saja Mike orang baik," kata Irene dengan sangat yakin, seakan-akan baginya, Michael adalah orang baik, adiknya yang baik.

"Kalau begitu, satu hari nanti, kalau Kakak menyadari bahwa aku bukan orang baik, apakah Kakak akan kecewa?" tanya Michael.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 523

    "Martin, aku merasa agak pengap, ayo pergi ke taman bunga di belakang," kata Hannah."Baiklah," kata Martin sambil menatap calon istrinya dengan tatapan yang agak rumit. "Tadi, kamu sengaja nggak membiarkanku bicara, untuk ini?" Martin mengucapkan kata-kata ini dengan suara yang sangat rendah, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar suaranya."Iya. Kalau ada yang mau cari masalah, untuk apa kita memperingatkannya?" kata Hannah sambil tersenyum. "Selain kedua keluarga kita, tentu saja masih ada keluarga lain yang akan menyinggung Michael dan nasib mereka akan lebih parah lagi."Melihat senyuman di bibir calon istrinya ini, Martin tiba-tiba merasakan kehilangan dan keberatan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya, seakan-akan ada sesuatu yang sudah menghilang darinya dan tidak akan bisa kembali lagi.Sedangkan sekarang, hal yang bisa Martin lakukan hanyalah terikat erat dengan wanita di hadapannya ini, demi kepentingan kedua keluarga!Tidak jauh dari mereka, ada juga seseorang

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 522

    Ternyata, Irene adalah pengemudi mobil yang menyebabkan kecelakaan yang membunuh Helen. Sedangkan sekarang, Michael berpacaran dengan Irene. Sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa hal yang tidak mungkin terjadi ini akhirnya terjadi juga!Bruk!Jason mendengar suara sesuatu terjatuh di belakangnya. Dia menoleh dan melihat Winny yang jatuh terduduk di lantai karena kedua kakinya lemas.Jason menatap Winny dengan tatapan simpati. Sepertinya, Keluarga Avila akan jatuh sial dan Winny sepertinya akan dikeluarkan dari lingkaran kelas atas ini.Bagaimanapun, Michael bukanlah orang yang murah hati.Pada saat ini, Debbie dan Ivanna merasa ketakutan. Terutama Debbie, meskipun dia merasa tidak rela, tatapannya tetap saja tampak ketakutan.Tindakan Michael barusan sudah menunjukkan bahwa dia sebenarnya sudah mengetahui perihal Irene pernah dipenjara. Kalau begitu, perbuatan Winny tadi jelas-jelas mencari masalah untuk dirinya sendiri.Selain itu ... tadi, Michael berjongkok di hadapan Irene, wa

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 521

    "Aku hanya dikatai, terus gaunku diinjak hingga robek," jawab Irene. Dia tidak ingin mengeluh di tempat ini. "Maaf, ya. Hari ini, kamu membawaku ke sini, tapi aku malah ....""Maaf apanya," kata Michael. Dia memotong ucapan Irene dan berkata, "Akulah yang nggak menjagamu dengan baik, sehingga kamu terkena masalah seperti ini."Kemudian, Michael berjongkok dan mengikat ujung rok Irene yang robek, supaya ujung rok itu tidak terseret di lantai, sehingga Irene menginjaknya.Saat Michael berjongkok, semua orang di sekitar terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Tuan Michael yang sangat terhormat di Kota Cena malah bisa berjongkok di hadapan seorang wanita seperti ini.Setelah Michael membantu Irene merapikan ujung rok Irene, Michael menengadah dan menatap Irene sambil bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Pada saat ini, Michael berjongkok sambil menengadah, sedangkan Irene berdiri sambil menunduk. Keduanya saling bertatapan. Untuk sesaat, Irene merasa seakan-akan pada saat ini, Michael sedang m

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 520

    "Benar. Wanita inilah yang nggak tahu malu. Entah dengan cara apa dia menipu Michael. Sepertinya, sekarang, Michael juga nggak tahu kalau wanita ini pernah masuk penjara," timpal Ivanna.Mendengar ucapan wanita-wanita ini, Hannah dan Martin tampak terkejut. Baru saja Martin ingin mengucapkan sesuatu, Hannah diam-diam menarik Martin untuk mengisyaratkan agar Martin tidak mengatakan apa pun.Irene hanya merasa bahwa makin banyak orang di sekitar yang menatap ke arah mereka. Selain itu, banyak orang mendengar ucapan Winny dan yang lainnya barusan. Pada saat ini, tatapan yang tertuju ke arah mereka beragam, ada yang terkejut, ada yang menghina, semuanya seperti sedang menonton pertunjukan.Irene membuang napas dalam hatinya. Sepertinya, di pesta hari ini, dia mempermalukan Michael lagi. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengubah hal-hal yang pernah dia alami sebelumnya.Irene tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi, jadi dia berbalik untuk pergi.Namun, kali ini, baru saja dia mengamb

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 519

    Mendengar hal ini, Winny dan Debbie yang berada di satu sisi juga langsung terkejut.Winny tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kukira kamu siapa. Ternyata kamu pembunuh, ya! Michael tahu, nggak, kalau kamu orang yang membunuh Helen?"Pada saat ini, Winny sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Irene saat Michael mengetahui bahwa Irene adalah pelaku dalam kecelakaan mobil itu.Menurut Winny, Michael pasti tidak mengetahui hal ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin Michael akan membiarkan Irene berias seperti ini dan menghadiri pesta ini sebagai pendampingnya?!Sedangkan Debbie tersenyum sinis dan berkata, "Oh iya, hari ini Martin juga datang ke pesta ini. Tadi, aku melihatnya dengan Hannah. Bagaimana kalau kami bantu agar kamu bisa bertemu dengan mantan pacarmu itu?"Mendengar ucapan Debbie, Winny langsung bersemangat. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling. Kebetulan, Martin dan Hannah berada tidak jauh dari mereka.Oleh karena itu, Winny seketika berseru ke arah kedua orang itu, "

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 518

    "Oh iya, apa hubunganmu dengan Michael? Bagaimana kalau kamu beri tahu kami, untuk memuaskan rasa ingin tahu kami?" kata Debbie.Irene tersenyum dan menjawab, "Ini masalah pribadiku, jadi aku nggak bisa beri tahu kalian."Begitu Irene mengucapkan kata-kata ini, ekspresi ketiga wanita itu sontak berubah. Winny Avila, putri dari presiden direktur jaringan toko kelontong, langsung berkata, "Ucapanmu sungguh nggak enak didengar. Jangan-jangan hubungan kalian memalukan, ya, jadi kamu nggak berani bilang?"Wajah Irene agak menggelap. Hal yang dia duga ... akhirnya terjadi. Meskipun dia ingin menghindar, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sedangkan Ivanna, cucunya bos hotel terkenal, memelototi Irene sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Winny melanjutkan ucapannya dengan agresif. "Jangan-jangan kamu menggunakan cara yang nggak etis untuk menjalin hubungan dengan Michael?" kata Winny.Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Maaf, aku masih ada urusan, jadi aku pergi dul

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status