Home / Romansa / Istri Bohongan CEO / 4. Menjadi Pengasuh Putraku.

Share

4. Menjadi Pengasuh Putraku.

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2021-07-24 18:43:03

Jupiter menarik pundak Valerie sehingga gadis itu berdiri tepat di depan wajahnya. Mata tajam yang sangat menusuk dia hadiahkan pada sang gadis, membuat Valerie bergeming tak berkutik. Kakinya beku, kedua tangan yang berusaha menutupi bagian tubuhnya juga tidak berani untuk bergerak, kecuali gemetar yang dia rasakan pada seluruh tubuhnya. Gadis yang ketakutan itu tidak berani membalas tatapan Jupiter.

“Menjijikkan.” Satu kata yang keluar dari mulutnya selalu sukses membuat Valerie terhina. “Bersihkan tubuh kotor ini sebelum kau menemui putramu.” Lantas dia menyalakan shower yang bertepatan di atas kepala Valerie.

Apa sebenarnya maksud dari perkataannya? Putra? Putra mana yang dimaksud lelaki ini? Valerie hanya bisa diam di bawah guyuran air yang terus menyiram kepalanya, sementara Jupiter menatap tubuh itu tanpa berkedip.

Tidak Jupiter sangkal bahwa kemolekan tubuh gadis ini sukses membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Mantan istri yang menghilang selama bertahun-tahun, dia kembali dengan kemolekan tubuh yang mampu menggetarkan dada Jupiter. Tapi ketika lelaki itu kembali teringat akan pengkhianatan yang dulu Megan lakukan, kembali dia merasa jijik dan tak sudi untun menyentuh tubuh yang sudah dijajakan pada lelaki lain.

Ah ... Megan. Sekarang dia menyebut dirinya adalah Valerie dan bersikap seakan dia melupakan pernikahan yang pernah terjalin. Jupiter menjadi semakin murkah setiap kali mengingat usaha gadis ini mengelak dari tuduhannya. Apakah mungkin Megan kehilangan ingatan, sehingga dia merasa dirinya tidak mengenal Jupiter? Lelaki itu semakin berpikir, tanpa melepaskan mata dari gadis yang membasuh tubuhnya takut-takut. Tapi kemudian dia tepis dugaan itu dan menganggap Megan pasti sedang membuat cerita drama untuk membuatnya luluh. Jupiter tidak akan semudah itu tertipu.

Kemudian, Jupiter meninggalkan mantan istrinya dan memilih menunggu di ruangan lain. Beberapa pelayan dia tugaskan untuk mempersiapkan segala keperluan perempuan licik itu.

Dan lihatlah ketika dia sudah selesai dikenakan pakaian mahal. Gadis yang tadinya kumuh dan menjijikkan kini terlihat lebih elegan meski geraknya kaku di depan Jupiter.

“Bagaimana rasanya mengenakan pakaian mahal lagi? Apakah itu membuatmu merasa seperti nyonya?” sindiran tajam dia hadiahkan.

Sementara Valerie, dia justru merasa tidak nyaman di balik balutan gaun mewah yang dipakainya. Andai bisa meminta pun, tentunya ingin memakai pakaian kaus dan celana jeans panjang, yang biasa dia kenakan sehari-harinya. Ini sangat menyiksa, sebab ketika Valerie menggerakkan sedikit saja kakinya, orang-orang bisa melihat hampir seluruh belahan pahanya.

“Baik lah. Karena sepertinya kau sudah siap, maka kita akan pergi sekarang.” Jupiter berjalan menuju pintu keluar dan diikuti oleh Valerie, meski gadis itu bingung dirinya akan dibawa ke mana.

Selama di dalam mobil mewah yang mereka naiki, Valerie terus mencengram ujung belahan gaun di pahanya. Ini sangat mengganggu, mengingat dia tidak biasa mengenakan pakaian yang terbuka. Ingin rasanya dia berontak dan mengganti pakaian itu lagi, tapi ucapan pelayan yang menyebut Jupiter bisa saja semakin marah, dia hanya bisa menelan protesnya.

Ketika turun dari dalam mobil, Valerie terkagum menatap bangunan besar yang ada di depan mereka. Ke mana ini? Dia terus bertanya-tanya di dalam kepala. Dan saat Jupiter mengajaknya memasuki rumah besar itu, seorang anak lelaki berusia delapan tahun melihat mereka dengan ekspresi dingin tak bersahabat.

“Rainer,” sapa Jupiter. “Kau mendapat pengasuh baru. Mulai hari ini, dia yang mengurus segala keperluanmu.”

Anak itu menatap Valerie dan menjawab acuh. “Pengasuh yang sangat berlebihan. Apa dia pikir ke sini untuk kontes fashion show?”

Anak itu sangat dingin tidak terjamah dan tentunya memiliki kepribadian yang keras. Dia adalah gambaran dari Jupiter. Dengan membuat mantan istrinya menjadi pengasuh, yakin lah dia tidak akan bisa mengelak lebih lama lagi. Jupiter ingin melihat tontonan seru ini, ketika Megan akan menyesal sehingga dia tidak tahan menanggung hidupnya.

Sementara Valerie terlihat biasa saja tanpa ada rasa terkejut di wajahnya. Ini kah yang disebut lelaki itu sebagai neraka? Kenapa tidak sejak awal saja dia ditempatkan di sana? Valerie tidak perlu mencari pekerjaan lagi jika ternyata lelaki ini sendiri yang memberinya pekerjaan.

Dan sekarang Valerie mengerti apa niat lelaki bernama Jupiter itu. Jupiter ingin membuatnya merasa sakit menjadi pengasuh, karena lelaki itu terus berpiki dia akan tersakiti sendiri. Sangat bodoh, padahal Valerie sama sekali tidak terganggu.

Valerie berjongkok di depan Rainer dan mengulurkan tangannya.

"Halo, Rainer, perkenalkan aku Valerie Demelza. Aku akan menjadi pengasuhmu," katanya tanpa beban.

Valerie lagi? Kenapa dia masih terus berpura-pura? Jupiter ingin mengamuk tapi dia tahan demi melihat respons dari putranya.

"Aku tidak peduli siapa kau. Tugasmu di sini adalah mengurus keperluanku, sangat tak tahu diri jika kau merasa harus sedekat itu bersalaman denganku."

Wajah Valerie menjadi memucat. Shock mendengar jawaban dari anak berusia delapan tahun yang sangat dingin tak bersahabat. Sangat berbeda dengan anak-anak di desa pada umumnya. Dan lihat lah Jupiter tertawa bahagia di wajah tampannya yang dingin.

Di anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua, seorang wanita berusia empat puluh lima tahun, berdiri mematung. Dia mengusap matanya untuk memastikan siapa yang tengah dilihatnya di bawah sana. Benarkah itu Megan? Jupiter membawa  gadis yang dulu membuangnya, kembali ke rumah ini? Patricia Gween, ibu tiri Jupiter tidak bisa percaya dengan isi kepalanya. Dia berlari ke lantai dua untuk menemui Sammy, menantu laki-laki di rumah itu.

"Sammy, kau harus melihat ini!" Patricia menarik tangan menantunya. "Kau lihat itu? Megan Rosaline kembali ke rumah ini!" dia menunjuk orang di lantai satu.

Patricia adalah ibu tiri yang tamak akan uang. Sejak dulu dia selalu bersaing ketat untuk menjadi penguasa di keluarga Lemanuel. Dia tidak bisa percaya, seorang Jupiter mampu memaafkan istri yang berselingkuh darinya.

"Apakah Jupiter memang sudah gila? Bagaimana bisa dia membawa gadis itu kembali?" Alisnya mengerut dan di dalam dada terasa terbakar. Dia tidak rela jika kedudukannya sebagai nyonya teratas di rumah itu akan kembali direnggut.

Tapi Sammy hanya tersenyum miring melihat mereka. "Menarik. Ini akan menjadi tontonan seru."

"Apa yang kau anggap seru? Kau pikir dia akan membiarkan ketenangan di rumah ini? Jangan lupakan bahwa dia adalah perempuan licik dan tak punya hati, dia akan membuat kita semua di dalam kesulitan!" Patricia mendengus kesal lantas turun menemui tiga orang yang ada di sana.

Melihat ibu tirinya, Jupiter tahu wanita itu akan membuat kegaduhan di tempat ini. Sangat ingin dia usir Patricia segera, tapi mulut wanita sialan itu segera berbicara.

"Jupiter, kau membawanya ke sini? Apa kau lupa ji-"

"Ini adalah pengasuh baru Rainer, kau bisa menunjukkan apa saja yang harus dia lakukan di rumah ini. Dan satu lagi, jangan mengatakan apa pun yang akan membuatku marah."

Patricia terbeliak mendengar ucapan Jupiter dan hatinya melompat girang. Jupiter membawa perempuan ini untuk menjadi pengasuh? Akan sangat menarik seperti kata Sammy, dia akan bebas menghukum wanita angkuh yang dulu selalu merendahkan dirinya!

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Amin Mustolih
novel terkonyol dan terjelek yang pernah saya baca cuih cuih cuih
goodnovel comment avatar
edmapa Michael
pengasuh yang baik
goodnovel comment avatar
Veni Sinaga
Valerie yang kuat dan sabar yaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Bohongan CEO   125. Ekstra Bab.

    “Aku mencintaimu.”Jupiter memberi kecupan di bibirnya istrinya, memeluk wanita berambut panjang itu. Dia tatap mata indah Valerie, mata yang baginya adalah lautan yang mampu menenggelamkan. Mata itu bagaikan samudra, membuat Jupiter ingin terus berlama-lama tenggelam di sana.“Aku lebih mencintaimu, Suamiku. Tapi, cepat lah ambil bekalnya, anak-anak pasti ingin memakan sesuatu.” Dia dorong dada Jupiter menjauh, mengingatkan suaminya akan pekerjaan yang belum dilaksanakan.“Oh, aku hampir lupa. Wajahmu begitu indah sampai membuatku melupakan segalanya,” puji Jupiter.Valerie memutar matanya. Sejak berapa tahun mereka menikah, lelaki di depannya itu memang sangat senang menggoda dan menggombal. Dia sudah paham tabiat Jupiter tetapi entah kenapa wajahnya selalu bersemu .“Dasar tukang gombal.”“Tidak, aku tidak begitu. Aku sangat menyukai wajah istriku dan itu tidak berbohong,”

  • Istri Bohongan CEO   124. Ending.

    “A-apa yang kau katakan, Piter?” Megan kelabakan sekarang, tetapi dia masih mencoba mengelabuhi lelaki yang ada di depannya. Wanita itu menyentuh lengan Jupiter mencoba merayu. “Apakah kau demam, Piter? Aku istrimu, kenapa kau menanyakan ke mana aku pergi? Astaga... kau sangat mencintai istrimu sampai mengigau” katanya.Jupiter bukan orang bodoh. Ya, anggap lah dia sudah bodoh satu minggu ini sehingga tak bisa menyadari siapa yang ada di dekatnya. Jika saja Jupiter tidak terlalu mencintai Valerie, dia pasti bisa melihat betapa bodohnya dia kemarin.Ketika Piter bertanya kenapa Raena diberi susu botol, kala itu dia curiga melihat dada istrinya yang berbeda. Itu tidak seperti pucuk dada milik seseorang yang menyusui. Tapi Jupiter terlalu takut istrinya akan tersinggung, sehingga mengabaikan keganjilan yang dilihatnya. Piter juga curiga akan keanehan Valerie yang sama sekali tidak mempedulikan Rainer. Dia ingin bertanya, tetapi rasa cinta ter

  • Istri Bohongan CEO   123. Di Mana Istriku?

    “Ah sial!” Umpatan tak bisa dihindarkan keluar dari mulutnya. Segera Jupiter menghubungi nomor kakaknya untuk mengawasi Valerie di rumah. Jika benar perempuan itu bukan Valerie, dia tidak akan melepaskan Megan kali ini.Siapa lagi jika bukan Megan? Hanya mantan istrinya itu lah satu-satunya orang yang selalu megusik hidupnya selama ini.“Jelny, awasi Valerie di rumah. Jangan biarkan dia pergi sebelum aku tiba di rumah.” Piter berpesan, lalu mematikan ponselnya bahkan sebelum Jelny menyahut dari ujung sana. Lantas dia memacu jalan mobilnya untuk segera kembali ke mansion.**Malam semakin larut membuat pemandangan lebih gelap. Valerie masih berlari di tengah suara hewan malam yang terus memenuhi telinga. Sesekali dia terjatuh, ketika kakinya tidak mampu berlari lagi.“Arh!” Valerie menjerit saat kakinya masuk ke dalam lubang, dan dia menjadi jatuh. “Aw...” eluh

  • Istri Bohongan CEO   122. Dia Bukan Valerie?

    “Valerie, kau belum tidur?”Jelny muncul dari arah lain, mengejutkan Megan yang tengah mengendap-endap keluar dari kamar. Mata gadis itu tertuju pada kantong hitam yang tengah Megan bawa.“Apa yang kau bawa?” tanya Jelny lagi, membuat Megan ingin memecahkan kepala kakak iparnya itu.‘Bukan urusanmu, brengsek! Kenapa kau tidak tidur saja?’“Valerie? Kau mendengarku?”“A-apa?” Megan terkesiap.“Kenapa kau sangat terkejut? Astaga... aku hanya bertanya apa yang kau bawa di kantong hitam itu.”“Ini kotoran Raena,” sahut Megan cepat. “Ya, kotoran Raena. Baunya tidak sedap jika dibiarkan di dalam kamar, jadi aku ingin membuangnya.” Ada saja alasan yang didapat wanita pembohong ini.“Oh, itu. Kenapa kau tak menyuruh pelayan atau pengasuh saja? Valerie, kau baru melahirkan, tidak baik sering-sering naik turun tangga.”&ldqu

  • Istri Bohongan CEO   121. Ini Tentang Ibu.

    ‘Bagaimana uangku? Kau tidak ingin aku mengirim gambar ini pada Jupiter, kan?’ sebuah pesan Marius kirimkan dari ponselnya.Tak sampai dua menit, dia sudah menerima balasan untuk pesan itu.‘Datang lah sekarang, aku akan meletakkan uangmu di tempat sampah depan mansion.’Lelaki itu segera bangkit dari duduknya. Valerie yang tengah berbaring di atas dipan kayu, ikut bangkit melihat lelaki itu.“Ke-kenapa?” tanya Valerie, bingung melihat eskpresi tak biasa yang Marius tunjukkan.Marius menghela napas panjang, matanya menatap Valerie tidak tega. Tapi dia tak punya pilihan sekarang, dia harus menjemput uang yang Megan janjikan agar segera bisa pergi membawa Valerie.“Aku akan pergi membeli makanan.”“Ka- kau meninggalkanku sendiri?” Valerie balik bertanya dan tampak ket

  • Istri Bohongan CEO   120. Kebebasan Bagi Valle?

    ‘Tidak... aku tidak mau tertangkap. Tidak mungkin, hidupku tidak boleh berakhir seperti ini.’Megan tak bisa mengatakan apa-apa. Mulutnya kaku, otaknya tak mampu berpikir selain mungkin rahasianya sudah terbongkar sekarang. Dia ingin menutup panggilan itu dan melarikan diri sebelum Jupiter lebih dulu menemukannya.Megan bahkan berpikir untuk kabur menggunakan uang penjualan perhiasan milik Valerie, agar tidak tertangkap oleh Jupiter.“Valerie, kau mendengarku?”Bagaimana ini? Megan mendengarnya, tetapi dia tidak bisa berbicara. Otak kotornya tengah digunakan memikirkan rencana busuk untuk melarikan diri.“Maafkan aku, Valle, aku menyesal.”A-apa itu? Apakah Megan tidak salah mendengar? Jupiter baru saja meminta maaf dan dia berkata menyesal? Megan masih tetap terdiam, ragu mungkin lelaki itu hanya brsandiwara.“Aku memang bodoh, aku tidak memikirkan istriku yang baru menghadapi masa sulit mela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status