Share

5. Kau Ibuku Yang Lari?

Mansion milik keluarga Lemanuel digegerkan oleh kedatangan wanita yang mereka yakini adalah Megan. Mulai dari pelayan rendahan sampai kepala pelayan semua menggosipkan tentang mantan nyonya mereka yang angkuh, kejam, dan tidak berperasaan. Tentunya mereka sangat terkejut melihat nyonya yang biasa berpenampilan glamour itu tiba-tiba menjadi seorang pengasuh.

 

Valerie yang ketepatan sedang membuatkan sarapan untuk Rainer harus mendengar gosip yang diucapkan secara terang-terangan.

 

 

“Kau yakin Nyonya Megan akan menjadi pengasuh? Dia bisa mengasuh Tuan Muda Rainer? Menurutku itu tak masuk akal. Tujuannya ke sini pasti lah ingin merayu tuan.”

 

 

“Tentu saja! Memangnya apa lagi yang diinginkan perempuan itu? Semua uang yang dia bawa pasti lah sudah habis sehingga membuang harga dirinya yang tinggi itu.”

 

 

“Tapi sayangnya, justru dia menjadi terlihat menyedihkan. Tuan menempatkannya menjadi setara dengan kita, dan yang lebih ironis lagi, semua orang dilarang mengatakan pada Tuan Muda Rainer bahwa dia adalah ibunya.”

 

 

Valerie mendengarnya tapi tidak sedikit pun dia merasa terganggu. Dia bukan Megan, bukan orang yang sedang dibicarakan. Gadis itu tetap fokus pada pekerjaannya yang tidak terpengaruh.

 

 

Ketika dia selesai dengan pekerjaannya, Valerie menata makan siang itu di atas nampan dan bergegas menuju kamar Rainer. Tapi, Jupiter lebih dulu menghentikannya sebelum gadis itu tiba di kamar Rainer.

 

"Bagaimana rasanya menjadi pelayan untuk putramu sendiri? Apa itu menyenangkan, Megan?" sindir Jupiter keras.

 

Dasarnya Valerie tidak merasa sebagai ibunya Rainer, dia hanya tersenyum menjawab ucapan lelaki yang merendakannya.

 

"Aku tidak pernah melahirkan, jadi aku tidak tahu rasanya."

 

Ingin sekali Jupiter meremas bibir yang berkata dengan gampangnya. Apakah tidak ada rasa bersalah di hati perempuan ini? Dia sudah menjadi pengasuh dan tidak sedikit pun menyesali perbuatannya? Jika bukan karena Rainer sering menanyakan tentang ibunya, Jupiter sendiri tidak sudi membawanya kembali ke rumah.

 

"Kau memang iblis yang tidak punya perasaan bahkan pada putramu sendiri. Kau lebih buruk dari binatang yang menelantarkan anaknya!" bisik Jupiter di antara gigi yang mengatup.

 

Valerie lelah berdebat dengannya. Meski terus mengelak, dia tidak akan pernah menang dari lelaki ini. Di mata Jupiter dia adalah Megan dan akan tetap menjadi Megan.

 

"Jika tak ada yang ingin Anda bicarakan lagi, saya permisi, Tuan." Valerie membungkuk sopan sebelum melanjutkan langkahnya menuju kamar Rainer.

 

 

“Tuan Muda, sarapanmu sudah siap,” kata Valerie, membawa nampan berkaki itu ke atas ranjang. Dia letakkan tepat di depan Rainer yang sedang sibuk dengan gadged di tangannya.

 

 

Mungkin sudah satu jam dia menunggu tuan muda yang acuh itu, tapi Rainer tidak juga menunjukkan minatnya untuk makan. Anak itu sangat sibuk dengan gadged seakan kedatangan Valerie tidak mempengaruhinya. Jadi, Valerie mengingatkan.

 

 

“Tuan Muda, jika kau tidak makan sekarang makanan ini akan menjadi dingin dan tidak enak. Sebaiknya hentikan dulu bermain,” katanya dengan nada pelan dan sopan.

 

 

“Kau pikir siapa dirimu? Kau hanya pengasuh di rumah ini, jadi jangan kau coba untuk menggurui tuanmu.” Rainer berkata tanpa melihat wajah Valerie.

 

 

Astaga, dia memang putranya Jupiter, sangat dingin dan tidak berperasaan persis seperti ayahnya yang gila itu. Mungkin dia juga hanya percaya pada isi kepalanya sendiri, sama seperti Jupiter? Valerie menggeleng kepala pelan.

 

 

Tapi Rainer melihat gelengan kepala itu sehingga dia tersinggung dan marah.

 

 

“Kau menilaiku? Sejak kapan ada seorang pengasuh yang berani menilai tuannya?”

 

 

Valerie sudah beberapa kali menjadi pengasuh anak di desanya, tapi dia belum pernah bertemu dengan anak seperti Rainer. Sangat kurang ajar dan tidak menghargai orang lain! Ah ... mungkin memang ini lah bedanya kehidupan di desa dan kota besar, apalagi anak ini hidup di dalam lingkup keluarga yang sangat kaya raya. Uang memang bisa membuat seseorang menjadi sangat tak punya sopan santun.

 

“Maaf, aku tidak berani.” Valerie menurunkan kepalanya. “Tapi jika kau tidak makan siang, kau bisa sakit, Tuan Muda.”

 

Rainer meletakkan gadged-nya dan menatap Valerie sendu.

 

"Aku mendengar pembicaraanmu dengan ayahku. Benarkan kau ibuku yang seperti binatang?" tanya anak itu.

 

Sungguh Valerie tidak bisa berkata-kata ketika mendengar Rainer menyebut ibunya seperti hewan. Anak ini sepertinya sangat membenci ibu yang meninggalkannya.

 

"Maaf, Tuan Muda, itu tidak benar. Aku hanya seorang pengasuh di sini."

 

Prang!

 

Nampan di depannya Rainer lemparkan sehingga menimbulkan suara bising di dalam kamar. Valerie terkejut sampai ikut melompat ketika pecahan mangkuk mengenai kakinya. Gadis itu tidak menduga anak seusia Rainer akan bertindak mengerikan. Tubuhnya sempat gemetar sebelum membalas tatapan dari Rainer.

 

Anak ini tidak boleh terus-terusan dibiarkan. Valerie harus mulai mengajarkannya sopan santun.

 

“Tuan Muda, membuang makanan adalah hal yang tidak terpuji. Di luar sana sangat banyak anak yang tidak bisa makan dengan cukup.”

 

 

“Dan kau pikir aku peduli? Karena kau bukan ibuku, maka jangan bersikap seakan aku adalah putramu!”

 

 

Dari kalimat itu Valerie bisa merasakan bahwa anak ini merindukan kasih sayang ibunya. Mungkin, anak ini menjadi pembangkang dan suka semaunya adalah bentuk dari protes yang tidak tersalurkan. Bisa Valerie rasakan bahwa Rainer menginginkan kehadiran seorang ibu, tapi dia terlalu egois untuk mengakuinya di depan orang lain. 

 

 

"Apa yang kau lihat? Kau tidak mendengar ucapanku? Jangan pernah melihatku dengan tatapan iba seperti itu!" sentak Rainer, membuat Valerie kembali dari pikiran panjangnya.

 

 

Lantas, Valerie membungkuk dalam dan meminta maaf lalu mengumpulkan semua pecahan gelas dan mangkuk.

 

“Kalau begitu aku permisi, Tuan Muda. Kau bisa memanggilku jika ingin makan,” ucapnya sebelum keluar.

 

 

Ketika dia keluar dari dalam kamar, beberapa orang sudah menunggunya di depan sana. Semua mata tertuju pada gadis yang kini membawa nampan berisi pecahan gelas dan mangkuk. Mereka menunjukkan ekspresi terkejut luar biasa.

 

 

“Rainer mengamuk? Astaga ... baru satu hari menjadi pengasuh dan kau membuatnya marah?” Patricia berbicara dramastis. “Kalian! Bawa dia sekarang juga ke halaman belakang!” perintahnya pada dua pelayan.

 

Ini kesempatan bagus bagi Patricia. Ketika Jupiter sudah berangkat ke kantor, dia lah yang harus menghukum gadis tidak tahu diri ini!

 

 

Sementara Valerie tidak mengerti kenapa semua orang sangat membenci dirinya. Apakah wanita bernama Megan itu memang sangat mengerikan, sampai semua orang tidak menyukainya? Atau kah mungkin orang-orang ini lah yang jahat, sehingga perempuan itu menjadi tak tahan hidup di lingkup keluarga ini? Dia semakin bingung ketika disuruh berdiri di bawah terik matahari.

 

“Karena kau baru bekerja dan sudah membuat keributan, maka berdiri lah di sana sampai matahari terbenam. Ingat, tak ada makan dan juga minum untukmu!”

 

Patricia sangat membenci Megan sampai ke ubun-ubun. Sejak Jupiter menikah dengan gadis itu, seluruh mansion ini adalah daerah kekuasaannya. Tak ada yang berani melawan wanita iblis itu, sebab Jupiter selalu memanjakan Megan. Dan ketika akhirnya Megan kabur membawa hampir setengah dari kekayaan keluarga, Jupiter membencinya sangat dalam.

Apa lagi tujuan Piter membawa Megan kembali? Pasti lah untuk membuat gadis itu menderita. Patricia akan sangat senang hati membantu Jupiter untuk menyiksa gadis ini.

 

"Berikan dia pukulan dua puluh kali!" perintahnya tanpa berperasaan.

Dua pelayan yang menyeret Valerie lantas mengambil pukulan rotan yang sudah disiapkan. Mereka bergantian memberi cambukan di dua betis Valerie, sehingga dia hanya bisa menjerit menahan sakit.

 

Sebenarnya, apa yang terjadi di rumah besar ini? Valerie tidak mengerti. Dia hanya bisa menjerit, meminta ampun dan memohon, tapi pukulan itu sama sekali tidak berhenti sampai mereka menghitungnya dua puluh kali.

 

Tapi ketika pukulan itu berhenti, Patricia belum merasa puas sehingga dia menyuruh pelayan mengikatnya di bawah terik matahari.

 

"Bawakan serangga padanya!" perintahnya sekali lagi.

 

 

Ya Tuhan ... hukuman semacam apa itu? Hanya karena tidak bisa membujuk Rainer makan lantas mereka harus menghukum Valerie semengerikan ini? Pukulan rotan dua puluh kali, dijemur tanpa makan dan minum sampai sore, dan sekarang masih ingin memberikan hukuman tambahan?

 

Valerie membayangkan dirinya akan mati oleh gigitan serangga sebanyak itu, jadi dia tidak bisa diam kali ini.

 

"Cukup! Kalian tidak bisa melakukan ini padaku!" Matanya terbuka lebar melihat sarang serangga yang dibawa mendekat padanya. "Apa salahku sampai kalian melakukan ini? Jauhkan serangga itu!" teriaknya, mencoba mengelak dari paranpelayan yang mengikat kedua tangan. Bahkan berusaha lari pun dia tidak bisa oleh cengkraman dua pelayan yang juga mengikat kakinya.

 

Patricia hanya tertawa melihat Valerie mulai digerayangi semut besar berwarna merah itu, seakan seluruh dendamnya dibayarkan lunas.

 

"Nyonya! Tolong katakan pada mereka untuk menjauhkan serangga ini. Kau tidak boleh melakukan hal mengerikan ini pada seseorang, Nyonya!" seru Valerie memohon. kedua tangan yang terikat ke belakang membuatnya tidak bisa bahkan untuk melindungi telinga dari serangan serangga yang sangat banyak.

 

Patricia menyeringai puas. Ini lah yang dulu pernah dia impi-impikan, membuat Megan merasakan penderitaan seperti yang pernah dilakukan gadis itu padanya.

 

"Megan, bagaimana rasanya menjadi orang yang mendapat ketidakadilan? Apakah itu enak? Kau menikmati gigitan serangga itu?" sindirnya. "Rasakan lah sembari mengenang kekejamanmu di masa lalu!" lanjutnya tak berperasaan.

 

"Aku bukan Megan! Kalian salah jika ingin membalaskan perbuatannya padaku!"

 

Dia bukan Megan, Valerie tidak sepantasnya mendapat penderitaan seperti ini. Tangis dan permohonan gadis itu adalah hal sia-sia yang hanya mampu dia telan sendiri. Tak ada yang mengasihani dirinya, apalagi berniat untuk melepaskan penderitaan ini. Valerie menjerit fustrasi.

 

Hingga seluruh tubuhnya bengkak oleh gigitan serangga, baru lah Patricia datang dengan dua pelayannya. Dia tertawa besar melihat kondisi gadis yang sangat memprihatinkan.

 

"Kau kuat juga, ya. Padahal aku pikir kau akan pingsan dalam waktu satu jam," sindir Patricia.

 

Dengan sisa tenaganya, Valerie membalas tatapan wanita kejam itu. "Apa yang membuat Anda sangat kejam padaku, Nyonya?"

 

Dua mata Patricia membesar, dia sangat kesal dengan gadis yang seperti tidak merasa bersalah ini. Apakah Megan sedang berusaha membuat drama yang teraniaya?

 

"Terus lah berpura-pura, maka aku akan semakin senang memberikan hukuman padamu!"

 

Berpura-pura? Ah ya. Valerie hampir lupa jika semua orang menganggap dirinya Mega. Dengan membuat dirinya lemah dan banyak bertanya, itu pasti semakin memicu kebencian di hati orang-orang ini. Tak ada kesempatan bagi Valerie untuk membuktikan bahwa dirinya bukan gadis yang meraka maksud.

 

"Jangan kau coba mengatakan pada Jupiter bahwa aku yang menghukummu, atau kau rasakan akibatnya!" peringat Patricia, sebelum tubuh lunglai Valerie dibawa menuju klinik khusus pelayan.

 

Bagaimana dia akan berani mengadu? Sedangkan jelas Valerie tahu, Jupiter sendiri pun sangat membencinya dan beberapa kali memukul dengan sabuk. Jika dia berani mengatakan dihukum oleh Patricia, bukankah itu sama saja dia membuat diri menjadi bahan tertawaan? Jupiter akan sangat senang, bisa saja justru menyuruh Patricia lebih sering membuatnya menderita.

 

 

Nasib apa yang dia dapatkan ini sebenarnya? Valerie tak pernah berpikir hidupnya akan berakhir seperti ini. Dia sangat marah, tapi tak bisa melakukan apa pun untuk melawan. Namun untuk pasrah juga dia sangatlah tak rela. Haruskah Valerie mendapatkan siksaan ini terus-terusan, dan sampai kapan tubuhnya mampu menerima perlakuan tidak adil seperti itu? Valerie ingin berontak, menghancurkan dunia bahkan jika dia bisa.

 

****

 

 

 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
aduhhhhh sangat tersiksa
goodnovel comment avatar
Mikasi Mimi
bagus novelnya...
goodnovel comment avatar
edmapa Michael
Kapan penderitaan wanita itu berakhir??????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status