‘Kau meracuni putraku.’
Masih belum bisa Valerie mengalihkan kalimat itu dari kepalanya. Demi Tuhan! Lebih baik mati daripada mendapati diri memerankan kisah hidup seorang pembunuh, tak berperasaan. Jika selama ini Valerie hanya takut akan kebencian Jupiter yang lari dan berselingkuh, ternyata semua itu belum ada apa-apanya.
Valerie secara tidak langsung sudah menjadi pembunuh di depan mata semua orang. Bagaimana dia akan sanggup menjalankan peran ini lebih lama lagi? Demi Tuhan, mati adalah yang lebih baik daripada berlama-lama berada di rumah ini sebagai Megan.
“Kau sangat terkejut?” kata Kakek Paul, mengamati air muka gadis itu. “Seakan bukan dirimu yang melakukannya.”
“Aku tidak melakukannya.” Refleks Valerie menjawab, karena memang bukan dia lah pelaku pembunuhan itu. “Aku tidak melakukan apa pun pada putra Anda, Tuan.”
“Wah! Wah! ...” Patricia tak bisa m
Jupiter seperti diletakkan pada mulut jurang yang begitu dalam. Pertanyaan dari gadis di depannya itu membuat dia tak mampu bergerak. Seperti sebuah lempengan es yang sangat rapuh, hatinya mendingin dan terasa akan pecah seketika.Valerie tahu jika selama ini Jupiter hanya berpura tak mengetahui kebohongannya? Gadis itu juga pasti menertawakan Valerie, setelah menghilang tiga hari untuk menghindarinya. Tapi bukan itu yang lebih menyedihkan sekarang. Sungguh hati Jupiter remuk seketika, sadar jika Valerie tak mungkin ingin tetap bersamanya.“Jupiter, jawab aku.”Sekali lagi Valerie berucap, membuat Jupiter tak mungkin terus mengelak.Harus kah dia mengaku pada gadis ini? Tak bisa kah Valerie berpura tak tahu dan memilih mengabaikannya? Bukan kah sesungguhnya lebih bagus mereka tetap berpura-pura layaknya suami istri sungguhan demi kebaikan mereka sendiri? Tak seharusnya Valerie bertanya dan memojokkan Jupiter seperti ini
Dua pasang mata Jupiter masih terarah pada milik Valerie. Dia sangat tidak senang, itu yang Valerie baca dari sorot lelaki itu. Tangisan sang gadis berhenti seketika dan bibirnya menjadi sinis.“Istrimu yang gila! Istrimu yang sudah membuat neraka dunia di dalam hidupnya, lalu menjatuhkannya padaku!”Dia berlagak bodoh? Demi Tuhan, Valerie sudah muak akan sandiwara lelaki ini.“Kau menjadikan aku tumbal untuk menyelamatkannya, benar? Jupiter, sadar lah Megan adalah perempuan yang akan membuatmu menjadi monster! Sadar lah, bahwa Rainer sendiri akan membencimu ketika tahu betapa kau membela perempuan menjijikkan seperti dia!” sentak Valerie, mengeluarkan seluruh emosinya.Dia sadar ini bukan ranahnya untuk menghakimi Megan, tetapi karena Valerie lah yang dirugikan sangat banyak, apakah salah jika dia menyuarakan pandangannya tentang perempuan itu?“Valerie, apakah di matamu aku terlihat seburuk itu?”“
Valeri terdiam. Mata yang tadi liar ke kiri kanan, kinia lurus menatap Jupiter. Dua bola itu melotot bersamaan denga bibir yang sedikit membulat. Pikirannya buntu saat ini setelah mendengar perkataan dari Jupiter.Apakah benar yang dia dengar? Jupiter berkata Valerie sudah membuatnya ... candu akan tubuh ini? Selain itu, dia ingat betul perkataan Jupiter yang tidak membiarkan Valerie lari darinya. Tunggu. Itu seperti sebuah kalimat yang menekankan bahwa Valerie harus tetap di sisi Jupiter sebagai ....“Kau akan di sini selamanya sebagai Megan.”“A-apa maksudmu?” tanya Valeri tergagu.Astaga, perkataannya tadi saja belum bisa Valerie pahami dan sekarang Jupiter menyebut dirinya akan tinggal di sini selamanya sebagai ... Megan? Sebagai istri untuk lelaki ini?Kening yang sejak tadi beradu pun perlahan bergerak. Jupiter tak mampu mengalihkan pandangan dari bibir Valerie yang sangat menggoda untuk dia sentuh detik ini juga
Menjadi ibu Rainer? Apakah ... ini maksudnya Jupiter ingin Valerie menjadi istrinya menggantikan Megan? Bahkan jika Valerie menuruti perkataan lelaki itu, apakah mungkin? Sedang semua orang ingin membunuh Megan dan Jupiter masih harus melindungi agar Rainer tak pernah tahu. Bagaimana dia akan menyelesaikan masalah rumit ini?Valerie terlalu sibuk sampai tak sadar Jupiter menempatkan wajah mereka sangat dekat. Lelaki itu semakin mendekat dan berbisik di depan wajah Valerie.“Kau sudah membuatku gila ingin terus merasakanmu, maka jangan pernah pergi.”Dia memiringkan wajahnya ke kiri, lantas menempelkan bibir tipis ke milik Valerie yang sedikit terbuka. Tanpa menunggu persetujuan sang gadis, Jupiter mengecup lembut bibir itu sebelum mulai menggerakkannya perlahan.Sangat lembut seakan baru saja tak terjadi apa-apa. Dia makan bibir kecil Valerie sampai habis dan mulai mempermainkannya di dalam mulut. Hawa hangat oleh napas gadis itu membuat
Seperti dunia milik berdua, Valerie dan Jupiter melupakan fakta bahwa mereka baru saja bertengkar. Godaan dari sentuhan masing-masing semakin membawa keduanya untuk menuju puncak tertinggi percintaan.Bagaikan seekor ular Valerie meliuk di bawah kuasa tangan Jupiter. Seketika dia tersadar jika sekarang sudah di dalam pengaruh lelaki itu, tetapi tak kuasa untuk meminta Piter menghentikannya. Dia buka mata, menatap Jupiter yang sedang bermain di dadanya. Valerie menggigit bibir bawah ketika serangan Piter semakin menggila.“Piter, tu-tunggu.”Lantas, Jupiter menghentikan aksinya dan melihat Valerie yang juga tengah menatap matanya.“Hum?”Bahkan gumaman itu terdengar sangat seksi, membuat Valerie ingin memeluk Jupiter kembali ke dadanya.“Itu ... tidak.” Sempat dia ingin mempertanyakan kalimat terakhir yang Jupiter ucapkan tadi, tapi terlalu malu dianggap buru-buru.Tersenyum kecil, Piter menari
“Kau sangat bahagia? Sejak tadi kuamati kau selalu tersenyum.”Dua tangan melingkar di perut Valerie, yang sedang menata sarapan di meja makan.“Hah?” Valerie sedikit terlonjak. “A- aku tidak begitu,” sahutnya, ketika sebuah rasa panas menyerang wajah.Gadis itu tersipu malu, membuat Jupiter semakin bersemangat menggodanya. Dia letakkan dagu di atas pundak Valerie dan memiringkan wajahnya menghadap leher Vale.“Tapi aku lihat memang begitu. Apa mungkin kau sangat bahagia setelah tadi malam?”Semakin memerah saja wajah Valerie oleh godaan lelaki itu. Dia bahkan menggigit bibir sebab bingung akan menepis pertanyaan Piter.“Ya, sepertinya kau memang terbawa suasana sampai sekarang. Apakah kita perlu mengulanginya pagi ini?” Piter lebih berani.Begini lah jadinya jika rasa di dalam dada sudah tersalurkan. Lelaki yang biasa selalu menjaga sikapnya, kini terang-terangan menunjukkan
Didapati dengan keadaan seperti itu, sangat memalukan tentu saja. Wajah Valerie memerah dan tangannya gemetar menyingkirkan Jupiter yang masih berusaha menggapai pinggangnya. Dia berusaha terlihat nyaman, tapi getaran tangannya membuktikan Valerie tidak merasa baik.“Ka-Kakek. Anda ... Anda ingin sarapan?”Meski Valerie sangat gugup oleh kedatangan Kakek Paul, masih berusaha dia memberi sapaan yang sopan. Namun, Kakek Paul hanya mendengus, lantas meninggalkan ruang makan sembari bergumam merendahkan.“Menjijikkan.”Mendesah, Valerie menunduk menatap sarapan di atas meja. Dia sudah bangun pagi-pagi sekali, melupakan tubuhnya yang remuk redam oleh perbuatan Jupiter tadi malam, tetapi hancur hanya karena hal konyol yang seharusnya bisa dihindarkan.“Kau merusak semuanya, Piter.” Gadis itu menjatuhkan diri di atas kursi.Bagaimana Jupiter akan mengelak? Valerie sedang berusaha menunjukkan pada kakeknya b
Lelaki itu sangat berani. Dia seperti tak peduli jika sampai Jupiter mengetahui perbuatannya. Valerie sangat kesal, marah, sehingga dadanya bergemuruh di dalam sana.Bayangkan saja, sekarang tubuhnya hampir menempel di dada lelaki menjijikkan itu.Gemas, Valerie menepis tangan Sammy hingga terlepas dari pinggangnya.“Jangan menyentuhku, Bengsek!”“Kau tidak suka? Ah ... tapi kau bahkan memberikan tubuhmu untuk Jupiter. Aku sangat iri.”Bajingan ini sangat memuakkan.“Karena dia suamiku!” Valerie masih berusaha membuat dirinya tak terpengaruh, meski Sammy sudah tahu siapa dirinya.Bagi Valerie, Sammy hanya sampah yang mencoba memperalat dirinya. Jangan lupakan dia baru saja memancing Valley untuk berbagi rahasia. Yang artinya, pasti lah kedudukan lelaki ini tidak aman di rumah Jupiter. Dengan membuatnya terjerat, Sammy akan memiliki kesempatan untuk memperalat Valerie sampai ke depan nanti.Sa