Bab 16
Untuk menghilangkan kekesalannya, Christian pergi ke sebuah klub malam, ia menghabiskan waktu dengan meminum minuman beralkohol hingga pagi hampir menjelang. Kemudian pulang bersama para bodyguardnya.
Sepanjang jalan mulutnya tidak berhenti mengoceh, bahkan tangannya pun ikut bergerak-gerak memukul ke arah para bodyguard, tapi orang-orang yang menjaganya itu hanya diam saja seperti patung.
Christian bangun hampir menjelang sore hari.
Ia menghubungi Bram dan memintanya untuk datang ke Unit.
"Ck, tidak bisakah kau berhenti menggangguku di akhir pekan?" protes Bram dari seberang telepon.
"Turuti saja perintahku atau kepotong gajimu bulan ini," ancam Christian sambil mematikan panggilan.
Mesk
Bab 17"Detektif Andreas!""Oh, Tuan Bram, sedang apa anda di sini?" kening Bram seketika mengernyit heran. Bukankah harusnya dirinyalah yang bertanya. Apa yang sedang dilakukan lelaki berusia akhir tiga puluhan itu di Klinik."Tuan?" Bram tersadar dari lamunan. Kemudian ia tersenyum canggung."Maaf, aku hanya sedang mencari teman." Detektif itu mengangguk dengan sedikit senyum lalu keduanya berpisah. Detektif itu pergi dengan bergegas. Bram langsung kehilangan moodnya untuk mencari Via, lagipula pihak Klinik tidak mengijinkannya menemui pasien manapun. Akhirnya Bram kembali pulang.*****Tu
Bab 18Malam ini, pesta perayaan pernikahan James dan Rosaline akhirnya digelar di sebuah hotel bintang 5 dengan nuansa yang sangat mewah.Para tamu undangan terdiri dari orang-orang penting dari kalangan atas negeri itu. Para Pejabat, Amir, dan Pengusaha elit turut menjadi tamu kehormatan.James dan Rosaline tersenyum hangat menyambut tamu-tamu mereka, sementara anak mereka satu-satunya masih belum kelihatan batang hidungnya.Di dalam Unit, Christian tengah bersiap. Malam ini dia akan hadir tanpa pasangan, mengingat Chiara masih belum bisa dihubungi.Itu adalah pesta perayaan pernikahan sekaligus perayaan ulang tahun perusahaan ke 53 tahun. Sudah pasti yang hadir pun masing-masing membawa pasangan.
Bab 19Dengan keahliannya, Aleandro sangat mudah berpura-pura baik di depan orang-orang itu namun tak ada yang tahu dengan kebusukan hati pria itu di dalamnya.Melihat kelakuan Chiara yang memalukan, Aleandro segera mengajaknya pergi dari tempat itu dengan menarik paksa tangan Chiara hingga wanita itu merintih kesakitan.Di dalam kendaraan, mata tajam Aleandro menatap wajah Chiara yang terpaku di tempatnya. Pikiran wanita itu masih fokus pada Via. Dia masih belum puas memaki Via. Niat dalam hatinya ingin mempermalukan Via, tapi kenapa justru dirinya yang merasa malu dan jatuh sekarang. Salah satu alasan Chiara membenci Via adalah karena ayahnya Suryo yang tiap waktu selalu memikirkan Via dan Julia, bahkan kehadiran dirinya di sisi Sang Ayah hanya seperti pajangan. Ada tapi tidak dianggap. Makanya ia bersiasat mengirim Via jauh dari Suryo
Bab 20Suasana masih tampak gelap di luar saat Via terbangun dari tidurnya. Ia sedikit terkejut ketika melihat Christian berbaring di sampingnya dengan posisi meringkuk tanpa selimut.Via berulang kali mencoba mengingat kapan lelaki itu datang ke tempatnya, dia juga memeriksa pakaiannya. Apakah ada yang berubah atau tidak.Mungkin karena semalam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, hingga saat ia terlelap tanpa sadar Christian masuk ke kamarnya.Via lalu bergegas ke kamar mandi dan menunaikan kewajibannya.Langit Dubai masih gelap saat Via menjalankan rutinitasnya seperti biasa setelah beberapa waktu ia tinggalkan.Meskipun Unit tidak terlalu kotor, namun tempat itu juga tidak ter
Bab 21Di dalam kantornya, Christian termenung di kursi kebesarannya. Pikirannya saat ini tidak fokus hanya untuk bekerja. Ia mengingat banyak hal sehingga melupakan kewajibannya di kantor.Christian memainkan pensil kemudian menatap laptopnya lalu mencoba membuka file-file dokumen di depannya, namun tetap saja pikirannya tidak ada di sana. Via mengalihkan pikirannya. Sial!Bram yang tengah duduk di kursinya sambil mengerjakan beberapa tugasnya, merasa heran melihat kelakuan Christian. Seakan mengerti kekalutan bosnya, Bram memberi saran."Jika kau merindukan Via, kenapa kau tidak melihat dia di CCTV, Bos," saran Bram.Christian mendelik tajam ke arah Bram, detik berikutnya dia kembali berpikir. Itu bukanlah ide yang bu
Bab 22Via menyiapkan segera air hangat untuk mengobati luka-luka yang ada pada tubuh Chiara. Wanita itu kini tengah berbaring di kamar tamu milik Christian. Sejak beberapa saat lalu, Christian menemani Chiara di kamarnya bahkan perempuan itu tidak mau jauh dari sisi Christian. Tak ada rasa cemburu di hati via, tapi tentu saja dirinya sangat risih melihat kedekatan mereka. Apalagi melihat Chiara yang agresif yang terus memeluk tubuh Christian.Via membawa tempat berisi air hangat sekaligus waslap yang langsung diberikan kepada Christian.Chiara sempat melirik dengan sinis ke arah Via sebelum akhirnya mengaduh kesakitan akibat sentuhan di beberapa luka di badannya."Apakah terasa sakit?" tanya Cristian. Chiara langsung mengangguk mengiyakan."Biar
Bab 23"Aleandro?"Lelaki itu tersenyum sinis. Aura pembunuh melekat kuat di matanya. Dengan pistol di tangannya, Aleandro melenggang masuk ke Unit dengan santai.Christian dan Bram saling menatap tajam kearah lelaki itu."Apa yang kau inginkan?" tanya Christian.Aleandro tidak langsung menjawab. Ia masih tersenyum sinis lalu duduk di sofa."Panggilkan wanita jalang itu kemari," ujar Aleandro dengan sikap yang tenang.Christ dan Bram langsung mengerti arah perintah Aleandro tersebut. Pasti Chiara yang dimaksud lelaki itu.Sementara Chiara yang mendengar keributan dari dalam kamarnya langsung ketakutan begitu men
Bab 24Hingga beberapa saat, Via masih tidak tenang ketika berdua saja dengan Christian dalam kamar lelaki yang mengaku suaminya itu.Saat ini Via berjalan mondar-mandir persis seperti setrikaan.Ketika Christian menyadari tingkah istrinya, ia merasa terganggu oleh kelakuan Via. Christ membuka matanya lalu memperhatikan istrinya."Apa kau tidak lelah berjalan mondar-mandir dari tadi?" tanya Christian sambil bertumpu dengan tangan.Via merasa gugup hingga ia berbalik dan menatap kearah Christian." Maaf, Tuan, izinkan aku pergi agar bisa memasak untuk makan malam?" pinta Via berasa beralasan."Kau tidak diizinkan untuk pergi kemanapun, satu-satunya yan