Suasana meriah dengan dekorasi pernikahan yang mewah, menghiasi suasana di ballrom hotel milik keluarga Leonardo. Iya tepat hari ini, adalah tepat hari dimana Leonardo dan Elena akan menjadi sepasang suami isteri. Setelah banyak drama, masalah dan hingga Leonardo harus pergi ke Bandung di H-2 pernikahan, membuat banyak true story untuk perjalanan pernikahan mereka. Elena dan Leonardo tampil menawan dengan balutan baju pegantin yang senada berwarna putih. Leo yang tampan dengan balutan jas putih dan celana putih. Sedangkan, Elena berbalut gaun putih dengan bahu yang tidak tertutupi apapun. Sehingga terlihat jelas bahu putih bersih Elena. "Kamu sangat cantik istriku." Bisik Leonardo tapi tatapannya lurus ke arah tamu."Diam kamu mas. Entah ini sudah kali keberapa kamu bilang seperti itu." Elena berusaha tersenyum ke arah tamu."Kamu juga seksi, aku sudah tidak sabar untuk menerkammu nanti malam di kamar." Ucap Leo yang mulai berani. "Mulutmu rasanya ingin ku sumpal pakai lap meja dis
Halo semuanya, udah pada tidur kah. Rasanya pengen banget buat upload bab lagi teman-teman. Tapi sekarang aku lagi di kejar deadline buat ngumpulin skripsi huhuhu. Aku memang masih anak kuliahan temen-temen. Oh iya sebelumnya aku ucapin terimakasih buat kalian yang udah baca ceritaku dari Bab 1 - 15. Seneng banget rasanya lihat pembaca nambah, meskipun belum banyak. Tetap support aku ya. Ajak teman-teman kalian untuk baca novelku. Yang masih proses penulisan. Akan ada banyak kejutan dari Leonardo dan Elena nantinya. Oh iya, mereka udah resmi nikah kan. Leonardo junior coming soo wkwk. Dah intinya aku minta maaf karena belum bisa upload bab baru dan jangan lupa like and coment buat karyaku ini. Aku mau nuntasin skripsi dulu. nanti di masa tenang sebelum sidang aku janji bakal upload bab lagi. Doakan semuanya. Galau banget asli karena gak bisa upload bab baruLove you all :* saranghae. Arigatou. Good Night.
Sinar cahaya menyeruak memasuki jendela kamar. Seorang wanita cantik mengeliat kan badannya. Iya dia Elena. Elena baru saja terbangun dari tidurnya, karena merasa cahaya pagi mengganggu tidurnya. Saat membuka matanya, sesosok laki-laki tampan tengah memandangi dirinya dari jarak dekat. Siapa lagi kalau bukan Leonardo Matt Thomas yang kini resmi menjadi suaminya."Cantiknya istriku." Leo memberikan kecupan manis di kening Elena."Masss." Elena menelusupkan wajahnya di bantal malu. Leo memeluk tubuh Elena erat. Rasanya semenyenangkan ini menikah, bangun tidur bisa melihat pasangan kita yang tidur bersebelahan. Leo mengusap rambut Elena lembut. "Sayang kenapa malu? Kan sama mas sendiri. Udah jadi suami juga. Bahkan semalam, kamu sudah memberikan mahkota kamu ke mas." Leo terkekeh pelan, mengingat semalam adalah momen terindah dimana ia bisa mendapatkan mahkota dari gadis kecilnya."Ih mas. Kan emang udah sewajarnya kalau sudah menikah." Elena mendongkakkan kepalanya. "Semoga nanti sege
"Buat apa mas berbohong sayang? Ini rumah kita. Apa rumahnya kurang besar?" Tanya Leonardo dengan merasa was-was. Ia takut tidak bisa membahagiakan Elena dengan rumah yang sudah ia siapkan sejak lama.Elena memperhatikan seluruh halaman rumah Leonardo. Mungkin untuk menjadi lapangan sepak bola juga bisa digunakan. "Mas buat rumah kenapa besar banget?" Tanya Elena menatap Leonardo lembut. Ia berharap jawaban Leonardo bisa memuaskan dirinya. "Ya mas pengen punya banyak anak. Rumah besar biar anak-anak bisa main puas di rumah. Nanti kita bikin anak kaya Gen Halilintar ya sayang. Nanti jadi kesebelasan Leonardo squad. Ayo sayang, Dona sudah menunggu kita di dalam." Leo melangkahkan kakinya mendahului Elena. Bibir Elena masih komat-komat setelah mendengarkan ucapan laki-laki yang kini sudah menyandang status suaminya. "Banyak anak banyak anak. Mulutnya emang gak bisa di kontrol banget. Suami siapa sih dia." Elena melangkahkan kakinya menyusul Leonardo. Rumah yang akan mereka tempati ben
Pagi ini, Elena dikejutkan dengan apa yang Leonardo lakukan. Ia membawa beberapa asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah mereka. Paling mengejutkan lagi, mereka semua sudah berumur paruh baya. Leonardo juga menjelaskan, mereka juga sudah mendapatkan tugas masing-masing di setiap sudut. "Kalau sekarang ada banyak ART, Elena juga minta sesuatu mas. Ada titik dimana mereka nggak usah bersihin tempat itu." Ucap Elena dan membuat Leo menautkan alisnya."Dimana aja sayang?" Tanya Leonardo penasaran."Kamar kita, ruang kerja dan belajar sama ruang musik. Jawab Elena dengan tenang. Meskipun menjadi istri orang kaya raya, Elena tetap ingin menjalankan beberapa kegiatan yang ada di rumahnya. "Sayang gak usah ya. Masa kamu ngepel, nyapu juga. Mas nyari istri lo, bukan babu." Leo merangkul pinggang Elena posesif. "Emang Elena ini istri mas. Tapi Elena juga pengen jadi istri kaya umumnya. Ngerjain pekerjaan rumah juga. Nanti masalah masak, mungkin Elena bisa malam harinya atau hari libur
Hari ini, Leonardo dan Elena berencana untuk pergi ke Raja Ampat untuk pergi bulan madu. Mereka berdua memutuskan mengambil cuti satu minggu di awal pernikahan. Pergi bulan madu ke Raja Ampat adalah pilihan Leonardo sendiri, dia sangat mencintai alam Indonesia sehingga memilih memutuskan bulan madu di dalam negeri. Pukul sembilan pagi, mereka berdua sudah menginjakkan kaki di tanah raja ampat. Dengan naik helikopter pribadi, Leonardo memang berencana untuk menghemat waktu perjalanan. Elena begitu antusias ketika Leonardo mengajak datang ke tanah Indonesia yang seperti surga dunia. "Sayang, El seneng banget diajak kesini!" Teriak Elena histeris. Leonardo tersenyum bahagia ketika melihat senyuman Elena yang merekah. Ia menaruh koper yang berisi barang-barang mereka lalu menghampiri Elena yang berdiri di dekat jendela kamar. Sambil memandangi pemandangan indah yang ada di depannya.Leonardo menaruh kepalanya di bahu polos Elena yang tidak tertutupi kain. Elena hanya mengenakan long dr
Tidak terasa, bulan madu singkat yang Leonardo dan Elena sudah berakhir. Mau tidak mau, mereka harus kembali ke Jakarta. Leonardo bisa saja nambah lamanya bulan madu mereka, tapi tidak dengan Elena. Ia harus kembali pergi ke kampus untuk menjadi dosen. Sore ini, setelah puas berbelanja seharian. Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di bandara setempat. Mereka akan kembali ke Jakarta dengan naik pesawat komersil kelas bisnis. "Kemarin berangkat naik helikopter, giliran naik pesawat rencananya biar sederhana. Eh malah ambil kelas bisnis mas. Padahal ini kan harus transit ke Sorong dulu mas." Gerutu Elena."Uang mas buat apa kalau nggak buat kebahagiaan mas sama kamu sayang. Uang mas ini banyak, jadi gak boleh kalau disimpan saja." Ucap Leonardo dengan sombongnya."Terserah mas saja." Elena menghitung kembali jumlah koper yang akan mereka bawa ke Jakarta. Berangkat ke Raja Ampat mereka hanya membawa satu koper, kembali ke Jakarta terbitlah empat koper. "Itu tiga koper, nanti kita b
Pagi ini, Leonardo dibuat pusing dengan istrinya cantiknya itu. Setelah tragedi Elena sakit sepulang dari bulan madu, Leo menginginkan jika istrinya itu untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia tahu, jika kondisi istrinya belum pulih. Elena memaksa untuk berangkat ke kampus untuk kembali bertemu dengan Mahasiswanya karena beralasan masa cuti kerjanya sudah habis."Janji ya setiap sepuluh menit sekali kabari mas." Ucap Leonardo berdiri di samping Elena yang sedang berdandan.Elena tersenyum manis "Mana bisa sepuluh menit sekali mas. Kan Elena ada jam juga, nanti nggak bisa fokus buat ngajarnya. Elena janji, untuk nggak bikin mas khawatir." Elena mengusap lengan suaminya yang sudah terbalut dengan jas hitam kerja."Mas, pagi ini nggak bisa ngantar ke kampus lo sayang. Mas ada ketemu sama klien beda arah. Takutnya nanti...." Ucapan Leonardo terpotong, karena Elena langsung berdiri menaruh jari telunjuknya di bibir Leonardo. "Ada Parjo yang nanti nganterin Elena mas. Mas percaya dia kan? P