Share

23. Ciuman Pertama

“Halo, Ajeng ... maaf ya aku telepon pas kamu lagi sibuk-sibuknya. Aku kira enggak bakal diangkat.” Sahabat Ajeng bernama Farah menelepon saat Ajeng sedang membakar kartu undangan pernikahannya.

“Enggak kok aku lagi enggak sibuk.” Ajeng menopang dagu sembari duduk memandangi api yang menghanguskan kartu-kartu itu.

“Maaf ya kemarin aku enggak bisa datang ke acara akad kamu, beneran deh kemarin aku sibuk banget. Eh, kamu lagi ganti baju pengantin ya.”

“Baju pengantin apanya. Orang aku enggak jadi nikah sama Bima. Enggak perlu minta maaf juga enggak bisa dateng, Far. Emang semuanya sudah batal kok.”

“Hah! Masa sih? kamu bercanda?!”

“Masa aku bercanda sama hal sakral.”

“Serius Ajeng, aku sekarang lagi ada di resepsi pernikahan kamu dan Bima. Aku baru aja dateng. Aku pikir kamu lagi ganti pakaian. Lihat pelaminannya cuma ada Bima sama orang tuanya, tapi pestanya tetep ada kok.”

“Yang bener ?!” Ajeng berdiri saking terkejutnya. Dia tidak menyangka Bima akan tetap melangsungkan resepsi perni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status