Beranda / Young Adult / Istri Culun sang Raja Kampus / Menyiapkan Sarapan Pagi Untuk Suami

Share

Menyiapkan Sarapan Pagi Untuk Suami

Penulis: Popyani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 15:31:07

Setelah selesai mengenakan pakaian,  Aditya segera berlalu dari ruang ganti, namun, dia tak menemukan keberadaan Dita di kamar.  Tak perduli, Aditya melanjutkan langkah kaki itu, menuju cermin, namun-sekejap menghentikan langkah kaki itu, saat mendapati ada ranjang nya yang sudah terlihat rapi. 

Raut wajah itu nampak tak biasa, dan kembali melanjutkan langkah kaki  itu.  Beberapa menit merapikan penampilan nya di depan cermin, Aditya segera berlalu dari dalam kamar, hingga langkah kaki itu dia hentikan, saat suara telepone menyapa gawai nya. Dan pada layar HP nya, dia mendapati nama, SAYANG, yang tak lain adalah Dina-kekasih nya. 

"Hallo, Yang--."

"Dit--, Kenapa kemarin, lo, nggak masuk kampus?!" tanya Dina dengan nada suara nya yang terdengar kesal. 

Raut wajah Aditya berubah seketika, saat dilayangkan pertanyaan seperti itu oleh Dina. Seandai nya kekasih nya taju, apa yang terjadi dalam hidup nya.

"Dit--!" panggil Dina tiba-tiba, saat Aditya tak kunjung menyambut panggilan telepone nya. 

"Maaf, Yang--, Kemarin tiba-tiba gue ngedrop, dan sempat rawat inap satu malam di rumah sakit."

"Lo, serius, Yang?! Kenapa, nggak ngabarin gue?!" tanya Dina dengan nada suara nya yang sudah mulai meninggi. 

"Maaf---," lirih Adit, dengan raut wajah penuh dengan penyesalan. 

"Tapi, hari ini, lo masuk kampus, kan?"

"Ya. Hari ini gue, masuk kampus."

"Oke, kalau gitu gue nungguin. Bye, Sayang---,"sahut Dina, memutuskan sambungan telepone nya, dan Aditya.

Mengela napas nya dalam-dalam, raut wajah Aditya seketika berubah, dan terlihat jelas beban di wajah tampan itu. Seandai nya, kalau Dina tahu, Aditya tidak tahu, apa yang apa kekasih itu lakukan. 

***

***

Senyuman terus terukir di wajah Dita, saat melewatkan sarapan pagi nya, bersama ke dua mertua. Tak ada sekat yang membatasi, Dita terlihat sangat begitu bahagia. Wanita 21 tahun itu, seperti menemukan kembali keluarganya. Tersenyum lepas, namun-senyuman itu memudar, setelah mendengar suara seseorang. 

"Pagi Maa, pagi Paa," sapa Aditya, dengan alunan langkah kaki yang dia bawa kan menuju ruang makan. Dan Dita kembali merasakan ketegangan di dalam diri nya.

Aditya telah mendaratkan tubuh nya pada sebuah kursi, dan tanpa pria itu sadari diam-diam Dita tengah mencuri-curi pandang pada nya. Terlepas dari bagaimana sikap buruk Aditya pada nya selama ini, Dita tak memungkiri kalau pria itu memang sangat tampan.  Aditia memiliki tubuh yang di-idamkan oleh setiap wanita. Alisa tebal, dengan senyuman nya yang begitu menewan, mampu membuat lawan jenis nya, hanyut dalam kharisma pria itu. 

"Aku tak memungkiri, kalau memang dia sangat tampan. Dan ketampanan itu semakin sempurna, karena dia berasal dari keluarga kaya. Dan Dina, adalah wanita yang beruntung, karena memiliki hati nya. Dina, pun merupakan wanita paling cantik, dan juga sangat populer di kampus. Mereka berdua adalah pasangan yang  serasi," gumam Dita dalam hati, dengan pandangan yang terus dia hantarkan pada Aditya. 

Ternyata, tanpa Dita sadar, Aditya menyadari, kalau sedari tadi-wanita itu memperhatikan diri nya. Mengalihkan pandangan nya pada Dita, dan menatap nya dengan tatapan membunuh. Dan Dita, yang mendapati tatapan seperti itu dari Aditya, cepat-cepat mengalihkan pandangan nya. 

"Dita...." panggil Mama Nita tiba-tiba, yang membuat wanita berkaca mata itu seketika memalingkan pandangan nya. 

"Iya, Maa...."

"Ambilkan makanan buat Aditya. Apakah kamu lupa, kalau saat ini kamu sudah bersuami."

Wajah kaget-dengan seketika mengantarkan pandangan nya pada Aditya, namun pria itu nampak acuh, dan tak memperdulikan ucapan ibu nya sama sekali. Dan di depan Aditya Dita tak menemukan apa pun, "Kenapa dia tak mengambil nya sendiri? Bukankah dia sama sekali tak menganggap aku ini istri nya?" gumam Dita dalam hati-dengan pandangan yang terus dia hantarkan pada Aditya, yang masih setia memasang wajah dingin nya, dan akhir nya dengan berat hati, Dita pun bangun dari duduk nya, dan mulai mengambil sarapan pagi untuk suami nya.

Di layani seperti itu, Aditya merasa mendapatkan sebuah keuntungan dengan menikahi Dita, dia seperti memiliki pelayan pribadi, dan tak pula harus repot-repot menggaji nya, "Ternyata, ada untung nya juga, aku menikahi si-Culun, ini!" gerutu Aditya, dalam hati. 

Suasana hening menyelimuti di dalam ruangan makan itu, hanya terdengar suara piring, dan juga sendok yang saling membentur. Beberapa menit menikmati sarapan pagi nya, kini Aditya telah selesai. Pria itu bangun dari duduk nya. 

"Pa--, Ma--, aku berangkat,"pamit Aditya. Akan mengayunkan langkah kaki nya meniggalkan ruangan itu, namun-harus kembali dia urungkan,  saat tiba-tiba Papa Herman bersuara. 

"Tunggu!" ujar nya tegas, dan pandangan itu Papa Herman bawah pada Dita, "Kamu sudah selesai?"

"Sudah, Pa-," jawab nya. 

"Kalau begitu pergi-lah bersama Adit!"

Dan seketika kedua sosok itu saling menatap, dan Aditya terlihat keberatan dengan apa yang Papa Herman pinta. 

"Apakah kamu lupa, kalau Dita  ini adalah istrimu. Kalian satu kampus, jadi mulai sekarang kalian akan pergi, dan pulang bersama."

"Biar aku--," ujar Dita, namun tak dapat menyelesaikan ucapan nya, saat Mama Nita menyela. 

"Pergilah bersama Aditya!" ujar Mama Nita, hingga yang bisa Dita lakukan hanyalah pasrah.

Aditya menghela napas nya berat. Selama ini semua orang di kampus tahu, kalau diri nya selalu menghina Dita, dan membully nya.  Dan jika teman-teman di kampus nya mengetahui kalau dia, dan Dita saat ini adalah pasangan suami-istri, Aditya merasa dia telah menjilat ludah nya sendiri. Mengatakan Dita laksana sebuah virus bagi nya, namun kini dia sendiri yang menginginkan virus itu datang dalam diri nya.

Sangat keberatan, namun Aditya tak memiliki pilihan lain selain menuruti permintaan ayah nya, "Baiklah," sahut Aditya dengan napas yang terdengar berat, dan segera berlalu dari ruang makan itu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akhir Kisah

    Beberapa jam kemudianBeberapa menit menempuh perjalanan--akhirnya mobil yang membawa Dita telah kembali berada di rumahnya. Saat akan turun dari dalam mobil, mimik wajah Dita seketika berubah setelah mendapati adanya sebuah mobil asing yang terparkir di depan rumah. Melangkahkan kakinya--namun pandangan itu tak Dita putuskan dari mobil berwarna merah itu. "Dita---." Panggil suara tidak asing-membuat pandangan Dita teralihkan, dan seketika mimik wajah Dita berubah kaget--setelah mendapati siapa yang menyeruhkan namanya itu."Anita!" gumam Dita dengan tatapan tidak percayanya. Dita segera mengambil langka lebarnya menghampiri wanita yang sudah lama tidak dia temuinya itu.Namun, adanya baby Damar dalam gendongan Anita membuat antusias di dalam diri Dita hilang sekejap. "Kapan kau datang?" tanya Dita, tanpa meminta persetujuan Anita--wanita itu segera mengambil alih Damar dalam gendongan sahabatnya, dan melabuhkan kecupan singkat pada pipi gembul baby Damar. "Sekitar dua puluh menit y

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Arman Meminta Maaf

    Kendaraan yang membawa Dita--telah terparkir di halaman depan rumah sakit. Dengan ragu, wanita bernama Anandita Setiawan itu menurunkan kedua kakinya. "Apakah perlu saya temani, Nyonya?" tanya sang sopir tiba-tiba, saat Dita tak kunjung melangkahkan kakinya ke dalam bangunan di depannya. "Tidak perlu Pak, Bapak tunggu di sini saja," sahut Dita dengan menoleh sebentar pada sopir pribadinya, dan kembali membawa pandangan pada bangunan yang berada di depan."Baiklah Nyonya, kalau begitu saya akan memarkirkan mobil-dan menunggu anda di sana saja," ujar sang sopir memberitahu, seraya jari telunjuknya mengarah pada sebuah pohon yang rindang yang berada di dekat halaman parkir. "Baik Pak," sahut Dita, dan sang sopir segera melajukan kembali kendaraan roda empat itu. Dita menghembuskan napasnya kasar, meraup udara sebanyak mungkin--saat merasa pasukan oksigen di dalam dadanya berkurang. Suasana hatinya tiba-tiba tak karuan. Antara iya, dan tidak, untuk dirinya masuk ke dalam bangunan rum

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akan Menjenguk Jeni

    Awan tak lagi putih, langit tak lagi biru--sebab kini bumi telah diselimuti kegelapan kala malam kembali menyapa. Angin berhembus sedikit kencang, membuat tirai yang menggelantung tertiup kala angin berhasil mencuri masuk ke dalamnya. Mendapati hal itu Dita segera menghampiri. Kedua tangannya menarik ujung gorden, dan menyatukannya dengan lebih rapat lagi. Mengedarkan pandangannya menjelajahi seisi ruangan. Suasana kamar kini sangat berbanding terbalik dengan tadi. Tadinya kamar ini sangat riuh, dengan celotehan, dan tangisan ketiga buahatinya. Namun, kini telah lenggang karena bayi-bayi miliknya sudah terlelap. Menghembuskan napasnya panjang, Dita meraup oksigen sebanyak mungkin melepas lelah yang begitu menggerogoti di tubuh. Dita merasa seperti baru saja melepaskan beban yang cukup berat. "Ternyata ada asam-manisnya," gumam Dita, dengan senyuman yang dia ukir di wajahnya. Dita memutuskan untuk kembali melihat ketiga bayinya. Menyingkap tirai tipis yang menghalangi pandangan, s

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menyerahkan Baby Damar Papa Aditya dan Dita

    Sangat tidak keberatan untuk seorang Aditya Wijaya jika Dion memberikan putranya untuk dia asuh--sebab perasaan memiliki itu sudah ada untuk anak dari sahabat baiknya itu sejak dia lahir. Namun, yang jadi pertanyaan untuk Aditya--kenapa Dion ingin memberikan anaknya pada dia, sebab pria itu sendiri pernah meminta padanya agar Aditya mengikhlaskan Damar untuknya."Katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi, sampai kau ingin memberikan Damar padaku?" tanya Aditya, dengan nada suaranya yang terdengar menuntut. Kedua alis tebal Aditya menyurut, saat pupil hitam pekat pria itu semakin tajam ketika menatap Dion. Bukan hanya Aditya saja yang dibuat kaget dengan permintaan Dion, namun Dita juga. Dirinya sama sekali tidak keberatan jika Dion memberikan putranya pada dia, dan Adtya, untuk diasuh oleh mereka. Namun, yang membuat Dita heran---sebab Dion--dulu ingin merawat putranya sendiri. "Iya, Dion. Aku sama sekali tidak masalah kalau kau memberikan Damar pada aku, dan Aditya. Aku akan mer

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Kedatangan Dion

    Baby Adrian yang sudah mabuk ASI perlahan melepaskan puting susu ibunya sendiri, dan kini sudah terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. Dan saat Dita kembali menyodorkan putingnya, bayi itu kembali melepaskannya dan kini justru memasukkan gumpalan jari ke dalam mulutnya. Baby Adrian kini fokus bermain."Sepertinya dia sudah kenyang," ujar Aditya. "Iya Mas," sahut Dita membenarkan, dan wanita itu memutuskan untuk membaringkan putranya disamping saudara kembarnya. Dalam keadaan kenyang, membuat baby Adrian dan juga Adriana tak lagi rewel. Kedua bayi itu kini bermain, menendang-nendang kecil kaki mereka, ataupun mengemut jari-jarinya. Dan, kegiatan kecil yang dilakukan oleh bayi kembar itu mampu membuat perasaan kedua orang tuanya terhibur. "Mereka sangat menggemaskan ya, Dit?" ujar Aditya-dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Sekilas menatap pada Dita, dan kembali memfokuskan pandangannya pada kedua anaknya. Aditya nampak sangat menikmati apa yang dia lakukan saat ini. "Mas-

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Pemandangan Pagi

    Dua bulan kemudianWaktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa dua bulan telah berlalu, sejak kelahiran baby Adrian, dan Adriana. Banyak hal yang telah dilewati dalam dua bulan terakhir ini. Salahsatunya Dita yang kini telah pindah dari villa, dan menempati rumah barunya, yang barus atu bulan ini dibeli oleh Aditya.Hari-hari yang dilewati Dita penuh dengan kebahagiaan. Suami yang sangat mencintainya, dan memiliki kedua anak yang semakin hari, semakin menggemaskan di matanya. Dita, seperti memiliki mainan baru-sebab sejak kehadiran baby Adrian, dan baby Adriana membuat hari-hari dari Ibu muda itu terasa jauh lebih berwarna. Namun, kadang Dita suka menemukan kerepotan kalau kedua bayi kembar itu rewel bersamaan.Dan, tanpa Dita sadari dirinya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Seperti biasa, saat pagi hari sebelum Aditya bangun Dita telah berkunjung ke kamar bayi yang bersebelahan dengan kamarnya, dan Aditya. Berada di kamar dengan cat berwarna putih yang mendomi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status