Home / Young Adult / Istri Culun sang Raja Kampus / Sakit hati Dengan Perlakuan Aditya

Share

Sakit hati Dengan Perlakuan Aditya

Author: Popyani
last update Last Updated: 2023-06-29 12:20:04

"Mulai sekarang-jangan memanggilku dengan sebutan Tante lagi!" Mama Nita bersuara dengan tegas--memberikan peringatan pada pada wanita yang baru saja menjadi menantunya itu.

Dita seketika tersadar statusnya saat ini.

Dengan senyum kikuk, ia pun membalas, "Ma-Maafkan aku-Tan, eh maksudku Mama."

Mama Nita pun mengangguk sebelum akhirnya berkata, "Ayo kita masuk ke dalam! Dari tadi Mama mencarimu. Menanyaka mu pada Adit, tapi dia juga tidak mengetahui kau berada di mana."

Dita melepaskan senyum palsu di wajahnya.

Tidak mengetahui keberadaan Dita di mana? Bukankah tadi mereka bersama?

Mendengar itu, perasaan kesal muncul dalam diri perempuan itu.

"Ayo-kita ke dalam! Papa, ingin bicara pada mu, dan Aditya,," ujar Mama Nita menyadarkannya dari lamunan dan juga membangunkan rasa penasaran Dita.

"Ingin bicara dengan aku, dan Adit?" beo Dita.

"Ya," sahut Mama Nita dengan memberikan sedikit senyumnya. Segera, wanita itu memegang tangan menantunya dan mengayunkan langkah kaki, hingga Dita mau tidak mau mengikuti tubuh wanita itu.

***

Saat ini, Aditya dan juga Papa Herman tengah berada di dalam ruang kerja. Kedua pria beda generasi itu kini tengah terlibat perbincangan serius.

"Suka, tidak suka kamu harus menerima Dita. Bagaimana pun keadaannya, saat ini dia telah menjadi istrimu, dan Papa minta-belajarlah untuk mencintainya," ujar Papa Herman penuh penekanan.

Adit menghela napas nya dalam-dalam, setelah mendengar perkataan yang baru saja terucap dari bibir ayahnya. Serasa pasukan oksigen di dalam ruangan itu berkurang, dirinya benar-benar tersiksa.

Gara-gara kesalahan yang dibuat oleh ayahnya yang telah menabrak ayah dari Dita, hingga meninggal dunia, dialah yang terkena akibatnya dengan harus menikahi wanita itu.

Membiarkan keheningan melanda di dalam ruangan itu, akhirnya Aditya pun bersuara, "Aku sudah menikahi nya, sesuai dengan keinginan Papa, dan juga Mama. Aku sudah mengorbankan diriku, untuk menikahi wanita itu!"

"Dita adalah wanita yang baik, Adit! Papa yakin, Papa tidak salah dengan keputusan Papa yang ingin kalian berdua menikah."

Aditya seketika tertawa renyah. Tawa yang nampak menertawakan takdir hidupnya, sebab harus menikah dengan wanita yang begitu sangat dia benci di muka bumi ini. Dan yang membuat Aditya frustasi, sebab dirinya telah memiliki kekasih, dan dia sangat mencintai kekasihnya itu.

"Mengapa Papa begitu yakin?" gumamnya dengan tawa sinis.

Kriet!

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Papa Herman, dan juga Aditya. Mendapati kedatangan Dita, membuat amarah yang sudah ada di dalam diri Adit-kian menyeruak, dan pria itu menyalahkan semua kekacauan di dalam hidup nya karena Dita.

"Masuklah..." pinta Papa Herman-dengan memberikan senyum hangatnya pada Dita, saat mendapati menantunya itu terlihat ragu untuk masuk ke dalam ruang kerja..

Dengan langkah kaki yang berat, Dita mengayunkan langkah kakinya masuk ke dalam ruang kerja ayah mertuanya.

Alunan langkah kaki itu semakin terasa berat untuk Dita, saat mendapati tatapan Aditya yang serasa ingin menerkam nya hidup-hidup.

Dita tahu Aditya begitu sangat membencinya.

Pasti, pria itu masih menyalahkannya atas pernikahan tadi sore.

Perlahan, Dita memutuskan untuk mendaratkan tubuhnya pada sebuah kursi yang jauh dari Aditya.

Hal ini jelas diperhatikan oleh kedua mertuanya yang tampak begitu terkejut.

"Kenapa kau duduk di sana, Dita?! Duduklah disamping Aditya" ujar Mama Nita menegur.

"Iya-Dita, duduklah disamping Aditya, bagaimana pun sekarang putraku adalah suamimu," timpal Papa Herman pula.

Dita tak lansung mengiyahkan permintaan kedua mertuanya.

Diliriknya Aditya yang kini tengah menatapnya dengan tatapan membunuh.

Seketika, Dita menelan ludahnya dengan berat.

Melihat itu, Mama Nita hanya bisa menghela napas nya berat.

Wanita itu bangun dari duduknya dan menghampiri menantunya itu.

Dipegangnya kedua pundak Dita, dan memaksanya untuk bangun.

"A-aku tetap duduk disini saja, Maa..." ujar Dita tetap bertahan pada kursi yang dia duduki saat ini meski sedikit ketakutan.

Ia sangat yakin kalau saat ini api amarah di dalam diri Aditya kian berkobar untuknya bila berpindah.

Namun, hal itu sangat berbeda dengan Mama Nita, yang justru menginginkan sebaliknya.

"Ayo, Nak." Wanita paruh baya itu tetap ingin memaksakan kehendaknya agar Dita duduk disamping putranya.

Alhasil, Dita hanya bisa pasrah kala mertuanya itu menggiring tubuhnya.

Dan setelah kedua nya telah duduk berdampingan, Papa Herman, dan juga Mama Nita sekejap melepaskan senyum bahagia di wajah.

Kedua sosok paruh baya itu terlihat sangat bahagia saat ini, sebab menurut mereka, hanya Dita-lah wanita yang tepat mendampingi putra mereka.

Duduk berdampingan jelas menciptakan suasana hati yang berbeda di dalam diri Aditya dan Dita.

Bahkan, wanita itu seketika menunduk sembari memegang ujung kebayanya kuat--menyalurkan rasa yang saat ini tengah membelenggunya.

Sementara itu, Aditya menghela napasnya berat.

Berada dalam posisi yang begitu intim dengan wanita yang sangat dia benci di muka bumi ini, membuat api kebencian di dalam diri aditya semakin berkobar.

Terasa menggelitik jika dia kembali meilihat kenyataan yang ada. Dirinya sangat membenci Dita, namun takdir membawa wanita itu menjadi istrinya.

Kedua pasangan muda itu larut dalam pikiran masing-masing, hingga Papa Herman pun bersuara. "Kalian berdua saat ini telah menjadi sepasang suami-istri, dan Papa harap kalian berdua bisa belajar untuk saling mencintai," ujar Papa Herman.

"Me--mencintai?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akhir Kisah

    Beberapa jam kemudianBeberapa menit menempuh perjalanan--akhirnya mobil yang membawa Dita telah kembali berada di rumahnya. Saat akan turun dari dalam mobil, mimik wajah Dita seketika berubah setelah mendapati adanya sebuah mobil asing yang terparkir di depan rumah. Melangkahkan kakinya--namun pandangan itu tak Dita putuskan dari mobil berwarna merah itu. "Dita---." Panggil suara tidak asing-membuat pandangan Dita teralihkan, dan seketika mimik wajah Dita berubah kaget--setelah mendapati siapa yang menyeruhkan namanya itu."Anita!" gumam Dita dengan tatapan tidak percayanya. Dita segera mengambil langka lebarnya menghampiri wanita yang sudah lama tidak dia temuinya itu.Namun, adanya baby Damar dalam gendongan Anita membuat antusias di dalam diri Dita hilang sekejap. "Kapan kau datang?" tanya Dita, tanpa meminta persetujuan Anita--wanita itu segera mengambil alih Damar dalam gendongan sahabatnya, dan melabuhkan kecupan singkat pada pipi gembul baby Damar. "Sekitar dua puluh menit y

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Arman Meminta Maaf

    Kendaraan yang membawa Dita--telah terparkir di halaman depan rumah sakit. Dengan ragu, wanita bernama Anandita Setiawan itu menurunkan kedua kakinya. "Apakah perlu saya temani, Nyonya?" tanya sang sopir tiba-tiba, saat Dita tak kunjung melangkahkan kakinya ke dalam bangunan di depannya. "Tidak perlu Pak, Bapak tunggu di sini saja," sahut Dita dengan menoleh sebentar pada sopir pribadinya, dan kembali membawa pandangan pada bangunan yang berada di depan."Baiklah Nyonya, kalau begitu saya akan memarkirkan mobil-dan menunggu anda di sana saja," ujar sang sopir memberitahu, seraya jari telunjuknya mengarah pada sebuah pohon yang rindang yang berada di dekat halaman parkir. "Baik Pak," sahut Dita, dan sang sopir segera melajukan kembali kendaraan roda empat itu. Dita menghembuskan napasnya kasar, meraup udara sebanyak mungkin--saat merasa pasukan oksigen di dalam dadanya berkurang. Suasana hatinya tiba-tiba tak karuan. Antara iya, dan tidak, untuk dirinya masuk ke dalam bangunan rum

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Akan Menjenguk Jeni

    Awan tak lagi putih, langit tak lagi biru--sebab kini bumi telah diselimuti kegelapan kala malam kembali menyapa. Angin berhembus sedikit kencang, membuat tirai yang menggelantung tertiup kala angin berhasil mencuri masuk ke dalamnya. Mendapati hal itu Dita segera menghampiri. Kedua tangannya menarik ujung gorden, dan menyatukannya dengan lebih rapat lagi. Mengedarkan pandangannya menjelajahi seisi ruangan. Suasana kamar kini sangat berbanding terbalik dengan tadi. Tadinya kamar ini sangat riuh, dengan celotehan, dan tangisan ketiga buahatinya. Namun, kini telah lenggang karena bayi-bayi miliknya sudah terlelap. Menghembuskan napasnya panjang, Dita meraup oksigen sebanyak mungkin melepas lelah yang begitu menggerogoti di tubuh. Dita merasa seperti baru saja melepaskan beban yang cukup berat. "Ternyata ada asam-manisnya," gumam Dita, dengan senyuman yang dia ukir di wajahnya. Dita memutuskan untuk kembali melihat ketiga bayinya. Menyingkap tirai tipis yang menghalangi pandangan, s

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Menyerahkan Baby Damar Papa Aditya dan Dita

    Sangat tidak keberatan untuk seorang Aditya Wijaya jika Dion memberikan putranya untuk dia asuh--sebab perasaan memiliki itu sudah ada untuk anak dari sahabat baiknya itu sejak dia lahir. Namun, yang jadi pertanyaan untuk Aditya--kenapa Dion ingin memberikan anaknya pada dia, sebab pria itu sendiri pernah meminta padanya agar Aditya mengikhlaskan Damar untuknya."Katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi, sampai kau ingin memberikan Damar padaku?" tanya Aditya, dengan nada suaranya yang terdengar menuntut. Kedua alis tebal Aditya menyurut, saat pupil hitam pekat pria itu semakin tajam ketika menatap Dion. Bukan hanya Aditya saja yang dibuat kaget dengan permintaan Dion, namun Dita juga. Dirinya sama sekali tidak keberatan jika Dion memberikan putranya pada dia, dan Adtya, untuk diasuh oleh mereka. Namun, yang membuat Dita heran---sebab Dion--dulu ingin merawat putranya sendiri. "Iya, Dion. Aku sama sekali tidak masalah kalau kau memberikan Damar pada aku, dan Aditya. Aku akan mer

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Kedatangan Dion

    Baby Adrian yang sudah mabuk ASI perlahan melepaskan puting susu ibunya sendiri, dan kini sudah terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. Dan saat Dita kembali menyodorkan putingnya, bayi itu kembali melepaskannya dan kini justru memasukkan gumpalan jari ke dalam mulutnya. Baby Adrian kini fokus bermain."Sepertinya dia sudah kenyang," ujar Aditya. "Iya Mas," sahut Dita membenarkan, dan wanita itu memutuskan untuk membaringkan putranya disamping saudara kembarnya. Dalam keadaan kenyang, membuat baby Adrian dan juga Adriana tak lagi rewel. Kedua bayi itu kini bermain, menendang-nendang kecil kaki mereka, ataupun mengemut jari-jarinya. Dan, kegiatan kecil yang dilakukan oleh bayi kembar itu mampu membuat perasaan kedua orang tuanya terhibur. "Mereka sangat menggemaskan ya, Dit?" ujar Aditya-dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Sekilas menatap pada Dita, dan kembali memfokuskan pandangannya pada kedua anaknya. Aditya nampak sangat menikmati apa yang dia lakukan saat ini. "Mas-

  • Istri Culun sang Raja Kampus   Pemandangan Pagi

    Dua bulan kemudianWaktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa dua bulan telah berlalu, sejak kelahiran baby Adrian, dan Adriana. Banyak hal yang telah dilewati dalam dua bulan terakhir ini. Salahsatunya Dita yang kini telah pindah dari villa, dan menempati rumah barunya, yang barus atu bulan ini dibeli oleh Aditya.Hari-hari yang dilewati Dita penuh dengan kebahagiaan. Suami yang sangat mencintainya, dan memiliki kedua anak yang semakin hari, semakin menggemaskan di matanya. Dita, seperti memiliki mainan baru-sebab sejak kehadiran baby Adrian, dan baby Adriana membuat hari-hari dari Ibu muda itu terasa jauh lebih berwarna. Namun, kadang Dita suka menemukan kerepotan kalau kedua bayi kembar itu rewel bersamaan.Dan, tanpa Dita sadari dirinya sering mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Seperti biasa, saat pagi hari sebelum Aditya bangun Dita telah berkunjung ke kamar bayi yang bersebelahan dengan kamarnya, dan Aditya. Berada di kamar dengan cat berwarna putih yang mendomi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status