Share

03 - Pengkhianatan

Author: Putri_Pratama
last update Last Updated: 2023-11-22 22:52:07

"Kau tahu, saat ini kekasihmu itu sedang di mana?" Nathen bertanya tiba-tiba dengan suara parau dan beratnya yang terdengar begitu tenang.

"Huh?" Feli yang agak kaget, mengerjapkan pelupuk mata secara berulang dengan lugunya.

"Aku akan mengantarkanmu menemuinya."

"Paman serius?"

Mata Feli yang masih berkaca, tiba-tiba berbinar.

"Aku memberimu kesempatan terakhir, Felicia. Aku akan mengantarkanmu pada kekasihmu, malam ini. Kau bisa lari dari pernikahan kita dengannya."

Terkejut dan tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar, itulah yang saat ini Feli rasakan.

"Lalu bagaimana dengan Paman?"

"Tidak perlu memikirkanku. Kau hanya perlu memikirkan dirimu sendiri." Nathen membuang napas kasar sembari memejam dan menundukan pandangan, sebentar. "Sisanya, serahkan semuanya padaku."

***

Manik mata indah milik seorang gadis yang tengah duduk di salah satu kursi di dalam sebuah kelab, menyalang, menatap sinis sesosok pria yang berada di depannya, terhalang beberapa meja.

Bingkai birai gadis itu merenggang, hingga sebuah seringaian memeta dengan sempurna. Sejurus kemudian, ia menundukan pandangan, mengulurkan tangan, meraih segelas minuman yang ada di hadapan.

Gadis itu menenggaknya sampai habis, kemudian meraih ponsel yang ia letakan di permukaan meja. Ia mengirim pesan pada seseorang.

"Masih di mana?"

Selang satu menit, seseorang membalas pesan yang gadis cantik itu kirim tadi.

"Di jalan. Apa semuanya sudah siap?"

Sang gadis tersenyum miring.

"Ya. Kau hanya perlu membawa Feli kemari."

***

"Paman sungguh akan melakukan ini?" Feli bertanya untuk yang kesekian kali, membuat Nathen jengkel sampai membuang napas kasar dan memutar bola matanya jengah.

"Berhenti mengoceh dan ayo ke luar, temui kekasihmu."

Nathen ke luar dari mobilnya lebih dulu, berjalan memasuki sebuah kelab malam yang terpampang di hadapan mobilnya yang terparkir.

Sementara Feli yang sebenarnya merasa ragu pada tindakan sang paman, masih diam, memperhatikan paman tampannya itu, sampai sosoknya benar-benar menghilang.

Membuang napas kasar, Feli berdecih sembari menggeleng tak habis pikir. "Dia bahkan tidak menungguku."

Tidak ingin membuang lebih banyak waktu, Feli pun memutuskan untuk ke luar dari mobil Nathen dan menyusul sang empu.

"Kau yakin kekasihmu itu di sini?" Nathen bertanya tiba-tiba, membuat Feli terkejut sampai terhenyak.

"Kau mengagetkanku, Paman."

Nathen menatap Feli sebentar, kemudian memendarkan pandangan. "Hubungi lagi kekasihmu dan tanyakan dia ada di sebelah mana."

Feli memutar bola mata jengah, merogoh saku celana dan mengeluarkan ponsel miliknya dari sana.

Tanpa berpikir panjang, saat itu juga Feli mencoba menghubungi kekasihnya yang sebelumnya mengatakan, jika saat ini ia berada di sebuah kelab malam yang dirinya datangi bersama sang paman, tersebut.

"Dia tidak menjawab panggilanku."

Nathen melirik Feli. "Tidak kah menurutmu ini sedikit aneh?"

Feli menengadah, menatap Nathen dengan tatapan bingung. "Apanya yang aneh?"

"Kekasihmu." Nathen menoleh ke arah Feli, menatap keponakan cantiknya itu lebih lama kali ini.

"Kenapa dia mengajakmu bertemu di tempat seperti ini? Kalian mau melarikan diri kan, bukan mau berpesta?"

Feli diam sejenak, meluruskan pandangan, membiarkan benaknya mencerna setiap kata yang telah Nathen lontarkan.

"Mungkin dia sedang bersama temannya di sini."

Nathen mendengkus sinis. "Kau naif sekali."

Feli menoleh ke arah Nathen dengan mata yang agak memicing, pun kening yang mengernyit, sampai hampir membuat kedua alisnya yang bersebrangan, saling bertautan. "Paman mengatakan sesuatu?"

Tersenyum tipis, Nathen buru-buru menggeleng, kemudian berdehem pelan. "Tidak. Aku tidak mengatakan apapun."

"Paman coba hubungi sahabat Paman. Siapa tahu, Davian sedang bersama salah satu dari mereka. Terutama Paman Hayden. Mereka kan cukup dekat."

Fakta bahwa sebenarnya Nathen mengenal Davian, yang kebetulan adalah keponakan dari salah satu sahabatnya, yaitu Hayden, membuat Feli tidak ragu memberi titah pada paman tampannya itu.

Nathen dan Hayden bersahabat, sejak mereka duduk di bangku SMA.

Feli bisa mengenal Davian sampai pria bernama lengkap Davian Austin Wright itu bisa jadi kekasihnya saja, semua berawal dari pertemuan tidak sengaja saat ia mengunjungi Nathen di apartemennya dan kebetulan, Davian ada di sana, bersama Hayden.

Davian yang memiliki ketertarikan pada Feli pun, tanpa ragu mendekati Feli sejak saat itu.

"Aku akan menghubungi Hayden."

Feli mengangguk saja, memperhatikan setiap gerik Nathen sedang pria tampan itu berkutat dengan ponselnya mencoba menghubungi sang sahabat.

"Kau sedang di mana?"

Nathen langsung menyapa, menanyakan posisi Hayden kala panggilan suara yang dilakukannya, diterima.

"Di Stary Night Club."

Nathen berdecih pelan sembari melirik Feli. "Aku tahu itu bodoh. Maksudku di area mana?"

Terdengar Hayden di sebrang sambungan sana terkekeh kecil. "Vip lantai dua. Cepat kemari."

"Baiklah."

Dengan begitu, Nathen pun memutuskan sambungan suara tersebut, lantas langsung menoleh ke arah Feli.

"Ikut aku."

Tanpa ancang-ancang, Nathen meraih pergelangan tangan Feli, menggenggamnya erat, sebelum akhirnya membawa gadis itu pergi bersamanya.

Pribadi tampan itu menuntun Feli, berjalan membelah kerumunan, sampai akhirnya tiba di lantai dua, area khusus ruang Vip.

"Hayden di sini. Tapi aku tidak yakin dengan Davian."

Feli hanya mengangguk, melepaskan tangan dari genggaman Nathen. Tanpa ingin membuang lebih banyak waktu, ia membuka salah satu pintu ruangan Vip yang Nathen tunjuk.

Namun, seketika itu juga Feli menyesali perbuatannya tersebut. Napasnya tersengal, bersama dengan pacu jantung yang berhenti sesaat, kemudian mendadak jadi cepat.

"Kau ingin aku membunuhnya?"

Nathen menatap geram sebuah tindakan tidak senonoh yang kala itu tengah Davian lakukan, bersama seorang gadis, tepat di hadapannya dan juga Feli.

Melihat sang keponakan diam mematung, Nathen mengulurkan satu tangan, menaruhnya di depan mata Feli, memastikan keponakan cantiknya itu tidak lagi melihat tindakan menjijikan Davian.

Davian di depan sana, sama sekali tidak menyadari kehadiran Feli dan Nathen. Ia sibuk bercumbu mesra dengan seorang gadis berpakaian seksi, atau lebih tepatnya ... kekurangan bahan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status