Share

03 - Pengkhianatan

"Kau tahu, saat ini kekasihmu itu sedang di mana?" Nathen bertanya tiba-tiba dengan suara parau dan beratnya yang terdengar begitu tenang.

"Huh?" Feli yang agak kaget, mengerjapkan pelupuk mata secara berulang dengan lugunya.

"Aku akan mengantarkanmu menemuinya."

"Paman serius?"

Mata Feli yang masih berkaca, tiba-tiba berbinar.

"Aku memberimu kesempatan terakhir, Felicia. Aku akan mengantarkanmu pada kekasihmu, malam ini. Kau bisa lari dari pernikahan kita dengannya."

Terkejut dan tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar, itulah yang saat ini Feli rasakan.

"Lalu bagaimana dengan Paman?"

"Tidak perlu memikirkanku. Kau hanya perlu memikirkan dirimu sendiri." Nathen membuang napas kasar sembari memejam dan menundukan pandangan, sebentar. "Sisanya, serahkan semuanya padaku."

***

Manik mata indah milik seorang gadis yang tengah duduk di salah satu kursi di dalam sebuah kelab, menyalang, menatap sinis sesosok pria yang berada di depannya, terhalang beberapa meja.

Bingkai birai gadis itu merenggang, hingga sebuah seringaian memeta dengan sempurna. Sejurus kemudian, ia menundukan pandangan, mengulurkan tangan, meraih segelas minuman yang ada di hadapan.

Gadis itu menenggaknya sampai habis, kemudian meraih ponsel yang ia letakan di permukaan meja. Ia mengirim pesan pada seseorang.

"Masih di mana?"

Selang satu menit, seseorang membalas pesan yang gadis cantik itu kirim tadi.

"Di jalan. Apa semuanya sudah siap?"

Sang gadis tersenyum miring.

"Ya. Kau hanya perlu membawa Feli kemari."

***

"Paman sungguh akan melakukan ini?" Feli bertanya untuk yang kesekian kali, membuat Nathen jengkel sampai membuang napas kasar dan memutar bola matanya jengah.

"Berhenti mengoceh dan ayo ke luar, temui kekasihmu."

Nathen ke luar dari mobilnya lebih dulu, berjalan memasuki sebuah kelab malam yang terpampang di hadapan mobilnya yang terparkir.

Sementara Feli yang sebenarnya merasa ragu pada tindakan sang paman, masih diam, memperhatikan paman tampannya itu, sampai sosoknya benar-benar menghilang.

Membuang napas kasar, Feli berdecih sembari menggeleng tak habis pikir. "Dia bahkan tidak menungguku."

Tidak ingin membuang lebih banyak waktu, Feli pun memutuskan untuk ke luar dari mobil Nathen dan menyusul sang empu.

"Kau yakin kekasihmu itu di sini?" Nathen bertanya tiba-tiba, membuat Feli terkejut sampai terhenyak.

"Kau mengagetkanku, Paman."

Nathen menatap Feli sebentar, kemudian memendarkan pandangan. "Hubungi lagi kekasihmu dan tanyakan dia ada di sebelah mana."

Feli memutar bola mata jengah, merogoh saku celana dan mengeluarkan ponsel miliknya dari sana.

Tanpa berpikir panjang, saat itu juga Feli mencoba menghubungi kekasihnya yang sebelumnya mengatakan, jika saat ini ia berada di sebuah kelab malam yang dirinya datangi bersama sang paman, tersebut.

"Dia tidak menjawab panggilanku."

Nathen melirik Feli. "Tidak kah menurutmu ini sedikit aneh?"

Feli menengadah, menatap Nathen dengan tatapan bingung. "Apanya yang aneh?"

"Kekasihmu." Nathen menoleh ke arah Feli, menatap keponakan cantiknya itu lebih lama kali ini.

"Kenapa dia mengajakmu bertemu di tempat seperti ini? Kalian mau melarikan diri kan, bukan mau berpesta?"

Feli diam sejenak, meluruskan pandangan, membiarkan benaknya mencerna setiap kata yang telah Nathen lontarkan.

"Mungkin dia sedang bersama temannya di sini."

Nathen mendengkus sinis. "Kau naif sekali."

Feli menoleh ke arah Nathen dengan mata yang agak memicing, pun kening yang mengernyit, sampai hampir membuat kedua alisnya yang bersebrangan, saling bertautan. "Paman mengatakan sesuatu?"

Tersenyum tipis, Nathen buru-buru menggeleng, kemudian berdehem pelan. "Tidak. Aku tidak mengatakan apapun."

"Paman coba hubungi sahabat Paman. Siapa tahu, Davian sedang bersama salah satu dari mereka. Terutama Paman Hayden. Mereka kan cukup dekat."

Fakta bahwa sebenarnya Nathen mengenal Davian, yang kebetulan adalah keponakan dari salah satu sahabatnya, yaitu Hayden, membuat Feli tidak ragu memberi titah pada paman tampannya itu.

Nathen dan Hayden bersahabat, sejak mereka duduk di bangku SMA.

Feli bisa mengenal Davian sampai pria bernama lengkap Davian Austin Wright itu bisa jadi kekasihnya saja, semua berawal dari pertemuan tidak sengaja saat ia mengunjungi Nathen di apartemennya dan kebetulan, Davian ada di sana, bersama Hayden.

Davian yang memiliki ketertarikan pada Feli pun, tanpa ragu mendekati Feli sejak saat itu.

"Aku akan menghubungi Hayden."

Feli mengangguk saja, memperhatikan setiap gerik Nathen sedang pria tampan itu berkutat dengan ponselnya mencoba menghubungi sang sahabat.

"Kau sedang di mana?"

Nathen langsung menyapa, menanyakan posisi Hayden kala panggilan suara yang dilakukannya, diterima.

"Di Stary Night Club."

Nathen berdecih pelan sembari melirik Feli. "Aku tahu itu bodoh. Maksudku di area mana?"

Terdengar Hayden di sebrang sambungan sana terkekeh kecil. "Vip lantai dua. Cepat kemari."

"Baiklah."

Dengan begitu, Nathen pun memutuskan sambungan suara tersebut, lantas langsung menoleh ke arah Feli.

"Ikut aku."

Tanpa ancang-ancang, Nathen meraih pergelangan tangan Feli, menggenggamnya erat, sebelum akhirnya membawa gadis itu pergi bersamanya.

Pribadi tampan itu menuntun Feli, berjalan membelah kerumunan, sampai akhirnya tiba di lantai dua, area khusus ruang Vip.

"Hayden di sini. Tapi aku tidak yakin dengan Davian."

Feli hanya mengangguk, melepaskan tangan dari genggaman Nathen. Tanpa ingin membuang lebih banyak waktu, ia membuka salah satu pintu ruangan Vip yang Nathen tunjuk.

Namun, seketika itu juga Feli menyesali perbuatannya tersebut. Napasnya tersengal, bersama dengan pacu jantung yang berhenti sesaat, kemudian mendadak jadi cepat.

"Kau ingin aku membunuhnya?"

Nathen menatap geram sebuah tindakan tidak senonoh yang kala itu tengah Davian lakukan, bersama seorang gadis, tepat di hadapannya dan juga Feli.

Melihat sang keponakan diam mematung, Nathen mengulurkan satu tangan, menaruhnya di depan mata Feli, memastikan keponakan cantiknya itu tidak lagi melihat tindakan menjijikan Davian.

Davian di depan sana, sama sekali tidak menyadari kehadiran Feli dan Nathen. Ia sibuk bercumbu mesra dengan seorang gadis berpakaian seksi, atau lebih tepatnya ... kekurangan bahan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status