Home / Romansa / Istri Dadakan Sang Presdir / 11. Tarian dan Kecemburuan

Share

11. Tarian dan Kecemburuan

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2025-08-20 21:48:57

Raynar, tuan muda dari keluarga Wijaya, kini dihadapkan dengan kenyataan yang tidak pernah ia duga. Di depannya berdiri David Alexander, sahabatnya sejak kecil, pria yang begitu ia percayai dan sayangi. David, tuan muda kedua keluarga Alexander, memang mengenal Aruna. Kedekatan hubungan mereka tidaklah mengejutkan bagi Raynar, tetapi apa yang terjadi selanjutnya membuat hatinya bergejolak.

Langkah David terhenti saat Raynar tiba-tiba menghadang langkahnya. Sebuah tindakan yang penuh paksaan, membuat David kebingungan. Namun, yang lebih mengejutkan lagi, Raynar tiba-tiba menarik tangan Aruna dan memeluknya erat. "Apa maksudnya ini?" Tanya David. Suara dan raut wajahnya dipenuhi kebingungan. Ia menatap Aruna dan Raynar bergantian, mencoba mencari penjelasan.

Aruna yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, merasa tidak nyaman. Ia berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi Raynar justru mengeratkan pelukannya di pinggangnya. "P-pak-" Belum sempat ia memprotes, suara Raynar memotongnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Dadakan Sang Presdir   11. Tarian dan Kecemburuan

    Raynar, tuan muda dari keluarga Wijaya, kini dihadapkan dengan kenyataan yang tidak pernah ia duga. Di depannya berdiri David Alexander, sahabatnya sejak kecil, pria yang begitu ia percayai dan sayangi. David, tuan muda kedua keluarga Alexander, memang mengenal Aruna. Kedekatan hubungan mereka tidaklah mengejutkan bagi Raynar, tetapi apa yang terjadi selanjutnya membuat hatinya bergejolak.Langkah David terhenti saat Raynar tiba-tiba menghadang langkahnya. Sebuah tindakan yang penuh paksaan, membuat David kebingungan. Namun, yang lebih mengejutkan lagi, Raynar tiba-tiba menarik tangan Aruna dan memeluknya erat. "Apa maksudnya ini?" Tanya David. Suara dan raut wajahnya dipenuhi kebingungan. Ia menatap Aruna dan Raynar bergantian, mencoba mencari penjelasan.Aruna yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, merasa tidak nyaman. Ia berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi Raynar justru mengeratkan pelukannya di pinggangnya. "P-pak-" Belum sempat ia memprotes, suara Raynar memotongnya

  • Istri Dadakan Sang Presdir   10. Tarian yang tertahan

    Beberapa hari berlalu. Setelah malam itu, Aruna dan Raynar menjaga jarak. Bukan lagi karena pertengkaran, melainkan karena batas yang telah Aruna tetapkan. Hubungan mereka kembali dingin dan kaku, seperti saat Aruna pertama kali bekerja di Wijaya Corporation. Raynar kembali menjadi bos yang tegas dan berjarak, sementara Aruna kembali menjadi sekretaris yang profesional dan pendiam.TOK TOK TOK.Masih berada di Amsterdam, Aruna mengetuk pintu kamar hotel Raynar. Setelah malam itu, Raynar akhirnya memesan kamar lain untuk Aruna."Maaf, Pak. Saya ingin mengantarkan berkas meeting untuk malam nanti," ucap Aruna, setelah membuka pintu sedikit."Letakkan di sana," sahut Raynar datar, menunjuk ke arah ranjang sekilas tanpa menoleh. Dia berdiri di depan jendela besar, memegang segelas anggur, menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi di luar.Aruna mengangguk. "Baik, Pak. Saya permisi," jawabnya setelah meletakkan berkas."Hmm," gumam Raynar singkat, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Aruna.

  • Istri Dadakan Sang Presdir   9. Pagi Yang Canggung Dan Batasan Yang Kabur

    Tinggal beberapa inchi saja tangan Aruna menyentuh susunan otot di perut Raynar, namun tiba-tiba saja ia tersadar. Sorot mata yang tadinya dipenuhi kekaguman, seakan terhipnotis oleh pesona Raynar, seketika berubah. Aruna segera membalikkan badan, rasa malu menyerang, dan berlari kecil menuju kamar mandi, mendinginkan hawa panas dalam tubuhnya.Sedangkan Raynar, hanya dapat terdiam menatap Aruna dengan tatapan bingung. "Gadis aneh," gumamnya, sebelum akhirnya melangkah ke arah ranjang, menunggu Aruna seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk. Senyum kecil sempat terukir di bibirnya.Namun, belum sempat Aruna keluar dari kamar mandi, sebuah dering telepon memecah keheningan di kamar itu, membuyarkan lamunan Raynar tentang malam ini. Malam pertamanya."Papa?!" gumam Raynar, keningnya berkerut. Ia menyambar jubah mandi, memakainya dengan cepat, sebelum akhirnya berjalan menuju balkon kamar dan mengangkat telepon."Halo, Pa. Ada—" sapa Raynar, namun belum sempat ia menyelesaikan kalimat

  • Istri Dadakan Sang Presdir   8. Ketakutan yang berbeda

    "Huftttt," desis Aruna, lega. Setibanya di area lobi hotel yang mewah dan ramai, ia segera melarikan diri dari Raynar dengan alasan klise yang terdengar masuk akal: kamar mandi. Itu adalah satu-satunya tempat yang terlintas di benaknya untuk menenangkan diri dan memproses apa yang baru saja terjadi.Di dalam kamar mandi, ia berdiri di depan cermin, menatap wajahnya yang tampak memerah. "Sadar, Aruna," gumamnya lirih, mencaci dirinya sendiri. "Ini hanya sebatas hubungan kerja sama." Kata-kata itu ia ucapkan berulang kali, berharap bisa menenangkan debaran jantungnya yang masih belum normal. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap rona di wajahnya segera mereda. Kecupan yang tak disengaja itu terasa seperti jejak panas yang tak bisa dihapus, membuatnya merasa malu dan canggung.Setelah yakin penampilannya telah kembali seperti biasa dan debaran jantungnya normal, Aruna memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Sudah cukup lama ia bersembunyi. Ia berharap Raynar sudah terlebih d

  • Istri Dadakan Sang Presdir   7. Amsterdam, Antara tugas dan status palsu

    Cekrikkkk.Suara jepretan kamera, diikuti kilatan cahaya flash, memecah keheningan kantor catatan sipil. Aruna tersentak, jantungnya berdegup kencang. Di tangannya, tergenggam buku nikah berwarna merah, simbol pernikahan kontraknya dengan Raynar, sang atasan. Semua ini terasa seperti mimpi yang terlalu nyata, terlalu cepat, mengubah hidupnya dalam sekejap.Aruna dan Raynar berjalan berdampingan keluar dari gedung, buku nikah itu menjadi saksi bisu perubahan status mereka. Raynar tersenyum tipis, matanya melirik sekilas foto mereka di dalam buku itu. 'Ahhh... sepertinya aku sudah gila,' batinnya, suara hatinya berbisik di tengah kekacauan yang ia ciptakan sendiri.Berbeda dengan Raynar yang tampak tenang, Aruna dilanda badai emosi. Ia mencubit lengannya sendiri, berusaha meyakinkan diri bahwa ini bukan ilusi. "Shhhh," desisnya lirih, rasa sakit di lengannya membuktikan bahwa ini nyata."Ada apa denganmu?" tanya Raynar, suaranya memecah lamunan Aruna.Aruna menoleh, matanya menatap Rayn

  • Istri Dadakan Sang Presdir   6. Kontrak pernikahan

    Keesokan harinya, Aruna tiba di kantor jauh lebih awal dari biasanya. Ada tumpukan pekerjaan yang menanti, tapi pikirannya melayang pada satu hal: pertemuan dengan Raynar. 'Bagaimana cara menyampaikan permintaan ini nanti?' batinnya bergejolak, keraguan dan kecemasan menari-nari di benaknya.Saat jam kantor dimulai, Aruna sudah tenggelam dalam pekerjaannya, jemarinya lincah menari di atas keyboard laptop. Tak lama kemudian, Raynar muncul, diiringi asistennya, disambut sapaan serentak dari seluruh karyawan divisi."Pagi, Pak!" suara mereka menggema di ruangan luas itu.Raynar hanya mengangguk singkat, tatapannya dingin dan acuh tak acuh. Pemandangan ini sudah menjadi rutinitas, menyaksikan ketampanan dan aura dominan Raynar. Namun, di balik kekaguman itu, terselip rasa takut. Mereka tahu, kemarahan Raynar bisa meledak kapan saja, menghancurkan ketenangan yang rapuh."Aruna, ikut ke ruangan saya!" perintah Raynar, suaranya sedingin es, tanpa menghentikan langkahnya yang mantap.DEG.Jan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status