Home / Romansa / Istri Dadakan Sang Presdir / 30. Menatapnya Tersenyum

Share

30. Menatapnya Tersenyum

Author: ISMI
last update Last Updated: 2025-07-21 18:00:54

***

Cahaya pagi menembus kaca besar sanggar seni milik Vincent, memantulkan kilau hangat di lantai kayu yang telah lama menjadi saksi kreativitas dari berbagai penjuru dunia. Di tengah ruang luas itu, Sekar berdiri dengan tangan menggenggam selendang merah muda yang ia beli dadakan kemarin.

Hari ini ia tak mengenakan gaun ala bangsawan Belanda seperti malam sebelumnya. Tidak ada mutiara di lehernya, tidak pula lipstik merah darah yang biasa menghiasi bibirnya jika bersama Ethan. Hari ini, Sekar adalah dirinya sendiri. Seorang perempuan dari tanah Sunda, seorang penari jaipong yang mewarisi semangat leluhurnya.

"Saya Sekar Kirana," ucapnya ramah dalam bahasa Belanda yang kini mulai lancar. "Saya adalah seorang penari dari Indonesia, dan saya ingin memperkenalkan tarian tradisional dari negeri saya—tarian Jaipong."

Vincent, pemilik sanggar, mengangguk sopan. Seorang pria separuh baya berambut perak yang selalu memancarkan semangat seni di matanya. Ia

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Dadakan Sang Presdir   117. Menantu Satu-satunya

    ***Musik gamelan bergema lembut di aula megah hotel internasional malam itu. Lampu kristal bergemerlap di langit-langit, menciptakan kilau yang memantul di lantai marmer putih. Para tamu undangan dari berbagai negara sibuk bercengkerama.Di sisi panggung utama, Presiden dan keluarganya sedang menyambut tamu kehormatan. Ethan berdiri gagah di antara diplomat dan pebisnis besar, berbincang penuh wibawa. Senyumnya ramah, suaranya tenang, tapi sesekali matanya melirik ke arah pintu masuk, menunggu seseorang yang sangat dinantikannya. “Ah, Ethan. Kau memang selalu mengagumkan di setiap kesempatan. Tapi…” Rayhan menoleh ke kanan dan kiri, matanya mencari. “Dimana papimu? Dia berjanji padaku akan datang malam ini.”Suasana seketika hening. Beberapa tamu ikut menoleh, penasaran. Nama Henry Van de Meer memang selalu membawa rasa ingin tahu, sebab pria itu jarang sekali muncul di acara publik, apalagi di Indonesia.Ethan hendak membuka mulut, tapi tiba-tiba sebuah suara berat dan karismatik t

  • Istri Dadakan Sang Presdir   116, Hanya Aku yang Pantas

    ***Lampu-lampu kristal di ballroom rumah pribadi presiden berkilau memantulkan cahaya emas. Musik klasik dari orkestra memenuhi udara, bercampur dengan suara gelas beradu dan tawa para tamu yang berdatangan dari berbagai negara. Malam itu adalah pesta pernikahan akbar, tak hanya dihadiri para pejabat dalam negeri, tetapi juga tamu kehormatan dari luar negeri.Ethan berdiri gagah di sisi depan, mengenakan setelan tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu yang membuat bahunya terlihat semakin bidang. Senyum ramahnya terukir ketika Presiden itu menghampirinya, diikuti beberapa menteri dan pejabat tinggi negara lain.“Selamat malam, Ethan,” sapa Presiden dengan suara hangat, menepuk bahunya ringan. “Senang sekali kau bisa hadir. Kau selalu menjadi tamu kehormatan di negeri ini. Dan saya bersyukur akhirnya anda kembali ke tanah air ini, saya selalu menanti kepulangan seorang pebisnis cerdas seperti anda.”“Terima kasih, Pak Rayhan,” Ethan membungkuk sedikit dengan sopan. “Saya merasa terhormat

  • Istri Dadakan Sang Presdir   115. Perayaan Malam Pertama

    ***Sekar menatap pantulan dirinya di cermin besar di kamar. Jantungnya berdegup tak beraturan saat gaun malam yang begitu indah disodorkan oleh Bima. Kilau kain satin biru keperakan itu jatuh anggun, seakan memang diciptakan hanya untuk tubuhnya.“Nona… ini dari Tuan Ethan,” ucap Bima dengan suara tenang, meski sorot matanya hangat. “Beliau sudah menunggu Nona di hotel. Katanya, malam ini ada kejutan untuk Anda.”Sekar mematung. Jemarinya menggenggam gaun itu, kakinya terasa ringan sekaligus berat. “Kejutan?” gumamnya pelan, suaranya nyaris bergetar. Ia tidak bisa membayangkan kejutan apa yang akan diperlihatkan Ethan.**Tak lama, mobil hitam mewah mengantarnya menembus keramaian malam Jakarta. Jalanan berkilau oleh lampu-lampu kota. Sekar memeluk gaun itu di dadanya, matanya menatap ke luar jendela tanpa fokus. Apa yang sedang kamu rencanakan, Ethan?Sesampainya di hotel bintang lima, pelayan langsung menyambut dengan penuh hormat. Lift pribadi membawa Sekar ke lantai paling atas.

  • Istri Dadakan Sang Presdir   114. Kau Membangunkan Singa yang Tertidur, Sayang

    ***“A-apa? Ethan menceritakannya padamu?” tanya Eva tiba-tiba, suaranya meninggi.Sekar menoleh setengah, lalu tersenyum manis. “Iya. Sudah biasa suami istri berbagi cerita, bukan? Ibaratnya suami adalah pakaian istri, begitu juga sebaliknya.”Eva tercekat. Wajahnya memerah karena marah. Tidak mungkin! Ethan bukan tipe pria yang mudah membuka rahasia. Bagaimana bisa dia cerita pada wanita kampungan ini?Ratu cepat mengulurkan tangan, menepuk lengan Eva, berbisik pelan, “Tenang. Jangan terpancing. Mana ada Ethan cerita semuanya padanya.”Eva menutup matanya sebentar, menarik napas panjang. Lalu, ia mengangguk kecil pada Ratu, mencoba memulihkan elegansinya.Namun Sekar masih tersenyum. Tatapan matanya tenang, seolah menikmati permainan ini.“Begini saja dia sudah kebakaran jenggot. Bagaimana kalau aku detail menceritakan ada berapa sixpack di tubuh suamiku?”Pikirannya tiba-tiba melayang pada pemandangan di rumah: Ethan dengan celana santai, dada bidangnya terbuka, setiap lekuk otot t

  • Istri Dadakan Sang Presdir   113. Sibuk Mencintaimu

    ***“Memang tugasmu adalah selalu jatuh cinta padaku, kan?”Kalimat itu membuat Ethan terdiam. Ia seakan tak percaya istrinya bisa berani menggodanya di depan Henry. Wajahnya memerah, matanya melebar sesaat, lalu ia terkekeh kecil.“Ya Tuhan, kau berani sekali…” gumamnya, lalu dengan cepat menarik Sekar ke dalam pelukannya.“Papi, lihat menantu Papi ini,” katanya sambil memeluk erat Sekar. “Bagaimana bisa dia menggodaku seperti ini?”Sekar tertawa renyah, berusaha melepaskan diri dari dekapan Ethan, meski pada akhirnya membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan itu.Henry ikut tertawa, suaranya berat dan penuh kepuasan. “Papi suka itu,” katanya sambil menepuk-nepuk sandaran kursi. “Jika Ethan membuatmu bersedih, lapor pada Papi, sayang. Papi yang akan menghukumnya.”Sekar tersenyum manis, matanya berbinar saat menoleh ke arah mertuanya. “Baik, Papi. Tapi… aku merasa suamiku ini mana bisa menyakiti istrinya yang seperti ini.”Ethan pura-pura cemberut. “Hei, apa maksudmu itu? Jadi karen

  • Istri Dadakan Sang Presdir   112. Tunggu dan Lihat

    ***“Cla…” suara Henry bergetar, namun senyumnya tetap terukir di wajahnya. Ia bangkit perlahan dari kursinya, tubuhnya sedikit kaku, lalu menepuk bahu Ethan. “Ethan, Papi mau istirahat dulu.”Tanpa menunggu jawaban, pria paruh baya itu melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan aroma teh melati yang masih menggantung di udara.Clarissa terdiam, matanya mengikuti punggung Henry hingga hilang di balik pintu. Ia menggigit bibirnya, menahan air mata yang sejak tadi berusaha ia sembunyikan. Namun jemarinya yang mengepal erat menunjukkan gejolak yang tak bisa ia redam.Ia sangat rindu pada sosok itu. Dulu, ia adalah putri kesayangan Henry—selalu digandeng, selalu diajak bercanda. Tapi segalanya berubah drastis ketika kebenaran pahit terungkap: Clarissa bukan darah daging Henry. Sejak itu, pria yang dulu begitu hangat tiba-tiba menjadi dingin, menjaga jarak, bahkan seolah menghilang dari kehidupannya.Ethan memperhatikan adiknya dengan sorot iba. Ia menghela napas panjang, lalu menghampiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status