"Anda tidak perlu takut pada suami Anda sendiri.""Siapa yang tidak akan takut pada orang yang mengerikan, dengan perawakan yang begitu buruk?" pikir Zylva.Setelah para pelayan selesai mengobati luka Zylva, mereka semua keluar satu per satu."Nyonya, malam ini akan jadi yang pertama untuk Tuan Muda. Mohon sambutan yang baik untuk beliau. Mandilah, dan pakailah pakaian yang wangi dan rapi. Tuan Muda suka kerapian dan wewangian. "Saat Bi An keluar dari kamar, saat itulah Zylva semakin kalut dan ketakutan.TikTikTikDetik jam terus berputar, waktu demi waktu terus berganti, hingga tengah malam gadis itu tidak pernah menyingkir dari ranjang bahkan untuk mandi. Dia ketakutan. Dia ingin pergi tetapi pengawal ada banyak di luar sana. Dia terus saja menatap gagang pintu yang dingin, hingga akhirnya,..Tok!Tok!Tok!Pintu diketuk oleh seseorang."Apa ini benar-benar akan jadi malam pertamaku yang menyedihkan?"Zylva meremuk alas ranjang semakin erat. Dia tidak ingin bermalam dengan pria i
Zylva tercengang saat gadis muda yang sudah resmi menjadi pelayan untuknya itu begitu memohon padanya hingga menangis seperti itu. Padahal dia hanya bertanya, mengapa gadis itu masih berdiri di kamarnya saat Bi An keluar dari sana.Zylva yang merasa bersalah turun dari ranjang. Masih dengan gaun pengantin dia bersimpuh di depan gadis lucu yang sedang memohon padanya. "Hei, jangan begini. Aku hanya bertanya, aku tidak mengusirmu." Sebenarnya Zylva bingung, semua orang di sini sepertinya diancam mati jika tidak melaksanakan tugas. Tapi, apakah itu benar? Rasanya di era modern ini, ada hak asasi yang mengatur hidup semua orang. Riri mengangkat wajahnya, lalu meraih tangan Zylva dan menciumnya dengan bibir yang pucat. "Terima kasih, Nyonya Muda. Terima kasih, aku berjanji akan jadi pelayan yang baik, yang akan selalu setia kepada Anda." Gadis ini sepertinya begitu polos, terlihat jelas dari matanya.Ragu-ragu Zylva menyentuh kepala gadis itu dan tersenyum, “Hm, sama-sama." Rasanya begit
Selamat pagi, Tuan Muda." Semua orang yang mengantar Zylva memberikan penghormatan mereka untuk Zack Tsalburg, Tuan Muda yang selama ini tidak pernah begitu jelas Zya lihat. Bahkan malam tadi, dia hanya selintas melihat Zack yang baru saja lewat."Selamat pagi, Tu ... maksudku, Suamiku." Zya sangat jijik mengatakan ini, tapi dia harus melakukannya demi rencananya untuk membuat semua orang percaya padanya, lalu kabur dari sana setelah mendapatkan sinyal telepon untuk menghubungi Maya.Para pelayan yang awalnya ketakutan, akhirnya menghela napas.Dalam hidupnya, Zylva memang tidak pernah mengenal pria bernama Zack Tsalburg. Bahkan ia sangat tidak tertarik mendengar cerita tentangnya apapun yang orang-orang bicarakan tentang dia Zya tidak mau tahu. Dia tahu soal cerita putra kedua Tuan Dony yang mengerikan dari gosip banyak orang, tapi dia tidak pernah tahu nama asli pria yang saat ini sudah menjadi suaminya ternyata cukup bagus dan kekinian. Orang-orang memanggilnya dengan sebutan 'Tuan
Sementara itu, di sisi lain."Nyonya, apa yang sedang Anda pikirkan? Anda masih memikirkan Tuan Muda?" Riri mencoba mengajak Zylva berbicara. Dia pelan-pelan mendekati Zylva, dan ikut duduk di atas ranjang.Zylva coba menepis semua itu. Setelah melihat suaminya yang mengerikan di pagi hari, dia tidak bisa tenang sampai sore. Otaknya semakin kalut dan rambutnya kusut seperti sangkar burung."Aku ingin jalan-jalan di sekitar rumah ini." Zylva mencoba menenangkan dirinya sebentar dengan mengajak Riri jalan-jalan dengannya.Riri memperlebar senyuman, "Tentu, Nyonya. Anda juga belum melihat seluruh bagian bangunan mewah suami Anda ini, Anda tentu harus melihatnya."Riri meraih sebuah selendang berwarna putih kebiruan untuk menutupi kepala Zylva. Dengan penuh keheranan, Zylva memicingkan sebelah mata dan bertanya gundah, "Kenapa kau memakaikan aku benda ini?" Dia tidak mengerti. Terlalu banyak properti dan aturan di rumah suaminya ini."Tuan Muda tentu tidak akan sudi wajah istrinya dilihat
Setelah jawaban itu keluar dari mulut Bibi An, Zylva merasa begitu frustasi pada takdir yang harus dia terima. Keyakinannya untuk kabur dari pernikahan ini semakin besar. Dia tidak bisa terus menangisi takdir orang lain yang malah menyeretnya lebih dalam.Cya adalah orang yang harusnya bertanggung jawab, tapi pada waktu yang sama dia malah sedang duduk santai, mengecat kukunya, dan tersenyum."Apa dia benar-benar menggantikanmu menikah?" tanya salah seorang teman Cya yang bekerja di butiknya."Jika itu Reza Tsalburg, maka aku akan melepaskan semuanya untuk menikah dengannya. Tapi itu untuk seorang monster, mana mungkin aku sudi," jawab Cya mempertahankan senyuman licik."Kau benar-benar membuat Zylva menggantikanmu? Apa dia tidak melawan?""Gadis bodoh itu hanya lebih kuat fisiknya saja. Hatinya lemah dan rapuh. Dia bodoh, tentu saja dia akan menerima pernikahan itu karena ibunya yang lebih bodoh memintanya menggantikan aku."Naya masih terus mengecat kukunya
Suara jantan yang terdengar menggelegar. Zack menohok Zylva dengan pertanyaan yang menakutkan. Dia bertanya pada istri yang sebenarnya bahkan berhak menyentuhnya, adalah sesuatu yang membuat semua orang bergidik ngeri."Apa? Apa yang kau katakan?"Zylva mulutnya terus saja angkat suara, padahal dia sudah berusaha keras untuk tidak membantah Tuan Muda yang mengerikan itu.Riri tidak lagi tahan. Tak peduli dia akan dipenggal karena melanggar aturan ini, demi Nyonya Muda dan janjinya untuk setia, ia berlari masuk ke lapangan, lalu bersujud dengan cepat di kaki Tuan Muda."Tuan Muda, ampuni Nyonya. Nyonya Muda tidak tahu semua orang dilarang masuk ke lapangan ini." Riri memohon seperti orang bodoh di kaki Zack."Aku yang bersalah. Aku tidak mengatakan pada Nyonya dengan cepat kalau tempat ini dilarang." Riri mengusap-usap kedua telapak tangannya. Memohon seraya mengiba.Setelah beberapa detik, keheningan yang horor membuat semua oran
Riri tersenyum, lalu berkata dengan polos, "Nyonya, Anda bisa mengulangi ciumannya dengan Tuan Muda dengan cara yang manis, Anda tidak perlu khawatir. Beliau kan suami Anda, tidak hanya ciuman, Anda juga bisa-""Diam! kau membuatku mual!" Zya memegangi perutnya. Dia berusaha keras untuk kembali tegak, dibantu para pelayan yang lainZya seperti merasakan gelombang dahsyat di perutnya. Dia ingin muntah, tetapi itu tidak pernah benar-benar dia inginkan. Dalam kesadaran yang hampir melayang, Zya terus menyentuh perut dengan wajah yang masih syok. Dia tidak menyangka Tuan Zack memberikannya ciuman panas di depan semua orang, membuatnya mati kutu."Nyonya, mari kita masuk dulu." Riri mengiring langkah Zya yang gontai, sementara pelayan yang lain hanya berhenti sampai di depan kamar Zya. Bibi An yang lewat melihat ekspresi semua orang yang sangat syok."Apa yang terjadi?" tanya Bibi An."Kami seperti baru saja menonton drama romantis. Seorang wanita, berciuman dengan pria buruk rupa, lalu
Malam telah menyapa, Zylva sekali lagi ketakutan dalam diamnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jika malam ini Zack mendatanginya dan meminta apa yang tidak pernah Zya mimpikan, apa yang akan terjadi setelah dia memberikan ciuman sore tadi?"Nyonya?""Ya ampun, kau membuatku terkejut!" Zya yang entah sedang memikirkan apa merasakan rasa kalut yang luar biasa. Dia bahkan tidak tahu sudah berapa kali Riri memanggilnya, atau sudah berapa lama Riri di kamarnya bersama para pelayan lain."Ada apa? Bicarakan dengan cepat," balas Zya.Riri yang tersenyum sumringah mengulurkan piyama tidur yang dibungkus rapi seperti bingkisan mewah pada Zya."Nyonya, pakailah pakaian ini. Ini gaun tidur istimewa yang Tuan Muda belikan sebagai hadiah pernikahan."Zya tidak menanggapi dengan baik. Dia mengambil piyama itu seperti memetik buah dari pohon. Dan, tiba-tiba saja terbelalak setelah melihat apa yang ada di tangannya."Apa ini