Share

Menyembunyikan Identitas

Author: Azalea
last update Last Updated: 2023-02-17 15:04:28

Bab 2

Tubuhku langsung berbalik saat pintu kamar terbuka. Jantungku masih berdebar karena kaget dengan kedatangan Mas Fadil.

"Mas, kenapa kamu masih di sini? Bukankah tadi sudah berangkat?"

"Kamu sakit apa? Kita ke dokter ya?" Mengabaikan pertanyaanku, Mas Fadil malah balik bertanya sambil menyentuh keningku dengan lembut.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa bisa ada di rumah?"

Mas Fadil menghela nafas. "Tadi tidak langsung berangkat karena menunggu semua orang kumpul di dekat alun-alun karena banyak yang tidak tahu jalan. Mas melihat mobil yang ditumpangi ibu tidak ada kamu di sana, ibu mengatakan kamu sakit."

"Dan Mas kembali hanya karena mendengar aku sakit?"

Mas Fadil mengangguk.

Terharu sekali rasanya dengan perlakuan suamiku ini, ia memang sosok yang begitu perhatian dan lembut, itu salah satu faktor yang membuatku jatuh hati padanya.

Mas Fadil memang bukan seorang sarjana yang memiliki pekerjaan bagus dan gaji besar tapi bukan suami yang berpenghasilan tinggi yang kuinginkan melainkan sosok lelaki seperti suamiku ini. Bertanggung jawab, penyayang dan juga aku yakin ia setia.

"Rasanya Mas tidak tenang tahu kamu sendirian di rumah dalam kondisi sakit."

"Lalu bagaimana dengan–"

"Ada supir pengganti, tidak apa-apa. Jadi kamu mau pergi periksa?"

Aku terkekeh. "Tidak perlu, aku tidak apa-apa. Lihat kamu saja sakitku langsung hilang."

Ia menjawil daguku. "Belajar merayu darimana istriku ini?"

"Aku 'kan suka baca novel, Mas. Jadi lumayan bermanfaatlah sedikit untuk dipakai menyenangkan hati suami."

Mas Fadil tertawa. Bahkan tawanya saja selalu membuat hatiku sejuk, rasanya bersyukur setiap saat pun kurang atas apa yang kumiliki saat ini. Harta paling berharga untukku adalah Mas Fadil.

Satu tahun pernikahan kami belum dikarunia buah hati, aku pun tidak ingin terburu-buru. Sama halnya dengan Mas Fadil, kami hanya menunggu pemberian Sang Maha Kuasa.

Mas Fadil menarikku untuk duduk di tepi ranjang. "Jadi, sekarang kamu mau apa? Mau dibelikan makanan apa?"

"Aku tidak ingin apa-apa. Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?"

Mendengar saranku, Mas Fadil menatapku sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu sakit, sayang."

"Aku baik-baik saja, serius. Tidak percaya? Perlu aku mengepal lagi lantai dan mencuci baju yang ada di jemuran agar kamu tahu kalau aku tidak sakit?"

Mas Fadil tertawa dengan renyah. "Kamu terlalu berlebihan. Masa baju yang bersih mau kamu cuci ulang."

"Makanya percaya padaku kalau aku tidak apa-apa."

Ia mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya, iya. Aku percaya, kita pergi jalan-jalan. Aku ganti baju dulu."

Mas Fadil sempat bertanya soal pintu yang dikunci dari luar, aku hanya mengatakan mungkin ibu tidak sengaja melakukannya. Meksipun ibu mertuaku itu menyebalkan namun aku tidak suka membalas keburukan dengan keburukan. Tapi kadang-kadang aku juga bisa khilaf.

Momen seperti ini memang yang selalu aku tunggu saat suamiku pulang dari luar kota, menghabiskan waktu berdua. Tidak perlu pergi jauh dan ke tempat yang mahal. Jajan di pinggir jalan pun akan terasa berkesan jika dilakukan bersama dengan orang yang dicintai.

Bahagia itu tidak perlu mewah bahkan terkadang sederhana lebih bahagia. Aku merasakan dan pernah mengalaminya.

***

Pulang dari hajatan ibu mertua tiba-tiba menyeretku ke halaman belakang, sudah bisa ditebak ia akan marah. Karena Mas Fadil masih ada, ibu tidak berani bicara di depan suamiku.

"Bu, lepas. Sakit," ringisku karena ibu mertua tidak juga melepaskan cengkramannya di lenganku.

"Kamu pinjam uang ke rentenir?"

Kaget dengar pertanyaan yang dilayangkan. "Rentenir? Kenapa tiba-tiba membicarakan rentenir, Bu? Lagipula aku tidak akan mungkin meminjam uang pada lintah darat, untuk apa?"

Uangku sudah banyak!

"Jangan bohong kamu? Si Tuti tadi bilang ke ibu kalau dia melihat ada dua orang laki-laki seperti preman datang ke rumah. Pasti mereka cari kami siapa lagi."

Ternyata karena melihat Om Joy dan Om Alex datang, ibu sampai mengira aku berhutang pada lintah darat. Mudah sekali ibu mertuaku ini percaya pada orang lain, bukannya bertanya baik-baik malah langsung menuduh seperti ini.

"Malah melamun! Kamu mau cari perkataan biar bisa bohongin ibu 'kan?" desaknya.

Menghela nafas panjang, hidup bersama ibu mertua memang uji kesabaran. Entah kapan aku akan lulus dan lepas dari kelakuannya yang membuat naik darah.

Raut wajahku langsung berubah sendu. Rasanya ingin mengerjainya. Sesekali tidak masalah bukan.

"Maaf, Bu."

Mata ibu mertua melotot. "Maaf? Jadi kamu berhutang pada rentenir?"

"Hampir saja tadi, kulkas, televisi dan mesin cuci dibawa tapi ak–"

"FADIL! LIHAT KELAKUAN ISTRIMU INI!"

Rasanya tawaku hampir pecah melihat wajah ibu mertua yang merah padam karena marah. Ia sepertinya sangat takut semua barang-barangnya itu diambil.

"Ada apa, Bu? Kenapa teriak-teriak?" Mas Fadil berjalan tergopoh-gopoh menghampiri.

"Tanya sendiri pada istrimu ini? Berani-beraninya dia meminjam uang pada rentenir," pekik ibu mertua.

Mas Fadil terbelalak lalu menatapku. "Tidak mungkin, Aya tidak seperti itu, Bu." Ia menggelengkan kepalanya.

"Tapi tadi ada dua orang preman datang ke rumah, untuk apa kalau bukan menagih hutang."

Bersambung ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Mutia
Bagus cerita menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   SAH

    “Aku tidak akan lagi menghubungi atau menerima telepon darinya.” Yuda mengeluarkan ponsel dan menyodorkannya pada Rika.“Kamu yang blokir kontaknya dia.”Rika mengernyit, “kenapa aku?”“Aku mau kamu percaya, aku nggak ada niatan apapun apalagi sampai menduakan kamu. Kisahku dan Tiara hanya ada di masa lalu, sekarang hanya ada kisah kita.”“Mas ingin aku percaya?”“Iya. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu percaya.”“Kalau begitu nikahi aku sekarang juga, tidak perlu ada resepsi, akad saja dulu setelah itu baru adakan resepsi.”“Kalau begitu aku akan menghubungi Papa sekarang, kebetulan Papa memang baru kembali.”Rika sebenarnya tidak berniat sejauh ini tapi baginya ini lebih baik, bukannya meragukan Yuda tapi ia tahu jika Tiara tidak akan mundur begitu saja. Tadi saja ia berani meminta Yuda secara terang-terangan dan Rika tidak akan membiarkan itu, hubungannya dan Yuda sudah serius, tidak mungkin berakhir hanya karena orang dari masa lalu.Semua keluarga kaget saat mendengar hal i

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Kecewa

    Tubuh Rika membeku mendengar itu dan ia mulai sadar ada yang aneh.“Yuda pasti mengatakan jika aku temannya 'kan? Aku bukan temannya tapi mantan kekasihnya.”Di saat seperti ini sempat-semptnya Tiara membicarakan hal pribadi seolah tidak peduli pada putrinya sendiri,Rika mencoba tenang meskipun agak kecewa saat Yuda membohonginya tapi ia yakin Yuda memiliki alasan melakukan hal ini. Ia masih percaya pada Yuda.“Hanya mantan 'kan?” Aku calon istrinya.” Rika mempertegas, ia tidak mau kalah dari Tiara.Yuda miliknya dan tidak akan ia biarkan wanita manapun merebut Yuda darinya.Baru saja Tiara akan kembali bicara pintu ruangan diketuk, Yuda masuk membawa minuman yang baru saja dibelinya. Satu diberikannya pada Tiara dan satu lagi untuk Rika. Meskipun Rika tidak meminta tapi Yuda berinisiatif untuk membelikannya.“Bagaimana kondisi anakmu?” tanya Yuda, ia menggeser tubuhnya mendekat pada Rika dengan tangannya yang bertengger manis di pinggang wanita itu. Rika tersentak dengan sentuhan ti

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Berbagi Lelaki

    “Tidak, aku tidak akan mendekati Mas Yuda kalau begitu.” Tiara tidak mau dianggap mengincar harta mantan kekasihnya.Ia kembali pada Yuda memang karena benar-benar mencintai lelaki itu.“Jadi sebelumnya kamu niat kembali pada Yuda?”Tiara diam tak menjawab perkataan ayahnya. Ia tidak habis pikir kenapa sang ayah tidak mencari pekerjaan saja malah mengandalkan uang pemberian dari menantunya dan sekarang mendesak Tiara. Padahal jika saja ada yang menjaga anaknya maka aiara juga mau bekerja agar tidak didesak untuk rujuk dengan mantan suaminya atau mencari lelaki kaya yang lain.“Kenapa diam? Iya kamu berniat mendekati Yuda? Bagus kalau begitu, lanjutkan. Bapak tunggu kabar baiknya.”Setelah ayahnya itu pergi Tiara menghela nafas panjang. Selama berhubungan dengan Yuda ia sama sekali tidak tahu jika lelaki itu dari kalangan atas karena Yuda sama sekali tidak menunjukkan itu dan Tiara juga tidak peduli seperti apa Yuda karena di matanya Yuda adalah sosok lelaki baik yang bertanggung jawab

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Bukan Karena Harta

    “Tiara-”“Tidak perlu menjawab sekarang, Mas. Pikirkan dulu baik-baik, aku disini menunggumu. Aku tidak masalah jika kamu tetap bersama kekasihmu tapi aku memang ingin menikah denganmu.”Yuda menghela nafas panjang, mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak suka situasi seperti ini, di saat dirinya baru memulai lembaran baru dengan orang baru, Tiara sang wanita dari masa lalu mahal datang begitu saja. Mungkin jika mereka bertemu sebelum Yuda bersama Rika maka lelaki itu tidak akan berpikir dua kali untuk menerima Tiara yang memang masih dicintainya, tidak akan mempermasalahkan soal status Tiara yang sudah menjadi janda dan memiliki anak.Namun semuanya berbeda sekarang ada hati lain yang harus Yuda jaga tapi ia juga tidak tega melihat Tiara seperti ini. Dulu perpisahan mereka bahkan bukan keinginan keduanya tapi paksaan dari keluarga Tiara. Dari tubuh wanita itu yang terlihat kurus, Yuda bisa menebak jika memang Tiara tidak bahagia dengan pernikahannya.“Aku harus pulang.”Tiara mengan

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Logika Menolak Hati Berontak

    Yogas yang awalnya tidak peduli kini malah memusatkan perhatiannya pada Yuda dan Tiara apalagi saat melihat Tiara menangis. Entah apa yang mereka bicarakan dan itu membuat Yogas sangat penasaran.Suara klakson yang bersahutan di belakang mobilnya mau tak mau membuat Yogas melanjutkan kendaraannya itu dan ia harus rela kehilangan Yuda dan Tiara yang kini sudah tidak nampak saat Yogas putar balik.“Kenapa juga aku harus peduli? Ini urusan mereka.” Yogas malah merutuki dirinya sendiri yang malah akan terlibat dengan malah orang lain. Ia memilih untuk mengelilingi kota tanpa tujuan yang jelas. Saat ini ia tidak akan fokus untuk melakukan apapun apalagi harus bekerja dan mengurus masalah kantor, bukannya selesai mungkin yang ada malah akan menambah masalah baru.Berbeda dengan Yogas yang kini melakukan sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya yang semrawut. Rika yang berada di cafe semakin dibuat tidak enak pada Yogas padahal jelas-jelas itu bukan salah Rika. Ia bahkan tidak bisa menentang

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Ketahuan Selingkuh?

    “Jadi, Yogas benar-benar mencintaimu?”Rika menggeleng, “aku tidak tahu benar tidaknya tapi dia mengatakan menyukaiku. Ini membuatku jadi tidak nyaman.”Yuda pikir Yogas tidak akan sejauh itu karena memang dari awal niatnya hanya ingin memperalat Rika, itu yang membuat Yuda berpikir agar cepat-cepat menjadikan Rika miliknya. Sekarang ia juga ikut merasa tidak nyaman jika Yogas memiliki rasa pada Rika yang akan menjadi kakak ipar lelaki itu nantinya.“Jangan merasa tidak nyaman begitu. Ya, mungkin awalnya sulit menghilangkannya tapi lama kelamaan pasti terbiasa. Kita juga tidak memaksa Yogas untuk tidak menyukaimu, kita tidak bisa apa-apa. Bicara pun tidak akan bisa mengubah rasanya,”“Lalu, bagaimana?”“Semuanya akan baik-baik saja.” Yuda menggenggam tangan Rika untuk meyakinkan.Setelah ini akan terjadi kecanggungan antara Rika dan juga Yogas. Rika langsung diantar pulang tapi ia sama sekali tidak menceritakan hal ini pada ibunya karena memang termasuk masalah pribadi yang Bu Diah ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status