Beranda / Rumah Tangga / Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia / Menantu Kaya Dipuji Menantu Miskin Dihina

Share

Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia
Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia
Penulis: Azalea

Menantu Kaya Dipuji Menantu Miskin Dihina

Penulis: Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-17 15:03:21

BAB 1

Plak!

Tanganku ditepis dengan keras.

"Ini bukan makanan untukmu! Cari makananmu sendiri di dapur."

Nafsu makanku hilang seketika karena perlakuan ibu mertua. Bukan untuk pertama kalinya ibu mertua melakukan ini, semenjak adik suamiku menikah dengan wanita yang katanya anak juragan tanah ia semakin tidak bersahabat. Perbedaan kasta membuat ibu mertuaku juga bersikap berbeda padaku dan menantu barunya.

"Bu, kita makan sama-sama di sini. Kenapa ibu malah menyuruh Mbak Aya makan di dapur," ucap Rika, adik bungsu suamiku membela.

"Jangan sok-sokan membela, semua makanan ini dibeli dari uang yang diberikan Elena pada ibu jadi Aya tidak berhak ikut makan. Enak saja, tidak pernah memberi ibu uang banyak malah mau makan enak. Gaji Fadil pasti kamu simpan sendiri 'kan? Hanya sisanya yang kamu kasih ke ibu. Dasar pelit!"

Aku tersenyum tipis lalu menatap Rika dan mengabaikan ibu mertua. "Tidak apa-apa, Dek. Biar Mbak mengalah."

"Bukan mengalah, seharusnya sadar diri. Kalau tidak mampu memberi uang belanja banyak jangan berharap bisa makan enak apalagi numpang makan!" celetuk Elena.

Tanpa berkata lagi aku melangkah ke dapur. Mungkin kalau Mas Fadil di sini, ibu tidak akan bersikap seperti itu padaku. Ibu mertua hanya berani melakukannya di belakang Mas Fadil.

"Rika, duduk! Jangan sampai ibu lihat kamu kasih makan si Aya, ibu potong uang jajan kamu!"

Teriakan ibu mertua terdengar sampai dapur.

Aku menggelengkan kepala. "Pantas saja susah kaya, pelitnya minta ampun," gumamku lalu membuka kulkas kecil dan mengambil telur yang tinggal sisa satu butir lagi.

Isi kulkas memang penuh dengan bahan masakan yang dibeli ibu dengan uang dari menantu kesayangannya itu. Tapi kulkas yang penuh bahan masakan itu ada di kamar ibu mertua, seolah-olah takut aku mengambilnya jika kulkas itu berada di dapur. Aku baru tahu ada orang yang sepelit itu.

Sisa kesabaranku masih ada, jadi akan kubiarkan mereka memperlakukan aku sesuka mereka.

"Mbak." Rika datang membawa piring berisi nasi putih tanpa lauk apapun.

"Kenapa malah ke sini?"

"Aku tidak mau makan selain masakan Mbak Aya," ucapannya.

"Semua makanan yang ada di meja, Mbak yang masak."

Rika menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau menyentuh makanan dari orang yang sombong seperti Mbak Lena."

"Jangan begitu, Rik."

Rika mencebik. "Aku kesal, Mbak. Dia baru saja tinggal di sini tapi sudah menyebalkan seperti itu, katanya orang kaya tapi kenapa tidak membangun rumah sendiri."

"Kamu 'kan tahu ibu tidak mau kalau anak-anaknya tinggal di tempat lain. Mbak dan Mas Fadil saja masih membujuk ibu untuk mengizinkan kami tinggal di tempat sendiri meskipun hanya menyewa."

Sebenarnya aku dan suamiku bisa saja langsung pergi, tapi Mas Fadil sangat menyayangi ibunya makanya ia merasa berat untuk meninggalkan ibu mertua apalagi tanpa restu darinya.

***

"Kamu tidak usah ikut!"

Baru saja keluar dari kamar langsung dicegat oleh ibu mertua di depan pintu. Semua orang sudah berada di mobil.

"Kenapa, Bu? Apa mobilnya sudah penuh?" tanyaku.

"Bukan masalah mobilnya, tapi ibu malu kalau kamu ikut. Ibu malas dengar orang membicarakan kalau ibu punya menantu dekil sepertimu! Bajumu juga belel begitu, mau ditaruh dimana muka ibu?"

Aku menghela nafas panjang. Memperhatikan penampilanku yang memang terlihat biasa jika dibandingkan dengan yang lainnya. Bahkan tadi pagi-pagi sekali ada MUA yang datang untuk merias ibu mertua dan Elena.

Sedangkan aku hanya memakai riasan seadanya.

"Aku memakai baju seadanya karena tidak diberikan seragam seperti yang lainnya. Eh, tidak, bukan tidak diberikan tapi punyaku dipakai Elena."

Ibu mertua malah melotot. "Jangan banyak protes, Elena lebih pantas memakainya."

"Kalau aku tidak ikut, bagaimana nanti kalau Mas Fadil mencariku?"

"Gampang, ibu bilang saja kamu sakit. Ingat jangan kemana-mana!" peringat ibu mertua lalu berjalan ke luar, ia bahkan mengunciku dari luar.

Sayang, Mas Fadil berangkat lebih dulu karena ia yang jadi supir mobil pengantin.

Lebih baik memang di rumah daripada di sana aku tidak dianggap, lebih parahnya jika disuruh untuk mencuci piring di acara hajatan itu. Seperti apa yang aku alami beberapa bulan kemarin saat keponakan ibu mertua menikah. Yang lain sibuk makan-makan aku malah disuruh cuci piring.

Jangan tanyakan kemana suamiku, ia bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang jadi tidak tahu bagaimana perlakuan ibunya padaku.

"Seharusnya bilang dari awal kalau aku tidak boleh ikut jadi aku tidak perlu repot-repot dandan segala." Aku menggerutu sambil membersihkan make up.

Tok! Tok! Tok!

"Siapa lagi yang datang? Mana pintu dikunci dari luar."

Bergegas melihat siapa tamu yang datang. Aku kaget melihat dua orang lelaki bertubuh tinggi besar dengan baju serba hitam berdiri di depan pintu.

Membuka jendela untuk bisa bicara dengan mereka.

"Apa yang Om lakukan di sini? Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Maaf, Nona. Tapi anda sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi. Nyonya besar meminta kami untuk memastikan kondisi anda."

"Aku baik-baik saja, Om. Cepat pergi, aku akan menghubungi Mama sekarang!" titahku.

"Baik, Nona."

Menghela nafas lega saat melihat mobil hitam itu berjalan menjauh.

Dengan cepat melangkah menuju kamar, membuka lemari dan membawa kotak hitam yang sengaja kusimpan di bawah tumpukan baju.

Semua barang-barang berharga tersimpan di kotak ini, hanya ponsel jadul yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan yang lainnya termasuk suamiku.

Semoga saja jantung ibu mertua masih kuat saat tahu siapa aku.

Aku Zendaya Putri Hartawan yang sengaja menyembunyikan jati diri hanya karena ingin mendapatkan cinta sejati.

Terdengar klise tapi memang aku mencari lelaki yang mencintaiku apa adanya bukan karena apa yang kumiliki.

Cklek!

Suara pintu terbuka.

"Aya!"

Aku terlonjak kaget mendengar suara Mas Fadil, bagaimana ia bisa ada di sini. Buru-buru membereskan barang-barang itu.

Brak!

Pistolku terjatuh, dengan cepat menendang benda itu masuk ke kolong ranjang lalu kembali memasukkan kotak hitam ke dalam lemari.

Bersambung ….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   SAH

    “Aku tidak akan lagi menghubungi atau menerima telepon darinya.” Yuda mengeluarkan ponsel dan menyodorkannya pada Rika.“Kamu yang blokir kontaknya dia.”Rika mengernyit, “kenapa aku?”“Aku mau kamu percaya, aku nggak ada niatan apapun apalagi sampai menduakan kamu. Kisahku dan Tiara hanya ada di masa lalu, sekarang hanya ada kisah kita.”“Mas ingin aku percaya?”“Iya. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu percaya.”“Kalau begitu nikahi aku sekarang juga, tidak perlu ada resepsi, akad saja dulu setelah itu baru adakan resepsi.”“Kalau begitu aku akan menghubungi Papa sekarang, kebetulan Papa memang baru kembali.”Rika sebenarnya tidak berniat sejauh ini tapi baginya ini lebih baik, bukannya meragukan Yuda tapi ia tahu jika Tiara tidak akan mundur begitu saja. Tadi saja ia berani meminta Yuda secara terang-terangan dan Rika tidak akan membiarkan itu, hubungannya dan Yuda sudah serius, tidak mungkin berakhir hanya karena orang dari masa lalu.Semua keluarga kaget saat mendengar hal i

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Kecewa

    Tubuh Rika membeku mendengar itu dan ia mulai sadar ada yang aneh.“Yuda pasti mengatakan jika aku temannya 'kan? Aku bukan temannya tapi mantan kekasihnya.”Di saat seperti ini sempat-semptnya Tiara membicarakan hal pribadi seolah tidak peduli pada putrinya sendiri,Rika mencoba tenang meskipun agak kecewa saat Yuda membohonginya tapi ia yakin Yuda memiliki alasan melakukan hal ini. Ia masih percaya pada Yuda.“Hanya mantan 'kan?” Aku calon istrinya.” Rika mempertegas, ia tidak mau kalah dari Tiara.Yuda miliknya dan tidak akan ia biarkan wanita manapun merebut Yuda darinya.Baru saja Tiara akan kembali bicara pintu ruangan diketuk, Yuda masuk membawa minuman yang baru saja dibelinya. Satu diberikannya pada Tiara dan satu lagi untuk Rika. Meskipun Rika tidak meminta tapi Yuda berinisiatif untuk membelikannya.“Bagaimana kondisi anakmu?” tanya Yuda, ia menggeser tubuhnya mendekat pada Rika dengan tangannya yang bertengger manis di pinggang wanita itu. Rika tersentak dengan sentuhan ti

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Berbagi Lelaki

    “Tidak, aku tidak akan mendekati Mas Yuda kalau begitu.” Tiara tidak mau dianggap mengincar harta mantan kekasihnya.Ia kembali pada Yuda memang karena benar-benar mencintai lelaki itu.“Jadi sebelumnya kamu niat kembali pada Yuda?”Tiara diam tak menjawab perkataan ayahnya. Ia tidak habis pikir kenapa sang ayah tidak mencari pekerjaan saja malah mengandalkan uang pemberian dari menantunya dan sekarang mendesak Tiara. Padahal jika saja ada yang menjaga anaknya maka aiara juga mau bekerja agar tidak didesak untuk rujuk dengan mantan suaminya atau mencari lelaki kaya yang lain.“Kenapa diam? Iya kamu berniat mendekati Yuda? Bagus kalau begitu, lanjutkan. Bapak tunggu kabar baiknya.”Setelah ayahnya itu pergi Tiara menghela nafas panjang. Selama berhubungan dengan Yuda ia sama sekali tidak tahu jika lelaki itu dari kalangan atas karena Yuda sama sekali tidak menunjukkan itu dan Tiara juga tidak peduli seperti apa Yuda karena di matanya Yuda adalah sosok lelaki baik yang bertanggung jawab

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Bukan Karena Harta

    “Tiara-”“Tidak perlu menjawab sekarang, Mas. Pikirkan dulu baik-baik, aku disini menunggumu. Aku tidak masalah jika kamu tetap bersama kekasihmu tapi aku memang ingin menikah denganmu.”Yuda menghela nafas panjang, mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak suka situasi seperti ini, di saat dirinya baru memulai lembaran baru dengan orang baru, Tiara sang wanita dari masa lalu mahal datang begitu saja. Mungkin jika mereka bertemu sebelum Yuda bersama Rika maka lelaki itu tidak akan berpikir dua kali untuk menerima Tiara yang memang masih dicintainya, tidak akan mempermasalahkan soal status Tiara yang sudah menjadi janda dan memiliki anak.Namun semuanya berbeda sekarang ada hati lain yang harus Yuda jaga tapi ia juga tidak tega melihat Tiara seperti ini. Dulu perpisahan mereka bahkan bukan keinginan keduanya tapi paksaan dari keluarga Tiara. Dari tubuh wanita itu yang terlihat kurus, Yuda bisa menebak jika memang Tiara tidak bahagia dengan pernikahannya.“Aku harus pulang.”Tiara mengan

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Logika Menolak Hati Berontak

    Yogas yang awalnya tidak peduli kini malah memusatkan perhatiannya pada Yuda dan Tiara apalagi saat melihat Tiara menangis. Entah apa yang mereka bicarakan dan itu membuat Yogas sangat penasaran.Suara klakson yang bersahutan di belakang mobilnya mau tak mau membuat Yogas melanjutkan kendaraannya itu dan ia harus rela kehilangan Yuda dan Tiara yang kini sudah tidak nampak saat Yogas putar balik.“Kenapa juga aku harus peduli? Ini urusan mereka.” Yogas malah merutuki dirinya sendiri yang malah akan terlibat dengan malah orang lain. Ia memilih untuk mengelilingi kota tanpa tujuan yang jelas. Saat ini ia tidak akan fokus untuk melakukan apapun apalagi harus bekerja dan mengurus masalah kantor, bukannya selesai mungkin yang ada malah akan menambah masalah baru.Berbeda dengan Yogas yang kini melakukan sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya yang semrawut. Rika yang berada di cafe semakin dibuat tidak enak pada Yogas padahal jelas-jelas itu bukan salah Rika. Ia bahkan tidak bisa menentang

  • Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia   Ketahuan Selingkuh?

    “Jadi, Yogas benar-benar mencintaimu?”Rika menggeleng, “aku tidak tahu benar tidaknya tapi dia mengatakan menyukaiku. Ini membuatku jadi tidak nyaman.”Yuda pikir Yogas tidak akan sejauh itu karena memang dari awal niatnya hanya ingin memperalat Rika, itu yang membuat Yuda berpikir agar cepat-cepat menjadikan Rika miliknya. Sekarang ia juga ikut merasa tidak nyaman jika Yogas memiliki rasa pada Rika yang akan menjadi kakak ipar lelaki itu nantinya.“Jangan merasa tidak nyaman begitu. Ya, mungkin awalnya sulit menghilangkannya tapi lama kelamaan pasti terbiasa. Kita juga tidak memaksa Yogas untuk tidak menyukaimu, kita tidak bisa apa-apa. Bicara pun tidak akan bisa mengubah rasanya,”“Lalu, bagaimana?”“Semuanya akan baik-baik saja.” Yuda menggenggam tangan Rika untuk meyakinkan.Setelah ini akan terjadi kecanggungan antara Rika dan juga Yogas. Rika langsung diantar pulang tapi ia sama sekali tidak menceritakan hal ini pada ibunya karena memang termasuk masalah pribadi yang Bu Diah ju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status