Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 77 - Hati yang Terbakar

Share

Bab 77 - Hati yang Terbakar

Author: Ute Glider
last update Last Updated: 2025-03-14 22:10:18

“Damian, jawab jujur. Luciano itu siapa?”

Satu pertanyaan langsung Luciano terima ketika dia baru saja masuk ke dalam ruangan. Dilihatnya Karissa mengangkat sebuah berkas, menunjukkan lembar tanda tangan ke arahnya.

Mata tajam pria itu menatap sesaat, lalu beralih pada wajah serius Karissa. Dia belum menjawab, dan justru berjalan santai sambil melepas satu kancing jas hitamnya.

“Ini logo kepala serigala, sama seperti tato di perutmu.” Kini dia sedikit kasar meletakkan berkas di meja.

Luciano mengambil berkas, lalu melihat apa yang ada di sana. Ini adalah berkas laporan Klan Blackwood. Siapa sangka Karissa datang dan melihatnya.

“Apa yang kamu pikirkan.” Damian menutup lembaran tanda tangan kemudian maju menarik tangan Karissa untuk berdiri di depannya.

“Kamu anak buah Luciano?” tebak Karissa siap-siap kecewa kalau memang benar suaminya ikut jadi bawahan si mafia itu.

“Anak buah Luciano?” Pria itu tersenyum samar. “Wajah sepertiku apakah pantas menjadi anak buah orang lain?”

Karissa me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Rich Mama
hahahahahhaha.panas dingin gak tuh....
goodnovel comment avatar
Netty Tya
Panas Thor Panas lagii Puasa nie oooooeee Hahahahaha
goodnovel comment avatar
bi Rahma
kasian sekali kau aubrie,, kita yg baca aja cenut2 apalagi yg nonton live nya langsung .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 149 - Tangisan Frustasi

    “Anggap saja ini sebagai harga yang harus kamu tebus padaku.”Karissa membuka mata, menatap pria yang baru saja bicara padanya. Sorot itu tak biasanya. Tak ada tatapan tajam ataupun dingin.“Kau meminta aku memberimu waktu kan? Gunakan waktu itu sebaik mungkin di sisi ku,” lanjut Luciano.Karissa menggerakkan kepalanya supaya jemari Luciano menjauh dari wajahnya.Ditarik napas itu, lalu dia kembali bicara. “Kau tidak aman kalau terlalu lama di sini .”Karissa kini menatap tajam Luciano. “Apa alasan yang bisa membuatku percaya untuk ikut denganmu? Sedangkan sudah jelas keluarga Wilbert sudah lama memburu Luther.”Perkataannya membuat Luciano bisa merasakan ada dinding tebal di sana yang dibangun atas dasar kekecewaan.“Kau tiba-tiba datang seolah menjadi penolong, lalu memintaku bersembunyi seakan-akan Vincent adalah monster di sini. Padahal diantara kita, musuhku adalah kamu kan?”Hati Luciano terasa sakit saat Karissa menganggap dirinya musuh. “Ada yang ingin aku luruskan di sini. Ka

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 148 - Pergi Denganku

    Karissa menegang, jantungnya berdebar tak karuan. Kalau Luciano dan Vincent bertemu, bukan tidak mungkin ayahnya yang akan kalah nantinya. Apalagi Karissa paham kalau dia ada dipihak yang salah saat ini. Yaitu berasal dari keluarga yang sudah membunuh ayah Luciano.“Daddy, aku bisa jelaskan!”Karissa mendahului Vincent, tapi saat dia melihat ke ranjang rupanya tidak ada Luciano di sana. Kamar kosong, hanya mereka berdua yang masih berdiri di depan pintu yang sudah terbuka lebar.Vincent menyisir pandangan ke seluruh ruangan. Tak ada jejak orang lain di sini. Lalu membuka kamar mandi juga kosong.“Daddy dengar suara tadi. Kau seperti bicara dengan orang lain,” ucapnya setelah menyerah karena tak menemukan siapapun.“Aku bermonolog sendiri, aku sudah ingin cucu perempuan daddy tidur di kamar ini bersamaku. Maaf kalau terdengar aneh.” Karissa berusaha bicara dengan tenang, meski dia sudah sangat penasaran kemana perginya Luciano sekarang.Vincent pun menghela napas dan mengangguk pelan. “

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 147 - Kemunculan Luciano

    Karissa meregangkan tubuhnya usai masuk ke dalam kamarnya. Dia baru pulang dari rumah sakit setelah sejak pagi berada di sana. Seandainya diijinkan dia juga inginnya tetap di sana.Namun, suster selalu menyarankan dia untuk istirahat. Karena pengobatan sang bayi cukup panjang jadi ibu harus tetap sehat dan kuat.“Sebentar,” gumamnya menghentikan langkah sebelum dirinya masuk ke kamar mandi.Aroma maskulin parfum ini kembali tercium di kamarnya.Karissa terkesiap melihat sekitar. “Ada orang di sini?” tanyanya entah pada siapa.Hening.Bahkan pergerakan bayangan pun tak ada. Hanya tirai di balik jendela yang sedikit bergoyang.“Apa mungkin daddy baru bereskan kamarku?” Pertanyaan itu bertentangan dengan isi pikiran Karissa yang sesungguhnya. Yaitu parfum sang ayah tidak seperti ini.Karissa menghela napasnya panjang.Dia lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian kembali ke ranjang memakai piama tidurnya.Dipandang obat di atas nakas. Sudah tiga malam dia tidur memi

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 146 - Kabur di Mansion Sendiri

    “Jadi kapan putriku bisa pulang?”Luciano duduk di kursi utama ruang meeting rumah sakit bersama dokter di sana. Pakaian keduanya nampak kontras. Satu berjas putih medis, satu lagi mengenakan jas hitam dengan dasi perak.Dia menatap ke layar di depan, di mana CCTV ruang NICU memperlihatkan bayi perempuan yang sedang disusui oleh Karissa.“Aku tidak tega melihatnya selelah itu.” Luciano bicara lebih lirih lagi tanpa menggeser pandangan ke wajah Karissa.Masih cantik dan bersinar. Hanya saja kerutan lelah nampak di sana. Ingin rasanya Luciano mendekat untuk memberi kekuatan, menunjukkan kalau dia tak sendiri.Tapi melakukan itu di tempat umum sama saja bunuh diri. Kabur dari pengawasan anak buah Hector dan mata Sergio juga tidak mudah."Putri Anda bisa pulang setelah kami pastikan dia stabil tanpa ventilator besar dan bisa bernapas dengan alat bantu portabel. Tapi tetap perlu pengawasan 24 jam. Rumah harus steril dan lainnya,” jawab sang dokter.Luciano mengangguk kecil. "Lalu ada jalan

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 145 - Rayuan Pagi Hari

    Aroma butter panas dan roti panggang mulai memenuhi udara. Namun, bukan itu yang menghentikan langkah seorang wanita saat hendak masuk ke area dapur luas di mansion.“Kenapa kalian ada di sini?”Emma menatap ada lima pelayan yang seharusnya di dalam untuk membantunya membuat sarapan pagi ini, sekarang justru semua berdiri di depan pintu dapur.“Tuan Damian ada di dalam dan tidak mengizinkan siapa pun membantu. Katanya, beliau ingin memasak sendiri untuk Nyonya Rosetta,” ucap salah seorang pelayan.Alis Emma terangkat. Sudut bibirnya menekuk membentuk senyum nakal. “Oh, jadi Tuan Besar mau mengambil alih dapur pagi ini,” gumamnya, lalu melangkah masuk tanpa permisi.Begitu melihat Damian sedang ada di depan kompor, memunggungi pintu, senyuman Emma makin lebar. Wanita itu mendekat pelan-pelan, lalu memeluk Damian dari belakang.“Kau sedang berusaha memasak sarapan untukku, ya?” bisiknya manja.Damian langsung mengangkat bahu, berusaha melepaskan pelukan itu. “Jangan terlalu percaya diri,

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 144 - Pesan Tersembunyi

    “Papa sudah pulang?” Aiden mendongak menatap ayahnya.“Hm.” Damian sebenarnya datang karena samar mendengar Aiden menyebut nama Luciano. “Tadi kamu bertemu dengan siapa di sekolah?”Aiden melirik ibunya, seolah meminta jawaban yang tepat atas pertanyaan Damian.“Katanya Tuan Luciano datang,” jawab Emma sambil melepas apronnya kemudian membersihkan tangan di keran taman.“Apa dia lakukan di sana?” tanya Damian pada Aiden.Pria kecil itu pun menunjukkan lolipop besar di genggamannya.“Dulu Tuan Luciano pernah menjanjikan permen untuk Aiden.” Emma mendekat setelah mengeringkan tangannya yang baru dicuci.Dia lalu meraih tas kerja yang masih Damian genggam. “Tepatnya saat Aiden sedang dirawat di rumah sakit. Katanya, kalau Aiden sembuh dia akan memberikan permen. Dan –“Kini Emma mengambil permen dari tangan Aiden. “Daddy-nya bukan pria yang melupakan janjinya,” lanjut wanita itu menunjukkan makanan manis berwarna pink pada Damian.Memperlihatkan wujudnya, seolah memang tidak ada yang dis

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 143 - Permen Lolipop

    Seorang anak lelaki berambut kecoklatan, mengenakan rompi sekolah warna krem dan topi kecil miring di kepalanya tiba-tiba berhenti dari main perosotan. Mata Aiden membulat begitu melihat siapa yang terlihat sedang berdiri di depan gerbang.“Daddy!” teriak girang.Bagaimana tidak, Luciano tiba-tiba muncul setelah sekian lama tidak bertemu. Tepatnya setelah Aiden dipertemukan dengan ayah kandungnya, Damian.Kaki-kaki kecil itu langsung melesat turun lewat perosotan dan berlari lucu. Seolah menunjukkan kalau dia memang menantikan kehadiran pria yang sudah merawatnya dari bayi. Seorang guru yang semula berbicara dengan Luciano pun memberi ruang. Hanya mengawasi dengan jarak.“Daddy ....” Tangan kecil itu langsung memeluk kaki panjang Luciano.Meski selama ini pria tampan di depannya tidak pernah terlalu banyak menunjukkan ekspresi, tapi Aiden sudah sangat bahagia.Aiden mendongak, tanpa melepas pelukannya di salah satu kaki Luciano. Iris mata yang cerah itu bergetar karena haru.“Daddy akh

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 142 - Lenguhan Saat Tidur

    “Ahhh ....” Karissa melenguh dalam tidur saat ada hisapan ringan di dadanya yang sedang membengkak karena kantung ASI.Tidak, ini bukan seperti hisapan bibir dan lidah mungil yang menyentuh nipple-nya. Gerakan ini terlalu panas juga kuat.Ini mimpi?Ya, mungkin. Karissa makin masuk ke dalam mimpinya, merasakan aroma maskulin yang familiar.“Luciano,” bibir itu memanggil tanpa sanggup membuka matanya. Bahkan dia ingin sekali terbangun dari mimpi untuk memastikan apa yang sedang dia alami, tapi efek obatnya terlalu tinggi.“Jangan datang. Aku membencimu ....”Sayangnya gumaman itu berbeda dengan apa yang dirasakan saat ini.Tubuh Karissa yang semula menggigil kini perlahan menghangat, meninggalkan rasa nyaman juga aman. Rasa yang dia butuhkan sekarang.Mimpi panjang itu belum berakhir. Karissa kembali melenguh ketika dada yang lainnya ikut merasakan panas juga basah. Belaian lembut yang melingkar di puncaknya lalu kulitnya seperti tersedot ringan.Persis seperti saat dia menyusui, tapi r

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 141 - Seperti Mimpi

    Karissa melipat bukti pembayaran yang baru saja dia terima dari bagian administrasi rumah sakit. Entah mengapa, dadanya terasa lebih sesak daripada sebelumnya. Bukan hanya karena pengeluaran yang makin menipis, tapi karena kehilangan.Cincin itu sudah tak ada lagi di jarinya.“Aku sampai lupa belum makan sedari tadi,” gumamnya saat merasa kepalanya pusing.Bahkan dia sampai berpegangan pada dinding koridor sembari menekan kepala dengan tangannya yang satu.“Anda baik-baik saja, Nyonya?” tanya seorang perawat yang melintas.Karissa mendongak lalu menggeleng samar juga tersenyum tipis. “Aku tidak apa.”“Wajah Anda pucat. Saya harap Anda bisa jaga kesehatan. Bayi Anda membutuhkan ibu yang kuat.” Dia adalah perawat bagian NICU. Jadi sudah hafal pada Karissa.“Terimakasih, Sus.”Karissa kembali berjalan menuju ruang bayi. Dibanding dengan ruangan lain, arah ke NICU jauh lebih sunyi. Jarang dilewati orang.Begitu melintasi koridor, perasaan aneh muncul. Karissa merasa seperti ada yang mengi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status