Share

12. Semua Karena Ada Alasan

Melihat Ares sudah beranjak pergi, bukan Anggun yang mengejarnya, melainkan Rena. Anggun masih dalam posisi duduknya dengan perasaan yang entah seperti apa karena sulit dijelaskan.

“Ares, tunggu!” Rena menyusul Ares ke lantai dua.

Rena berhasil meraih tangan Ares sebelum berhasil masuk kamar. “Tunggu sebentar!” tekan Rena.

Ares membuang napas. Mengusap wajahnya sambil berdecak lalu berjalan ke arah balkon. Di belakang, Rena mengikuti.

“Dia sungguh calon istrimu?” tanya Rena.

“Iya. Apa? Kau mau bilang kau dia itu jelek kan?” sungut Ares sebal.

Rena terhenyak. Sebelum bersandar pada fondasi pembatas, Rena menaikkan satu ujung bibirnya kemudian menoyor pelipis Ares.

“Siapa bilang dia jelek?” sahut Rena. “Dia cantik, Cuma ... em—” Rena terlihat mengusap-usap dagu.

“Halah! Bilang saja kalau dia jelek!” sungut Ares. “Semua orang pasti akan berkata begitu.”

“Menurutku dia tidak jelek. Dia jauh lebih enak dipandang daripada Mareta,” kata Rena lagi.

Ares memutar kepala dengan lirikan tajam. “J
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status