Christian menyeringai, “jadi seperti ini cara mainnya,” ucapnya.
“Iya, Tuan. Cukup rapi tapi kurang teliti,” Dave menimpali.“Baiklah kalau begitu, kita ikuti saja permainan mereka.”Sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel Christian, memecah keseriusan dua pria dewasa itu.Telepon dari ayahnya, melihat nama itu membuat Christian enggan mengangkat panggilan tersebut.“Tidak di angkat, Tuan?” tanya Dave.“Kita lanjutkan saja pembicaraan kita.”Tak habis akal, Anthony Hoover pun menghubungi Eric.Eric mengetuk pintu ruang kerja Christian.“Pak, Tuan Anthony menghubungi saya, beliau meminta Anda untuk mengangkat telepon darinya,” kata Eric setelah dipersilakan masuk oleh Christian.“Katakan padanya aku sedang sibuk, jika sudah selesai pembicaraan kami, aku yang akan teleponnya.”“Baik, Pak.” Eric pun kembali keluar dan menutup pintu.“Sepertinya ini akan semakin seru, Dave.Ketegangan mulai terasa saat dua pria itu saling bertatapan. Mungkin itu mengapa orang-orang menganggap Christian adalah cucu kesayangan seorang James Hoover, mereka memiliki sifat dan tatapan yang hampir sama, dingin dan tajam.Suasana di ruangan itu terasa semakin dingin dan tegang.“Apa kalian ingin mengatakan sesuatu lebih dulu sebelum aku yang berkata-kata?”James Hoover sengaja membuat forum di malam pertemuan itu sekaligus memberi sinyal pada Christian jika pertemuan malam itu bukanlah murni kemauannya.Christian tersenyum miring, menunggu dalang dari semua itu angkat bicara.Semua yang ada di dalam ruangan itu saling pandang dan bertukar kode.Namun, setelah menunggu beberapa menit tak juga ada yang angkat bicara.“Baiklah kalau memang tidak ada yang mau menyampaikan keinginan kalian, jangan menyesal karena aku sudah memberikan kesempatan untuk mengatakannya sendiri,” tutur James.“Kalau begitu aku langsung katakan saja, mereka meminta kamu melepas harta warisan yang telah kam
Melihat ayahnya mendapatkan ucapan kasar dari bibinya, Christian menjadi kesal.“Siapa yang lebih jahat di antara kita, Nyonya Lynda? Saya atau Anda?” sarkas Christian.Bagi Christian urusan itu adalah antara dirinya dan Lynda, ayahnya tak perlu terlibat.Christian menatap Lynda dengan tajam. Hawa dingin di ruangan tersebut mulai terganti dengan hawa panas di antara keduanya.“Kamu benar-benar brengsek, Christian. Aku tak akan pernah memaafkan perbuatanmu, akan aku ingat sampai aku mati!” Christian menyeringai.“Ingatlah terus, Nyonya Lynda. Dan ingat juga jika Anda harus membayar semua perbuatanmu yang telah mengusik kehidupan pribadiku.” Christian menjeda kalimatnya sebentar, hanya untuk menikmati ekspresi Lynda yang mulai terbawa emosi. Wanita yang selalu bersikap lemah lembut dan baik hati itu, akhirnya mengeluarkan sifat aslinya.“Dengarkan saya baik-baik, Nyonya Lynda! Saya tidak pernah mengusik kehidupan Anda apalagi kehidupan pribadi Anda ataupun anak Anda, tapi kalian sepert
“Christian! Kamu memang brengsek!” Pekik Leo seraya melayangkan sebuah tinju pada Christian, namun usahanya tidak berhasil karena Christian lebih dulu membuat gerakan dengan mengayunkan sebelah kakinya.Buuukkk!!!“Leo!” pekik Lynda.Brruuukkk!!Tendangan Christian tepat mengenai perut Leo. Leo tersungkur di depan Christian.Lynda berlari menuju ke arah anaknya, lalu membantu Leo untuk bangun.“Kamu memang iblis, Chris. Aku tak akan pernah memaafkanmu!” ucap Lynda pada Christian.Christian membenahi jasnya yang berantakan, kemudian berkata, “jangan menyalak seperti anjing, Nyonya Lynda.”Tentu saja orang-orang di ruangan itu tahu maksud perkataan dari Christian, siapa yang salah, tapi malah bersikap seperti orang yang paling teraniaya.Bisik-bisik mulai kembali terdengar. Orang-orang itu memandang remeh dan menggunjing Lynda serta Leo, mereka menganggap keduanya tidak tahu diri dan keterlaluan.
Anak buah Christian bersiaga melihat David yang melakukan pergerakan.Christian menerima kertas yang diberikan oleh David padanya seraya memberi kode pada anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka.Dengan wajah serius dan hati yang penasaran Christian membaca tulisan di kertas tersebut.“Datanglah ke alamat itu jika kamu merindukannya, lusa pukul 8.00 malam,” ucap David lalu tersenyum tipis.David memutar tubuhnya lalu berjalan meninggalkan Christian dan perasaan yang campur aduk di hatinya.Christian segera membaca isi kertas itu.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Christian. Sontak David menghentikan langkahnya, kemudian memutar tubuhnya.Christian meminta anak buahnya untuk keluar, kini hanya tersisa mereka berdua saja.“Tentu saja Nona Alexandra baik-baik saja. Aku menjaganya dengan sepenuh hati, kamu hanya perlu memberikan ku imbalan yang pantas.”“Haruskah aku berterima kasih padamu?” “Tentu saja! Bukankah itu yang harus pertama kali kamu lakukan?” sindir David.“Terima kasih,
Sebuah mobil yang tak asing bagi Dave maupun Agnesia berhenti di depan rumah kuno itu. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya. Tatapan tajam mengarah ke arah Dave yang masih mengunci tangan Agnesia di belakang tubuh wanita itu.“Lepaskan dia Dave!” titah David dengan tatapan tajam menghujam pada pria itu.Sama halnya dengan Dave, dua pria itu saling bersitatap dengan sengit bagai musuh bebuyutan yang sudah lama tidak bertemu.Dave pun melepaskan Agnesia dengan kasar.“Di mana Nona Alexandra, Nez?” tanya David dengan tatapan masih tertuju pada Dave.“Nona Alexandra di dalam bersama dengan Tuan Christian, Tuan,” jawab Agnesia.“Kamu biarkan saja dia di dalam berdua? Bukankah aku sudah perintahkan untukmu agar ….”“Tuan Christian tidak akan membunuh Nona Alexandra, David. Kamu tak perlu khawatir berlebihan, kecuali kalian memang ada sesuatu.” Dave memotong ucapan David.David hanya mengepalkan tangannya
Christian langsung beralih mendorong kursi roda dengan tak membuat celah sedikitpun bagi David mengambil alih.Dengan tenang Christian mendorong kursi roda mengikuti langkah perawat yang berjalan lebih dulu.David tersenyum samar melihat kelakuan Christian yang seperti anak kecil takut ibunya akan diambil oleh anak kecil yang lainnya.Christian juga dengan sigap kembali menggendong Alexandra untuk berbaring di brankar.“Kamu bisa pergi, biar aku yang menemani Nona Alexandra, dia harus beristirahat dengan benar agar tenaga cepat pulih,” kata David setelah perawatan meninggalkan ruangan, pria itu sengaja memancing emosi Christian.“Kamu pikir, siapa yang lebih pantas berada di sini?” tanya Christian yang tidak terima.David tersenyum sinis.“Aku tidak percaya padamu, bisa saja kamu langsung mencekik atau memberikan racun pada Nona Alexandra,” ujar David.Rahang Christian terlihat mengeras, David berhasil memprovokasi suami Alexandra itu.Dua pria itu terus bersitegang hingga akhirnya Al
Bbbuuukkkk!Satu kepalan tinju mendarat tepat di perut Christian.Uhuk! Christian terbatuk mendapat serangan yang begitu mendadak itu.Christian merasakan nyeri di ulu hati akibat pukulan dari David yang begitu kuat.David memandang Christian yang menahan sakit dengan pandangan mencemooh. Hatinya masih kesal dengan sikap Christian, arogan, egois, dan sesuka hati.Ada sedikit rasa bersalah di hati David telah memberi tahu Christian di mana Alexandra berada. Harusnya David juga memberi tahu Alexandra tentang kedatangan Christian, niat hati ingin memberi wanita itu kejutan, tapi justru berakibat yang bisa membahayakan janin di kandungan Alexandra.“Itu pembalasan karena kamu adalah pria bodoh yang tidak bisa berpikir dengan jernih dan hampir membunuh istri dan anakmu sendiri!” ujar David.Christian menatap kesal pada David, ingin rasanya dia membalas pukulan dari sahabatnya itu andai saja yang diucapkan oleh David bukan sebuah kebenaran. Tapi sayangnya, yang diucapkan oleh David adalah
Alexandra melingkarkan kedua tangannya di leher Christian. Keduanya saling menatap penuh cinta dan kerinduan.“Apa kamu masih marah padaku?” tanya Alexandra.Christian hanya menggeleng samar.“Apa kamu merindukanku?” tanya Alexandra lagi.“Tentu saja aku sangat merindukanmu,” jujur Christian.Kemudian mendaratkan sebuah ciuman hangat di bibir Alexandra.“Aku akan membawamu ke kota jika kamu sudah siap, kita umumkan kehamilanmu pada seluruh keluarga dan dunia,” kata Christian dengan mantap.Raut wajah Alexandra terlihat sedikit mendung. Dia teringat dengan kontrak pernikahan mereka.Alexandra melepaskan kedua tangannya dari leher Christian, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah yang lain.“Kenapa? Apa kamu tidak suka?” tanya Christian yang paham dengan gestur tubuh Alexandra.“Bagaimana kalau kita rahasiakan kehamilan ini?” usul Alexandra.Christian mengerutkan keningnya, ini adalah momen bahagia tapi kenapa istrinya justru meminta untuk merahasiakan? Christian bertanya dalam hat