Okey sayang, jika kamu memilih tempat ini sebagai tempat bulan madu kita. Mas setuju-setuju saja. Nanti biar Rey mengurus semuanya.” Ucap Hardian.
“Terimakasih mas, kamu begitu baik dan sangat perhatian padaku.,” Ucap Prisla menatap tulus wajah tampan suaminya.
“Tentu sayang, karena kebahagiaan mu merupakan prioritas utama ku.” Mencium lembut pipi Prisla membuat wajah itu merah merona.
“Kok masih malu-malu,” goda Hardian.
“Iya suamiku, aku mersa begitu tersanjung dan bahagia. Bisa mendapatkan dirimu.” Balas Prisla penuh haru. Tidak pernah terbayangkan oleh Prisla nasip yang dulu buruk akan berbuah sangat manis setelah Hardian bersama nya.
Besoknya, Prisla kembali keruangan Hardian. Dia membuka pintu secara perlahan-lahan, niat usil muncul di pikiran nya, begitu mendapati sang suami duduk membelakangi dan menghadap jendel
Kapal pun merapat disebuah bangunan yang sangat mewah. persis hotel berbintang, dan merupakan paling besar ditengah-tengah pulau itu. Hardian membimbing Prisla keluar dari Kapal, tampak cahaya lampu berkelap-kelip diantara bangunan yang satu dan yang lainnya.Mereka disambut dan dibawa menduduki kursi diruangan yang tertutup pintu kaca disekelilingnya, sehingga pengunjung bebas menikmati pemandangan luar, tanpa harus takut kedinginan. Disana juga sudah tersedia beraneka makan panas, dan minuman penghangat tubuh.“Sayang minumlah,” Hardian membantu Prisla un minum.Tiba-tiba Hardian membuka sebuah kotak berwarna merah hati, Prisla mengerut keningnya bingung memperhatikan suaminya.“Kalung Berlian,”Ucap Prisla seakan tidak percaya dengan penglihatannya, Kalung itu sama persis dengan Kalung yang melingkar di leher Mi
Sudah berapa kali mereka melakukan tanpa merasa puas, hingga Prisla mulai menyerah dan meminta Hardian untuk mengakhiri pacu kuda mereka.Paginya Prisla terbangun, wajah cantiknya kena terpaan sinar matahari langsung. Sehingga membuat matanya silau. Diliriknya Hardian masih tertidur begitu pulas dengan dengkuran halus yang lolos dibibir nya.Prisla tersenyum melihat wajah tampan yang tidur dihadapannya, perlahan tangan Prisla menelusuri lekuk wajah Hardian. Dua mersa sudah benar-benar jatuh cinta pada suaminya.Prisla langsung kaget, saat Hardian tiba-tiba membuka matanya, dan menarik tubuh Prisla dalam selimut tebal nya. Pagi ini Hardian merasa enggan untuk meninggalkan ranjang.“Mas udah tidur nya, kita jalan-jalan yuk.” Ajak Prisla.“Malas yang, pengen nya dikelonin terus.” Ucap Hardian yang tidak pernah bosan untuk terlepas dari tubuh istri
“Bagaimana Milka, apa kamu sudah siap dengan rencana kita siang nanti?” tanya Farrel menghubungi Milka untuk memastikan kesungguhan wanita itu untuk memisahkan Hardian dari istrinya Prisla.“Sudah, tapi aku penasaran kenapa kamu mengubah rencana kita semula, yang hanya melakukan perlawanan pada Hardian dengan menghancurkan bisnisnya” jawab Milka.“Seseorang telah mencium rencaku itu, jadi aku ingin langsung menyerang Hardian mengingat dia pergi bulan madu hanya berdua saja dengan istrinya, tanpa pengamanan khusus dari para bodyguard disekelilingnya.“Aku masih belum rela untuk menyakiti Hardian ku,” suara Milka terdengar melemah.“Ha....Ha.... bodoh kamu Milka, apa Hardian pernah peduli melihat mu seperti ini. sadarlah Milka, kamu sudah tidak ada lagi dihatinya. Percuma jika kamu masih mengharapkan laki-laki seperti itu.” Farrel berusaha unt
Mereka berdua tertawa bahagia, berjalan menuju penginapan melewati sepasang laki-laki dsn perempuan yang langsung menunduk menyembunyikan wajahnya, saat Prisla dan Hardian. berpapasan dengan jarak yang begitu dekat."Ha....ha.. permainan akan segera dimulai, sekarang saat nya bagi kalian merasakan apa yang aku rasakan." Milka tertawa lepas. Sementara Farrel mengeluarkan senjata dari balik jaketnya. Dan mengarahkan nya langsung ke punggung Hardian.“Dooorr....,”Tembakan Farrel meleset, suasana pulau menjadi heboh. Semua pengunjung berlarian untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Hardian langsung menarik tangan Prisla untuk mrnaiki kapal, sadar karena dia merupakan target utama penembakan ini.Rey terus mencoba menghubungi ponsel Hardian. untuk memperingati agar berhati-hati dan jangan meninggalkan pulau sebelum mereka datang memberikan bantua
"Prisla bagaimana kondisimu sekarang,?" tanya Farrel sok ramah seolah-olah tidak ada kejadian."Siapa kamu? dimana aku sekarang, dan mana suamiku mas Hardian," ucap Prisla dengan tubuh bergetar menahan emosinya dan kesedihan nya karena tidak melihat sosok laki-laki yang dicintainya dan diharapkan nya saat ini."Maafkan aku Prisla, namaku Farrel yang merupakan salah satu saudara yang diutus Hardian dan keluarganya, untuk melindungimu dan bayi yang tengah kamu kandung, agar Milka dan musuh Hardian tidak mencelakaimu."Terang Farrel yang sengaja menculik Prisla begitu mengetahui wanita itu masih hidup.“Maaf tanpa meminta izin dan sepengetahuanmu. aku telah membawamu jauh kesalah satu negara ini.”Terang Farrel yang berusaha mengelabui Prisla dan memutar balikkan keadaan, karena dia yakin Prisla tidak mengenalnya sama sekali."Tapi ka
Besoknya, Secara diam-diam tanpa sepengetahuan Farrel, Milka mencari tahu tempat Farel menyembunyikan Prisla, Milka pun mengirimkan orang-orang nya untuk menculik Prisla dan memerintahkan untuk membawa kesebuah bangunan tua.Prisla membuka matanya, dia mengedarkan pandangannya keseliling ruangan yang terlihat seperti gudang kosong, suasana sepi dan jauh dari pemukiman banyak penduduk. kedua tangannya tersa perih dan pegal karena terikat dengan posisi menghadap kebelakang. sementara mulutnya disumpal dengan lacban yang membuat area sekitar bibirnya bertambah perih."Mmmhhh, lepaskan aku." teriak Prisla sambil berusaha memberontak, namun suara yang keluar hanya teriakan tanpa suara, air Mata membanjiri kedua pipi Prisla."Mas Hardian kamu dimana, tolongin Prisla mas ini sangat sakit dan sangat menakutkan," bathin Prisla disela-sela isakan tangis. serta rasa penasaran tentang siapa dalang yang telah menculik dirinya.
Sembilan bulan berlalu, perut Prisla semakin membesar dia sudah mulai merasakan sakit dan kontraksi diperutnya, keringat dingin membasahi tubuh Prisla yang sudah terlihat berisi. dia menyeret langkah kakinya keluar dari kamar.Sekarang dia berada di negara Belanda, tempat yang dirasa Arjuna paling aman. Arjuna menyewakan sebuah apartemen dan seorang pengasuh untuk menemani Prisla, yaitu madam Kate."Aduuuuuh sakit nya." teriak Prisla sembari memberi kode dengan melambaikan tangannya pada madam Kate, asisten rumah tangga yang sudah disiapkan oleh Arjuna.Sedangkan Arjuna kembali keindonesiaan, mengingat banyak pekerjaan, dan mengibur Mami Qanita yang selalu bersedih mengingat kondisi Putri satu-satunya nya yang harus dirawat dirumah sakit jiwa, Milka sekarang jiwa nya tergoncang hebat, sehingga harus menjalani terapi dan pengobatan khusus dari psikiater."Nona, Apa Anda sudah mulai merasakan sak
Di indoneia, Berta pagi ini berjalan sendiri, sambil memilih berbagai keperluan bulanan nya, semenjak berhenti bekerja, Berta lebih sering menghabiskan waktu mengajar anak-anak karete dan ilmu beladiri dirumah. tiba-tiba seorang menarik tangan nya, spontan membuat Berta berteriak kaget’ sambil memberikan ancang-ancang jurus kucing melawan anak tikus."Maaf Nona aku tidak bermaksud jahat, tapi bisa kita bicara sebentar" Ucap Arjuna ambil menunjuk sebuah kafe."Maaf apa Kita pernah bertemu sebelumnya" Berta menatap Arjuna lekat, merasa wajah Arjuna yang terlihat begitu familiar."Aku rasa pernah, apa kamu lupa jika pernah pergi menemani Prisla membesukku dirumah sakit, karena tertembak menolomh gadis itu" Ucap Arjuna.“Iya aku ingat, sekarang. Seorang pembinor yang membuat aku ikut terseret kemarahan bos Hardian.” Terang Berta.“Maafkan aku