“ Sayang, aku ingin mendirikan sebuah pesantren dan yayasan panti sosial dikampung kita,” Ucap Farrel sewaktu menikmati sore bersama Meisya.
“Ide yang bagus mas, aku sangat mendukung sekali, mengingat daerah itu sedang berkembang, dan sangat strategis letak lokasi nya, sapa tahu ini juga meraup ladang amal kita untuk bekal kita keakuratan kelak.” Tutur Meisya mendukung sepenuhnya keinginan Farrel.
“Tapi aku ingin mengajukan satu permintaan padamu, tapi jika kamu keberatan aku akan membatalkan nya sayang.” Ucap Farrel ragu.
“Maksud mas bagaimana?”
“Aku ingin mendirikan yayasan sosial dengan nama Milka, selain untuk mengenang mantan istriku, ini juga salah satu keinginan terbesarnya dulu.” Terang Farrel.
“Ngak papa kok mas, aku senang mendengar keinginan baikmu, aku tidak cemburu bahkan aku juga sa ingat menyayangi m
Farrel tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur, semua terlihat antusias menyambut kehadiran Putri kecilnya, yang diberi nama Humairah Putri. bayi mungil yang sangat cantik. bibir dan raut wajahnya mirip sekali dengan Meisya sang Bunda. sementara mata dan hidung lebih mirip dengan kakaknya Zaki.Kedua orang tua Meisya, dan Mama Farrel menitikan air mata haru melihat kehadiran cucu pertama mereka yang sehat, tanpa kurang sedikitpun."Pa, dia mirib banget Meisya sewaktu kecil dulu ya." ucap istrinya senang."Tentu dong Ma, karena Meisya ibunya." ucap papa Meisya mencium cucunya kecilnya yang masih dalam gendongan istrinya."Sayang, aku sangat bahagia sekali menyambut kehadiran Putri kita, terimakasih ya sudah menjadi istri dan ibu yang baik buat Zaki dan Putri kita." bisik Farrel."Iya mas." balas Meisya. karena Farrel sekarang sudah menjadi seorang ayah bagi dua an
Priska mengunakan gaun yang lebih tertutup, namun sangat indah melekad ditubuh nya yang Putri bersih. Sepanjang perjalanan menuju rumah kediaman Farrel, Prisla lebih banyak ngobrol santai dengan suaminya, mengingat ini momen yang sangat tepat baginya, karena Hardian yang sangat sibuk.Prisla fokus menatap pemandangan luar kaca mobil. Memperhatikan lalu lalang pengendara lain yang saling berpacu. Prisla sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah besar mengurus anak-anak nya, meskipun banyak pelayan tapi Prisla lebih suka mengurus langsung. Weekend merupakan waktu yang sering digunakan Hardian untuk mengajaknya keluar, sekedar makan malam Romantis. Yang sering mereka lakukan berdua. Dan untuk hari Minggu merupakan waktu khusus untuk bermain bersama anak-anak nya."Sayang lagi mikirin apa sih, serius banget.?" goda Farrel."Memperhatikan jalanan ibukota yang se
Seiring berjalannya waktu, kehidupan keluarga mereka masing-masing sudah bahagia, dengan anak-anak yang sangat lucu-lucu.Terutama keluarga Hardian dan Prisla, mereka sangat bahagia dengan kehadiran tiga buah hati mereka yang lucu-lucu. Sehingga rumah mereka tersa selalu ramai dan heboh oleh gelak tawa anak-anak nya. Begitu juga dengan kehidupan Tasya dimana Akirnya dia menikah dengan laki-laki yang sudah merampas kesucian nya yang tidak lain adalah sahabat kecilnya sendiri.Namun seiring berjalannya waktu, Tasya sudah mampu menerima kenyataan. Dia juga belajar mencintai dan menerima suaminya dengan ikhlas dan melupakan perasaan nya terhadap Hardian.Lima belas tahun berlalu,Revano mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah, gedung yang menjulang tinggi yang memberikan kesan kemewahan nya, serta bagian samping kiri tertulis asrama pria dan kanannya asrama Putri, dan ditengah-tengah terdapat lapa
"Agnez sumpah...gue merasa gemas banget sama tuch Cowok, mana gue sempat-sempatnya meraba benda keramatnya" ucap Caca salah satu teman Agnez yang paling genit di antara mereka"Hu...hu..ha...ha...ha...." suara tawa Agnes dan teman-temannya pecah, mengisi keheningan kantin tempat para penghuni asrama untuk sarapan pagi sebelum proses belajar dimulai."Gila lu Ca...otakmu benar-benar mesum" Celetuk Agnes"Habis dia tuch yang mulai, main masuk-masuk saja ke toilet wanita. rasain dikeroyok cewek-cewek cantik kayak kita" Caca memainkan anak rambut nya"Tapi kasian banget dech, liat wajah tuch Cowok habis kita lukis, seperti badut Pancoran saja" mereka kembali tertawaAgnes dan teman-temannya tidak menyadari, dimeja yang berlawan arah dengan mereka. Azka telah menunduk malu menyembunyikan wajahnya mengunakan buku besar dan tebal. Azka kembali teringat insiden memalukan kemaren sore saa
"Ini sudah keterlaluan sekali, kita harus membalas para cewek-cewek centil itu" ucap Arga mondar-mandir di kelas yang masih terlihat sepi"Bagaimana cara nya, mereka selalu berani main keroyokan" ucap Azka sambil bergidik mengingat kejadian kemarin lagi."Kita harus menemukan ide yang jitu, agar mereka kapok untuk berhadapan dengan kita lagi" Revano memainkan pulpen seakan sibuk berfikir."Ahaaaa...aku punya ide" tiba-tiba Azka berteriak, membuat kedua sahabatnya menatap serius ke arah nya."Ap ide mu ? tanya mereka serempak"Kita tanya aja baik- baik, apa tujuan dan maksud mereka menganggu kita terutama aku. lalu kita ajak mereka damai dan berteman" ucap Azka sok imut sambil tersenyum polos merasa Ide nya sangat brilian"Bo**** kamu Azka, keenakan benget mereka, sama saja kita merendahkan diri. dengan mengajak mereka untuk berdamai" ucap Arga menghadap kesal
Prisla tersenyum senang, saat melakukan panggilan video nampak wajah Revano yang telah menjelma menjadi seorang remaja yang berwajah tampan. kedua alis mata yang tebal, serta bentuk tubuh yang atletis, persis wajah tampan Hardian ketika masih muda."Mama kenapa senyum gitu" ucap Revano karena melihat maminya seakan terpana dan belum berkata-kata"Ngak papa Nak, mami tidak menyangka saja jika anak sulung mami ini sangat Tampan, bagaimana di sekolah barumu, apa sudah banyak cewek cantik yang terpesona dengan ketampanan mu itu" ucap Prisla sambil tertawa lepas."Apaan sih mi, bukan nya nanyain kabar" ucap Revano manyun, karena dia sudah hafal sekali dengan sikap maminya yang suka meledek dan menjaihili Revano, termasuk kedua adiknya"Hallo Kakak..... gimana ......gimana ....rasanya tinggal di asrama, aku yakin sekali pasti kakak mau bujuk mami dan papi minta dijemput, dan k
Melihat Azka yang tidak berdaya, Revano dan Arga merasa bersalah, mereka keluar dari persembunyiannya, saat sudah memastikan kepala asrama tidak dikantor nya lagi."Awas kalian telah menganiaya sahabat kami" bentak Revano"Salah dia, ngapain nyelinap masuk je tempat ini, kalau tidak karena pikiran mesumnya itu" ucap salah seorang dari merekaSementara Caca terlihat syok...."Minggir kamu" bentak Arga pada Caca yang masih menatap Azka KasianRevano dan Arga membawa Azka ke rumah sakit, terlebih dahulu Menganti pakaian mereka. karena cedera bagian itu****yang hampir patah. terpaksa Azka dirawat beberapa hari ini di Rumah Sakit."Azka maafkan kami, dan ini merupakan ide gila ku" ucap Arga merasa menyesal."Iya kami tidak sengaja membiarkan mu masuk sendirian, kami ingin memanggil mu tapi kamu jalannya terlalu cepat kedalam. jadi kami membiar
Tanpa terasa sudah Tiga tahun berlalu kehidupan Revano jalani tinggal di asrama, dengan kepintaran dan kejeniusan yang dimiliki Revano, sehingga dia mendapatkan berbagai prestasi serta selalu mendapat peringkat pertama di kelas nya.Hal ini, membuat Hardian dan istrinya Prisla mersa sangat bangga pada anak sulung mereka. Bahkan Revan terlihat sangat menonjol dibandingkan kedua adiknya.Beda dengan kedua sahabatnya Azka dan Arga, yang lebih suka menyontek dan minta bantuan Revano. setiap mendapatkan tugas sekolah, kadang Revano tidak mau membantu mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain games saja.Bagi Azka dan Arga, belajar merupakan suatu beban berat, bahkan lebih barat dari kalah main games. Sering kali kedua orang tua mereka memohon dan menasehati mereka agar berubah dan memperbaiki nilai- nilai mereka yang hancur.Selama itu juga Caca berusaha untuk menarik pe