Share

Istri Kecil CEO Tampan
Istri Kecil CEO Tampan
Penulis: Borneng

Mentari

Penulis: Borneng
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-28 11:40:02

“Kalian akan mendapatka karma dari penghinaan ini,” isak seorang wanita menangis sedih, ia tidak akan tahan menanggung malu melihat orang-orang  sebab pesta pernikahan putrinya dibatalkan sepihak oleh pihak laki-laki tanpa alasan yang jelas, padahal persiapan pesta sudah sembilan puluh persen, tinggal menunggu satu hari lagi.

“Karma takut padaku dan keluargaku , saya yang mengatur hidupku dan menentukan jalam hidupku keluarga kami,” ujar lelaki angkuh itu.

“Bagaimana dengan Bulan putriku dia butuh penjelasan,” tuntut Samudra Gumala.

“Tidak ada penjelasan, katakan padanya kalau putraku tidak ingin menikah dengannya dia ingin wanita yang berkelas dan sepadan dengan kami. Ini uang sebagai ganti biaya tenda yang sudah kalian pasang,” ujar pria sombong itu menyodorkan sejumlah uang.

“Ini bukan tentang uang. Ini tentang harga diri yang kamu injak-injak!” teriak Gumala dengan marah.

“Orang miskin seperti kalian tidak punya harga diri. Kalian terlalu bermimpi untuk jadi bagian keluarga kami, itu sangat memalukan.” Angkasa tertawa menghina.

“Bagamana dengan pernikahan wasiat kakek mereka?” tanya Angkasa ia sampai berlutut dan memohon agar pernikahan dilanjutkan, gagal menikah akan  jadi momok yang memalukan untuk putrinya. Tetapi calon besan yang bernama Angksa itu menghina dan meningalkannya begitu saja.

“Lelaki jahat!” teriak seorang anak remaja, tetapi sang ayah menahannya.

“Gadis kecil. Om tidak jahat, yang jahat itu takdir, siapa suruh keluargamu miskin. Oh ... ayahmu juga akan masuk penjara jadi kamu jaga ibumu dengan baik,” ucapnya meninggalkan Mentari

Sang ibu jatuh pingsan, Mentari Gumala menatap dengan penuh dendam pada lelaki yang bernama  Angkasa Atmajaya.

“Suatu saat nanti aku akan membalasmu dan semua keluargamu,” ucapnya mengepal  kedua tangan dengan kuat.

Tidak tahan menangung malu  ibu jatuh sakit dan kakak perempuanya depresi. Tidak cukup sampai disitu,  bahkan ayahnya masuk penjara dituduh mengelapkan dana sekolah. Mentari terpaksa berhenti sekolah demi mengurus ibu dan kakaknya.

                   **

 Lima tahun kemudian.

Seorang gadis cantik berseragam sekolah mendatangi sebuah gedung perkantoran.          

          

“Apa yang kamu lakukan di ruanganku. Siapa kamu?” tanya Topan menatap tajam pada gadis muda berseragam putih abu-abu.

“Aku Mentari Gumala, masa kakak Lupa.”

“Oh, Mentari kamu sudah tumbuh besar sekarang. Lalu apa yang kamu lakukan di kantorku?”

“Aku hanya ingin melihat calon suamiku.” Mentari  berdiri lalu duduk di pangkuan Topan dengan sikap manja.

“Mentari apa yang kamu lakukan.” Lelaki itu panik  mencoba mendorong tubuh Mentari dari pangkuannya.

“Hanya mengobrol dengan Kak Topan apa salahnya,” tuturnya sembari mengunya permen karet dimulutnya, lalu mengalungkan kedua tangan di leher Topan.

“Mentari ini kantorku. Bagaimana kalau ada orang melihatmu. Tunggu apa kamu masih memakai seragam sekolah?” Topan  mendorongnya dari pangkuanya. Ia tidak ingin citranya sebagai bos tercoreng.

“ Iya aku masih pelaja SMA.”

“Oh, kamu masih anak kecil Mentari kamu pulang dan belajar lah dengan baik,” nasihat Topan.

“Sebenarnya umurku sudah cukup dewasa, hanya saja saat itu aku sempat berhenti sekolah selama beberapa tahun lalu  aku melanjutkan kembali.”

Topan baru pulang dari luar negeri selama tinggal di sana dengan waktu yang lama. Ini pertama kalinya ia bertemu kembali dengan keluarga Gumala, keluarga calon istri yang gagal menikah dengannya waktu itu.

“Mentari aku tidak ingin para pegawaiku salah paham, perusahaan ini baru tercipta aku haru menjaga nama baikku.” tutur Topan.

“Bilang saja kamu bersama calon istrimu,” ucap Mentari lalu menempelkan permen karet  yang di bawah meja kerja Topan.

“Kamu masih kecil, sejak kapan kamu bersikap nakal seperti ini. Apa Om tahu kamu seperti ini?” Topan mengeser kursi kerjanya dan memudurkan dari meja.

“Tidak, aku hanya  bersikap seperti itu pada Kak Topan.” Lalu melepaskan satu kancing seragam sekolah yang dipakai.

“Kamu harusnya sekolah Mentari, bukan malah mengoda lelaki dewasa sepertiku. Apa kamu mencari uang dengan cara seperti ini?”

“Kapan Kak Topan pulang ke Indonesia?” tanya Mentari mengabaikan pertanyaan lelaki itu. Lalu ia mendaratkan bibirnya di bibir pria tersebut.

Mata Topan kaget melihat sikap berani Mentari, usia mereka terpaud jauh tapi ia berani datang ke kantornya dan  merayu dirinya. Padahal Mentari masih mengenakan seragam sekolah yang ditutupi dengan switer. Topan juga sudah punya kekasih, apa yang dilakukan Mentari membuatnya panik.

“Aku sudah satu bulan,” sahut Topan ia menatap wajah Mentari menyelidiki wajah itu dengan seksama.

‘Cantik, tapi sikapnya murahan, aku tidak suka’ Ia membatin.

“Kenapa tidak bilang padaku, kalau aku tahu, aku akan datang tiap hari ke rumahmu.” Mentari mengecup pipi lelaki dewasa di depannya lagi,  masih dengan posisi duduk di pangkuan  lelakai yang bernama Topan itu.

“Mentari  kenapa kamu bersikap seperti ini padaku? Aku ini lelaki dewasa. Bagaimana kalau aku hilap.”

“Kita tinggal menikahkan? Kan,  aku calon istrimu.” Mentari mengulum senyum yang sangat manis.

“Tidak ada lagi perjodohan di keluarga kita, itu sudah lama berlalu Mentari. Aku berharap kakakmu bahagia dengan suaminya,” ujar Topan.

“Tapi Om sama Tante datang melamarku kemarin, mereka memintaku menjadi istrimu lagi,” sahut  Mentari dengan percaya diri.

“Itu tidak akan terjadi,” tolak Topan.

“Kak Topan, aku sudah dewasa dan aku juga bisa melayanimu dengan baik di ranjang, kalau kamu tidak percaya kita bisa mencobanya sekarang.” Gadis remaja itu mengarahkan kepalanya ke arah sofa di ruangan Topan.

“Mentari, berhenti bersikap murahan seperti ini, itu membuatku  kesal. Apa Om yang memintamu merayuku atau kakakmu?” tanya Topan merasa jengkel.

“Tidak dua-duanya.”

Topan  kehabisan kesabaran melihat sikap gadis muda itu. Saat kakek mereka dulu masih hidup, hubungan keluarga mereka sangat baik.  Tapi sekarang hubungan keluarga itu tidak baik,  bahkan boleh dibilang mereka saling bermusuhan.

Bagi Topan Mentari hanyalah gadis kecil, sudah seperti adik sendiri. Tidak pernah menduga kalau ia akan merayunya seperti saat itu.

“Mentari  kamu keluar.” Topan menelepon bagian keamanan.

“Aku maunya diantar sama Kak Topan.” Mentari tidak mau melepaskan lengan Topan.

Tidak ingin ada keributan di kantor barunya Topan membawa Mentari keluar dan mengantar sampai ke depan gedung.

“Pulanglah.” Ia menghentikan taxi dan memaksa Mentari masuk.

Kali ini Mentari tidak menolak, ia tersenyum manis, lalu melambaikan tangannya pada Topan.

“Merepotkan saja,” sugut Topan dengan wajah kesal, ia masuk kembali ke ruangannya.

“Misi berhasil, lakukan tugasmu,” ucap Mentari menelepon seseorang

Bersambung

           

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kecil CEO Tampan   Ternyata Ibu Berbohong

    Mentari sangat bahagia saat sahabatnya datang berkunjung ke rumah mereka. Topan yang membawa Melie ke sana, ingin Mentari bahagia. Topan tahu hanya Melie sahabat satu-satunya yang dimiliki Mentari. Sebelum mengajaknya ke rumah Topan terlebih dahulu meminta Melie bertemu, ia menjelaskan kenapa Mentari tidak berterus terang padanya tentang Dilan. Topan meluruskan kesalahpahaman antara keduanya.Melie setuju memaafkan sahabatnya dan setuju bertemu juga. Mentari sangat berterimakasih pada Topan karena bisa memperbaiki hubungan persahabatan mereka.“Aku sangat senang Kak Topan membawa Meli kesini,” ucap Mentari saat mereka bertiga duduk di ruang tamu.“Aku tidak ingin melihatmu sedih, itu sebabnya aku meminta Meli bertemu.”Kedua sahabat itu saling menatap dan sama-sama tertawa.“Aku minta maaf atas perkataanku hari itu, Tari,” ujar Melie dengan raut wajah menyesal.“Tidak apa-apa, kamu pantas marah padaku.”Topan berdiri, “Aku ingin memberikan waktu pada kalian berdua, aku ada pertemu

  • Istri Kecil CEO Tampan   Seberkas Kebahagian

    Hubungan pasangan suami istri itu kian membaik, setelah Topan memberi Mentari suntikan ala suami perkasa. Saat bumil cantik itu bangun Topan sudah membawakannya susu hangat dan roti bakar hangat.“Selamat pagi Sayang,” sapa Topan saat Mentari duduk. Kesadarannya belum terkumpul otaknya belum konek ke saraf-saraf otak, hanya diam dengan kedua bola mata memutar kekanan dan ke kiri, mencoba mengingat-ingat semua yang terjadi.‘Kenapa Topan datang ke kamarku?’ tanya Mentari dalam hati.Melihat Mentari seperti orang bingung Topan duduk di sisi ranjang, ia menyisihkan anak rambut yang menutupi kening sang istri.“Kenapa terlihat bingung. Kamu hanya menjawab selamat pagi juga,” ujar Topan mencubit hidung mancung istri kecilnya.“Kenapa kamu ada disini.”Mendengar pertanyaan konyol Mentari, Topan tertawa kecil, “apa kamu lupa?”“Lupa …? Apa yang aku lupakan?” tanya Mentari bigung.Topan menarik selimut yang menutupi bagian tubuh Mentari, lalu ia mengedipkan sebelah mata memberi kode ka

  • Istri Kecil CEO Tampan   Mendapat Izin dari Mentari 21+

    Topan tersenyum kecil saat Mentari meninggalkannya di dapur, dalam otak Topan sudah menyusun rencana yang pakai untuk meluluhkan hati Mentari. Ia menoleh meja jus alpukat pesanan Mentari belum di minum sama sekali. Laki-laki tampan itu tersenyum, lalu berdiri membawa jus . Tiba di depan kamar Mentari ia mengetuk.“Siapa?”“Ini Aku, jus yang kamu pesan tadi belum di minum.”Mentari berdiri sebentar memikirkan alasan menolak membuka pintu.“Aku sudah mengantuk, besok saja.”“Besok tidak bisa diminum lagi, kamu yang mengatakan tadi tidak baik buang-buang makanan.”Mentari akhirnya membuka pintu, membiarkan Topan masuk ke dalam kamar yang ditempati. Sudah hampir tiga bulan sejak mereka tinggal bersama di rumah baru yang dibeli Topan. Keduanya menempati kamar terpisah sesuai permintaan Mentari. Selama mereka tinggal Mentari bahkan tidak memperbolehkan siapapun masuk ke dalam kamarnya. Pertama kalinya Topan masuk ke kamar tersebut. Di Atas meja ada banyak buku tebal yang dibaca Mentari

  • Istri Kecil CEO Tampan   Hatinya Mulai Melunak

    “Kamu tidak perlu melakukannya Untukku, lakukan saja itu untuk Kak Bulan.”Mendengar itu, wajah Topan berubah muram, “kamu istriku Mentari, aku tidak perlu menyuruhku memberi perhatian pada orang lain.”“Dia kakakku Topan.”“Aku tidak ingin Bulan, aku hanya butuh kamu dalam hidupku. Kamu dan anakku itu yang aku inginkan.”“Tapi dia menginginkan dirimu, dia sangat mencintaimu. Kalian berdua saling mencintai.”Topan tidak ingin berdebat di sana, ada banyak orang di restoran, kalau Mentari terus menerus membawa-bawa Bulan, ia bisa meledak.“Kita sudahi pembicaraan kita sampai di sini, stop membahas Bulan lagi,” potong Topan.Topan mengajaknya pulang, bahkan lupa membeli kebutuhan Mentari. Dalam mobil keduanya sama-sama diam. Topan fokus dengan kemudi sementara Bumil cantik itu sibuk dengan pikirannya sendiri. Saat tiba di rumah, Topan keluar dari mobil meminta Mentari untuk duduk.“Mari kita bicara dan luruskan semuanya,” ucapnya sambil duduk di sofa di depan rumah mereka.“Baiklah.” M

  • Istri Kecil CEO Tampan   Berikan Saja Perhatianmu Untuk Kakakku

    Hubungan Topan dan Mentari sedikit membaik berkat kesabaran Topan. Laki-laki tampan itu memilih mengalah dan sabar untuk menghadapi sikap istri kecilnya. Mentari sudah mau bicara padanya , bahkan sudah mau duduk semeja dengan Topan, walau tidak tidur dengan satu kamar tapi ia akan tetap bertahan.“Apa kamu mau jalan-jalan bersamaku?” tanya Topan saat Mentari berdiri di tepi kolam renang.“Tidak usah, aku malas.”Topan tidak ingin memaksa, tetapi ia menawarkan hal yang lain.“Bagaimana dengan perlengkapanmu,apa masih ada? Kebetulan aku kehabisan parfum kalau kamu mau kita pergi bersama-sama.”Mentari memikirkan tawaran sang suami, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa apa saja barang yang ia perlukan.“Baiklah, aku ikut,” ucap Mentari.Mendengar hal itu Topan merasa sangat bahagia, selama ini Mentari masih memasang tembok penghalang diantara mereka. Topan sudah bertekad akan penghalang asal ia sabar menghadapi sikap keras kepala Mentari.“Apa perlu kita meminta Melie menem

  • Istri Kecil CEO Tampan   Aku Menjagamu Selama Kamu Hamil

    Mentari bersedia dibawa ke Jakarta dengan berbagai persyaratan yang harus dituruti Topan. Salah satunya tidak ingin tinggal di rumah ibu mertuanya. Mentari juga harus diperbolehkan mengikuti ujian susulan. Agar bayi dalam kandungan Mentari Topan melakukan semuanya, ia mengijinkan Mentari mengikuti ujian kelulusan. Selama masa ujian Topan tidak diperbolehkan bicara padanya, bahkan Mentari tidak pernah menemuinya selama berhari-hari. Mereka hidup satu atap, tapi bisa bertemu satu sama lain.Mentari sudah berbulan-bulan tidak bertemu sahabatnya Melie. Mentari meminta izin ingin bertemu Melie.“Kamu hamil anak siapa?” tanya Melie sahabatnya.“Hamil anak Topanlah Melie,” ujar Mentari mencubit lengan Melie.Kedua sahabat itu bertemu di sebuah café setelah menyelesaikan ujian kelulusan. Melie belum tahu kalau Dilan seorang perempuan. Mentari tidak ingin menutupinya lagi dari Melie.“Mel, aku ingin jujur sama kamu,” ucap Mentari dengan raut wajah serius.“Tentang apa?”“Dilan.”Mendenga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status