“Bodoh! Itu sudah menjadi tugas saya. Menyukaimu, maka saya juga harus menerima semua anggota keluargamu, terkecuali mereka yang serakah.” Erica tersenyum dan menarik pipi Leonel. “Terima kasih.” “Antara kita tidak perlu berterima kasih, kamu istri saya. Jangan pikirkan apapun lagi,” kata Leonel. Leonel pergi mandi, sedangkan Erica sedang mengambilkan pakaian ganti Leonel. Dia juga sudah berganti pakaian, karena satu jam lagi mereka akan pergi ke airport. *** Leonel dan Erica, juga Lucio kini sudah berada di dalam pesawat. Mereka memesan kelas first class. Untuk pertama kalinya Lucio menaiki pesawat, ada rasa takut di dalam hatinya. Namun, juga rasa penasaran juga campur rasa senang. Erica yang melihat adiknya duduk dengan begitu nyaman hanya mengulas wajah dengan senyuman. Sedangkan Leonel saat ini sedang menatap layar komputernya. “Kamu istirahat saja,” kata Leonel. Erica hanya mengangguk, dia pun beristirahat. Penerbangan mereka mereka hampir memakan waktu selama 4 jam.
Malam itu Leonel dan Erica mengajak Lucio makan di bawah di restoran yang berada di hotel. Lucio terlihat senang, dia tidak banyak berbicara. Manager hotel menyambut Leonel dan Erica dengan sangat baik. “Cio, kamu boleh pesan apapun makanan yang kamu inginkan,” kata Erica. “Baik Kak, terima kasih.” Lucio tersenyum ke arah Leonel. Leonel membalas senyumannya. Melihat Lucio berada di tengah-tengah mereka,membuat Leonel merasa seperti menjadi seorang ayah dan memiliki anak sebesar ini. Setelah memesan makanan, Leonel mulai berbicara pada Lucio. “Cio, apa kamu betah sekolah di sana? Menurutmu bagaimana sistem pendidikan di sekolah barumu?” “Betah banget, Kak. Sistemnya bagus, sangat disiplin dan juga ketat.” Leonel mengangguk.”Ya, memang sekolah terbaik. Kakak saya, keluarga saya sekolah di sana. Saya juga pernah SMP di sana,” jawab Leoenl. “Oh, kamu juga pernah di sana?” tanya Erica, sedikit terkejut. Dan merasa bangga, karena Leonel menempat adiknya di sekolah yang sama dengan s
Kelopak mata Erica bergetar saat kalimat itu terlontar dari mulut sang suami.Mata mereka saling menatap, sedangkan bel bersama dengan ketukan pintu semakin terdengar dengan sangat jelas.“Se– sepertinya itu Lucio, aku harus membuka pintu dulu,” kata Erica menurunkan pandangannya.Leonel tersenyum dan membiarkan sang istri kecil membuka pintu. Ia terkejut karena di depannya berdiri seorang pelayan hotel.“Ada apa, ya?” tanya Erica.“Bu, saya mengantarkan pesanan Bapak,” jawabnya.“Oh, iya, terima kasih.”Erica bahkan tidak tahu kapan suaminya memesan makanan itu. Setelah menutup pintu, Erica melihat bungkusan makanan yang dipesan suaminya.Ia terbelalak, melihat makanan yang diinginkannya belum lama ini. Yaitu paha ayam, ceker pedas dan juga sayap ayam pedas.“Leonel, kamu …”Kejutan itu membuatnya senang, ia membawanya ke sebuah meja. Dan meletakkannya di atas sana. Setelah itu menghampiri Leonel yang kini duduk di sofa.Erica memeluknya dari belakang. Lalu dia mencium pipi Leonel.“
Jantung Erica berdegup kencang. Saat Leonel semakin mendesak untuk segera mengatakannya, mengenai apa yang terjadi di masa lalu.“Ba-bapak selingkuh!” jawab Erica dengan suara gemetar dan air matanya menetes.Saat itu juga Erica langsung menunduk karena malu, dia juga berusaha untuk tidak menangis begitu keras. Dia menangis dalam diam lalu menyeka air matanya.Leonel mengepal tangannya marah, lalu meraih bir di hadapannya. Dia meneguk bir langsung dari botolnya.“Sejak kapan ayahmu berselingkuh dari ibumu?” tanya Leonel dengan wajah menunduk.“Aku baru mengetahuinya belum lama ini. Harusnya aku sadar, kalau Bapak berselingkuh saat Ibu terbaring di rumah sakit. Ibu adalah wanita yang baik, dia tidak pantas untuk Bapak. Entahlah, mungkin saja Bapak sudah selingkuh sejak awal. Aku baru sadar saat melihat kedua anaknya.”“Persetan!” umpat Leonel mengejutkan Erica.Erica menaikkan pandangannya menatap Leonel dengan mata merah. Leonel mengusap wajahnya menatap Erica dengan tatapan sedih.“M
Erica mengangguk pelan. Setelah itu dia mandi, dan setelah dia siap makanan sudah tersedia di atas meja. Namun, yang mengejutkan Erica Lucio ada di kamarnya.“Cio, kenapa kamu ada di sini?”“Kak Leo, meminta aku menemani Kakak. Katanya kita juga boleh jalan-jalan keluar, aku sudah melihat peta kota ini. Ternyata di sini yang paling terkenal memang pantai pasir putihnya yang indah. Kakak, hari ini mau pergi kemana?”Erica duduk di kursinya, dia mengambil sendok dan garpu.“Kakak sedang memikirkannya. Kamu sudah lama tidak melihat pantai, bukan? Mau pergi ke sana? Sebentar lagi makan siang.”“Boleh. Sudah lama sekali sejak terakhir kali pergi bersama dengan Ibu dan Bapak,” jawab Lucio.Erica yang semula menunduk, menaikkan pandangannya menatap adik lelakinya.“Kamu masih mengingatnya? Itu sudah lama sekali, saat kamu masih duduk di bangku sekolah dasar.”Lucio mengerucutkan bibirnya.“Ya, itu benar. Tapi, aku tidak bisa melupakan kenangan bersama dengan Ibu. Kenangan bersama Ibu adalah
Erica terkejut dengan ucapan suaminya. Leonel memberikan ponsel itu kepada Erica.Erica semakin terkejut saat melihat nomor mereka telah lenyap di dalam kontak ponselnya. Mungkin saja tidak hanya lenyap, tapi Leonel sudah memblokir nomor itu.“Kamu …”“Tidak perlu dipikirkan. Yang sudah hilang biarkan hilang, jangan diingat lagi. Saya tidak ingin kamu terbebani oleh mereka. Saya tekan lagi padamu, jika dia meminta uang, katakan mint kepada saya. Jika perlu beri nompr Thomas, biarkan dia yang mengurusnya.”“Lalu, apa kamu akan memberikannya? Aku tidak ingin kamu memanjakan mereka terutama Bapak. Jadi, berhenti memberi mereka uang. Kamu bukanlah ATM berjalan sayang.”Leonel tersenyum.“Serahkan saja kepada saya. Panggil Lucio, kita makan lebih dulu.”Erica mengangguk. Leonel pergi lebih dulu, tetapi saat dia kembali ke restoran mejanya telah ditempati oleh orang lain. Dan Leonel sangat marah kepada tamu itu.“Ini meja saya, tolong pindah dari tempat saya.”“Lah, saya yang menempati dulu
Melihat reaksi Erica membuat Raisya mengerutkan keningnya.“Kamu kenapa?”“Tidak ada, aku hanya sedikit pusing saja.Aku tidak bisa membayangkan jika Tiara tahu kalau adalah mantan kekasih Kenzo, yang lebih tidak bisa aku bayangkan kalau ibunya tahu. Rasanya akan membuat aku semakin tidak nyaman.”Erica menghela napas. Namun, dia tidak ingin lebih dulu berpikir negatif. Namun, dia juga memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, dia tidak akan bisa menghindarinya.“Ra, menurutmu kenapa dia tiba-tiba mencari tahu masa lalu Kenzo?” tanya Erica.“Aku tidak tahu ya, tapi tebakan aku, sepertinya dia merasa kalau Kenzo selingkuh atau memikirkan orang lain seperti dirinya. Terlebih dari yang aku dengar mereka akan LDR dalam waktu dekat ini.”Erica mengerutkan keningnya.“Kamu kok, banyak tahu tentang mereka?” tanya Erica.Raisya pun berdehem dan terbatuk-batuk. Justru hal itu yang membuat Erica semakin penasaran.“Jangan bilang, kamu memiliki hubungan dengan salah satu dari teman
“Aku hanya cemas, masa laluku dengan Kenzo tidak bisa diterima oleh keluargamu. Kecemasan itu tidak bisa aku hilangkan begitu saja,” kata Erica.Leonel meraih tangan istri kecilnya mengelusnya lembut dan menciumnya dengan hangat punggung tangannya.“Apa yang kamu pikirkan tidak akan terjadi. Meskipun harus terjadi, kamu sudah menjadi istri saya. Dan itu hanyalah masa lalu.”Erica menurunkan pandangannya.“Masa lalu bagiku, tapi belum tentu masa lalu untuk dia!”Tatapan Leonel menajam.”Maksudmu bajingan itu?” Erica mengerutkan bibirnya.”Untuk semuanya. Tapi, aku akan menghadapinya. Aku tidak akan pesimis. Seperti yang kamu katakan masa lalu hanya akan menjadi masa lalu.”Leonel tersenyum.“Kecuali kamu berselingkuh di belakang saya saat ini, itu adalah hal yang tidak bisa ditoleransi. Karena saya benci sekali perselingkuhan,” ucap Leonel.“Kamu kira, aku juga tidak benci perselingkuhan, aku sangat membencinya. Saking tidak suka, aku tidak ingin pasanganku berselingkuh. Tapi, aku perca