“Jalan-jalan ke mana?”
Noa mengedikkan bahunya, “entah, kamu maunya ke mana?”
Laura terlihat berpikir sejenak, “aku sebenarnya tidak terlalu mengenal sekitar sini, tapi aku suka ke taman atau ke pantai,” ucap Laura antusias.
Bibir Noa membentuk senyuman tipis, “kalau begitu kita ke pantai, aku memiliki villa dengan pantai pribadi, ada yacht kecil juga di depannya jika kamu ingin menaikinya, tapi, kamu sudah baikan? Maksudku, tidak sakit lagi?”
Laura mengangguk pelan, “tidak terlalu sakit kok, lagi pula kita ke sana kan naik mobil” ucap Laura, masih saja antusias.
Noa gemas melihat istri kecilnya tersenyum lebar seperti itu, dia terlihat bahagia hanya karena hal sederhana.“Kalau begitu aku akan siap-siap ya, kamu bawa apa yang dibutuhkan, jika tidak ada kau bisa mengatakannya padaku” kata Noa, dia kemudian berdiri dari duduknya, berjalan menuju Laura, kemudian mengecup kening istrinya, baru kemudian pergi.
Senyuman Laura menghilang setelah Noa pergi, dia jadi gugup, itu pertama kalinya dia akan pergi keluar bersama.
Ini sangat mendebarkan, tapi dia juga gugup dan khawatir. Dengan dada berdebar-debar, dia mulai bersiap dan mengumpulkan apa pun yang mungkin dia butuh kan.
“Oh iya, aku tidak punya baju renang” gumam Laura.
Haruskah dia meminta Noa untuk membelikannya? Tapi entah kenapa, dia sangat malu untuk meminta sesuatu secara langsung.
“Tidak perlu baju renang lah” gumam Laura lagi.
Tanpa dia ketahui, Noa yang sudah selesai bersiap, mendengar semuanya, dia baru saja membuka kamar Laura.
Kamar mereka sengaja dipisah meskipun suami istri karena Noa ingin memberi privasi untuk istrinya.
Diam-diam, Noa pergi lagi menjauh dari kamar Laura, kemudian dia mengeluarkan ponsel dari sakunya.
“Halo? Kirimkan pakaian renang terbaik, kamu mempunyai ukuran istriku kan? Iya, bawa saja semuanya ke villa pinggir pantai” ucap Noa dari telefon, setelah suara dari seberang mengiyakan dia segera menutup telefonnya, kemudian kembali lagi ke kamar istrinya.
“Sudah siap-siap nya?” tanya Noa.
Laura tersenyum lalu memperlihatkan tas ransel warna pink miliknya, “sudah kak, ayo kita berangkat!”Mereka pun berangkat menggunakan mobil mewah milik Noa. Laura sebenarnya ingin Noa membawa mobil biasa saja, namun dia sungkan untuk memberitahu Noa.
Di dalam mobil, mereka berdua hanya terdiam. Laura hanya menatap ke luar jendela saja, melihat-lihat pemandangan sekitar.
Laura ingat, dulu dia pernah jalan-jalan dengan mobil ayahnya. Mobil ayahnya biasa saja, bisa dibilang jelek dan butut, namun Laura sangat senang kala itu.
Mereka adalah keluarga bahagia, namun sekarang semuanya berubah sejak ayahnya meninggal.
Ibunya jadi jahat, banyak hutang dan menjualnya pada Noa. Laura harus bersyukur karena Noa sangat baik padanya.
Entah itu aneh atau tidak, namun Laura jatuh cinta pada suaminya.
Noa yang memberinya tempat bernaung, memberinya banyak kasih sayang, tidak peduli meski Noa masih menganggapnya orang asing tidak bisa dipercaya.
“Kita sudah sampai.”
Laura tersadar dari lamunannya. Mobil ternyata sudah memasuki kawasan villa mewah.
Semuanya besar-besar dan indah, Laura sampai tidak berani menanyakan berapa harga unitnya, bukan full furnised pun pasti harganya puluhan miliar.
Mobil mulai memasuki villa yang Laura lihat paling besar dari yang lainnya.
Laura menahan diri untuk tidak terkesiap karena terlalu kagum, dia tidak mau terlihat kampungan di depan Noa.
“Ayo masuk, sayang!”
Noa menarik lengan Laura untuk memasuki villa.
Tanpa mereka ketahui, ada satu mobil hitam yang dari tadi mengikuti mereka. Di dalam mobil itu terdapat satu sopir dan seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian mewahnya.
“Jadi itu istri Noa? Masih remaja begitu, dia sudah gila apa?” gumam wanita itu.
Wanita itu adalah istri pertama ayah Noa, yang berarti adalah ibu tiri Noa.Dia memang suka diam-diam mengawasi. Sebenarnya Noa mengetahui ibu tirinya suka mengawasinya, namun dia tidak peduli, karena Noa sudah tahu yang ibu tirinya incar adalah hartanya.
“Anak kecil seperti itu palingan mudah terpengaruh, dia hanya mengincar harta saja” gumam wanita itu lagi, sebelum kemudian mengeluarkan ponselnya.
“Kita kembali ke rumah” ucap wanita itu pada sopirnya.
Seringai licik muncul di wajah cantiknya, “aku punya rencana bagus, gadis kampung itu harus pergi karena dia hanya pengganggu tidak penting.”
..Laura tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya setelah sampai di balkon lantai dua vila.Bagaimana tidak? Pemandangan pantai dan laut yang disajikan sangat indah, jadi Laura tersenyum lebar sekali.Noa yang melihat semua itu jadi ikut tersenyum, dia tidak menyangka hal sederhana seperti pemandangan pantai bisa membuat istri kecilnya bahagia.“Kamu suka dengan pemandangannya?” tanya Noa.Refleks Laura mengangguk antusias, “iya! Suka sekali! Dulu aku sering diajak ke pantai oleh papa, papa juga pernah ada kerja di luar kota, aku diajak dan kami – oh, maaf, aku tidak bermaksud cerewet.”Laura buru-buru menutup mulutnya, takut jika Noa kesal karena dia banyak bicara.Noa tersenyum, Laura bisa melihatnya karena Noa terus memakai topeng yang mulutnya terbuka. Laura sangat suka jika Noa memakai topeng itu daripada yang seluruh wajah, baginya Noa sangat tampan meski yang bisa dilihat hanya bibir dan dagunya saja.Wajah Laura mulai merona hebat saat tangan Noa terangkat untuk mengusap kepalanya
“Wajahku ditutup atau tidak, itu bukan urusanmu” ucap Noa dengan nada dingin. Suasana sudah menjadi dingin dan tidak mengenakkan, padahal saat itu masih sekitar jam setengah tiga sore. Udara yang hangat mendadak menjadi dingin karena Noa dan Dave. Laura yang bingung harus bagaimana sedang memutar otak untuk mendamaikan mereka. “Anu, Dave, bagaimana kau bisa ada disini? Apa kau tinggal disini?” tanya Laura. “Tidak, hanya saja aku ingin mengunjungi villa kakakku, ingin tahu bagaimana rupa istri kakakku yang payah itu, tapi malah bertemu denganmu” kata Dave. Laura memproses ucapan Dave sejenak, baru setelahnya dia menyahuti, “maksudmu, ini villa kakakmu?” tanya Laura sambil menunjuk villa milik Noa. Dave menggeleng, “tidak, tapi yang itu” Dave menunjukkan villa lain yang berada tepat di sebelah villa milik Noa. “Kenapa kamu menunjuk villa ku, sayang?” kata Noa. Dahi Dave mengerut mendengar villa besar yang Laura tunjuk itu milik Noa. “Ah, jadi itu milikmu, berarti kau anak pertam
..Rasanya seperti keajaiban, Noa dan Dave yang tadinya seperti musuh bebuyutan, kini berubah menjadi akrab dan bahkan saling bercanda.Laura tercekat, mata indahnya berkedip-kedip tidak percaya, ini seperti sihir.Ah, mungkin Laura saja yang berlebihan, namun dia sungguh tidak menyangka Noa dan Dave akan menjadi seakrab itu.Lomba memancing dimenangkan oleh Noa, selisih dua gurita saja.Semua gurita dimasak dan dibagikan, yang memasaknya adalah Laura dibantu beberapa pelayan.Merasakan masakan gurita seperti yang dulu Laura buat bersama ayahnya, membuatnya merindukan sosok ayah. Namun, disisi lain dia juga sangat bahagia.“Ternyata kamu pinter masak juga ya Laura, andai aku mengenalmu duluan, pasti kita udah paca – aduuh!”Noa menyingkirkan Dave lalu mendekati Laura dan memeluk pinggang istrinya tersebut. Dave yang diperlakukan seperti itu mencebikkan bibirnya kesal, meski sebenarnya Dave mengatakan itu juga bercanda.Dave adalah anak lelaki yang baik, kedua orangtuanya merupakan seo
..Noa mengumpat pelan, baru kali ini dia merasa sangat ceroboh. Bagaimana bisa dia keceplosan seperti itu? Bagaimana jika nanti Laura memintanya menelfon Vanno untuk bukti?Ah, pikiran Noa sedang kacau sekarang. Dia dan Laura sudah kembali ke villa, Dave juga sudah pergi.Saat itu Laura sedang mandi, jadi Noa hanya menunggu sambil memainkan ponselnya, juga sambil memantau kerja perusahaannya.Selain masalah Laura, Noa juga memiliki masalah lain dengan perusahaan. Perusahaan yang Noa rintis sendiri dari nol sudah semakin berkembang pesat sekarang, terutama setelah Noa mengeluarkan produk mie instan.Awalnya produk itu masih dua varian rasa saja, yaitu mie goreng dan mie ayam bawang. Namun, karena langsung meledak di pasaran, jadilah sekarang produk itu memiliki banyak varian lain.Masalahnya adalah, sedang ada perusahaan besar yang mencoba untuk menjatuhkan produk milik perusahaan Noa.Karena itu, dia harus sering-sering memantau perusahaan. Apalagi, ibu tiri Noa itu suka sekali ikut
..“Laura!!”Baru saja Lara sampai di kelas, Ruby dan Lira telah menyambutnya, keduanya adalah teman yang paling dekat dengan Laura, meski anak-anak yang lain juga baik pada Laura.Prinsip Laura adalah baik pada semua orang, bahkan meskipun orang lain jahat padanya, tapi bukan berarti dia akan mudah dimanfaatkan.Tentu saja Laura tahu mana yang benar-bena baik, dan mana yang tidak.Sejauh ini, Ruby dan Lira memang tulus berteman dengannya.Ada pula teman yang awalnya baik, tapi setelah Laura mengatakan dia bukan berasal dari keluarga berada, dia malah pergi. Memang Laura mengakunya dia berasal dari keluarga biasa saja, dia bisa seklah di sekolah elit itu juga karena bantuan seseorang.Laura tidak berbohong kan? Dia memang bisa sekolah berkat bantuan suaminya, yang kaya raya juga suaminya, bukan Laura sendiri.“Kamu sudah baikan?” tanya Lira, dia ini duduknya ada di belakang Ruby, sedangkan Ruby sendiri duduk di samping Laura. Lira duduk sendirian karena ternyata dia agak dijauhi oleh
..Noa sangat terkejut mendengar ada beberapa siswa melapor jika Selyn dan Laura bertengkar.Wali kelas mereka adalah bu Sela, karena Noa menggantikan bu Sela mengajar bahasa Inggris, jadi sudah sepatutnya dia yang mengurusi kelas itu.Jadinya anak-anak itu melapor pada Noa, atau pak Vanno.Tentu saja Noa sangat khawatir, terutama pada Laura, istri kecilnya.Dengan setengah berlari, dia pun pergi ke tempat kejadian, yaitu taman.Sampai taman sudah ada Dave yang melerai mereka.Baik Selyn maupun Laura sama-sama berantakan. Selyn menangis, sementara Laura diam saja.Noa saat itu tercekat melihat Dave memeluk Laura dari belakang. Dia tidak ingin menjadi kekanakan dan cemburu atau apa, padahal Dave hanya melerai Laura dan Selyn.Selyn sendiri juga dipeluk temannya dari belakang.Namun, bagaimana bisa Noa tidak cemburu?Noa baru sadar dari lamunannya saat Selyn tiba-tiba datang untuk memeluknya.“Pak Vanno! Ini semua
..Laura tidak mau percaya jika tidak melihat langsung, jadi sepulang sekolah dia mencari tentang pak Vanno di internet.Benar saja, ternyata pak Vanno viral dimana-mana, sebagai guru tertampan yang misterius. Karena tidak ada yang mengetahui latar belakang pak Vanno, dimana alamatnya, siapa keluarganya, semuanya rahasia.Di semua platform media sosial, yang muncul adalah akun fans dari pak Vanno saja, tidak ada akun asli.Anehnya, banyak yang mengikuti akun fans itu.Ini aneh sekali.Apa sungguh tidak ada informasi apa pun tentang pak Vanno? Bagaimana Laura bisa menyelidikinya jika begini? Bukan hanya Noa, bahkan Vanno pun misterius.Benar-benar mencurigakan.Akan tetapi, Laura sudah memiliki rencana bagus. Tadi dia sudah memberi stiker hati kecil di kotak bekal milik pak Vanno. Kotak bekal itu sudah dikembalikan pada pemiliknya.Laura ingin tahu saat Noa datang dia akan membawa kotak bekal serupa atau tidak, dia akan memastikannya.Namun, sebelum itu, Laura akan turun ke dapur untu
..Malam itu menjadi milik Noa dan Laura, mereka saling mengungkapkan rasa cinta mereka dengan sentuhan, kecupan, dan kata cinta.Laura membiarkan Noa mengambil alih kuasa atas tubuhnya. Melihat suaminya bergerak diatas tubuhnya membuat Laura merasa semakin bergairah. Tubuhnya terhentak seiring dengan gerakan Noa.Ada rasa senang, sakit, perih, nikmat, semuanya bercampur menjadi satu.“Laura, aku mencintaimu, sayang...” bisik Noa, membelai pendengaran Laura, membuatnya melambung tinggi hanya dengan kata-kata sederhana itu.“Aku juga mencintaimu, kak Noa” balas Laura.Noa kembali menyambar bibir Laura yang sudah sedikit membengkak, melumatnya pelan dan penuh perasaan.Suara kecupan dan decakan lidah memenuhi pendengaran mereka.“Berbaliklah sayang” bisik Noa setelah selesai mencium istrinya.Laura berbalik lalu menungging di depan Noa. Laura meringis saat milik Noa kembali memasuki dirinya, tapi rasa sakit itu segera hilang saat Noa memeluknya dari belakang.Setiap sentuhan Noa membua