Share

7. Bertemu ketua kelas

Laura tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya setelah sampai di balkon lantai dua vila.

Bagaimana tidak? Pemandangan pantai dan laut yang disajikan sangat indah, jadi Laura tersenyum lebar sekali.

Noa yang melihat semua itu jadi ikut tersenyum, dia tidak menyangka hal sederhana seperti pemandangan pantai bisa membuat istri kecilnya bahagia.

“Kamu suka dengan pemandangannya?” tanya Noa.

Refleks Laura mengangguk antusias, “iya! Suka sekali! Dulu aku sering diajak ke pantai oleh papa, papa juga pernah ada kerja di luar kota, aku diajak dan kami – oh, maaf, aku tidak bermaksud cerewet.”

Laura buru-buru menutup mulutnya, takut jika Noa kesal karena dia banyak bicara.

Noa tersenyum, Laura bisa melihatnya karena Noa terus memakai topeng yang mulutnya terbuka. Laura sangat suka jika Noa memakai topeng itu daripada yang seluruh wajah, baginya Noa sangat tampan meski yang bisa dilihat hanya bibir dan dagunya saja.

Wajah Laura mulai merona hebat saat tangan Noa terangkat untuk mengusap kepalanya dengan lembut.

"Aku ingin mendengar ceritamu, jadi ceritakan saja, baru setelahnya, aku bisa menceritakan kisahku sendiri" ucap Noa.

Laura mengangguk pelan, kemudian melanjutkan ceritanya.

“Saat papa ke luar kota, biasanya sehari sampai tiga harian saja, jika di kotanya terdapat pantai yang indah, aku akan diajak ikut serta, kami bermain di tepi pantai, kadang mencari kerang, oh iya! Kami juga pernah memancing, aku pernah diajari memancing gurita oleh papaku.”

Noa senang sekali melihat istri kecilnya bercerita dengan antusias, kilat matanya juga terlihat indah, senyumannya juga menawan.

Dia sangat cantik, membuat Noa semakin jatuh ke dalam pesonanya.

“Jika memancing saja aku jagonya!” sahut Noa, Laura terlihat kesal, tidak terima jika Noa mengatakan lebih jago memancing.

“Oh ya? Kita buktikan kalau begitu!”

“Bagus, kebetulan ini hampir sore, jika mendapat banyak, kita bisa memasaknya bukan?”

Laura mengangguk semangat mendengar ucapan Noa, Laura menyukai seafood, dia dulu juga sering mengolah gurita dan cumi-cumi bersama ayahnya.

Setelah itu mereka pun turun, tepat saat beberapa orang dari butik datang.

Mereka mengantarkan pakaian renang yang Noa pesan.

“Ti-tidak usah, aku memakai kaos saja” ucap Laura, dia tidak enak hati karena semua pakaian renang terlihat bagus dan mewah.

“Ayolah, aku melihatmu memakai semua itu, pilih yang bagus, atau beli semuanya juga boleh” kata Noa.

Jika Noa sudah berkata seperti itu, Laura tidak bisa menolak.

Semua pakaian renang sangat cantik, setelah dicoba juga pas di tubuh Laura.

Noa meneguk ludahnya saat melihat Laura berganti-ganti pakaian renang.

Mulai dari yang tertutup, yang perutnya terbuka, sampai yang belahan dadanya terlihat, semuanya sangat cocok dan cantik dipakai istri kecilnya.

“Saya beli semuanya ya” putus Noa.

“Tapi kita tidak butuh sebanyak ini kan?” sahut Laura yang terkejut.

“Kau salah sayang, kita akan membutuhkan banyak pakaian renang karena karena kamu suka pantai, aku akan mengajakmu pergi ke tiap pantai terindah di berbagai negara, okay?”

Tidak bisa!

Laura tidak bisa tidak terharu dan bahagia mendengar ucapan itu, refleks dia mendatangi Noa dan memeluknya erat.

Orang-orang butik bertepuk tangan melihat momen itu, membuat Laura tersadar dan segera menjauh karena malu.

Namun, Noa malah menarik Laura kembali ke pelukannya, kini Laura tidak berkutik.

Astaga, dia malu sekali, padahal ada banyak orang.

Setelah orang butik pergi, Noa memerintah pelayan yang ada di villa untuk menyiapkan kapal pesiar miliknya, terparkir tidak jauh dari sana, dan juga menyiapkan peralatan memancing.

Laura berdebar-debar karena Noa tidak mau melepaskan lengannya dari pinggang Laura.

Saat itu Laura memakai pakaian renang cantik yang perutnya tertutup warna merah, warna kesukaan Noa.

Mereka berdua jalan-jalan di pantai sambil menunggu pelayan selesai menyiapkan kapal pesiar dan alat pancing.

“Laura?”

Sontak Laura berhenti berjalan mendengar suara seorang laki-laki memanggil namanya.

Laura pun terkejut melihat siapa laki-laki itu, ternyata dia adalah ketua kelas di kelasnya, Dave.

“Dave? Kenapa kamu disini?” tanya Laura.

“Seharusnya aku yang bertanya, kamu ijin sakit hari ini, sudah baikan? Lalu dia siapa? Kenapa kamu bukannya istirahat malah jalan dengan dia?” tanya Dave, sambil melirik Noa, yang masih saja setia memeluk pinggang Lara.

Padahal Noa sendiri yang mengatakan pada Laura dia bebas, boleh mendekati lelaki lain. Namun, apa ini? Dia malah tidak rela melihat ketua kelas itu terlihat peduli sekali pada Laura.

“Oh, aku memang sakit tadi pagi sampai siang, agak demam, lalu, ini kak –”

“Noa, aku kekasihnya Laura” ucap Noa, menyahuti sebelum Laura mengenalkan Noa sebagai kakak saja.

Dave mengerutkan keningnya, “oh? Pacar ya? Tapi kenapa wajahmu ditutupi? Laura, pacarmu kenapa?”

Laura bingung harus menjawab bagaimana, dia menoleh pada Noa, tapi Noa sendiri malah menatap Dave dengan tatapan tidak suka.

Dave sendiri juga menatap Noa tajam.

Bagaimana ini? Mereka terlihat tidak menyukai satu sama lain.

.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status