Share

5. Bercinta di pagi hari

Laura merasa sangat bahagia, saat dia bangun di pagi hari, Noa ternyata tidur disisinya, memeluknya erat.

Walaupun Laura merasa bingung, kenapa Noa masih saja memakai topeng saat tidur? Topeng itu bahkan tidak bergeser sedikit pun.

Sebenarnya Laura sedih, dengan Noa tidak mau memperlihatkan wajahnya. Entah itu baik atau buruk, Laura akan mencoba untuk menerimanya. Dengan Noa tidak mau menunjukkan pada Laura, membuat Laura merasa Noa masih belum mempercayainya.

Tidak aneh sih, mungkin Noa masih menganggap Laura orang asing baginya, jadi Noa masih belum percaya.

Karena Noa tertidur, Laura memiliki keinginan untuk membuka topeng itu. Namun, Laura tidak ingin mengkhianati kepercayaan Noa sedikit pun, jadi dia mengurungkan niatnya tersebut.

Akan tetapi, Laura tidak bisa berhenti memandangi wajah tampan Noa. Yah, walaupun tampan karena Noa menggunakan topeng, apapun itu, Noa tetap tampan bagi Laura.

Takut-takut, Laura menundukkan tubuhnya, untuk mendekati wajah Noa, kemudian mengecup bibir suaminya.

Laura hanya ingin mencium sekilas saja kemudian pergi untuk membuatkan sarapan, namun Noa malah menahan tengkuk Laura, memperdalam ciuman mereka.

Laura yang awalnya tidak siap, lama-kelamaan terlena juga dengan ciuman itu.

Bibir Noa sangat lembut dan tiap lumatan, kecupan, hisapan, semuanya sangat candu bagi Laura, membuat dia menginginkan lagi dan lagi.

Ciuman itu semakin lama semakin mengarah pada hal yang panas dan intens.

Noa menarik pinggang Laura agar semakin mendekat pada tubuhnya, tak lupa tangannya juga sudah mengusap bagian-bagian sensitif tubuh Laura, dan lagi – Laura belum mengenakan pakaiannya kembali sejak semalam.

Noa memang sengaja membiarkan Laura tidak mengenakan apapun selain selimut tebal yang hangat, agar Noa bisa leluasa menjamah dan membelai tubuh istri kecilnya.

“Mmhh!” Laura mulai melenguh saat Noa meremas dadanya dengan agak kencang. Noa melepas ciuman mereka lalu membisikkan kata maaf beberapa kali.

“Tidak masalah, aku menyukainya” sahut Laura, agar Noa tidak merasa bersalah, kali ini Laura akan hati-hati. Takut Noa merasa bersalah lalu berhenti lagi.

Akan tetapi, Noa berhenti sampai disana.

Dia mengecup bibir Laura sekali lagi, lalu berkata, "bersiaplah untuk ke sekolah."

Noa pun beranjak dari ranjang, tetapi dia berhenti saat Laura memegang lengannya. Noa berbalik kembali lalu menatap Laura.

“Kenapa?” tanya Noa dengan suaranya yang lembut.

Laura menggeleng pelan, “aku sudah siap, kamu tidak perlu pergi, kamu bisa menyentuhku, lagi pula aku istrimu, aku ingin menjadi istri yang berguna bagimu.”

Noa berjongkok di depan Laura, lalu bibirnya membentuk sebuah senyuman manis, dia meraih tangan Laura, menggenggamnya erat, lalu berkata, “tapi kamu ada sekolah pagi ini, jadi –”

“Masih jam lima pagi, kita memiliki waktu” ucap Laura.

“Kau yakin, sayang?”

Wajah Laura tiba-tiba merona hanya karena panggilan ‘sayang’ dari Noa, kemudian dia mengangguk pelan.

Laura pikir Noa akan menolaknya lagi, namun ternyata Noa menjauh darinya hanya untuk melepas pakaiannya.

Laura akan mencoba untuk menahannya kali ini.

“Kamu sungguh siap? Yakin?” tanya Noa lagi.

Laura tersenyum lalu mengangguk pelan.

“Aku akan mencoba untuk membuatmu merasa nikmat dan tidak kesakitan. Aku tidak akan maksa, jadi jika kau merasa sakit, kau katakan saja, tidak perlu ditahan” ucap Noa.

Laura mengangguk yakin.

Noa kembali meraih wajah Laura, kemudian mencumbunya, sambil merebahkan tubuh Laura.

Diusapnya tubuh Laura, dadanya, perutnya, pahanya, hingga bagian kewanitaannya. Noa mengusap bagian sensitif itu perlahan-lahan dan hati-hati.

Kemudian, dia melepas ciumannya, dilebarkannya kedua kaki Laura, lalu Noa menenggelamkan kepalanya diantara kedua kaki Laura, menciumi bagian kewanitaan istrinya dengan lembut, namun berhasil membuat Laura menggelinjang merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Ruangan kamar Laura dipenuhi oleh desahan Laura yang semakin membuat Noa merasa terpacu, bersemangat untuk menggerakkan lidahnya menggelitik bagian sensitif itu.

Laura sampai pada puncaknya untuk pertama kalinya, Noa puas melihatnya, istri kecilnya itu sangat cantik, sangat indah dipandang.

Saat itu Laura masih lemas karena pelepasan pertamanya, dia sendiri tidak sadar saat Noa sudah memosisikan miliknya. Dia pun refleks berteriak saat milik Noa tiba-tiba saja masuk, merobek selaput yang selama ini masih tertutup.

“Laura, kau baik-baik saja? Apa aku harus berhenti?” tanya Noa panik.

Laura menggeleng lemah, “tidak perlu, tidak apa, aku – sshh, kakak bisa bergerak” ucap Laura, dia sendiri tidak sadar saat memanggil Noa dengan sebutan kakak.

Namun, meski awalnya dulu Noa menolak, ternyata setelah dipanggil seperti itu dia menyukainya juga. Apa pun itu, jika Laura yang memanggil, dia akan menyukainya.

Noa mulai bergerak perlahan.

Laura menggigit bibir bawahnya, merasakan antara sakit, perih dan juga nikmat disaat yang bersamaan.

Akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya.

Mereka terus bergerak di pagi hari, suara erangan, desahan dan jeritan memenuhi ruangan itu, bersamaan dengan suara kulit bertemu kulit.

Noa tidak bisa menghentikan dirinya sendiri. Laura pun tidak sadar saat itu, yang dia ketahui hanya dia merasakan kenikmatan dan juga rasa sakit.

“Terima kasih sayang, jika kamu sakit, kamu bisa ijin tidak masuk sekolah untuk sementara, aku juga akan ijin tidak masuk kerja” ucap Noa setelah mereka selesai bercinta.

Kini Laura tidak memiliki tenaga sama sekali, tubuhnya sakit, kakinya lemas, bahkan untuk menanggapi ucapan Noa saja dia tidak mampu.

Noa menarik Laura ke dalam pelukannya, “aku akan mengizinkan mu untuk tidak sekolah hari ini, kita disini saja. Oh iya, kamu mau pergi bulan madu?”

Kali ini Laura menoleh pada Noa, “bulan madu?” tanya Laura dengan suara serak, karena suaranya hampir habis.

“Iya, kita bisa ke Malibu misalnya, atau Maldives, Dubai, Swiss ... kamu bisa pilih” kata Noa, kemudian dia mengecup kening istrinya.

“Tapi bagaimana dengan sekolahku?” tanya Laura.

“Itu bisa diatur, lagi pula tidak harus sekarang, mungkin nanti, jika kau mau pergi saat liburan juga tidak masalah” ucap Noa.

“Boleh aku meminta sesuatu?” tanya Laura.

“Boleh, tanyakan saja, kau bisa meminta apapun yang kamu mau, sayangku” bisik Noa, sambil mengecupi leher Laura.

“Mmhh, geli ... Aku hanya ingin melihat wajah kakak, boleh kan?”

“Tidak bisa sayang, kau boleh meminta yang lain selain itu, aku tidak ingin menunjukkannya padamu saat ini, aku tidak siap, maafkan aku, mintalah yang lain” kata Noa, dia terdengar agak marah, namun dia masih tersenyum pada Laura.

Ucapan itu membuat Laura yakin jika Noa belum percaya padanya. Entah Noa masih menganggapnya orang asing atau apa.

“Aku hanya ingin dipeluk saja” ucap Laura kemudian.

Noa pun menarik pinggang ramping Laura, “oh, nanti dulu ya, aku akan menelfon seseorang untuk mengizinkan mu, okay?”

Noa tidak mengetahui, jika hati Laura sakit karena ucapannya.

"Dia masih belum mempercayaiku," gumam Laura.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status