Beranda / Romansa / Istri Kecil Tuan CEO / ASISTEN PRIBADI ELIZA

Share

ASISTEN PRIBADI ELIZA

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 20:57:54

Matahari menyelinap lembut lewat jendela kamar Eliza. Tirai tipis bergoyang pelan ditiup angin, menciptakan pola cahaya di lantai. Eliza duduk bersandar dengan bantal bertumpuk di belakangnya, mengenakan piyama longgar warna biru muda. Sejak kepulangan dari rumah sakit, hari-harinya terasa lambat, penuh rutinitas yang itu-itu saja—tidur, makan, kontrol, tidur lagi.

Tapi pagi ini, matanya tak bisa tenang. Ia memainkan ujung selimut, gelisah, lalu menghembuskan napas dengan suara keras.

Nicholas, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan kaos abu-abu sederhana, langsung menoleh. “Kamu kenapa?”

“Gue pusing banget mikirin wisuda, Nick,” keluh Eliza sambil menutup wajah dengan kedua tangan. “Dua minggu lagi, dan gue belum ngapa-ngapain. Gaun belum siap, sepatunya belum tahu, make-up kayak apa, gue belum ada bayangan!”

Nicholas duduk di tepi tempat tidur, menjaga jarak aman, seperti biasa. “Kamu baru keluar dari rumah sakit, Liza. Masih pemulihan. Jangan terlalu stres s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kecil Tuan CEO   ASISTEN PRIBADI ELIZA

    Matahari menyelinap lembut lewat jendela kamar Eliza. Tirai tipis bergoyang pelan ditiup angin, menciptakan pola cahaya di lantai. Eliza duduk bersandar dengan bantal bertumpuk di belakangnya, mengenakan piyama longgar warna biru muda. Sejak kepulangan dari rumah sakit, hari-harinya terasa lambat, penuh rutinitas yang itu-itu saja—tidur, makan, kontrol, tidur lagi.Tapi pagi ini, matanya tak bisa tenang. Ia memainkan ujung selimut, gelisah, lalu menghembuskan napas dengan suara keras.Nicholas, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan kaos abu-abu sederhana, langsung menoleh. “Kamu kenapa?”“Gue pusing banget mikirin wisuda, Nick,” keluh Eliza sambil menutup wajah dengan kedua tangan. “Dua minggu lagi, dan gue belum ngapa-ngapain. Gaun belum siap, sepatunya belum tahu, make-up kayak apa, gue belum ada bayangan!”Nicholas duduk di tepi tempat tidur, menjaga jarak aman, seperti biasa. “Kamu baru keluar dari rumah sakit, Liza. Masih pemulihan. Jangan terlalu stres s

  • Istri Kecil Tuan CEO   PULANG KE RUMAH MAMA

    Mobil meluncur pelan di jalanan kompleks perumahan yang mulai lengang. Hujan gerimis turun lembut, memantulkan cahaya lampu jalan di kaca jendela. Nicholas menyetir dengan tenang, sesekali melirik ke samping—ke arah Eliza yang duduk diam sambil memandang keluar jendela.Senyap.Tak ada musik. Tak ada radio. Hanya suara wiper dan gesekan roda di aspal basah.Nicholas menarik napas pendek, mencoba mencairkan suasana. “Kamar kamu masih kayak dulu?”Eliza masih menatap jendela. “Mama nggak suka ngubah-ubah barang. Mungkin masih pink semua.”Nick tersenyum tipis. “Jadi kita tidur sekamar?”Eliza baru menoleh. Wajahnya datar, tapi sorot matanya tajam. “Emang harus ya? Harusnya lo cuma nganter doang, kan? Nggak perlu ikut nginap juga.”Nick terdiam. Jemarinya mencengkeram setir sebentar sebelum ia menjawab, pelan, “Liza, saya bukan supir. Saya suami kamu.”“Terus?” sahut Eliza cepat, lalu menoleh lagi ke jendela.Nicholas menahan diri. Ia ingin membalas, tapi memilih diam. Jalanan mulai meny

  • Istri Kecil Tuan CEO   PULANG KE RUMAH

    Cahaya matahari pagi menyelinap dari balik tirai putih di kamar rumah sakit. Aroma alkohol dan antiseptik masih lekat di udara. Eliza duduk bersandar di ranjang, wajahnya pucat tapi bersih, rambutnya dikepang longgar oleh perawat tadi pagi. Di sisi lain, Nicholas menatap berkas administrasi rumah sakit yang belum ia tanda tangani.“Dokter bilang kamu bisa pulang hari ini,” ujar Nicholas membuka percakapan. Suaranya datar, seperti berusaha menekan emosi.Eliza mengangguk pelan. “Gue tahu. Tapi gue mau pulang ke rumah mama.”Nicholas langsung menoleh. Dahinya berkerut. “Apa?”“Ke rumah mama,” ulang Eliza, lebih mantap. “Di sana gue bisa istirahat total. Ada mama, papa, Elina. Semuanya bisa bantuin gue.”“Tidak,” potong Nicholas tegas. Ia meletakkan berkas dengan suara berat di meja. “Kamu akan pulang ke mansion. Saya sudah ambil cuti seminggu penuh. Saya sendiri yang akan jaga kamu.”Eliza menghela napas dalam. “Nick, tolong. Gue gak mau pulang ke sana. Gue butuh tempat yang nyaman dan

  • Istri Kecil Tuan CEO   DIBALIK TATAPAN MATA

    Cahaya matahari pagi menembus jendela rumah sakit, menyinari wajah pucat Eliza yang baru selesai diperiksa dokter. Nick duduk di sisi tempat tidur, menatap dokter dengan tatapan waswas.“Untuk menjaga kondisi janin, saya sarankan Ibu Eliza menjalani bedrest total selama dua minggu ke depan,” ujar dokter dengan nada tegas namun tenang.“Total?” tanya Nicholas memastikan.Dokter mengangguk. “Tidak boleh bangun kecuali untuk ke kamar mandi, dan itu pun harus dibantu. Jangan terlalu banyak pikiran yang bisa memicu stres. Suaminya harus mendampingi penuh, terutama satu minggu pertama.”Eliza menghela napas pelan, matanya menghindari tatapan Nick. Ia tahu kabar ini penting untuk keselamatan kandungannya, tapi di sisi lain, ruang hatinya masih kacau. Apalagi setelah kemarin.Nicholas menunduk, menandatangani surat pernyataan setuju atas saran dokter. “Baik, Dok. Saya akan menjaga dia.”Tak lama setelah dokter keluar, pintu kamar kembali terbuka. Seorang gadis dengan sweater biru dan rambut d

  • Istri Kecil Tuan CEO   NAMA YANG TERSELIP

    Cahaya matahari menembus tirai putih ruang perawatan tempat Eliza menginap, menyisakan bias hangat yang menyentuh lantai. Nicholas duduk di sofa kecil dekat jendela dengan laptop terbuka dan setumpuk dokumen di pangkuannya. Ia belum tidur nyenyak sejak malam pertama Eliza dirawat. Tapi demi bisa tetap di dekat istrinya, ia memindahkan "kantor"-nya ke sini.Pagi itu, Geri datang membawa map biru tebal.“Ini laporan keuangan divisi dan beberapa kontrak vendor yang butuh tanda tangan, Pak,” katanya pelan, seolah takut membangunkan pasien.Nick berdiri, menyambutnya dengan anggukan lelah. “Thanks, Ger. Aku tanda tangan sekarang aja. Di luar, ya.”Geri mengangguk. Mereka keluar bersama, meninggalkan ruangan untuk memberi Eliza ruang istirahat. Tak lama setelah itu, pintu diketuk ringan dan Anne masuk dengan senyum tipis, membawa buket bunga kecil dan kotak berisi roti kesukaan Eliza.“Eh, Lo baru bangun?” tanya Anne sambil meletakkan bunga di meja.Eliza menyambutnya dengan senyum lemah. “

  • Istri Kecil Tuan CEO   PENJAGA YANG TERLUKA

    Nicholas duduk diam di kursi tunggu di luar ruang rawat Eliza. Ia tak berani masuk setelah perbincangan terakhir mereka. Eliza belum menyuruhnya pergi, tapi juga tak memintanya tinggal. Jadi, Nicholas memilih cara paling aman, yakni menjaga dari jauh.Ia mengecek ponsel sesekali, memastikan tidak ada kabar dari dokter. Tangannya menggenggam secangkir kopi yang sudah dingin, matanya terus mengarah ke pintu. Setiap kali perawat keluar, ia hampir berdiri, tapi kembali duduk.Hingga suara langkah sepatu hak menggema di lorong rumah sakit, diikuti dengan suara bariton yang tak asing.“Sayang, tolong pelan sedikit. Ini rumah sakit, bukan lapangan.”“Anak kita masuk rumah sakit, dan kamu mau aku jalan santai kaya siput?”Nicholas berdiri buru-buru. “Mama… Papa.”Anita langsung menghampiri Nicholas. Wajahnya tegang. “Mana Eliza? Bagaimana keadaannya?”“Sudah jauh lebih tenang, Ma. Tidak ada pendarahan tambahan, dan janinnya masih bisa diselamatkan,” jelas Nicholas singkat.“Syukurlah,” gumam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status