Beranda / Romansa / Istri Kecil Tuan CEO / KEHILANGAN TERBERAT

Share

KEHILANGAN TERBERAT

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-03 16:13:13

Langkah Eliza terdengar terburu-buru saat ia masuk ke dalam rumah Andreas. Ransel kuliah masih menggantung di bahu, wajahnya lelah setelah dua hari penuh mengikuti acara universitas. Ia menduga akan disambut oleh Anita, atau setidaknya suara Elina yang biasanya sibuk di dapur. Namun rumah itu sunyi.

“Ma…?” panggil Eliza, meletakkan ranselnya di kursi ruang tamu.

Tak ada jawaban. Ia mengernyit, menoleh ke arah kamar-kamar, lalu melangkah ke dapur. Kosong. Biasanya di jam segini, mamanya sedang menyiapkan makan malam. Perasaan aneh mulai merayap di dadanya.

“Mungkin keluar belanja,” gumamnya, mencoba menenangkan diri.

Eliza menyalakan televisi untuk mengusir hening. Namun satu jam berlalu, lalu dua jam, rumah itu tetap sepi. Hingga malam menjelang, tak ada seorang pun yang pulang.

Perasaan cemas makin kuat. Ia meraih ponsel, mengetik pesan cepat pada Elina.

[Lin, kalian di mana?]

Tidak ada balasan. Ia mencoba lagi, kali ini lebih panjang.

[Aku baru pulang dari kampus. Rumah kosong. Mama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kecil Tuan CEO   TOLONG SELAMATKAN DIA

    Sirine ambulan meraung di udara, memecah jalanan yang padat menuju rumah sakit kota. Di dalamnya, suasana begitu mencekam. Eliza duduk di samping brankar tempat Nicholas terbaring. Kepalanya penuh darah, wajahnya pucat pasi, dan napasnya tersengal di balik oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya. Setiap kali tubuh Nick tersentak karena guncangan jalan, hati Eliza ikut tercabik dan nyeri.“Tekanan darahnya turun! Cepat tambah cairan!” salah satu paramedis berteriak, tangannya cekatan menusukkan infus ke lengan Nick.“Jaga detaknya stabil, jangan sampai hilang!” timpal paramedis lain sambil menekan dada Nick perlahan, memastikan jantungnya terus berdenyut.Eliza menutup mulutnya dengan tangan, air mata jatuh deras. “Tolong… selamatkan dia… jangan biarkan apapun terjadi padanya…” bisiknya, suara gemetar bercampur isak. Ia ingin menyentuh Nick, ingin menggenggam tangannya, tapi paramedis sibuk bekerja, membuatnya hanya bisa duduk dan menangis tanpa daya.Sepanjang perjalanan itu, Eliza

  • Istri Kecil Tuan CEO   TRAGEDI

    Di ruang kerjanya yang luas dan penuh dengan berkas, Nicholas menatap layar komputer dengan pandangan kosong. Jemarinya bergerak cepat di atas meja, menandatangani dokumen satu per satu, lalu menutup mapnya dengan rapi. Hari ini, ia menyerahkan seluruh pekerjaan pada Geri tanpa ada rencana untuk kembali lagi setelah acara ulang tahun putrinya.“Semua laporan bulan ini aku serahkan padamu, Geri. Pastikan rapat dengan dewan direksi berjalan sesuai jadwal. Jangan sampai ada yang tertunda,” ucap Nick tegas, tapi suaranya terdengar berbeda, lebih berat dari biasanya.Geri menerima tumpukan berkas itu dengan wajah tenang. “Baik, Pak. Tidak usah khawatir, semuanya akan saya tangani. Anda fokus saja pada ulang tahun Nona kecil, ini momen berharga untuk keluarga Anda.”Nick mengangguk pelan, seolah kalimat itu menembus hatinya. Ia berdiri, mengambil jas yang tergantung di kursi, lalu menatap sekilas foto Nicola yang terpajang di mejanya. Ada senyum tipis di bibirnya, tapi matanya menyimpan bay

  • Istri Kecil Tuan CEO   HARI ULANG TAHUN NICOLA

    Pagi itu, Eliza duduk di tepi ranjang kamarnya dengan wajah muram. Sinar matahari yang masuk lewat celah gorden tak mampu mengusir mendung di hatinya. Tangannya bergetar ketika ia membuka galeri ponsel—deretan foto Nicola yang dikirim oleh Nicholas memenuhi layar. Senyuman polos, mata bulat bening, pipi chubby yang merona. Hari ini tepat setahun usia putrinya.Air mata menetes begitu saja saat ia berbisik lirih, “Selamat ulang tahun, Sayang… Mama rindu sekali.”Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangan, tubuhnya terguncang oleh tangis tertahan. Begitu lama ia menahan diri, menolak mengakui kerinduan itu, menolak semua ajakan Nicholas dan bahkan ancaman Anita. Tapi pagi ini, tepat di hari ulang tahun Nicola, semua benteng yang ia bangun runtuh. Hatinya terlalu sakit.Ujian hari ini seolah hanya jadi formalitas. Eliza tahu dirinya tak akan sanggup duduk tenang di ruang kelas dengan kepala dipenuhi wajah Nicola. Maka ia memberanikan diri menghampiri Frans sebelum ujian dimulai.“Pak…

  • Istri Kecil Tuan CEO   MEMBUJUK

    Sejak fajar menyingsing, Nicholas sudah terjaga. Ia duduk di ruang kerja rumahnya, menatap layar ponsel yang masih kosong dari balasan Eliza. Sejak malam tadi ia sudah mengirimkan pesan, tapi tidak ada satu pun centang biru yang muncul.[Liz, tolong datang besok. Hanya kali ini saja. Untuk Nicola, bukan untuk aku. Dia butuh kamu. Aku mohon.]Pesan itu ia kirimkan jam dua dini hari, ketika rasa takutnya benar-benar tak bisa dibendung. Namun, hingga matahari menembus jendela kantornya pagi ini, tetap tak ada jawaban.Nicholas menyandarkan kepalanya ke kursi, napasnya berat. Ia tahu Eliza keras kepala, egois, dan penuh gengsi. Tapi untuk hari ini… untuk hari pertama ulang tahun putri mereka, tidakkah hatinya sedikit saja luluh?Tangannya kembali bergerak di layar.[Nicola butuh ibunya, Liz. Aku bisa mengatur semuanya agar kamu nggak terganggu dengan ujianmu. Kamu hanya perlu datang sebentar saja. Aku janji nggak akan mempersulitmu.]Jari-jarinya bergetar. Ia menghapus kalimat terakhir, l

  • Istri Kecil Tuan CEO   TAK AKAN LENGKAP TANPAMU

    Eliza duduk di pojok perpustakaan kampus, menatap lembar-lembar catatan penuh coretan stabilo. Ujian semester tinggal sehari lagi, dan pikirannya sudah tegang sejak pagi. Ia mencoba fokus pada materi teori psikologi perkembangan, tapi notifikasi ponselnya terus berbunyi.Pesan baru dari Nicholas.[Besok lusa ulang tahun Nicola yang pertama. Aku ingin kita merayakannya bersama, hanya keluarga inti. Aku harap kamu datang, Liz.]Eliza terdiam beberapa detik, lalu meletakkan ponselnya di meja. Matanya kembali pada buku, tapi pikirannya tidak bisa lepas dari kata-kata itu. Ulang tahun Nicola. Bayinya.Namun, tangannya bergerak cepat mengetik balasan.[Aku sibuk ujian. Tidak bisa.]Ia menghela napas panjang setelah menekan tombol kirim. Perutnya terasa melilit. Ia tahu jawaban itu akan menyakiti Nick, tapi ia tidak bisa membiarkan dirinya goyah sekarang. Tujuannya masih jauh. Sementara itu, di kantor pusat perusahaannya, Nicholas baru saja selesai rapat. Ia membuka ponsel dan membaca pesan

  • Istri Kecil Tuan CEO   BERTUMBUH

    Bulan demi bulan bergulir. Nicola yang dulu hanya bisa terbaring kini sudah mulai merangkak lincah di lantai kamar luasnya. Tawa renyah bayi itu kerap menggema di dalam mansion Nicholas, seakan menghidupkan rumah yang sebelumnya dingin. Nick selalu berusaha ada di setiap tahap pertumbuhan putrinya, meski dalam hati ia tahu, ada sosok lain yang seharusnya ikut menyaksikan—Eliza.Sore itu, Anita dan Andreas datang lebih awal. Elina juga ikut, tak sabar melihat Nicola, keponakan kesayangannya. Begitu sampai, suara riang terdengar dari ruang tamu.“Nicola sayang, kemari sama Oma,” panggil Anita begitu melihat cucunya merangkak cepat ke arahnya.Nicola langsung menggapai tangan sang nenek, membuat Anita tertawa haru.“Astaga, lihat dia, Pa,” katanya sambil menoleh pada Andreas. “Cepat sekali tumbuhnya. Baru kemarin masih digendong, sekarang sudah bisa merangkak.”Andreas tersenyum tipis, lalu menatap Nick yang berdiri tidak jauh. “Kamu hebat, Nick. Bisa mengurus Nicola sendirian.”Nick men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status