Beranda / Romansa / Istri Kedua Sang Jenderal / 07. Pemandangan Tak Terduga

Share

07. Pemandangan Tak Terduga

Penulis: rainaxdays
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 23:54:19
“Ini Camila, pelayan yang akan melayanimu selama kau di sini. Dia akan menunjukkan kamarmu.”

Kaiden menunjuk wanita paruh baya yang baru datang dari lorong khusus pelayan. Umurnya sekitar 45-an tahun. Camila menatapnya sekilas, kemudian menunduk sopan.

“Istirahatlah,” imbuh Kaiden singkat, lalu berbalik pergi. Anna terus memperhatikan langkah pria itu sampai dia menghilang dibalik belokan tangga lantai dua.

Setelah percakapan keduanya—atau tepatnya, setelah Kaiden puas menghinanya, dia mendapat panggilan telepon entah dari siapa. Dia terlihat sibuk hari ini, jadi pengukuran cincinnya baru akan dilakukan besok.

“Mari Nona, saya antar ke kamar Anda,” sahut Camila dengan senyum ramah. Dia mengarahkan Anna untuk menyusuri lorong lantai satu yang panjang. Mereka berhenti di ujung lorong dan Camila membuka salah satu pintu. “Silakan, Nona.”

Anna ragu-ragu melangkah masuk. Matanya menyapu sekeliling kamar yang luas dengan cepat. Ruangan itu mewah—seperti yang ia duga—dengan tempat t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kedua Sang Jenderal   09. Makan Malam Bersama

    Nyonya Brighton tak bisa berhenti menatap Anna.Sesekali Anna membalas senyumnya, kemudian melanjutkan makannya. Mereka menyajikan daging kuda panggang yang lezat, dengan puding stroberi sebagai pencuci mulut.Anna hanya makan sedikit, ia merasa tidak berselera. Terlebih, bukan hanya Nyonya Brighton yang terus menatapnya, melainkan Genevi Benheiton.Bibir Genevi menyunggingkan senyum manis, tetapi tatapan matanya jelas menunjukkan ketidaksukaannya pada Anna. Dia melihat Anna seolah ia adalah kotoran yang harus disingkirkan.Sama seperti Selena, Genevi pun tidak menginginkan pernikahannya dengan Kaiden.Anna menyesap jusnya dan diam-diam tersenyum. Ia harap keduanya bisa menjadi jalan batalnya pernikahannya.Mereka semua makan dengan tenang di atas meja panjang. Anna duduk di samping Selena, berhadapan dengan Kaiden, Nyonya Brighton, dan Genevi.“Kau ternyata jauh lebih cantik dari foto yang aku lihat,” ucap Brighton, meletakkan garfunya. Ia menatap Anna dengan senyum hangat. “Kaiden j

  • Istri Kedua Sang Jenderal   08. Nyonya Brighton

    Malam menyapa. Bulan sabit kecil terlihat berpendar di luar jendela. Anna menyibukkan diri dengan memperhatikan bulan yang menggantung, sementara Camila mendandaninya. Camila memberikan riasan yang membuat wajahnya terlihat sedikit lebih dewasa dari umur aslinya. Bibirnya dipoles dengan warna merah muda yang mengkilap. Warnanya sama dengan gaun sutra mulberry yang ia kenakan. Kainnya sangat lembut, rasanya seperti meleleh di tubuh Anna dan membentuk lekuk tubuhnya. Ketika ia bergerak, gaunnya akan berkilau secara halus. Satu hal yang mengusik Anna adalah belahan samping di salah satu pahanya. Sepertinya seluruh gaun sutra di ibu kota tak jauh dari kata seksi. Meskipun ia akui kalau gaun ini begitu elegan dan indah. “Anda terlihat sangat cantik,” kata Camila dengan senyum kecil. Ia selesai menggelung rambut panjang Anna dan menyemprotkan parfum beraroma mawar. Anna bahkan telah memakai sabun dan shampoo dengan aroma yang sama. Anna hanya bisa tersenyum mendengar hal itu. Ia

  • Istri Kedua Sang Jenderal   07. Pemandangan Tak Terduga

    “Ini Camila, pelayan yang akan melayanimu selama kau di sini. Dia akan menunjukkan kamarmu.” Kaiden menunjuk wanita paruh baya yang baru datang dari lorong khusus pelayan. Umurnya sekitar 45-an tahun. Camila menatapnya sekilas, kemudian menunduk sopan. “Istirahatlah,” imbuh Kaiden singkat, lalu berbalik pergi. Anna terus memperhatikan langkah pria itu sampai dia menghilang dibalik belokan tangga lantai dua. Setelah percakapan keduanya—atau tepatnya, setelah Kaiden puas menghinanya, dia mendapat panggilan telepon entah dari siapa. Dia terlihat sibuk hari ini, jadi pengukuran cincinnya baru akan dilakukan besok. “Mari Nona, saya antar ke kamar Anda,” sahut Camila dengan senyum ramah. Dia mengarahkan Anna untuk menyusuri lorong lantai satu yang panjang. Mereka berhenti di ujung lorong dan Camila membuka salah satu pintu. “Silakan, Nona.” Anna ragu-ragu melangkah masuk. Matanya menyapu sekeliling kamar yang luas dengan cepat. Ruangan itu mewah—seperti yang ia duga—dengan tempat t

  • Istri Kedua Sang Jenderal   06. Kecemburuan Istri Pertama

    Apakah Anna hanya akan ditinggalkan sendirian di mansion ini?Iris birunya mengedar memperhatikan sekitar. Tidak ada pelayan atau pengawal yang terlihat. Ruangan itu kosong, dengan Anna yang berdiri tepat di tengah-tengah.Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia bahkan tidak tahu apa alasan Kaiden membawanya ke ibu kota.Anna berdiri menunggu selama beberapa saat, kemudian foto-foto di ujung ruangan menarik perhatiannya.Itu adalah foto Treyton Damme bersama anaknya—Pemimpin Shelton Damme.Masa kepemimpinan Treyton berlangsung singkat sebelum dia menurunkan tahtanya pada Pemimpin Shelton. Saat itu, Mosirette belum sepenuhnya damai. Pemberontakan besar-besaran terjadi dan satu kelompok pemberontak yang paling ditakuti adalah Panthera Kroy.Anna tidak tahu banyak soal kelompok pemberontak itu. Sebagian besar ia ketahui dari cerita ayahnya. Buku yang membahas kelompok itu bisa dihitung dengan jari di perpustakaan utama. Terlebih lagi, mereka dilarang untuk menyebut atau membahas ‘pemberonta

  • Istri Kedua Sang Jenderal   05. Bertemu Istri Pertama Kaiden

    Mobil Kaiden melaju dengan kecepatan sedang. Anna duduk di jok belakang bersama Kaiden. Keheningan menguasai keduanya. Pandangan Anna terus tertuju pada pemandangan di luar jendela, memperhatikan distrik-distrik yang ia lalui, sampai kemudian matanya melebar melihat perbatasan yang mengarah ke ibu kota. Perbatasan dibatasi oleh dinding beton dan pagar besi yang menjulang. Tempat itu dijaga ketat oleh pengawal yang akan selalu melakukan pemeriksaan. Mereka membawa senapan panjang dan tak segan menembak jika ada sesuatu yang mencurigakan. Hanya warga tertentu yang bisa bebas keluar masuk dari perbatasan, seperti orang-orang yang bekerja di pemerintahan. Kaiden sendiri memiliki mobil hitam khusus dengan inisial namanya di bagian depan, sehingga para pengawal tidak perlu mengecek identitasnya lagi. Kaiden selalu menggunakannya saat keluar dari ibu kota. Anna mencoba untuk terlihat biasa saja ketika mobil melewati perbatasan, tetapi tetap saja ia tidak bisa menahan rasa takjubnya. Mes

  • Istri Kedua Sang Jenderal   04. Pergi ke Ibu Kota

    “Astaga Anna! Sayangku! Kau tidak pernah muncul di depan lubang hidungku setelah sekian lama!” Anna mendengus melihat tingkah sahabatnya yang kelewat dramatis. “Ya, karena kau akan menyedotku dengan lubang hidungmu yang lebar itu.” Vasily tertawa dan melempar bokongnya ke tumpukan jerami. Di sampingnya, Anna menghela napas panjang, wajahnya kusut butuh disetrika. Vasily yang memperhatikan mengerutkan kening bingung. “Apa yang terjadi?” tanya Vasily tanpa basa-basi. “Kepalaku sakit,” jawab Anna lemas. Sudah tiga hari ia tidak bisa tidur dengan baik karena memikirkan pernikahannya dengan Kaiden. Tubuhnya sakit di semua bagian, tetapi ia merasa perlu menemui sahabatnya untuk menceritakan semuanya. “Apa kau memikirkan pernikahanmu dengan Jenderal Kaiden?” Anna mengangguk dengan bibir cemberut. “Yah itu...” Vasily menggaruk tengkuknya dan menyandarkan kepalanya ke kandang kuda di belakangnya. “Aku dengar istri pertama Jenderal Kaiden sebenarnya sangat licik. Dia berasal dari kelas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status