Kekuatan dan kekuasaan adalah hal yang utama di Mosirette. Rakyat jelata seperti Annalise York hanya bisa tunduk pada perintah. Ia terpaksa harus menerima lamaran dari Kaiden Hyperion—seorang jenderal kejam yang merupakan tangan kanan pemimpin negara mereka. Demi menuruti permintaan ayahnya, Annalise mau tak mau menjadi istri kedua. Tetapi rupanya, keinginan ayahnya tidak sesederhana itu. Ketika rahasia satu per satu terungkap, Annalise hanya bisa memilih satu pihak untuk didukung.
View More“Seorang prajurit kelas atas akan mengantar Anda ke perpustakaan utama, Nona.”Camila berkata setelah menata sarapan di atas meja. Anna mengangguk dan memperhatikan penampilannya sejenak. Ia kembali memakai gaun sutra yang ketat membentuk tubuh, juga rambut yang disanggul ke belakang. Camila menambahkan anting-anting panjang yang berayun setiap kali ia bergerak.Persis jenis anting yang sering Selena pakai, pikirnya.Seperti yang ia perhatikan, para wanita ibu kota selalu ingin terlihat sempurna—anggun, berkelas, dan glamor.Menurut Anna sendiri, penampilan itu hanya sebuah paksaan karena tekanan sosial yang tinggi. Kenyataannya, semua orang saling menjatuhkan agar terlihat lebih baik dari yang lain. Setidaknya itulah yang Anna perhatikan selama berada di akademi setelah wilayah Mosirette dibagi dua.Tangan Anna mengelus gaunnya sejenak, kemudian ia berbalik ke arah Camila. Ditatapnya sarapan di atas meja dan ia mengernyit.“Kenapa menunya berubah?” tanya Anna, mendekat dan memperhati
“Jangan berani-berani.” Anna mendelik tajam dan menutup mulutnya dengan kedua tangan.Kaiden mendengus. Sudut bibirnya berkedut menahan tawa dan ekspresinya terlihat geli. “Kau bertingkah seolah itu adalah ciuman pertamamu.”Anna mengalihkan pandangan dengan raut masam dan tidak mengatakan apa-apa. Ya, itu memang ciuman pertamanya. Tetapi Kaiden mungkin mengira ia mencium semua pria yang ditemuinya.Kaiden menatap terkejut. “Dan kukira ada banyak pria yang tertarik padamu selama di akademi?”“Bukan berarti aku akan membuka bajuku untuk mereka semua. Bahkan aku tidak pernah bergandengan tangan dengan mereka,” ucap Anna dengan suara ketus. Entah kenapa ia merasa malu, padahal dulu ia tidak pernah peduli dengan hal itu.Teman-temannya setidaknya memiliki satu kekasih sebelum lulus di akademi. Anna terlalu menutup diri—itu kata mereka.Kaiden terdiam dan hanya menatap Anna untuk waktu yang lama, seolah-olah pria itu merasa bersalah telah mencuri ciuman pertamanya.Setelah naik pangkat menj
Anna tidak bisa tidur.Memikirkan pernikahannya yang dipercepat, kunjungan ke rumah sakit, dan eksekusi terbuka itu terus membayangi pikirannya, membuat kepalanya terasa pusing.Sudah berjam-jam berlalu, mengganti posisi, dan mencoba tidur, tetapi mimpi tak kunjung menariknya ke alam bawah sadarnya. Matanya kembali terbuka dan ia berdecak frustrasi.Mungkin ia butuh angin segar.Bulan purnama bersinar terang di atas langit. Cahayanya menelusup masuk ke dalam kamarnya yang temaram. Ia beringsut bangun dan memutuskan untuk pergi ke halaman belakang.Ia mungkin bisa melihat macan kumbang itu tidur di kandang barunya. Phoenix katanya akan datang setiap hari untuk mengurus hewan yang satu keluarga dengan singa gurun itu.Macan itu jauh lebih jinak dari apa yang Anna bayangkan. Nyaris seperti kuda yang selama ini familier dengannya. Sepertinya tidak butuh waktu lama sampai Anna terbiasa dengan... hadiahnya.Menyebutnya sebagai hadiah terdengar agak kejam. Ia berencana untuk memberikan sebua
Macam kumbang dewasa.Anna hanya pernah melihat hewan itu di buku yang ia baca selama di akademi.Tidak banyak hewan yang bisa bertahan di iklim yang kering dan keras seperti gurun yang mengelilingi Mosirette. Selain singa gurun dan serigala, Anna tidak melihat banyak hewan selain kadal, kalajengking, dan ular. Itu pun, selalu ada pembersihan khusus yang dilakukan tiap tahun oleh pemerintah.Dan sekarang, macan kumbang dengan warna hitam legam itu berbaring di sana. Sepasang mata kuningnya terarah pada Anna, berkilau seperti koin emas baru.Itu adalah hadiah dari Pemimpin Shelton.Sungguh mengejutkan.Kaiden mengisyaratkan Anna untuk mendekat. Gadis itu melangkah hati-hati, tidak ingin membuat hewan buas itu terkejut.“Kau bisa mengelusnya,” ucap Kaiden dengan santainya.Anna menatapnya dengan waspada, menebak-nebak apakah itu jebakan atau tidak. Bagaimana kalau hewan itu melayangkan cakarnya? Ingatan tentang singa yang nyaris menerkamnya masih cukup membekas.“Dia tidak berbahaya,” k
Anna terbelalak. Bibir Kaiden yang dingin menekan bibirnya. Pandangan mereka bertemu. Rasanya seolah ia baru saja dihempas badai.Itu adalah ciuman tanpa hasrat. Ciuman untuk membungkamnya.Hanya beberapa detik dan Kaiden menarik diri. Ada sesuatu yang tampak berkilat di matanya. Kemudian, dia menyeringai tipis.“Sekarang lebih baik,” ucapnya, seolah ciuman tadi tidak berarti apa-apa. Atau, memang itulah kenyataannya.Kaiden berlalu pergi tanpa kata lagi, meninggalkan Anna yang membeku di tempat.Ekspresi Anna berubah menjadi keruh. “Dasar bajingan,” gumamnya, kesal luar biasa.Ia menuruni tangga dengan cepat, berniat mengejar Kaiden untuk memaki pria itu. Tetapi, Kaiden sudah lebih dulu masuk ke mobilnya dan melajukannya keluar dari gerbang mansion.Dia pergi begitu saja setelah merenggut ciuman pertamanya.Mungkin Kaiden tidak menganggapnya sebagai ciuman. Hanya bibir yang saling menempel satu sama lain.Memangnya kapan dia peduli dengan perasaan seseorang?Helaan napas kasar beremb
Sejujurnya, Anna sangat malas untuk sekadar berdebat. Tetapi jika ia menghindar begitu saja, Selena tidak mungkin melepaskannya begitu saja.Kuda betina, katanya.Padahal, Anna tidak pernah sekalipun mencoba menggoda Kaiden. Jika bukan karena nyawa ayahnya yang dipertaruhkan, maka ia akan menolak mentah-mentah untuk menjadi istri kedua.“Camila hanya mengajakku berkeliling. Itu pun atas perintah Kaiden,” ucap Anna dengan senyum tipis yang dipaksakan.“Begitu rupanya,” kata Selena dengan nada bosan. “Bukan karena kau berusaha keras untuk merayu suamiku? Sebagai istri pertama, tentu saja aku harus merasa waspada. Terutama pada ‘orang asing yang agresif’.” “Tapi dalam dua minggu yang akan datang, aku bukan orang asing lagi,” balas Anna dengan suara pelan, tetapi berhasil membuat Selena mendecih keras.Anna bisa melihat kegilaan yang terpancar di mata wanita itu. Selena mungkin saja akan segera berteriak, menampar, atau menjambak rambutnya.Kemudian, iris cokelatnya jatuh ke kalung Anna.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments