Chapter: 57. Kesalahan Kedua“Dominic?” Wajah Anna berkerut, menatap sosok yang tengah berdiri di dekat gerbang masuk. Ia selalu melihat seorang prajurit kelas atas berjaga di sana, tetapi baru kali ini melihat Dominic yang mengambil alih tugas itu. Sepertinya, ada jadwal bergiliran menjaga mansion untuk setiap prajurit Mosirette. Dan sekarang adalah giliran Dominic. Meskipun Kaiden jelas-jelas tidak menyukai Dominic, dia masih berpegang teguh pada aturan—tidak mencampurkan masalah pribadi dan pekerjaan. Jadi, mau bagaimana pun juga, Dominic tetap berjaga di mansion miliknya. Anna memutuskan untuk mendekat, mengingat Kaiden belum kembali dari barak. Ada satu hal yang ingin ia tanyakan setelah membaca beberapa buku militer milik Kaiden. Kakinya yang masih sakit agak tertatih, dan itu membuat heels-nya menubruk lantai dengan keras. Bunyinya menarik perhatian Dominic. Dia menoleh dengan waspada, tetapi kemudian ekspresinya berubah. Senyumnya dengan cepat merekah begitu melihat Anna. “Hei, pengantin b
Last Updated: 2025-12-15
Chapter: 56. Bertengkar dengan SelenaFoto-foto Anna bersama Kaiden dikirim ke mansion sore ini. Tetapi, bukan Anna yang menerimanya, melainkan Selena. Pelayan yang menerima paket itu sudah mengatakan bahwa isinya untuk Anna, namun Selena bersikeras ingin mengambilnya dan membukanya. Dan seperti yang Anna khawatirkan, Selena melihat semua foto itu. Semua pose mereka yang romantis, intim, dan sensual, bahkan beberapa foto candid yang Monica ambil sebagai ‘bonus’. Anna berdiri di lorong lantai dua, sementara Selena menghampirinya dengan berang. Hak sepatunya menubruk lantai dengan keras saat dia terburu-buru menghampiri Anna dengan emosi. Wajahnya memerah padam dan bibirnya berkerut kesal. Dia berhenti di depan Anna dan melemparkan foto-foto itu ke depan wajahnya dengan kasar. “Dasar jalang!” Selena meraung. “Apa kau yang meminta semua pose itu, hah?! Apa kau yang memintanya?!” “Monica. Bukan aku.” Anna bicara dengan suara tenang. Kakinya sakit dan ia hanya beranjak bangun dari tempat tidur untuk mengambil pake
Last Updated: 2025-12-13
Chapter: 55. Hasrat Tak TertahankanApakah... Kaiden sedang bergairah? Anna tidak ingin tahu. Ia tidak ingin tahu. Tetapi, ia sudah terlanjur tahu. Pipinya terasa panas tanpa bisa ia kontrol. Berbaring di atas tubuh Kaiden yang hangat otomatis mengingatkannya pada malam pengantin mereka. Menarik napas panjang, ia berusaha menormalkan ekspresinya. Tetapi, sulit untuk fokus ketika napas Kaiden yang terasa memberat terus menerpa kepalanya. Kaiden sedang terangsang di bawah sana. Dan Anna yang berbaring di atasnya tidak membantu sama sekali. Pose kedelapan mereka sebelumnya terlalu sensual. Mungkin itu penyebabnya. Kaiden harus memeluk tubuhnya dari belakang, sementara ia bersandar ke dada pria itu. Lehernya terekspos dan Kaiden menenggelamkan wajahnya di sana. Satu tangan Kaiden berada dekat dengan payudaranya, sementara tangan lainnya mencengkeram pinggangnya. Bagaimanapun hebatnya Kaiden dalam mengontrol diri, dia tetap pria normal yang memiliki hasrat seksual. Mereka bahkan masih harus melakukan satu
Last Updated: 2025-12-12
Chapter: 54. Pemotretan (2)Sepertinya, tidak akan ada pose normal dalam pemotretan ini. Padahal, Anna sudah berharap pemotretan ini akan cepat selesai. Kaiden tanpa basa-basi menarik pinggangnya, sementara tangannya yang lain menangkup wajahnya. Monica terus memberi instruksi sampai Anna tiba pada posisi di mana bibir Kaiden menekan mulutnya. Tidak kuat, tetapi tetap saja jantung Anna berdebar tak karuan. Tatapan mereka bertemu dan Monica berteriak heboh. “Ya! Ya! Pertahankan!” Monica melangkah mundur, lantas mengambil gambar. Bibir mereka hanya menempel satu sama lain, tetapi tatapan Kaiden yang terarah padanya cukup intens. Mereka setidaknya harus mempertahankan kontak mata selama beberapa detik. “Ubah posisi sedikit, Tuan dan Nyonya.” Kaiden memiringkan kepala Anna, dan bibirnya terasa bergerak—mengemut dan menghisap bibir Anna dengan lembut. Gambar diambil. “Ya, selesai!” Anna menghela napas dan segera menjauh dari Kaiden. Di luar panggung, Monica segera mengecek hasil fotonya di laya
Last Updated: 2025-12-11
Chapter: 53. Pemotretan (1)Fotografer yang akan memotret Anna dan Kaiden adalah setengah pria dan setengah wanita.Anna bilang begitu karena tampilan luar pria itu sangat jantan dan macho. Bahkan wajahnya terlihat seperti ‘pria normal’. Tetapi, caranya berbicara dan bertingkah persis seperti perempuan. Dia bahkan berlenggok-lenggok ketika berjalan.Dia sempat mengedipkan sebelah matanya dengan manja pada Vargaz. Tentunya, balasan Vargaz adalah tatapan sinis dan jijik.“Terima kasih sudah mempercayakan pemotretan ini lagi pada saya, Jenderal,” ucap pria itu, membungkuk rendah di hadapan Kaiden dan Anna dengan senyum lebar.Kaiden mengangguk. “Kuharap hasilnya sebagus biasanya.”“Tentu saja, Tuan! Anda akan selalu mendapat kualitas terbaik,” jawab pria itu dengan suara ceria dan feminim yang dibuat-buat. Ia menegakkan tubuhnya kembali dan beralih menatap Anna dengan senyum sopan. “Seperti yang dirumorkan, Anda memang sangat cantik, Nyonya. Lebih cantik dari saya.”Anna memaksakan senyumnya. “Terima kasih.”“Apaka
Last Updated: 2025-12-09
Chapter: 52. Perubahan Sikap Kaiden“Bukankah ini terlalu berlebihan, Camila?”Anna menatap Camila dengan satu alis naik. Ia telah didandani dengan riasan glamour dan glitter yang berkilauan di mana-mana. Tetapi, yang paling mencolok adalah gaun putihnyaPersis seperti gaun pengantinnya.Bagian belakang menjuntai dan terseret ketika Anna berjalan. Tidak berat, Anna hanya takut menginjaknya.“Bukankah ini hanya pemotretan biasa?” tanyanya lagi setelah Camila selesai menyisiri rambutnya.“Tidak, Nyonya. Ini adalah pemotretan yang sangat penting!” Camila bicara dengan antusias. Matanya sampai berbinar. “Wajah Anda dan Tuan Kaiden akan terpampang di seluruh majalah dan koran, baik di ibu kota maupun di luar ibu kota.”“Oh, apakah seperti berita lamaran Kaiden waktu itu?”“Benar, Nyonya. Pemotretan ini sekaligus untuk memperkenalkan Anda secara resmi pada publik, bahwa Anda adalah istri kedua Jenderal Kaiden.” Camila menjelaskan dengan wajah bangga.Camila adalah salah satu orang yang sangat mendukung hubungannya dengan Kaid
Last Updated: 2025-12-08
Chapter: 149. Ending: Parade Musim Panas Alderson dan Kehamilan Bella“Awas! Itu ada di mana-mana! Sebaiknya tepikan sepedamu di tempat lain!”Musim panas telah tiba. Kehangatan, liburan, dan piknik yang dirindukan oleh semua orang ada di depan mata. Tetapi, saat itu pula tanaman tumbleweed memulai perjalanannya untuk mencari mangsa. Bella tidak tahu sudah berapa kali ia memberi peringatan pada anak-anak yang tengah bersepeda.Tanaman itu menggelinding seperti bola di sepanjang jalan yang berdebu. Setiap kali angin bertiup kencang, ada saja tanaman tumbleweed penuh duri yang melintas. Bukan hanya satu, tetapi tiga sampai empat sekaligus. Anak-anak mulai berteriak saat kulit atau ban sepeda mereka tertusuk.“Sayang, biarkan saja mereka. Mereka sendiri yang ingin bersepeda ke sana,” kata Damian seraya membelokkan mobilnya ke jalan utama.Bella menoleh dengan tatapan tajam dan Damian mengatupkan bibirnya. “Tetap saja, mereka hanya anak-anak!” protes Bella.Damian menghela napas dan mengangguk mengiyakan. “Baiklah, baiklah. Terserahmu saja, Sayang,” ucapny
Last Updated: 2025-05-27
Chapter: 148. Lembaran Baru, Rangkuman Hidup“Apa kau sungguh ingin meninggalkan desa kita dan pergi bekerja di kota saat dewasa nanti?”“Ya, aku tidak ingin makan tumis jamur liar terus. Aku ingin sering makan daging dan membelikan apa pun untuk Ibuku,” jawab Bella, menatap Damian dengan senyum kecil.Bibir Damian mengerucut dan ia tampak merenung untuk sejenak. “Ayah juga pernah bilang ingin pergi ke Pennsyl, tapi aku belum tahu apa itu sungguhan,” katanya kemudian.“Berarti kita akan sama-sama meninggalkan desa. Apa kau pikir desa kita akan berubah?”“Entahlah. Saat kita tumbuh dewasa, mungkin desa kita sudah berubah menjadi kota.”Bella mengangguk setuju. “Mungkin.”Kenyataannya tidak begitu. Desa mereka telah menghilang.Bella tersenyum sendu mengingat kenangan masa lalunya. Bella dan Damian kecil yang penuh dengan mimpi dan harapan. Mereka tidak pernah mengira bahwa masa depan akan menjadikan mereka sebagai budak dan mafia.Hidup terus berjalan. Orang-orang pergi dan berdatangan. Tempat yang mereka kira takkan berubah pun k
Last Updated: 2025-05-26
Chapter: 147. Rencana Bulan MaduBella menatap suaminya, napasnya masih terengah-engah setelah ciuman panjang mereka. Rasa alkohol yang pahit tertinggal di mulutnya.Senyum tipis merekah di bibir Damian, tetapi matanya terasa membakar seluruh tubuh Bella. Mereka telah melakukannya beberapa kali sebelum pernikahan, tetapi malam ini, Damian tampak berbeda.Ini bukan efek alkohol atau minuman apa pun. Mereka tenggelam dalam gairah dan hanya ada satu hal yang dapat meredakan gejolak itu.Damian membungkuk dan menciumi rahang hingga leher Bella yang terbaring telentang di atas kasur. Bibirnya yang lembap meninggalkan jejak basah di kulit Bella, membuat gadis itu tanpa sadar mendesah. Tangan Bella bergerak turun untuk mengusap pinggang Damian.“Ya, sentuh aku di sana, Sayang,” gumam Damian serak. Suaranya rendah, menggoda.Bella menggerakkan tangannya semakin ke bawah dan napas Damian memberat. Damian memiliki pinggang yang ramping, padat, dan berotot, sementara bahu dan pundaknya lebar.Tubuhnya atletis, terbentuk dengan
Last Updated: 2025-05-13
Chapter: 146. Hari Pernikahan (3)“Dagingnya matang sempurna, itu terlihat enak.”“Kau mau?”“Tidak, aku hanya ingin memasukkannya ke dalam mulutku, brengsek!”“Sama saja kau mau, dasar bajingan!”“Memangnya aku tadi bilang apa?”“Heh! Mulutmu bau telur busuk!”Bella menggeleng-geleng mendengar percakapan heboh dari para anggota organisasi. Mereka tidak pernah menggunakan filter saat berada di mansion. Semua umpatan dan kata-kata kotor diucapkan secara gamblang.Di luar, mereka mungkin menunjukkan kesopanan dan sikap manis yang tidak ada duanya. Tetapi di wilayah mereka sendiri, semuanya serba transparan.Malam ini, setelah acara resepsi usai, mereka mengadakan perayaan kecil dengan membakar daging di halaman samping mansion. Hanya keluarga Damian dan anggota organisasi yang tinggal, sisanya sudah pulang sejak jam 5 sore.Bella duduk di salah satu bangku sambil menikmati anggurnya. Ia hanya minum sedikit, tidak sampai segelas. Di sisi lain, Damian entah sudah menghabiskan berapa botol anggur.Dia ikut membakar daging
Last Updated: 2025-05-11
Chapter: 145. Hari Pernikahan (2)“Kuenya sangat enak. Ibu sendiri 'kan yang membuatnya bersama yang lain?”Helena mengangguk, dan memberikan sepotong kue lagi ke dalam piring Bella. “Iya, kami membuatnya bersama-sama. Ibu senang kau menyukainya, Sayang. Damian juga sudah mencobanya?”“Sudah, Ibu. Dia menghabiskan tiga potong sebelum pergi ke sana.” Bella mengedikkan kepalanya ke seberang ruangan, tempat di mana Damian sedang bicara dengan rekan bisnis Martinez. “Ibu sudah makan?”“Sudah. Jangan khawatirkan, Ibu, ya.” Helena tersenyum simpul. Jemarinya dengan lembut merapikan leher gaun Bella yang terlipat, kemudian ia menatap wajah putrinya lekat-lekat.Terlihat jelas bahwa Helena masih tidak menyangka bahwa putri satu-satunya yang ia miliki telah menikah. Helena tidak bisa berhenti mengucap rasa syukur. Setiap kali ia menatap Bella cukup lama, rasanya air matanya akan tumpah.Itu semua adalah air mata kebahagiaan.Seorang ibu yang sepanjang hidupnya membesarkan anaknya dalam keadaan menyedihkan, bahkan menyeretnya k
Last Updated: 2025-05-09
Chapter: 144. Hari Pernikahan (1)“Damian?”“Hm?”“Damian?”“Ya?”“Vergara?”“Apa?!” Damian menoleh sepenuhnya dengan wajah jengkel. Ia tidak mengerti kenapa Bella sejak tadi hanya terus memanggilnya tanpa mengatakan apa-apa.Bella cengengesan. “Kau marah?”“Tidak. Tapi kenapa kau terus memanggil?”“Aku ingin tahu apa...” Bella memainkan tangannya dan terlihat ragu-ragu sejenak. “Apa kau mau menemaniku mencari jamur liar di hutan?”Damian mengernyit. Tangannya yang tengah membilas badan kuda mendadak terhenti. Ia menatap Bella dengan saksama. “Apa ayahmu masih belum pulang?”Bella menunduk, menatap air sungai yang telah keruh. Mereka hampir selesai memandikan kuda ayah Damian dan berniat pulang. “Iya. Ibu tidak punya uang untuk membeli gandum.”Terdengar helaan napas berat, kemudian Damian menyahut pelan, “Baiklah. Aku akan menemanimu.”Bella langsung mengangkat kepalanya. “Benarkah? Tapi apa ayahmu tidak marah?”“Tidak akan. Kau tunggu di sini, aku akan membawa pulang kuda ini dulu.”Bella mengangguk patuh dan keluar
Last Updated: 2025-05-07
Chapter: 96. Malam yang PanjangPagi harinya, mereka telah meninggalkan resort.Pak Surya datang kembali menjemput keduanya. Duduk di jok belakang, Arsen tidak berhenti bertanya apakah Layla baik-baik saja, semata-mata karena apa yang terjadi semalam.Arsen terlihat begitu khawatir, dan Layla malah ingin tertawa.Rasanya tidak sesakit yang Layla bayangkan. Apalagi dengan sentuhan Arsen yang lembut. Alih-alih sakit, ia justru merasa malu.“Kau ingin makan apa pagi ini?” tanya Layla saat mobil mulai berbelok masuk ke kompleks perumahan mereka.Arsen awalnya ingin memesan makanan, tetapi Layla menolak. Ia ingin memasak sendiri untuk Arsen. Mulai hari ini, ia akan menganggap kalau keduanya baru memulai hubungan sebagai suami-istri yang sesungguhnya.Tanpa kontrak itu.Memikirkannya kembali sungguh terasa seperti mimpi. Ketakutan yang selama ini bersarang di hatinya akhirnya menghilang, seperti burung-burung yang terbebas dari sangkarnya.Ketika ia menatap suaminya, hanya ada perasaan tenang yang tertinggal di dadanya. L
Last Updated: 2025-10-30
Chapter: 95. Malam Pertama“Kalau kau merasa tidak nyaman, kita bisa pulang ke rumah.”“Tidak, tempat ini nyaman. Aku suka,” ujar Layla, menoleh dengan senyum tipis. Detik itu, sebuah kecupan mendarat di pelipisnya. Layla tidak tahu sudah berapa kali Arsen mengecupnya malam ini. Rasanya di setiap kesempatan, dia akan menunduk dan mengecupi wajahnya sampai Layla merasa geli. Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa hatinya dipenuhi bunga yang mekar.Malam ini, sesuai ucapan Arsen, mereka menginap di resort yang baru dibangun. Tempatnya akan diresmikan dalam seminggu. Untuk itu, Arsen ingin memperkenalkan fasilitas apa saja yang ditawarkan oleh resort itu.Selain desain tiap ruangannya yang elegan dan mewah, resort itu juga memiliki fasilitas lengkap seperti kolam renang besar, pusat kebugaran, pusat olahraga air, restoran, spa dan juga arena bermain untuk anak. “Aku senang jika kau menyukainya,” gumam Arsen di belakangnya. Dia berdiri sangat dekat, panas tubuhnya terasa menembus gaun tidur tipis yang Layla k
Last Updated: 2025-10-14
Chapter: 94. Ungkapan Perasaan ArsenOlivia mendekat ke arahnya dengan cepat. Tatapannya sinis. Dia tidak berbasa-basi dan langsung menyembur Layla dengan cemoohan dan umpatan, “Pasti sekarang kau merasa di atas angin karena Arsen berpihak padamu dan kami sudah putus hubungan, bukan? Dasar wanita jalang.”Layla menghela napas kasar. “Kau berselingkuh darinya. Dan itulah alasan kenapa Arsen putus denganmu. Kenapa kau malah bersikap seolah aku yang bersalah, padahal jelas-jelas itu salahmu sendiri?” ujar Layla acuh tak acuh. Suasana hatinya berubah drastis dalam sekejap. Ia tidak sedang berminat untuk berdebat.Olivia mendecih. “Memangnya kenapa aku bisa berselingkuh dari Arsen? Itu karena kau merebut Arsen dariku.” Suara Olivia sama sekali tidak terdengar bersalah atau menyesal.Layla menatapnya dengan tidak percaya. Dari semua orang yang ditemuinya, Olivia-lah yang memiliki muka paling tebal. Ia tidak menyangka setelah semua kebusukannya terbongkar, Olivia masih saja mencoba menyalahkannya.“Aku tahu berbohong itu sangat
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: 93. Kehadiran Olivia“... untuk memperhatikan lebih jauh kinerja para karyawan dan tunjangan yang sesuai...”Di atas panggung, penyambutan Arsen telah memasuki inti pembahasan. Seluruh atensi tertuju padanya. Suaranya setenang laut di belakang mereka, tetapi semua orang diam mendengarkan.Layla duduk di kursi depan panggung seraya memperhatikan suaminya. Arsen sebagai seorang direktur dan seorang suami memiliki sisi yang sungguh berbanding terbalik. Selalu seperti ini.Direktur Arsen Sergio adalah pria yang penuh wibawa. Kharismanya tak terbantahkan. Meskipun masih muda, aura kepemimpinan terpancar kuat dari tubuhnya. Mata hitamnya menatap tegas ke arah para karyawan.Pria yang dingin, kaku, dan workaholic itu sedang mengambil alih.Tetapi ketika pandangan Arsen terarah padanya, Layla bisa melihat kehangatan dan kasih sayang itu. Senyum kecil terbit di bibir Arsen, membuat Layla otomatis ikut tersenyum.“Pandangan kak Arsen saat menatap Kakak memang beda, ya,” bisik Kiran di sampingnya. Setelah berkelilin
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: 92. Kesungguhan ArsenLayla tidak bisa tidur semalaman memikirkan ucapan Arsen.Layla tahu—ia tahu ini yang ia inginkan sejak lama. Tetapi mengingat Arsen baru putus dari Olivia, ia merasa ragu itu hanya kemarahan sesaat Arsen.Meskipun, keseriusan yang terpancar di mata Arsen... afeksinya... harapan dan keinginannya... semuanya terlihat jelas dalam pandangan Layla.Tetap saja, ada sepercik keraguan yang timbul di hatinya.Jadi, Layla belum memberi jawaban. Ia meminta waktu selama beberapa hari, sampai mungkin pikiran Arsen jernih dari segala amarah. Jika dia tidak menyesali ucapannya tentang kontrak itu, maka Layla tidak akan menyimpan keraguan lagi.Lebih dari apa pun, Layla ingin Arsen terus berada di sisinya. Hanya jika Arsen benar-benar menginginkannya, tanpa ada keterpaksaan.“Kak Layla? Kakak dari tadi melamun terus?!”Suara melengking Kiran berhasil menyentak Layla dari lamunannya. Ia menoleh terkejut, dan Kiran menatapnya khawatir.“Kakak tidak apa-apa?”Layla menggeleng. “Tidak, maaf. Aku—agak me
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: 91. Di Tengah Kontrak dan PerasaanAngin sepoi-sepoi berembus menerpa wajah Arsen yang termenung di dekat jendela. Pandangannya terarah ke jalanan yang padat di bawah sana, tetapi pikirannya melanglang buana.Ia merasa pusing.Ia belum berani bicara pada Layla. Mereka sarapan bersama pagi tadi, mengobrol seperti biasa, tetapi seolah ada ketegangan tak terlihat yang membentang di antara keduanya.Helaan napas panjang berembus keluar dari mulutnya. Arsen beranjak dari tempatnya ketika pintu ruangannya terbuka.Olivia melangkah masuk dengan terburu-buru. “Arsen, kau tidak mungkin serius—”“Kau seharusnya sudah berada di kantor cabang sekarang,” sela Arsen, sama sekali tidak menatap Olivia. Ia duduk di kursinya, lalu membuka laptopnya.Olivia memutari meja dan mencoba menyentuh Arsen, tetapi Arsen menepis tangannya. Olivia mundur dengan terkejut.“Arsen, tolong dengarkan aku dulu. Aku bisa jelaskan apa yang terjadi semalam. Aku mabuk dan aku tidak sadar! Sungguh! Kali ini saja, tolong maafkan aku!” suara Olivia terdengar p
Last Updated: 2025-09-26