Share

Bab 5 Sadness

Penulis: Cold_Writer
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-05 20:23:34

Hari ini Allura mengambil cuti untuk beristirahat di rumah. Ia berniat untuk membeli testpack setelah Rayan berangkat kerja. Ia ingin mengetahui jawaban dari dugaannya. Jika itu benar, ia akan memberi surprise pada suaminya itu. Membayangkan wajah gembiranya saja membuat hati Allura sangat berdebar.

“Sayang, aku berangkat kerja dulu ya. Kamu benar tidak ingin ditemani di rumah?” tanya Rayan.

“Aku sedang ingin beristirahat di rumah saja Mas. Kalau ditemani, Mas tidak akan membiarkan Adek istirahat,” jawab Allura terkekeh.

“Baiklah istriku yang bawel. Kalau begitu Mas berangkat ya,” pamit Rayan. Lalu ia mencium kening Allura dan berangkat ke kantornya.

“Iya Mas. Hati-hati di jalan ya ....”

Allura mengunci pintu rumah setelah Rayan berangkat. Ia segera bersiap untuk pergi ke klinik dan membeli testpack. Ia sangat tidak sabar untuk mengetahui hasilnya nanti. Wajahnya berseri-seri menatap tubuhnya di cermin. Ia mengelus perutnya dan membayangkan perut itu akan terus membesar seiring berjalannya waktu. Allura segera mandi dan menuju klinik. Ia memesan ojek online dari ponselnya. Lima menit kemudian, ojek online-nya sudah tiba. Rin langsung berangkat tanpa basa-basi.

“Bisa tunggu sebentar tidak Pak? Saya hanya akan membeli beberapa obat saja lalu pulang,” ujar Allura pada Pak Ridwan yang tak lain adalah driver ojek online yang mengantarnya.

“Bisa Neng,” jawab Pak Ridwan.

“Sebentar ya Pak.”

Allura pun masuk ke klinik. Ia membeli dua testpack untuk membuktikan hasil yang valid. Setelah membayarnya, Allura pun keluar.

“Sudah Pak,” ucap Allura.

“Eh, mangga Neng,” ucap Pak Ridwan mempersilahkan ia memberikan helm berwarna hijau untuk dipakai Allura lagi.

Beberapa menit kemudian, Allura sudah sampai di depan rumah.

“Tiga puluh dua ribu semuanya ya Pak?” tanya Allura sembari merogoh tasnya dan mengambil dompet.

“Iya Neng,” jawab Pak Ridwan.

“Nih, ya Pak. Kembaliannya ambil saja,” ucap Allura ramah. Ia menyodorkan selembar uang dua puluh ribu, sepuluh ribu, dan lima ribu kepada Pak Ridwan.

Allura berlari kecil menuju pintu rumahnya. Ia sangat tidak sabar rupanya. Jantungnya berdebar hebat memikirkan hasil testpack-nya nanti. Ia kembali mengunci pintu, lalu menuju kamarnya. Duduk di ranjang dengan memeluk tasnya sambil senyum-senyum girang. Jika ada orang yang melihatnya, pasti sudah disangka tidak waras. Senyum-senyum sendiri padahal tidak ada yang terjadi. Ia pun mengambil dua testpack yang sudah dibelinya tadi lalu masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit sudah berlalu, tetapi Allura tak kunjung keluar dari kamar mandi. I terpaku melihat hasil testpack yang dipegangnya. Hanya satu garis merah. Allura tidak percaya dan mencobanya lagi pada testpack yang kedua.

Allura ambruk di kamar mandi dengan hati yang hancur. Hasilnya tetap negatif. Harapannya seakan hancur begitu saja. Perasaannya sedih tidak karuan. Bulir air mata mulai menetes dari ujung netranya. Ia melemparkan kedua testpack-nya sembarangan. Ia meremas rambutnya frustasi. Padahal harapannya tampak begitu nyata sesaat tadi. Tetapi takdir selalu punya caranya sendiri untuk menguji umat manusia. Perasaan seolah hanya permainan semata. Diterbangkan lalu dilepas hingga terjatuh sangat dalam.

Sudah lima belas menit lamanya Allura menangis. Ia tidak bisa memberi kejutan bahagia untuk suaminya. Harapannya hancur begitu saja. Kenapa takdir harus bermain-main dengan harapannya? Ia hanya meminta seorang anak untuk melengkapi kebahagiaan keluarganya. Namun, takdir masih berkata tidak untuk itu.

Allura mengusap air mata di pipi lalu mencuci wajahnya. Ia berniat pergi konsultasi ke dokter kandungan tanpa Rayan. Ia pikir ada masalah dengan dirinya. Ia juga masih berharap kalau hasil testpack itu salah. Ia pun membawa testpack yang dibuangnya tadi untuk dibawa ke dokter kandungan.Ia memesan ojek online lagi dan menuju rumah sakit.

Beberapa saat kemudian, Allura sudah sampai di rumah sakit dan langsung menuju antrian untuk mendapat nomor giliran. Tiba-tiba rasa sakit di kepalanya kembali menyerang. Sangat sakit sampai Allura tak kuasa menahannya. Pandangannya sudah mulai kabur dan berputar-putar.

Bruk!

Allura terjatuh begitu saja. Beberapa orang memanggil bidan untuk membawanya untuk diperiksa. Allura pun dibawa ke ruang rawat gawat darurat. Ia hanya pingsan.

“Aww,” pekik Allura menyentuh keningnya yang terasa sakit.

“Mbak sudah sadar?” tanya seorang suster yang merawat Allura.

“Saya kenapa?”

“Mbak tadi pingsan saat mengantri,” jelas suster itu.

“Ah, terima kasih Sus, tapi saya harus konsultasi ke dokter kandungan,” ujar Allura.

“Baik, biar saya antar Mbak.” Suster itu pun mengantar Allura masuk ke ruang dokter kandungan. Kebetulan antrian sudah kosong saat itu.

“Ada yang bisa saya bantu Bu Allura?” tanya Dokter Stevan.

“Begini Dok, beberapa minggu yang lalu, Saya dan suami datang kemari untuk program kehamilan, dan Dokter bilang Saya sudah siap untuk hamil. Beberapa hari kemarin Saya merasa pusing dan mual, lalu mengidam. Saya pikir, Saya hamil ... Tapi setelah saya mengecek menggunakan testpack hasilnya negatif,” jelas Allura sembari menyodorkan hasil testpack-nya.

Dokter Stevan melihat testpack yang diberi Allura. “Bu Allura membawa hasil periksa minggu lalu saat ke mari?”

“Bawa Dok.” Allura mengeluarkan selembar kertas dari tasnya. “Ini.”

“Keadaan rahim Bu Allura bagus, Ibu dan suami juga sama-sama tidak mandul. Apa Bu Allura ingin Saya USG?” tanya Dokter Stevan.

“Boleh Dok,” jawab Allura. Ia hanya mempunyai setitik harapan bahwa hasil USG-nya menunjukkan hasil positif.

“Silahkan.” Dokter Stevan menyuruh Allura tiduran lalu mengoleskan sesuatu ke perut Allura.

Dokter Stevan mulai menggunakan alat USG ke perut Allura dan memeriksanya dari segala arah yang memungkinkan si jabang bayi terlihat. Nihil, Allura memang tidak hamil.

“Bu Allura memang negatif hamil,” kata Dokter Stevan setelah selesai pemeriksaan.

“Tapi bagaimana bisa Dok? Saya bahkan sudah ‘melakukannya’ dan memiliki tanda-tanda kehamilan.”

“Mungkin, Bu Allura sebaiknya memeriksakan secara keseluruhan kesehatanIbu,” saran Dokter Stevan.

“Tapi bukankah hasil kesehatan Saya kemarin baik-baik saja?”

“Memang benar Bu. Tapi itu hanya kesehatan organ-organ reproduksi saja. Kita tidak tahu jika ada penghambat dari faktor lain.”

“Saya tidak memiliki riwayat penyakit Dok.”

“Terkadang beberapa penyakit tidak berejalah pada orang tertentu Bu. Saya tetap menyarankan Bu Allura untuk memeriksakan kesehatan,” ucap Dokter Stevan mendesak Allura agar ia segera cek up.

“Baiklah, Saya akan memikirkan saran dari Dokter. Terima kasih Dok.” Allura pun keluar dan pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Allura membersihkan diri dan bersiap menyiapkan makan malam untuk Rayan. Selama itu ia selalu hati dan pikirannya selalu gelisah. Ia bingung apakah ia harus memberi tahu hasil testpack tadi dan saran dari Dokter Stevan atau tidak. Ia khawatir Rayan akan bersikap berlebihan jika mengetahuinya. Jadi, ia putuskan tidak memberi tahu apa pun pada Rayan dan bersikap biasa saja.

“Sini berikan jasnya Mas. Mas mandilah dulu, biar Adek siapkan makan malamnya,” ucap Allura pada Rayan yang baru saja sampai.

“Terima kasih Sayang.” Rayan pun membuka jas dan tasnya pada Allura dan bergegas mandi.

Setelah Rayan selesai mandi dan berpakaian. Allura mengajaknya untuk makan malam. Rasa lelah yang dipikulnya seakan hilang dalam sekejap karena kasih sayang istrinya. Allura memasak makanan kesukaannya dengan penuh kasih sayang. Soto ayam yang dimasaknya sangat lezat. Sampai-sampai Rayan menambah porsi untuk kedua kalinya. Allura pun senang melihat suaminya suka dengan masakannya. Seketika semua pikiran negatif hilang begitu saja. Ia kembali tersenyum dan berpikir positif saja. Semua rintangan akan mudah jika dijalani bersama, begitu pikirnya. Sudah sepantasnya ia membahagiakan suami yang sangat mencintainya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kedua Untuk Suami   Simbol Abadi (END)

    Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, tidak terlalu cepat jaraknya sejak Rayan datang ke rumah orang tua Allura di kampung halamannya yang lumayan jauh jaraknya dari Jakarta. Pernikahan digelar di kampung saja karena Rayan sangat-sangat menghargai keputusan ibu dan ayah Allura yang ingin menjalankan tradisi adat di kampung beliau juga, ibu dan ayah Rayan tidak keberatan dengan hal itu karena menurut mereka apapun yang membuat anaknya bahagia maka biarlah seperti itu.Allura sudah mandi kembang di pagi-pagi hari sekali sesuai adat kampungnya, tidak ada yang menyalahi syariat dalam ajaran agama Islam menurut Rayan juga Allura karena itulah kedua sama-sama yakini.Acara pernikahan akan dilaksanakan pagi hari sekali di aula perkampungan. Seluruh warga di kampung sangat bersyukur dapat juga berpartisipasi dalam menyiapkan aula kampung sebagai tepat ijab kabul nanti dilakukan.Suasana kampung sangat meriah di hari sebelum hari pernikahan ini. Ada yang memasak, merapikan

  • Istri Kedua Untuk Suami   Pilihan Allura

    Jujur saja seperti tidak ada pilihan yang tepat selain jawaban iya dari Allura karena memang itulah yang sekarang ada di hatinya. Rayan benar-benar mengagetkannya dengan lamaran yang mendadak ini dan mengatakan akan melakukan semuanya dalam waktu cepat, jika tidak ada yang sedang ditunggu-tunggu dan jika bisa.Saat ini hatinya benar-benar sedang berbunga-bunga karena Rayan akhirnya melamarnya dan mengatakan akan segera juga menyampaikan niat baiknya kepada keluarganya Allura di kampung.Seusai ke area panahan pun Rayan mengajak Allura ke tempat makan di kapal yang ada di tengah sungai tidak jauh dari tempat panahan itu. Allura masih dalam mode diam yang senang, tidak bisa merespon apapun yang sedang Rayan ingin lakukan dengannya.“Allura,” panggil Rayan sambil sedikit menepuk pundak Allura hingga gadis yang sudah mengetahui perasaannya juga tujuannya untuk masa depannya itu menoleh ke arahnya.Masih gugup, masih sangat gugup.

  • Istri Kedua Untuk Suami   Simbol Pengikat

    Sudah sejak ia bertemu Allura Rayan memikirkan banyak cara untuk memberi Allura sesuatu yang mengejutkan di kehidupan Allura.Ingin sekali Rayan selalu memberi kebahagiaan kepada Allura yang saat ini sedang menghiasi pikirannya di setiap malam yang kini selalu terasa panjang karena rindu.Seminggu sudah Rayan menyiapkan satu kejutan besar untuk Alluara. Harinya telah tiba, hari di mana Rayan akan memberi Allura sesuatu yang sepertinya akan terjalin seumur hidupnya, rencana Rayan.Semuanya Rayan lakukan sangat rahasia, karena Rayan ingin menjadi satu hal yang paling membahagiakan di hidup Allura. Rayan selalu berpikir itulah tujuannya kanapa dirinya selalu bernafas hingga saat ini.Rayan sudah janjian dengan Allura tiga hari yang lalu, ketika Rayan sudah yakin kalau kejutannya sudah siap.Kebetulan sekali Allura tertarik kepada panahan, Rayan mengajaknya ke tempat panahan yang berada di taman yang cukup indah, Taman Cornalia yang berte

  • Istri Kedua Untuk Suami   Kebetulan yang Menyenangkan

    Hari nampak mendung kebetulan yang sangat langka kembali terjadi, ini seakan pertemuannya yang pertama dengan Allura. namun kali ini tidak sama dengan kali pertama karena Rayan sudah banyak sekali mengetahui tentang kehidupan Allura dengan baik, bahkan dengan sangat baik. “Hay,” sapa Rayan kepapa Allura yang tengah berdiri seperti biasa menunggu bus yang tak kunjung datang. “Masih jadi misteri ya, Rayan.” Allura tiba-tiba mulai berkata namun terhenti setelah melihat wajahnya. Rayan bertanya, “Misteri, kenapa?” Allura malah tersenyum. “Ini … kenapa setiap mendung busnya telat datang, padahal kan semua orang kalau sudah mendung seperti ini pasti tergesa-gesa dan menjadi cepat kerena takut nanti hujan. Lah, coba lihat bus yang sekarang tidak ada di sini, ini sudah melanggar etika duniawi. Busnya malah telat datang. Aneh sekali, bukan?” tanya Allura kepada Rayan yang sangat tertawa karena Allura yang tidak seperti biasanya memikirkan hal ya

  • Istri Kedua Untuk Suami   Dia Siapa?

    Rayan dan Allura sudah jarang bertemu untuk jalan-jalan bersama semenjak keduanya fokus pada pekerjaan masing-masing. Namun, keduanya masih sempat mengirim kabar melalu pesan singkat ataupun telepon suara. Allura kini sudah bisa memaklumi kalau Rayan begitu sibuk dan kadang tidak membalas pesannya walaupun masih dengan sedikit rasa kesal karena terabaikan. Ia juga masih sering curhat perihal Rayan pada Jena. Tentu saja Jena sebagai wanita yang lebih berpengalaman dalam hal pacaran daripada Allura pun memberinya banyak saran dan masukan. Walau terkadang saran dari Jena itu agak melenceng dan berbau hal-hal dewasa, tetapi Allura bisa memilahnya. Ia juga paham bagaimana sifat sahabatnya yang satu itu.Allura sangat senang karena ia baru saja mendapatkan kenaikan gaji setelah bekerja begitu keras. Ia sangat ingin membagi kebahagiaannya itu bersama Rayan. Saat itulah muncul ide untuk memberi sang kekasih kejutan. Allura berniat untuk datang ke rumah Rayan tanpa sepengetahuannya. U

  • Istri Kedua Untuk Suami   Satai

    "Jen, tanganmu kok jadi kekar begini sih? Kamu sering olahraga, ya?" tanya Allura memandang ke arah bawah tempat ia mengambil biji popcornnya. Ia merasa takut ketika tangan itu bukanlah tangan putih susu milik Jena. Melainkan tangan dengan warna tone yang lebih gelap.Allura langsung mengarahkan pandangannya ke samping. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui pemilik tangan itu bukanlah Jena. Pemilik tangan itu langsung tersenyum lebar ketika Allura memandangnya dengan tatapan terkejut. Mungkin jantungnya sudah hampir copot saat itu."Apa kabar, sayang?" tanya Rayan dengan senyum yang masih mengembang."Uhuk uhuk!" Allura langsung tersedak popcorn yang baru saja ia telan. Bagaimana bisa teman kostnya berubah menjadi Rayan?"Hei, pelan-pelan kalau makan. Ini minumlah," Rayan menyodorkan minuman lemon tea yang sudah ia beli sebelum masuk ke bioskop. "Kalau makan juga jangan sambil berbicara, yang ada kamu akan tersedak seperti ini."'Astaga bisa-bisa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status