Share

Ayo Menikah Amore

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-08-23 17:16:16

"Aku meminta maaf, Amore," ucap Marvin dengan nada serak dan rendah, setelah dia mengganti pakaian dan begitu juga dengan Zelda.

"Aku bukan keponakan kandungmu, karena itu kan, kau melecehkanku?" cicit Zelda, menatap takut bercampur gugup pada Marvin.

Semuanya membaik akhir-akhir ini, tetapi karena kejadian 'itu, semua kembali buruk dan kelam. Andai waktu bisa diputar. Sungguh! Zelda tak ingin ikut dengan Marvin.

"Amore, tidak begitu." Marvin duduk di depan Zelda– di mana Zelda terduduk merenung di atas ranjang, memeluk lutut dengan air mata yang terus berjatuhan melintasi pipi. "Aku melakukan kesalahan padamu, dan aku meminta maaf," ucap Marvin dengan lembut dan tulus, mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Zelda.

"Aku tulus ingin menjagamu, kau satu-satunya keluargaku. Hanya kau dan aku, Amore," ucap Marvin lagi. Dalam hati dia mengumpat dan menggeram marah.

Sialan! Itu disebabkan oleh wanita jalang tadi.

Ketika dia pulang, Zelda tak ada di rumah. Dia terus menunggu namun yang datang malah seorang maid, mengantarkan minuman padanya dan berniat menggoda Marvin. Seumur hidup, baru kali ini ada maid jalang yang lolos masuk ke rumahnya.

Selama ini, bahkan tak ada perempuan yang berani terang-terangan menyukai Marvin. Dia terkenal dingin dan sadis, meskipun wajahnya rupawan tetapi banyak perempuan yang memilih menjauhinya. Mereka takut!

Baru jalang tadi yang dengan lancang menggoda dan bahkan menjebaknya.

Saat Marvin sadar dia dijebak, Marvin langsung masuk dalam kamarnya. Dia buru-buru berendam dengan air dingin untuk menghilangkan hasrat yang membakar dirinya. Hampir saja dia berhasil, perlahan rasa terbakar dalam dirinya menghilang– pikirannya mulai jernih dan debaran jantungnya mulai normal. Namun, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka– Zelda di sana, dalam keadaan basah kuyup dan terlihat menggiurkan.

Panas kembali dengan cepat menyebar ke tubuh Marvin. Hasratnya muncul dan bahkan lebih besar. Pikirannya kacau, tak melihat Zelda sebagai keponakannya– melainkan sesuatu yang nikmat untuk dikonsumsi.

"Maafkan aku, Amore …," serak Marvin kembali, setelah dia menjelaskan apa yang terjadi. "Aku memerintahkan mereka untuk tidak membiarkan siapapun masuk, Amore. Kenapa kau bisa masuk?" ucap Marvin kembali, perlahan menarik Zelda dalam dekapannya.

Zelda hanya diam ketika Marvin membawanya ke pelukan pria ini. Dia membiarkan tubunnya yang menggigil ketakutan di peluk oleh Marvin.

A--apa dia yang salah jika begitu? Seorang maid menghadangnya saat itu, tetapi Zelda yang nekat masuk dan enggan mendengarkan penjelasan maid itu. Tapi …--

"I--ini kamar Paman?" ucap Zelda dengan nada lirih dan pelan, tercekik di tenggorokan– lidahnya terlalu kaku untuk berbicara dan rasanya dia masih ketakutan walaupun Marvin sudah menjelaskannya.

"Humm."

"Kenapa-- kenapa … aku di sini?" gagap Zelda, kepalanya kacau dan dia sendiri sulit menyusun kalimat yang benar. Dia terlalu takut! Masa depannya hancur oleh pamannya sendiri. Lalu sekarang apa? 

Menuntut tanggung jawab? Tidak mungkin Zelda melakukannya. Dia ogah jika harus menikah dengan Pamannya sendiri. Wa--walaupun Marvin hanya adik angkat ayahnya. Tetap saja di mata Zelda pria ini pamannya dan sosok yang harus dia hormati seperti seorang keponakan pada paman.

Lagipula usia mereka terpaut jauh. Zelda masih berusia dua puluh satu tahun, sedangkan pria ini …- tiga puluh lima tahun. Usia mereka terpaut empat belas tahun! Tua sekali.

"Aku jarang di rumah, Zelda Amira. Dan … hampir tak pernah menginap. Karena itu, aku menempatkan-mu di sini. Ini kamar paling luas dan nyaman di rumah kita," jelas Marvin, mengelus dan mengusap lembut pucuk kepala Zelda.

'Ru--rumah kita katanya? Rumahku juga?'

"Aku akan bertanggung jawab, Amore. Aku akan menikahimu."

Deg deg deg

Zelda seketika menjauh dari Marvin, menatap kaget dan tak percaya dengan pria tersebut. Bagaimana bisa pria ini ingin menikahinya? Mereka paman dan keponakan!!

"Aku tidak mau!" Zelda menggeleng kuat dan meringsut ke kepala ranjang– menyilangkan tangan di depan dada sembari menatap muram bercampur takut pada Marvin, "ka--kau pamanku! Aku tidak mau menikah denganmu! Aku lebih baik pergi dari sini."

"Kau tidak bisa pergi dari sini." Tiba-tiba suara Marvin berubah dingin, "dan secepatnya kita akan menikah."

"Paman gila?!"

"Aku harus bertanggung jawab padamu."

"Tidak perlu! Aku--aku tidak butuh dan tak harus menikahiku," bantah Zelda.

"Apa yang akan kau jelaskan pada suamimu di masa depan kelak saat kau akan menyerahkan dirimu padanya? Kau akan mengatakan jika kau telah diperkosa oleh Pamanmu, begitu?!" desis dan geram Marvin, suaranya semakin dingin dan tatapan matanya berubah tajam. "Aku juga bukan paman kandungmu, kita tak ada ikatan darah, jadi kita sah-sah saja untuk menikah."

"Aku tidak mau. Aku lebih baik hidup sendiri dari pada menikah dengan pamanku sendiri." Zelda dengan keras kepala terus membantah. Bagaimanapun, dia tak ingin menikah dengan pria tua ini.

Sebenarnya usia tiga puluh lima tahun itu tidak tua, tetapi matang. Hanya saja, perbedaan usia mereka terlalu jauh! Zelda tidak mau!

"Hidup sendiri?" Marvin menaikkan sebelah alis, "agar kau bisa keluyuran sesukamu dan bebas pulang malam. Orang tuamu sering mengadukan kelakuan burukmu padaku. Jadi aku sangat tahu!"

Bohong! Bukan orang tua Zelda, karena Marvin tidak dekat dengan Zack. Tetapi, dia sendiri yang mengawasinya dari jauh. Ada rahasia antara Zelda, Zeck, dan Marvin!

Zelda seketika terdiam, dia termakan ucapan Marvin. 'Jadi Paman memang dekat dengan Ayah yah? Tapi jika mereka dekat, kenapa baru sekarang aku mengenalnya? Aneh dan mencurigakan.'

"Tapi usia kita sangat jauh. Aku ti--tidak mau menikah dengan Paman. Aku takut dikira simpananmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   ENDING

    "To--tolong," pekik Zelda cukup kuat, membuat Marvin menoleh ke arahnya–menatap intens pada Zelda, di mana Naura dan Allenra telah berada di pelukan Marvin. "Tolong jangan celakai mereka," cicit Zelda, suaranya tiba-tiba melemah–menatap memohon pada Marvin. Mata Zelda memerah, berair; ingin menangis sebab khawatir jika Marvin berniat buruk pada kedua darah dagingnya sendiri. Marvin membawa anak-anak tersebut dalam gendongannya, berjalan santai ke arah Zelda yang masih terikat di ranjang. "Maaf," ucap Marvin, berkata lirih dan pelan. Dia menurunkan anak-anaknya ke atas ranjang, lalu dia mendekati Zelda untuk melepas ikatan di tangan dan kaki Zelda. Setelah itu, tiba-tiba saja Marvin membawa Zelda dalam pelukannya–mendekap istrinya tersebut secara erat. "Maafkan aku, Amore," ucap Marvin dengan serak, bersamaan dengan air mata yang jatuh dari pelupuk. Pelukannya begitu erat, dia takut kehilangan perempuan ini. Melupakan pernikahannya dengan Zelda adalah hal buruk yang pernah Marvin

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Keluarga?

    "Marvin, tumben kamu datang ke apartemenku," ucap Nita, tersenyum manis pada Marvin. Dengan lebar dia membuka pintu, lalu mempersilahkan Marvin untuk masuk. 'Apa Marvin datang ke sini untuk menyetujui perjodohan kami? Dia setuju menikah denganku?' batin Nita, bertanya tanya dalam hati. "Aku datang untuk bertemu denganmu." Tanpa di persilahkan, Marvin duduk di salah satu sofa putih–ruang tengah apartemen. "Menemuiku? Ya, tapi untuk apa Marvin? Kita bertemu setiap hari di kantor. Dan … malam kamu ke sini?" Nita memicingkan mata, berpura-pura curiga serta waspada. Padahal dalam hati, dia suka kedatangan Marvin di sini. Dia berharap kedatangan Marvin ke sini untuk suatu hal yang manis. "Entahlah." Marvin menyender di sofa. "Tiba-tiba ada kilasan aneh yang muncul …-"Deg deg deg Nita menegang sejenak. "Aku menikah." Marvin melanjutkan, "tetapi aku tidak tahu siapa perempuan yang kunikahi. Aku hanya dekat denganmu selama ini. Apa …-" Marvin menggantungkan kalimat, mendongak–menatap i

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Amore Tidak Berbohong

    Zelda terdiam, menundukkan kepala untuk menghindar kontak mata dengan Marvin. Sejujurnya, dia sungguh kaget– dia baru tahu jika ZelMard adalah singkatan namanya dan Marvin. Cinta pria ini padanya memang tidak bisa diragukan. Namun, kondisi membuat Zelda memilih untuk tutup mata pada cinta Marvin. Cinta Marvin yang terlalu besar padanya membawa bahaya untuk anak-anak nya saat ini. Zelda tidak mau Marvin melenyapkan anak-anaknya sendiri. Zelda tersiksa dengan semua ini! 'Tuhan, bantulah aku!' pinta Zelda dalam batin, rasanya ingin menangis karena ketidak mampuannya untuk menghadapi masalah ini. "Kau mau tahu kondisi Neon sekarang?" tanya Marvin tiba-tiba, kembali bersuara dengan dingin– mencengkeram cukup kuat pipi Zelda, memaksa perempuan tersebut mendongak padanya. "Apa kau akan menangis jika melihat Kakak iparmu itu penuh luka dan dirantai dibalik jeruji besi?" Mata Zelda membelalak. Dia sempat khawatir karena Neon mendadak hilang. Sekarang, tambah khawatir setelah mendengar pe

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kembali Bertemu di Versi Baru

    "Bu Zelda, tamunya mengotot ingin menemui ibu," lapor seorang perempuan, sama mudanya dengan Zelda tetapi karena Zelda adalah bos-nya jadi dia memanggil Zelda dengan sebutan Ibu. "Haduh, siapa sih tamunya?" Zelda mengeluh sejenak, memijit kening karena pusing memikirkan pekerjaannya serta tamu yang mengotot menemuinya. Setelah tiga tahun berlalu, Zelda memilih membuka butik dengan nama brand MaRa. Meskipun sempat terpuruk karena buku desainnya dicuri oleh Nita, tetapi Zelda memilih bangkit kembali. Demi anak-anaknya! "Kamu suruh tamunya menemuiku di sini, Rati. Tolong," pinta Zelda dengan nada rendah dan pelan, menandakan kondisinya yang memang sudah sangat penat. "Baik, Bu." Rati-- asisten Zelda tersebut pamit, beranjak dari sana untuk memanggil tamu penting tersebut. Tak lama, pintu ruangan Zelda diketuk. Kanza mempersilahkan, menyeru, "Masuk," sembari Zelda masih fokus pada laptop– memperbaiki desainnya di sana. Tak tak tak'Suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan, Zel

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kehidupan Baru

    "Tuan Marvin kecelakaan, Nona." Zelda hanya bisa terdiam membisu di tempatnya, berada dalam sebuah apartemen yang merupakan milik Neon. Tadi malam itu mengerikan. Banyak pria berseragam hitam masuk dalam rumahnya– berniat membunuhnya. Untungnya Zelda bisa bela diri dan berhasil menyelamatkan diri, dia kabur dari rumah itu lalu di tengah jalan bertemu dengan Neon; pria ini lah yang menyelamatkannya.Zelda mengira jika paginya semua akan baik-baik saja, Marvin datang menjemputnya lalu mereka kembali ke kehidupan sedia kala. Namun-- "Kondisi Tuan sangat memprihatinkan dan kita tidak bisa menemuinya karena Maya menjaga ketat rumah sakit." "Aku paham, Paman," ucap Zelda pelan, menunduk untuk menyembunyikan air matanya. Padahal dia baru saja berbahagia dengan suaminya, tetapi masalah ini--'Maaf, Nona. Aku tidak bisa mengetakan jika Maya berniat membunuh Tuan Marvin. Aku takut keadaanmu memburuk, aku takut bayimu dan bayi Tuan kenapa-napa. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri untuk men

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Need You

    "Mereka siapa, Mas?" tanya Zelda setelah ketiga wanita itu pergi dari rumahnya. Aneh! Wanita yang memeluk Marvin saat itu ternyata mengenalnya. Perempuan itu bahkan tersenyum hangat pada Zelda. "Perempuan tua itu adik dari ibunya Zeck," jawab Marvin, berdiri dari sopa sembari menggandeng tangan istrinya, "lupakan mereka. Kau ingin makan bukan, Amore?" Zelda menganggukkan kepala. "Aku ingin makan. Ta--tapi Mas yang memasak. Aku sangat suka Amaranthus viridis buatan Mas Marvin," ucap Zelda malu-malu, mendongak dengan melayangkan tatapan mata bulat sempurna. "Apapun untukmu, Amore." Marvin tersenyum lembut, mengacak surai di pucuk kepala Zelda karena gemas dengan tatapan mata bulat sang istri. Ah, Zelda sangat menggemaskan. Semakin ke sini, sikap Zelda semakin manis. Zelda tidak lagi malu-malu atau merasa tidak nyaman ketika di dekatnya. Malah Zelda sudah berani memeluknya lebih dulu. Bagi Marvin itu sebuah peningkatan. Dia suka Zelda sudah mau dekat dengannya, dia suka Zelda manja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status