Noah teringat dengan panggilan dari Chloe yang terabaikan. Selama ini Chloe hanya mengirim pesan via email tanpa menghubungi via telpon sekalipun. Entah apa alasannya, Noah tidak terlalu ingin tahu. Cuma, Noah hanya sedikit khawatir jika ternyata menang Chloe sudah kembali.
"Harusnya aku senang jika Chloe kembali, tapi … rasa-rasanya aku tidak ingin lagi bertemu dengannya," kata Noah.
Sepanjang perjalanan pulang, Noah terus saja memikirkan tentan Chloe. Bukan tentang rindu, melainkan rasa kecewa dan sakit yang selama ini Noah kubur. Wanita yang harusnya Noah nikahi dengan tega berpamitan pergi meninggalkan satu putranya yang masih bayi.
Egois! Satu kata yang pantas dilontarkan untuk Chloe.
Ketika masih melamun sambil menyetir, Noah dikejutkan dengan getaran ponsel dari dalam saku. Ibu menelpon.<
Mereka sudah sampai di hunian Tuan Pablo dan Nyonya Elle. Terlihat begitu banyak tamu undangan yang datang. Josh dan sang istri sudah keluar lebih dulu, disusul dengan Noah dan Clara. "Ayo kita masuk," ajak Lily yang sudah menggandeng sanv suami. Sebelum ikut masuk, Clara meraih lengan Noah hingga tidak jadi melangkah. "Ada apa?" tanya Noah. Clara menggigit bibir dan memilin jemarinya. Wajahnya nampak bingung penuh keraguan. "Ada apa?" tanya Noah lagi. "Em, apa tidak apa jika kita masuk bersama?" tanya Clara. Kening Noah berkerut. "Memang kenapa?" Clara menatap sendu, semakin membuatnya begitu menggemaskan di mata Noah
Bab 27Acara bubar sekitar pukul sebelas malam. Karena arah menuju rumah tidak searah, Clara dan Noah memilih naik taksi online. Sementara Tuan rumah, kini sudah meninggalkan tempat pesta menuju kamar masing-masing.Setelah selesai berganti pakaian, Jack meninggalkan kamar. Ia turun menuju dapur saat merasakan tenggorokannya begitu kering. Sepanjang pesta berlangsung, Jack sama sekali tidak menikmati acaranya. Ia terus saja memikirkan Clara yang ternyata sudah menikah dengan Noah yang tak lain juga sahabatnya semasa kecil.Elle sebenarnya sedari tadi sudah mengamati kegelisahan Jack selama pesta berlangsung. Diam-diam Elle juga melihat cara Jack yang terus curi-curi pandang ke arah Clara.Elle berniat keluar dari kamar untuk menemui Jack. Elle lebih dulu memakai jubahnya untuk mengurangi hawa dingin, ke
Bab 28Semakin hari, Clara merasa hubungannya dengan Noah semakin terasa dekat. Obrolan dan gurauan bahkan kini semakin sering dilakukan. Setiap pagi, keduanya bahkan mulai sering bercanda dan tertawa. Noah yang selalu bermasalah dengan kancing kemeja dan dasi, kini sudah tidak lagi merasa kerepotan karena selalu dibantu Clara.Di sisi lain meninggalkan kedekatan Noah dan Clara, di negara asing di mana tinggal sekarang, Chloe nampak gelisah. Setelah mendapat kiriman sebuah video dari Mia. Saat acara sesi dansa dimulai, ternyata yang diam-diam merekam adalah Mia."Kenapa mereka semakin dekat?" cerocos Chloe sambil mondar mandir. "Aku tidak akan membiarkan mereka terus berdekatan," lanjutnya lagi.Chloe behenti mondar-mandir dan beralih melangkah ke arah ranjang. Dengan penuh emosi, Chloe menjambret ponse
Bab 29Sore harinya, Clara baru teringat kalau kalau besok harus datang ke butik sementara dirinya saat ini sudah mulai rutin bekerja. Di halte bus, Clara duduk menunggu taksi lewat sambil berpikir mencari cara supaya besok bisa datang di tempat keduanya."Aku lupa kalau aku kerja, jadi aku setuju saja saat ibu menyuruhku datang ke butik," kata Clara. "Kalau begini aku jadi tidak enak kalau tiba-tiba membatalkannya."Clara mendesis-desis sembari mengentak-hentakkan kakinya bergantian pada balok paving yang terpasang sepanjang jalan. Clara terus berpikir meski pada akhirnya tidak menemukan cara.Ponsel mati, mobil ada di bengkel. Sepertinya hari ini adalah kesialan untuk Clara. Clara lupa mengisi daya sejak semalam. Kalau tentang mobil, Clara tidak tahu kenapa sampai mo
Bab 30"Kau datang jam berapa, Clara?" tanya Lily.Pagi sekai, Clara sudah mendapat panggilan dari ibu mertuanya. Karena semalam pulang terlambat dan harus sedikit berdebat dengan Noah, Clara sampai lupa memberi kabar pada ibu mertuanya."Maaf, Bu. Aku lupa bilang kemarin," sahut Clara sambil menggigit bibir. "Aku lupa kalau seminggu ini aku sudah bekerja.""Oh ya?" Lily nampak terkejut. "Di mana?""Perusahaan Gelora Studio.""Gelora Studio? Sepertinya tidak asing," batin Lily."Jadi, kau tidak bisa datang?" tanya Lily.Clara jadi tidak enak hati pada ibu mertuanya."Bagaimana kalau nanti sore, setelah aku pulang?""Em, baiklah."Clara memutus panggilan. Ia menghela napaa kemudian memasukkan ponselnya ke dalam tas."Siapa yang telpon?" tanya Noah yang ternyata sedari tadi menguping dari atas ranjang. Noah baru saja bangun tidur."Ibu," sahut Clara.Clara lekaa berdiri lalu menjapit rambutnya sebelun beranjak menghampiri sang suami."Ada apa ibu menelpon pagi sekali?" tanya Noah lagi.
Bab 31Noah meeting sekitar pukul sembilan pagi. Sebelum berpindah ruangan bersama Betrand, Noah menyuruh Clara untuk tetap diam menunggu di ruangannya.Disuruh diam, itu hal yang sulit. Clara sedari tadi hanya mondar-mandir karena bingung harus bagaimana. Clara ingin menghubungi Jack, tapi seminggu ini dia belum sempat minta nomor Jack."Kalau begini aku harus bagaimana?" cerocos Clara masih sambil mondar-mandir.Beberapa kali Clara mendesis dan menggigiti ujung-ujung kukunya."Pasti Jack akan langsung memecatku," kata Clara lagi.Clara berdecak dan menghentakkan kaki sebelum kemudian duduk dengan wajah kesal."Dan lagi apa salahnya aku bekerja di tempat Jack. Kupikir Noah dan Jack teman.""Mereka memang berteman, tapi mereka tidaklah akur."Seseorang berkata membuat Clara berbalik badan. Kini, di hadapan Clara ada Angela yang sudah berdiri sambil membawa secangkir teh hangat untuknya. Clara masih diam karena bingung, sementara Angela mengulurkan secangkir teh yang ia bawa ke arah Cl
Bab 32Noah ikut masuk mengantar Clara masuk ke dalam butik. Noah hanya ingin memastikan kalau Clara benar-benar bertemu ibunya. Tidak lama setelah Noah dan Clara masuk, dari arah lain ibu terlihat berjalan mendekat sambil tersenyum."Aku kembali ke kantor," kata Noah.Clara mengangguk."Hai, Sayang," sapa Lily pada menantunya. Lily memberi kecupan di pipi Clara."Hai, Bu," balas Clara."Kau datang dengan Noah?" tanya Lily. Lily sempat melihat Noah saat berbicara dengan Clara tadi.Clara mengangguk."Shane! Bawakan dua minuman ke ruanganku!" perintah Lily pada karyawannya."Yes, Maam!" sahut Shane."Ayo masuk!" Lily mengajak Clara ke ruangannya. Sebuah ruang yang luas dengan berbagai macam-macam benda di dalamnya.Lily mengajak Clara duduk di sofa dekat dengan dinding kaca. Mereka duduk saling berhadapan dengan jarak sekitar lima puluh senti."Bukankah Noah harusnya di kantor? Kenapa bisa dia yang mengantarmu ke sini?" tanya Lily.Wajah Clara berubah datar karena teringat kembai denga
Bab 33Noah menolak saat Jack mengajaknya duduk. Noah tetap berdiri meski Jack sendiri sudah duduk. Tidak peduli ini sopan atau tidak, Noah tetap enggan untuk duduk di samping Jack."Ada apa? Sepertinya gawat, sampai kau tidak mau duduk?" tanya Jack.Sejujurnya Jack sudah merasa aneh saat Noah datang. Dan Jack perpikir ini pasti ada hubungannya dengan Clara yang tidak datang hari ini."Aku minta kau tidak usah mendekati Clara lagi," kata Noah.Benar saja, hal ini pasti menyangkut tentang Clara. Dengan santai dan tidak mau serius, Jack tersenyum. Ia berdiri sambil menelusukkan kedua tangan ke dalam saku celana."Clara bekerja di sini, tanpa mendekatipun kita akan saling bertemu dan bersapa," ujar Jack enteng. "Dan lagi, aku dan Clara teman lama. Tidak jadi masalah kan?"Noah sedang menahan rasa kesal melihat tingkah laku Jack yang seolah sedang memancing dirinya."Aku minta kau pecat Clara sekarang juga, dan