/ Romansa / Istri Konglomerat yang Dicampakkan / Bab 3 Orang-Orang Berhati Iblis

공유

Bab 3 Orang-Orang Berhati Iblis

작가: Dama Mei
last update 최신 업데이트: 2023-01-19 14:17:24

Rekaman CCTV yang diberikan asisten kepercayaan Wijaya itu membuat Gina bergidik ngeri.

Bagaimana bisa anaknya yang berusia 6 tahun itu diseret paksa oleh Andrea tanpa belas kasihan? Padahal, anaknya itu hanya ingin menemui Gina!

Yang paling mengerikan adalah tindakan Annie–sosok pengacara yang sedang naik daun itu. Dia melotot dan mengancam Sean untuk segera masuk. Berulang kali, wanita itu membentak “anak dari klien pentingnya”. 

Namun, Annie tak berhasil membuat Sean berubah pikiran.

Di satu titik, perempuan itu terlihat begitu marah, hingga melepas tangan Sean mendadak. Anak lelaki itu spontan jatuh ke depan karena tak bisa menjaga keseimbangan. 

Sean berguling maju jatuh dari atas ketinggian tangga di depan rumah besar kediaman Wijaya. Anaknya berguling tak berdaya dan terluka parah!

Dan Wijaya …. 

Meski pria itu marah pada Annie, tetapi itu hanya sebentar saja.

Begitu Annie mengingatkannya tentang poin di surat warisan mengenai kematian Sean, pria itu terdiam. Wijaya langsung panik membayangkan hartanya harus jatuh ke Gina bila Sean meninggal sebelum usia 17 tahun.

Pria mengerikan itu tidak berbuat apa-apa untuk pembunuh anaknya!

“Huek!” 

Gina mual setiap mengingat betapa kejamnya orang-orang yang terlibat dengan kematian Sean.

Dua hari ini, dia bahkan tidak bisa tidur, hingga lingkar matanya menghitam tak terkendali.

Setiap dia memejamkan mata, Gina seakan mendapati senyum Sean yang mengarah jelas padanya. 

Meskipun menangis, air mata Gina telah habis dan hanya menyisakan kepedihan di hatinya.

Dia tidak bisa hidup tanpa Sean. 

Tapi, mati begitu saja dan membiarkan orang-orang yang membunuh Sean bebas hidup bahagia, membuat Gina terusik. 

Setidaknya jika dia ingin mati, dia harus pastikan jika seluruh orang-orang biadab itu menderita!

“Nyonya … “ Emma–asisten Wijaya–tiba-tiba datang menghampiri Gina.

Di luar dugaan, dialah yang membantu Gina untuk bersembunyi.

Emma juga telah menceritakan perihal rencana Annie untuk membunuh Gina, sehingga Gina tak punya tempat aman di rumah keluarganya. 

Oleh sebab itu, Gina harus bersembunyi dan Emma bersedia membantu Gina.

“Kenapa, Em? Kenapa kamu membantuku?” tanya Gina, memeluk tubuhnya di bawah ranjang dengan penampilan menyedihkan.

Emma meletakkan sekotak makanan di meja, kemudian duduk bersimpuh di samping Gina.

“Saya hanya setia pada Nyonya,” jawab Emma, prihatin menatap Gina.

“Tapi, Wijaya amat mempercayaimu.”

Emma menggeleng. “Saya tidak punya pilihan karena dia yang menggaji saya. Tapi, saya bersedia menjadi agen ganda untuk Nyonya Gina.”

“Nyonya … “ Emma menyentuh pelan punggung tangan Gina. “Nyonya harus bangkit. Jangan biarkan orang-orang itu tertawa di atas penderitaan Nyonya.”

“Apa yang harus kulakukan, Em? Hidupku sudah berakhir tanpa Sean,” ucap Gina, nanar.

Dia tidak bohong. Bagi Gina, anaknya adalah segalanya. Ketiadaannya sama dengan vonis mati untuk Gina.

“Sebentar lagi, saya harus pergi  karena dalam dua jam pernikahan Tuan dan Andrea akan dilangsungkan,” pamit Emma, “Saya akan mengirim video pernikahan mereka pada Nyonya.”

“Untuk apa?” tanya Gina bingung.

“Supaya Nyonya mau mempertimbangkan saran saya.”

Emma benar-benar pergi kali ini setelah menunduk hormat dan pamit. 

Dia meninggalkan Gina yang kembali tenggelam dalam kesengsaraannya, hingga tak lama, ponsel Gina bergetar. 

Emma mengirimkan video pernikahan Wijaya dan Andrea. 

Dalam video itu, Gina bisa melihat Andrea yang berjalan menuju altar mengenakan gaun pengantin miliknya. 

Kemudian, Wijaya yang tampak bahagia menyambut sang istri baru, lalu berciuman penuh hasrat.

Tangan Gina gemetar hebat melihat prosesi pernikahan itu. Ulu hatinya nyeri, nafasnya tercekat, setelah tubuhnya mulai dikuasai kemarahan yang makin mendidih di ujung ubun-ubun. Ini tidak bisa dibiarkan. Gina tidak bisa membiarkan mereka semua tenang dan bahagia, sementara anaknya meninggal begitu saja.

“Halo, Em … “ Gina menghubungi Emma, “Bantu aku membalaskan dendam pada mereka semua.” 

*****

Tok, tok, tok!

Pintu kamar hotel tempat Gina bersembunyi tiba-tiba diketuk. 

Gina terkejut setengah mati, tetapi dia berusaha untuk tetap waspada. 

Dia meraih benda keras apapun yang bisa digunakan sebagai pertahanan diri–jaga-jaga jika Wijaya menemukan keberadaannya.

Gina tidak boleh terluka sebelum perang dimulai. 

Tok, tok, tok!

Pintu sekali lagi diketuk karena Gina tidak menyahut atau segera membukakan pintu. 

Gina hanya menempelkan daun telinganya di pintu–berharap bisa mendengar setitik suara untuk memastikan keadaan.

“Nyonya, ini aku, Emma!” Suara Emma terdengar lirih di balik pintu.

Ketegangan Gina seketika luntur. 

Tanpa menunggu lama, dia segera membuka pintu. 

Namun, yang dia temui tidak hanya Emma yang berdiri di sana–melainkan ada kedua orang tuanya yang sedang memandang ke arah Gina dengan mata sembab.

Wajah Leo Duran dan Eli Duran tampak begitu sedih dan tua beberapa tahun dari yang Gina ingat.

Eli, sang ibu bahkan langsung memeluk erat tubuh Gina sambil menangis keras. “Cucuku, Sean … “ isaknya. “Kenapa harus cucuku yang malang?”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
dendam seorang ibu karenaa anaknya terbunuh makin membara
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 160 Kebahagiaan Selamanya

    "Miss Gina?" Sari ternganga lebar, ketika dia membuka pintu depan dan sosok Gina sudah berdiri di sana dengan senyuman manis.Sari spontan memeluk Gina dan tangisnya pecah. "Ibu sangat merindukanmu, Gina! Kemana saja kamu setahun ini?"Gina balas memeluk Sari. Dia tidak bicara apapun, hanya tersenyum lega karena ternyata dia masih diterima cukup hangat di dalam keluarga Damian.Tasya muncul, dengan wajahnya yang kaget luar biasa. Tak menyangka Gina akan datang kembali ke rumahnya."Tasya, gimana kabarmu?" tegur Gina ramah.Tasya masih menganga, dengan mata mengerjap beberapa kali. "T-Tante Gina?" ucapnya terbata-bata. Gina berjalan mendekat. Lalu mendekap gadis yang kini tidak begitu kecil itu."Kamu sudah tambah besar, ya. Miss kangen sama Tasya," ucap Gina dalam dekapannya.Tidak ada reaksi yang keluar dari bibir Tasya. Tapi dia tidak menolak saat Gina memeluk erat tubuhnya. Yang dia lakukan hanya bergantian memandang Damian dan Sari, yang terus tersenyum haru."Tante Gina … " pang

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 159 Kesempatan Terakhir

    "Terima kasih sudah mengantarku, Dam," tukas Annie saat mobil Damian berhenti tepat di depan pintu masuk kantornya.Damian mengangguk. "Ibu sangat senang menjaga Sean, jadi kamu fokus saja pada kerjaanmu,"Annie tersipu senang. Seakan mereka berdua masih sebagai sepasang suami istri yang bahagia, apalagi dari perlakuan Damian padanya yang sangat sopan."Apakah kamu akan pulang telat hari ini?" tanya Annie. Tampak ragu untuk bicara, tapi dorongan di dalam dirinya kelewat kuat untuk bisa dicegah. "Maukah pulang bersama?" ajaknya.Damian hening beberapa detik. Untuk kemudian mengangguk. "Akan kuusahakan pulang cepat,"Annie berseru bahagia dalam hati. Sangat senang karena Damian menyambut baik segala usahanya untuk kembali dekat itu. Dia berusaha menampik kenyataan, bahwa Damian sedang tidak baik-baik saja.Dia tahu, Damian dan Gina batal menikah. Tapi Annie ingin menuruti egonya sendiri kali ini, karena dia tidak ingin kehilangan Damian untuk kedua kalinya.Sore harinya, Damian benar-be

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 158 Mimpi Buruk

    Hati Damian terasa amat nyeri, mendengar perkataan secara sepihak itu dari Gina. Bahkan ketika dia mencoba untuk menelan ludah, seperti ada yang mengganjal. Sesuatu yang sangat menyakitkan hingga membuat suaranya tercekat."Aku tidak ingin menjadi trauma untuk Tasya," lanjut Gina, sangat nekat meski suaranya sudah bergetar menahan tangis. "Dia adalah darah dagingmu. Sudah menjadi bagian dalam kehidupanmu. Mengabaikan pendapatnya dalam setiap keputusanmu, akan membuatnya trauma di masa depan,"Damian masih tidak menjawab. Hanya bola matanya yang terus bergetar. Kemudian pelan-pelan Gina melepaskan cincin berlian di jari manisnya, pemberian Damian. Dia serahkan kembali cincin itu, ke dalam genggaman tangan Damian yang terasa amat dingin."Aku menyayangimu, aku juga menyayangi Tasya. Tapi kebahagiaan kalian berdua bukanlah aku," isak Gina. "Aku tidak ingin menjadi mimpi buruk Tasya. Karena setiap kali melihatnya, selalu mengingatkanku akan Sean. Aku ingin menjadi kenangan manis untuknya

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 157 Mengejar Kebahagiaan

    Wijaya berulang kali mencuri pandang pada Gina yang duduk di samping kemudi mobilnya. Tampak wanita cantik itu terisak pelan, dengan kepala yang terus menghadap keluar jendela mobil.Wijaya ingin bertanya, tapi lidahnya kelu hingga menahan hasratnya untuk tidak mengeluarkan suara apapun. Dia tahu, Gina sedang terluka. Gina melihat dan mendengar dengan inderanya sendiri, bagaimana sang calon suami bercengkerama dengan si mantan istri."Gina? Sudah sampai," tukas Wijaya, ketika mobilnya berhenti di depan pintu masuk rumah Gina.Bahkan wanita itu juga tidak menyadari jika Wijaya sempat bertukar sapa dengan satpam rumahnya sebelum mobil itu masuk."Terimakasih, Jay," ucapnya pelan."Atas apa?""Karena mengantarku pulang," timpal Gina, dengan wajah lesu.Wijaya hanya diam, terus memandangi Gina dengan tatapan iba. Dia selalu memiliki titik lembut tersendiri di dalam hatinya, hanya untuk Gina.Lantas Gina–dengan gerakan lambat keluar dari dalam mobil Wijaya. Tanpa mengucapkan apapun lagi, w

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 156 Mempertahankan Hubungan

    Gina mengangguk. Lalu mereka berdua kembali kikuk berhadapan satu sama lain. Tak ada kata yang sanggup keluar dari bibir masing-masing, karena ada kesalahpahaman yang muncul di dalam otak Gina dan Damian. "Damian," panggil Rudi, yang baru saja tiba. Kemudian dia cukup terkejut melihat Gina, namun berusaha untuk hanya fokus pada Damian.Damian menyahut dengan senyuman. Sementara Rudi–beserta Irene, masih berdiri di depan Damian dengan ekspresi tegang. Tampak ada sesuatu yang mengganjal."Dam, maafkan Papa dan Mama," tukas Rudi tiba-tiba. Hingga membuat siapa saja yang ada di sana terkejut. "Papa dan Mama selama ini selalu bersikap tak adil padamu," lanjutnya.Bahkan Damian hingga tergagap karena tak menyangka akan mendapatkan ucapan maaf dari Rudi. "Papa … " Annie berkaca-kaca melihat sikap papanya. Dia tanpa sadar berjalan mendekati Damian dan Rudi. "Kenapa Pak Rudi … " Damian kehabisan kata-kata. Bahkan untuk sekedar tersenyum dan memandang Rudi pun dia tak sanggup. Semuanya sungg

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 155 Salah Paham

    “Jay?” panggil Gina.Wijaya hanya menautkan alis sebagai respon.“Bagaimana kamu tahu aku diculik disana?” tanya Gina.Wijaya lalu duduk lebih santai, menikmati perjalanan karena Emma pun juga mengemudi dengan kecepatan sedang.“Aku datang ke sekolah untuk mengajakmu pulang bersama. Tapi kamu malah naik mobil bersama seorang pria asing,” jelas Wijaya. “Kukira itu Damian, tapi aku hafal dengan mobilnya. Jadi aku bisa simpulkan bahwa itu bukan Damina,”“Lalu?” Gina sudah tidak sabar.“Aku membuntuti dari belakang. Saat sadar mobil itu masuk ke jalan yang sempit dan sepi, aku langsung menghubungi Emma,” lanjut Wijaya.“Tuan meminta saya menghubungi polisi. Jadi saya bersama polisi datang. Tapi kami tidak langsung menyergap, karena Tuan ingin mengatur strategi agar semuanya bisa tertangkap,” timpal Emma cukup detail. “Saya juga tidak menyangka, Steve yang menjadi dalang dibalik penculikan ini,” Dia menunduk, merasa menyesal juga bersalah. “Kenapa dia tiba-tiba menculik Nyonya?”Gina angka

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status