Share

Bab 2. Wanita Pengkhianat

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-11-11 14:47:25

Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi.

“Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya.

Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali.

“Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai.

Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan.

Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi.

“Om, Tante kalian lihat sendiri bagaimana putri kalian membuat aku malu? Sepertinya lebih baik rencana pernikahan aku dan Arumi di batalkan saja.” Tegas Daniel tanpa ragu.

Semua orang terkejut, terutama Arumi karena bagaimana bisa pernikahan yang sudah siap, beberapa hari lagi harus kandas begitu saja.

Sebisa mungkin Arumi membujuk Daniel, agar memikirkan lagi semua impian yang telah mereka ukir dan rancang bersama setelah merajut tali kasih dua tahun.

“Mas aku mohon, tolong pikirkan lagi kita sudah menyiapkan pernikahan sampai titik ini, bagaimana bisa kamu ingin membatalkannya?” Arumi berusaha membujuk. Ia berharap Daniel hanya sedang marah sesaat saja.

Namun perkataan-perkataan menohok terlontar di bibir Daniel terdengar pedas dan menyakitkan hati Arumi.

Dengan suara yang keras dan sangat lantang, Daniel mengatakan jika dia tidak Sudi menikahi wanita yang sudah kotor dan tanpa sungkan lagi pria itu meminta kompensasi pada Pak Harun, karena menurutnya Arumi lah yang bersalah telah mengkhianati dia.

Pak Harun tersentak kaget, saat Daniel benar-benar serius membatalkan pernikahan yang telah di sepakati oleh mereka. Sebagai seorang ayah, Harun menatap tajam Arumi dengan perasaan marah dan kecewa.

Hingga pria paruh baya itu tidak bisa lagi menahan emosi, dan melayangkan tangan kanannya tepat mendarat di pipi kanan Arumi.

Plak!

“Memalukan! Putri macam apa kau Arumi. Berani mencoreng nama ayah dan keluarga mu,” Hardik Pak Harun, dia benar-benar tidak bisa lagi mentolerir kesalahan putrinya yang begitu fatal.

Arumi menggelengkan kepala seraya menyeka air mata. Dan menyanggah semua tuduhan yang di lontarkan padanya.

“Ayah, maaf. Sungguh aku tidak bermaksud untuk mengkhianati atau membuat keluarga kita malu. Semalam Rania juga mengantarkan ku untuk beristirahat ke kamar mas Daniel, tapi entah kenapa aku malah masuk ke kamar yang salah.” Sesal Arumi, berharap semua orang percaya.

Mendengar namanya di sebut, Rania tak terima lalu ia membela diri di depan semua orang. Jika dia tidak tahu apa-apa. “Ka Arumi, maksudmu apa? Jangan kamu menyeret aku dengan kesalahan mu itu,” bentak Rania kesal, memasang wajah polos penuh kekecewaan.

Hati Arumi seolah tertusuk ribuan belati, saat ia merasa terpojok di depan semua. Malah adik tirinya juga tidak ingin membantu menjelaskan. Membuat ia semakin sedih.

“Aku tidak menyalahkanmu Rania, hanya saja tolong jelaskan pada mas Daniel dan ayah jika aku semalam..” Belum tuntas Arumi menjelaskan.

Lagi dan lagi Daniel kembali memotong perkataan Arumi, karena dia merasa sangat muak dan marah.

“Cukup Arumi, kau tidak perlu membela diri lagi. Atau pun menyalahkan orang lain untuk menutupi perbuatan nakal mu, mulai hari ini kita putus aku tidak ingin mempunyai seorang istri yang tidak bisa menjaga kehormatannya dan rencana pernikahan kita batal,” Tegas Daniel menatap jijik penampilan Arumi dari bawah kaki sampai ke ujung kepala yang sangat berantakan.

Perkataan Daniel seperti sebuah petir yang menggelegar, membuat semua tercengang terutama Arumi.

“Tidak mas, ku mohon dengarkan penjelasanku,” Arumi berusaha memohon, wajah cantiknya memelas berharap Daniel hanya emosi sesaat saja. Bagaimana bisa ia membayangkan saat orang-orang akan memandangnya dan keluarga, jika sampai rencana pernikahan mereka batal, setelah sembilan puluh persen sudah siap.

Pak Harun menggelengkan kepala, sebagai pengusaha yang baru kembali merintis bisnisnya lagi. Pria paruh baya itu benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana nanti image buruk keluarganya akan menjadi bulan-bulan para rekan bisnis, kerabat serta semua orang.

Membuat ia terpaksa mengambil sebuah keputusan yang berat untuk menyelesaikan masalah saat ini. Dengan memberi sebuah penawaran pada Daniel. Jika pernikahan itu harus tetap di langsung dengan pengantin wanitanya di ganti oleh putri tirinya. Bahkan dia berjanji akan memberikan sebagian saham atas nama Rania sebagai kado pernikahan mereka.

Tentu saja Daniel dan Rania terkejut, saat mendengar keputusan Pak Harun. Mereka saling menatap dan tersenyum tipis penuh arti.

Berbeda dengan Arumi, spontan ia memprotes keputusan sang ayah. Saat hari bahagianya harus di berikan pada Rania.

“Ayah! Apa yang ayah katakan? Bagaimana bisa posisiku di ganti oleh Rania,” Arumi tak terima, karena cintanya pada Daniel begitu besar.

“Diam kamu, ini semua tidak akan pernah terjadi jika bukan karena kesalahan mu, sebelum membuat malu lebih jauh lagi lebih baik kamu pergi dari rumah ini,” usir Pak Harun menunjuk ke arah pintu, dengan penuh rasa kecewa dan amarah yang menyelimuti dirinya.

Arumi menangis, selain Daniel yang tidak mempercayai dia bahkan ayahnya sendiri, kini sudah berubah membuat ia tak punya alasan untuk tetap bertahan di rumah.

“Ayah mengusirku? Baik, jika itu membuat ayah tenang. Maafkan aku,” Arumi menggelengkan kepala dan tak habis pikir lalu berlari keluar seraya menyeka air mata yang tak henti-hentinya mengalir deras.

Setelah putrinya benar-benar menghilang dari pandangan, seketika jantung Pak Harun terasa sakit sampai hampir terjatuh.

“Ayah! Ayah kenapa?” Rania dan ibunya segera menghampiri, ibu dan anak itu terlihat seolah-olah cemas dan panik begitu juga dengan Daniel. Mereka segera membawa pria paruh baya itu ke rumah sakit. Setelah Arumi benar-benar pergi.

Hujan deras mengguyur, kedua kaki Arumi terus berjalan dan melangkah meskipun tanpa arah dan tujuan kemana ia harus pergi. Dengan hanya membawa satu stel pakaian yang hanya di pakai saat ini.

Satu-satunya orang yang menjadi tempat berlindung, sang ayah kini lebih banyak berubah setelah memiliki keluarga baru.

Pikiran Arumi benar-benar kacau, hatinya meradang. Mengingat dirinya sudah tak suci lagi. Dan di usir dari rumah sendiri membuatnya tak bisa menahan kekecewaan atas nestapa yang menimpa.

Seketika tubuh Arumi melemas dan terjatuh tepat di bawah tanah. “Kenapa? Kenapa semuanya harus menjadi seperti ini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
July Elly
ceritanya seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 170 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

    Dewa memijat kening, sungguh selama ini dirinya merasa sangat bodoh karena telah tertipu oleh wanita yang begitu manipulatif seperti Laura. Nyonya Retha dan Oma Rima bernafas lega, saat melihat Laura dan Adrian telah di bawa oleh orang-orang mereka agar segera di proses. Excel menatap mommy dan Dady, meskipun jagoan kecil yang tidak mengerti tentang urusan orang dewasa tadi tapi ada senyuman bahagia di wajah lucunya lalu ia yang berada di dekat kedua orang tuanya pun bertanya. "Mommy! Apa benal paman tampan ini adalah Dady ku?" Celoteh Excel dengan nada cadel-nya sembari memegang kedua tangan kedua orang tuanya. Seketika wajah Arumi terdiam, dia masih marah pada Dewa. Akan tetapi setelah melihat bukti dan mengetahui kebenarannya membuat hatinya perlahan menjadi luluh. "Jagoan kecil! mulai sekarang jangan panggil lagi paman oke, karena kamu adalah pura Dady nak, maaf jika selama ini Dady tidak menjaga mommy dan kamu dengan baik," sesal Dewa yang perlahan berjongkok lalu memeluk da

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 169 Sebuah Tabir Yang Terungkap

    Arumi terlihat dilema, setelah dia mengetahui semua kebenarannya tentang malam itu. Yang ternyata ulah Laura. "Jangan kembali lagi pada pria seperti Dewa. Dia hanya mencintai Laura. Dan kamu tidak akan bahagia," Adrian kembali mengingatkan. Tentu saja Dewa semakin marah dengan sikap Adrian yang terlalu ikut campur dalam hubungannya dengan Arumi. Sampai Dewa kehilangan kendali, lalu kembali melayangkan tangannya yang mendarat tepat di wajah lawan bicaranya itu.BLUGH!"Diam kau Adrian! Simpan omong kosong mu itu," Geram Dewa. Sampai membuat Adrian kembali terjatuh tersungkur ke bawah lantai. Semua orang di sana terkejut, tak ingin sampai Dewa semakin murka dengan cepatnya Doni memghampiri dan berusaha mengingatkan bosnya. "Tuan, tenanglah, jaga jangan sampai image anda terlihat buruk oleh semua orang, terutama nyonya Arumi," bisik Doni mengingatkan. Dewa berusaha menahan diri, dan Oma Rima juga menegurnya. "Dewa tenanglah, dan kamu nak Adrian berhentilah berharap pada Arumi. Dia ma

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 168 Beri Aku Kesempatan Lagi

    Kata-kata sindiran Dewa seolah menjadi sebuah belati tajam untuk hati Adrian, yang sebenarnya apa yang telah dia lakukan itu memang salah karena rasa cintanya yang begitu besar pada Arumi. Tak ingin mengelak lagi, Kini Adrian pun membalas kata-kata Dewa dengan penuh kepercayaan diri. "Heh! jika aku salah telah membantu Arumi agar jauh dari orang-orang toxic seperti mu," Decih Adrian dengan suara yang santai. Darah Dewa mendidih, saat mendengar kata-kata Adrian yang menyulut emosinya. Hingga membuat lelaki tampan itu menghampiri lalu meraih dan menarik kerah Adrian dengan sangat keras. Membuat Arumi kaget begitu juga dengan Excel. "Lancang sekali kau berbicara seperti itu padaku Adrian? tahu apa kau tentang aku dan istri ku!" Hardik Dewa yang sudah tidak ingin mentolerir sikap rekan bisnisnya itu. Arumi terlihat cemas dan panik, sampai dia berusaha melerai keduanya. Karena tidak ingin ada sesuatu hal yang terjadi apa lagi sampai ada yang terluka. "Cukup mas Dewa! oke, aku

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 167 Berhenti Bersandiwara

    "Apa! kamu bilang suster, tuan Dewa? kalian pergi ke sana?" Arumi tercengang saat baru tahu jika putranya itu entah sebuah kebetulan atau memang sengaja mencari tahu tentang Dady-nya tanpa sepengetahuan dirinya. "Iya nyonya, maaf. saya telah berbohong tadi hanya tidak tega saja melihat den Excel meminta untuk main ke rumah nenek buyut temanya," sesal sang baby sister dengan wajah yang tertunduk. Arumi menghela nafas jengah, saat mendengar kenyataan yang baru saja dia ketahui hari, dia terlihat cemas dan panik katena tidak ingin jika Dewa sampai mengetahui keberadaan mereka terutama Excel. "Arumi! apa kamu tidak apa-apa?" tanya Adrian yang ikut cemas saat melihat wajah Arumi yang terlihat sangat pucat. Arumi tersadar dari lamunannya, lalu menjawab jika dia sangat takut jika sampai Dewa mengetahui tentang Excel, mengingat perjanjian mereka berdua saat menikah. Dewa berhak mengambil hak asuh putra mereka. Tapi sebagai seorang ibu, meskipun Arumi bukan istri yang Dewa ingin

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 166 Aku Sangat Mencintai Mu Arumi

    Melihat cucunya begitu bersemangat, Oma Rima menatap penuh harap punggung Dewa yang perlahan semakin menjauh dari pandanganya. Dalam hatinya kembali ada secercah harapan jika rumahnya akan kembali hangat seperti dulu. "Semoga Dewa berhasil meminta maaf dan membujuk Arumi, agar mau pulang lagi," gumam Oma Rima. Mendengar perkataan ibunya, Nyonya Margaretha datang menghampiri lalu dia mengatakan beberapa pendapatnya yang menohok. "Ck, ibu ini kenapa begitu yakin jika anak itu milik Dewa? sekaligus dia hamil pun Belum tentu darah daging Dewa. Siapa tahu Arumi selingkuh," Cibir Nyonya Retha sembari memutar kedua bola mata malasnya. Oma Rima mendelik, saat menerima celaan dari putrinya. Bahkan dia menegur agar putrinya itu menjaga ucapan dan yang penting dia meminta sebagai seorang ibu dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putranya. "Akh ibu ini aku bosen Mendengarnya, menurut ku tetap Laura yang terbaik untuk Dewa." Ucap Retha yang terkekeh dengan pendiriannya.

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 165 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan Lagi

    Arumi terlihat kebingungan, saat jagoan kecilnya terus menuntut jawaban tentang Dady kandungnya. "Astaga! apa yang harus aku katakan? jika Excel tahu jika mas Dewa tidak menginginkan aku dan dia pasti akan sangat sedih," Lirih Arumi dengan hati yang sangat dilema. Bahkan ia terlihat beberapa kali menghela nafas berat, sampai suster Rhini yang sudah mengikuti cukup lama begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Arumi dan ayahnya Excel, tapi sebagai pengasuh ia tidak berani dan tidak mau lancang untuk bertanya tentang masalah pribadi majikanya. "Momy! kenapa masih tidak menjawab? apa mommy tega melihat aku tidak punya Dady? jika momy dan Dady ada masalah cepat selesaikan, karena aku pingin ketemu Dady," Excel menangis, dia sengaja ingin mencari tahu informasi. Arumi benar-benar tidak tega, saat melihat Excel sangat ingin tahu, tapi baginya ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan dan dia sengaja berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mer

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 164 Paman Tampan

    "Ssttt! jangan bersuara dulu, aku melihat Dewa ada di sini?" Bisik Adrian sembari mendaratkan tangannya di bibir Arumi. Mendengar perkataan Adrian, tentu saja Arumi sangat kaget sampai hampir tak percaya, karena bagaimana bisa lelaki yang pernah dia cintai itu bisa ada di rumah sakit. "Mas Dewa! bagaimana bisa dia ada di sini? apa ada seseorang yang dia temui?" Arumi sangat penasaran saat melihat Dewa yang sudah pergi keluar dari pintu utama. Adrian yang tidak suka saat Arumi membahas tentang Dewa. Dia berusaha mencoba untuk mengalihkan perhatian untuk segera menemui Excel yang sudah ada di ruangan rawat VIP. Arumi yang begitu mencemaskan jagoan kecilnya, tanpa banyak berpikir lagi kini dia pun segera pergi ke ruangan di mana Excel berada. Berharap tidak ada hal yang serius terjadi. Setelah berjalan menyusuri lobi beberapa menit, Arumi akhirnya sampai ke ruangan yang di cari dia sedikit terkejut karena ruang rawat itu biasanya di khususkan untuk para orang kaya. Suster

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 163 Tak Ingin Kehilangan Lagi

    Suster Rini tersontak kaget, saat mendengar suara majikannya. Sampai nafasnya seolah tercekat di tenggorokannya karena saking bingung harus menjawab apa. "Suster Rini! apa kamu masih mendengar ku?" tanya Arumi yang kedua kalinya untuk memastikan. Suster Rini menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Baru saja wanita berseragam serba pink itu akan menjawab. Tiba -tiba saja tak sengaja Arumi mendengar suara khas pria yang begitu familiar di telinganya. "Sus! kenapa kamu tidak bilang kalau Excel ternyata punya alergi seafood?" Dewa melontarkan satu pertanyaan dengan nada tinggi. Kebetulan Arumi yang masih menunggu baby sister kepercayaannya dia sangat terkejut saat mendengar suara yang khas dan sangat familiar, membuatnya seketika mematung. Rhini menelan saliva beberapa kali, bibirnya seolah merasa terkunci saat pria yang ada di depannya menegur. "Ma-maaf tuan, saya juga sebagai pengasuh den Excel benar-benar baru tahu ternyata dia punya alergi dan nyonya tidak p

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 162 Sama-sama Alergi

    Oma Rima sangat terkejut, saat mendengar kabar jika ibu dari anak kecil yang begitu mirip dengan Dewa adalah putri dari cucu mantu yang sudah dia cari selama ini. "Rudi! kamu tidak berbohong kan? dari mana kamu dapat info itu?" Oma Rima memastikan karena dia tidak ingin jika sampai salah dengar. ¹ddfd Dan tentu saja Rudi tidak pernah memberikan informasi tanpa menemukan bukti lebih akurat dulu. "Nyonya, ini adalah data anak kecil tadi di dapat dari taman kanak-kanaknya," Jelas Rudi Sembari menyodorkan sebuah map yang berhasil dia dapatkan dari salah satu wali di sekolah bergensi itu. Oma Rima meraih dan membaca kembali isi laporan tentang indentitas Excel, jantungnya berdegup sangat kencang, perasaannya campur aduk antara terharu dan senang. "Jadi anak itu benar-benar putra Arumi? kemungkinan dia bisa jadi putra Dewa, Rudi cepat aku ingin info yang lebih akurat, ambil sampel DNA Excel," Titah Oma Rima dengan nada yang penuh penekanan. "Baik nyonya, saya akan segera menyu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status